Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel, 2007

 

KEANEKARAGAMAN MUSUH ALAMI LALAT BUAH BACTROCERA DORSALIS HENDEL (DIPTERA : TEPHRITIDAE) PADA TANAMAN CABAI Annie P.S., Agus N., Ngatimin SN, dan Zulfitriany D.M. Jurusan Hama dan Penyakit UNHAS

ABSTRAK Penelitian keanekaragaman musuh alami telah dilakukan di (1) di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar dan (2) di kebun petani di Kelurahan Terusan Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Musuh alami lalatbuah yang terdapat di kedua lokasi tersebut dikumpulkan melalui pemasangan perangkap, D-Vac, pengamatan langsung dan penangkapan dengan jaring dan penggunaan perangkap lubang jebakan (pitfall trap) dan perangkap papan jebakan (board trap), Predator yang ditemukan memangsa B. dorsalis adalah Pheidologeton spp., Pheidole spp., Anoplolepis longipes, Solenopsis sp., Lasius sp. dan Dorylus sp. (Hymenoptera : Formicidae). Selain itu terdapat pula predator dari kelompok belalang, yaitu Stagmomantis carolina Say., Creobater sp. (Orthoptera : Mantidae) dan cecopet Euborellia annulipes Lucas (Dermaptera : Carcinophoridae). Parasitoid yang ditemukan memarasit B. dorsalis adalah Opius spp. (Hymenoptera : Braconidae), Tetrastichus sp. (Hymenoptera : Eulophidae) dan Dirhinus sp. (Hymenoptera : Chalcididae). Ketiganya memarasit larva, pra-pupa dan pupa. Tetrastichus sp. ditemukan pada perangkap papan warna kuning, sedangkan Dirhinus ditemukan pada perangkap D-Vac. Kata kunci: Musuh alami, B. dorsalis, Cabai

PENDAHULUAN Cabai merupakan salah satu jenis sayuran penting, karena mempunyai potensi sebagai sumber devisa negara dan memiliki nilai gizi yang penting. Dikemukakan bahwa tiap 100g cabai merah mengandung 32,0 kalori, 0,5g protein, 0,3g karbohidrat, 470IU vitamin A, 0,05mg thiamin, 0,90mg niacin dan 18mg asam askorbat (Knot dan Deanon, 1967). Salah satu jenis hama utama cabai adalah lalatbuah Bactrocera dorsalis Hendel (Diptera : Tephritidae). Hama tersebut bersifat polifag dan menyerang tanaman sayuran dan buah-buahan. Hama ini termasuk kelompok serangga pemakan daging buah inangnya, sehingga menyebabkan kerugian hasil baik kuantitas maupun kualitas. Lalatbuah menyebabkan buah busuk, salah bentuk dan gugur sebelum waktunya atau buah memperlihatkan warna kehitaman dan mengeras (Bateman, 1972; Setiadi, 1987; Pracaya, 1983). Pada tahun 2002 serangan lalatbuah telah menggagalkan rencana ekspor buah mangga ke Jepang akibat tingkat kerusakan buah yang mencapai 60%. Dalam usaha menanggulangi permasalahan akibat serangan lalatbuah pada cabai, petani telah melakukan pengendalian secara fisik antara lain memasang perangkap berperekat di pertanaman dan pengasapan. Tetapi usaha itu hanya dapat dilakukan untuk lahan yang relatif sempit. Cara pengendalian lainnya adalah dengan menggunakan insektisida, tapi cara pengendalian tersebut dapat menyebabkan hama menjadi resisten terhadap insektisida, terjadinya resurgensi, munculnya hama sekunder, residu insektisida dalam buah yang membahayakan bagi konsumen, dan terjadinya pencemaran bagi lingkungan.

18

Anni P.S. et al.: Keanekaragaman Musuh Alami Lalat Buah Bactrocera dorsalis Hendel

Berdasarkan permasalahan dan fakta yang telah diuraikan sebelumnya, maka perlu diadakan suatu kajian tentang keanekaragaman musuh alami (parasitoid dan predator) dari lalatbuah di pertanaman cabai. Tujuan penelitian untuk mengetahui musuh alami (parasitoid, predator) yang berpotensi mengelola populasi B. dorsalis dalam agroekosistem tanaman cabai. Dengan mengetahui parasitoid dan predator yang berpotensi dalam menekan populasi hama B. dorsalis yang terdapat dalam agroekosistem cabai, maka agens tersebut dapat dimanipulasi agar lebih efektif mengendalikan hama khususnya B. dorsalis pada pertanaman cabai.

METODE PENELITIAN Penelitian berbentuk percobaan dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Waktu penelitian berlangsung pada Juni–Agustus 2006; Inventarisasi dan identifikasi musuh alami lalatbuah Penelitian dilakukan di dua lokasi, yaitu (1) di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar dan (2) di kebun petani di Kelurahan Terusan Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Pertanaman cabai dalam Kebun Percobaan di Makassar dikelola sendiri seluas 200m2. Kebun ditanami cabai besar varietas Tombak dengan jarak tanam 50×40cm. Musuh alami lalatbuah yang terdapat di kedua lokasi tersebut dikumpulkan melalui pemasangan perangkap, pengamatan langsung dan penangkapan dengan jaring. Waktu pengumpulan musuh alami tersebut berbeda pada kedua lokasi penelitian, yaitu di Kebun Percobaan di Makassar dilakukan pada saat tanaman cabai berumur 60−102 hari setelah tanam (HST), sedangkan di kebun petani di Jeneponto saat tanaman berumur 74−102 HST. Musuh alami (predator) yang menghuni permukaan tanah dikumpulkan dengan menggunakan perangkap lubang jebakan (pitfall trap) dan perangkap papan jebakan (board trap), D-Vac, jaring digunakan untuk menangkap arthropoda musuh alami penghuni tajuk. Predator yang tertangkap diidentifikasi sesuai kunci identifikasi yang dikemukakan Borror, DeLong dan Triplehorn (2000); Shepard, Barrion dan Litsinger (1987) dan Bolton (1997) dan dengan membandingkannya dengan ciri serta gambar yang ada pada pustaka (Kalshoven, 1981). Untuk predator golongan semut digunakan kunci identifikasi yang dikemukakan oleh Bolton (1997). Parasitoid dikumpulkan juga dari hasil tangkapan D-Vac dan tangkapan jaring dan dari buah cabai dan belimbing yang terinfestasi oleh lalatbuah yang dipelihara dalam wadah plastik sampai keluar imago lalatbuah atau parasitoid. Parasitoid yang muncul kemudian diidentifikasi dengan kunci identifikasi (Gauld, 1991 dalam Natural History Museum, 1994) dan membandingkannya dengan ciri dan gambar yang terdapat dalam pustaka (Clausen, 1965).

HASIL DAN PEMBAHASAN Inventarisasi dan identifikasi musuh alami lalatbuah Penelitian lapang yang menyangkut survei terhadap musuh alami lalatbuah B. dorsalis menunjukkan bahwa jenis musuh alami yang ditemukan di Makassar hampir sama dengan yang ditemukan di Jeneponto. Spesies musuh alami pada kedua lokasi serta daya parasitoid dan kemampuan memangsanya dapat dilihat pada tabel berikut.

19

Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel, 2007

 

Tabel 1. Spesies parasitoid dan predator yang ditemukan di Makassar Spesies Opius spp. (Hymenoptera:Braconidae) Tetrastichus spp. (Hymenoptera:Eulophidae) Pheidole spp. (Hymenoptera:Formicidae) Anoplolephis sp. (Hymenoptera:Formicidae) Lasius sp. (Hymenoptera:Formicidae) Dorylus sp. (Hymenoptera:Formicidae) Euborellia annulipes (Dermaptera:Carcinophoridae) Stagmomantis carolina (Orthoptera:Mantidae)

Tingkat Parasitasi / Kemampuan Memangsa 4,08-4,87% belum diketahui 3,3 ekor larva III jam-1 0,4 ekor larva III jam-1 0,7 ekor larva III jam-1 0,5-2 ekor larva III jam-1 2,0 ekor larva III jam-1 3,0 ekor larva III jam-1

Parasitoid Opius spp. adalah parasitoid endoparasit soliter, memarasit larva, pupa dan muncul pada stadia pupa. Parasit diperkirakan masuk memarasit telur atau larva instar awal B. dorsalis dalam jaringan buah cabai dan berkembang mengikuti perkembangan B. dorsalis sampai masa pupa, kemudian pada akhir pupasi, imago parasitoid akan keluar sebagai individu baru dari pupa inangnya. Menurut Shepard dkk. (1987), imago Opius spp. akan keluar dalam waktu 7–9 hari dari pupa dan mampu bertahan hidup 3–4 hari. Tetrastichus sp. endoparasit pada telur, larva, pupa dan Dirhinus sp. adalah juga endoparasit larva dan pupa B. dorsalis. Wharton dan Gilstrap (1983) melaporkan bahwa Opius spp., Tetrastichus sp. dan Dirhinus sp. merupakan parasitoid pada B. dorsalis. Pheidologeton spp. adalah semut yang memiliki koloni yang cukup besar (± 9mm) dengan kepala yang lebih besar dari tubuhnya. Memiliki antena yang berbentuk gada yang kompak. Spesies semut tersebut bersarang di tanah-tanah kering yang sekitarnya terdapat akar-akar kayu lapuk. Pheidole spp. adalah semut yang berwarna merah hati, bercapit besar yang ditemukan di Makassar. Semut tersebut tertangkap dalam populasi rendah di Makassar, hal ini disebabkan semut itu lebih banyak mencari makanan di sekitar sarangnya yaitu di kayu lapuk, rerumputan dan di batang bawah tanaman pisang. Hasil uji kemampuan memangsanya cukup tinggi yaitu 3,3 ekor per jam. Semut A. longipes, Lasius sp. adalah semut yang dapat ditemukan di manamana baik di tajuk maupun di permukaan tanah. Semut itu memakan embun madu yang dihasilkan oleh beberapa jenis kutu daun dan wereng (Kalshoven, 1981).

20

Anni P.S. et al.: Keanekaragaman Musuh Alami Lalat Buah Bactrocera dorsalis Hendel

Tabel 2. Spesies parasitoid dan predator yang ditemukan di Jeneponto Spesies Opius spp. (Hymenoptera:Braconidae) Tetrastichus spp. (Hymenoptera:Eulophidae) Dirhinus sp. (Hymenoptera:Chacididae) Pheidologeton spp. (Hymenoptera:Mymacinae) Pheidole spp. (Hymenoptera:Formicidae) Anoplolephis sp. (Hymenoptera:Formicidae) Solenopsis sp. (Hymenoptera:Formicidae) Dorylus sp. (Hymenoptera:Formicidae) Creobater sp. (Orthoptera:Mantidae)

Tingkat Parasitasi / Kemampuan Memangsa 4,08-4,87% belum diketahui belum diketahui 0,4 ekor larva III jam-1 3,3 ekor larva III jam-1 0,4 ekor larva III jam-1 0,5 ekor larva III jam-1 0,5-2 ekor larva III jam-1 2,0 ekor imago III jam-1

Dorylus sp. adalah golongan semut yang bersifat scavenger tetapi kadangkadang pula memangsa serangga yang terdapat di permukaan tanah termasuk pupa ataupun stadia serangga lainnya yang terdapat di tanah. Creobacter dan S. carolina adalah kelompok walang sembah yang memangsa berbagai jenis serangga. Dalam percobaan ini walang sembah dapat memangsa larva dan imago B. dorsalis dengan kemampuan memangsa yang cukup banyak yaitu 2–3 ekor per jam. Cecopet E. annulipes ditemukan di dalam buah cabai dan belimbing yang jatuh ke tanah. Warnanya hitam, mempunyai sepasang penjapit yang menyerupai tang pada ujung abdomen. Serangga predator tersebut ditemukan memakan larva dalam buah yang jatuh di tanah.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Spesies musuh alami utama yang ditemukan pada agroekosistem cabai adalah parasitoid larvapupa Opius spp. (Hymenoptera : Braconidae), Tetrastichus sp. (Hymenoptera : Eulophidae) dan Dirhinus sp. (Hymenoptera : Chalcididae). Dari predator yang ditemukan, terdapat enam kelompok semut (Hymenoptera : Formicidae) yaitu Pheidologeton spp., Pheidole spp., Anoplolephis sp., Solenopsis sp., Dorylus sp. dan Lasius sp.; dua kelompok belalang (Orthoptera : Mantidae) yaitu Stagmomantis carolina Say. dan Creobater sp. serta satu jenis cecopet yakni Euborellia annulipes Lucas. Saran Perlu dilakukan kajian lanjutan pada parasitoid Tetrastichus sp. dan Dirhinus sp. dalam usaha pemanfaatannya sebagai agens hayati B. dorsalis.

21

Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel, 2007

 

DAFTAR PUSTAKA Bateman, M.A. 1972. The ecology of fruit flies. Ann. Rev. Entomol. 17:439–579. Bolton, B. 1997. Identification Guide to the Ant Genera of the World. Harvard University Press, London. 222h. Borror, D.J., D.A. DeLong dan C.A. Triplehorn. 1976. An Introduction to the Study of Insects. Holt, Rinehart and Winston. 852h. Clausen, C.P. 1965. Entomophageous Insects. McGraw-Hill, New York. 404h. Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. (direvisi oleh P.A. van der Laan). PT Ichtiar Baru – van Hoeve, Jakarta. 701h. Kranz, J., H. Schmutterer dan W. Koch. 1977. Diseases, Pests and Weeds in the Tropical Crops. John Wiley & Sons, New York. 666h. Knot, J.E. dan J.R. Deanon Jr. (penyunting). 1967. Vegetable Production in Southeast Asia. University of the Philippines, College of Agriculture, Los Baños. Natural History Museum. 1994. Taxonomy and Biology of Parasitic Hymenoptera. University of London, London. Papulung, A., N. Agus, Ridwan dan S.N.A. Ngatimin. 2004. Kajian Musuh Alami Lalat Buah Bactrocera dorsalis Hendel (Diptera : Tephritidae) dan Usaha Pemanfaatannya Sebagai Komponen PHT Tanaman Cabai. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin, Makassar. Shepard, B.M., A.T. Barrion dan J.A. Litsinger. 1987. Serangga-serangga, laba-laba dan patogen yang membantu. (terjemahan K. Untung dan S. Wiryosuharjo). IRRI, Los Baños. 138h. Triphleron, 2000. Flowering plants host of adult Hymenopteran parasitoid of Central Illinois. Ann. Entomol. Soc. Am. 93:580–588.

22

Anni P.S. et al.: Keanekaragaman Musuh Alami Lalat Buah Bactrocera dorsalis Hendel

                 

23

   

Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel, 2007

2

 

4-Annie-PEI-07-18-22.pdf

Sign in. Loading… Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Whoops! There was a problem previewing this document. Retrying.

191KB Sizes 8 Downloads 188 Views

Recommend Documents

No documents