BEDAH KISI-KISI UN BAHASA INDONESIA SMK 2016 BESERTA PENJABARAN KISI-KISI MEMBACA NONSASTRA A. Memaknai Kata/Istilah Kesalahan penggunaan kata-kata atau istilah akan penimbulkan penafsiran yang berbeda. Katakata atau istilah yang digunakan dapat berupa kata baku, kata bersinonim, kata berantonim, kata bermakna konotasi, dan kata yang mengalami perubahan makna. Istilah berhubungan dengan pengungkapan makna konsep, proses, keadaan, atau sufat di bidang tertentu. Makna kata atau istilah yang sering muncul dalam soal UN adalah makna leksikal. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan kamus bahasa Indonesia. B. Menemukan gagasan utama/gagasan pokok/ide pokok. Gagasan pokok/ide pokok merupakan gagasan yang menjiwai paragraf. Gagasan pokok dapat mudah ditemukan dengan menjawab pertanyaan "Paragraf tersebut membahas mengenai apa?", jawaban pertanyaan tersebut merupakan gagasan pokok. Gagasan utama atau ide pokok paragraf adalah ringkasan dari kalimat utama. Gagasan utama bersifat luas/umum dan masih membutuhkan penjelasan. Langkah-langkah mencari gagasan utama adalah: a. Fokuskan perhatian kita pada kalimat nomor 1 dan 5. b. Bandingkan kalimat 1 dan 5 untuk menentukan Kalimat utamanya (nomor 1 atau nomor 5). c. Setelah kalimat utamanya ditemukan, maka cari kata-kata kunci dari kalimat tersebut, sehingga ide pokok paragrafnya ditemukan.





Jenis penalaran paragraf Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Pargraf seperti ini diawali dengan penyajian hal yg umum disertai,dijelaskan dan diakhiri oleh hal atau sikap yang berlaku khusus. Berbentuk piramida terbalik. Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Paragraf seperti ini diawali dengan hal yg bersifat khusus berupa penjelasan-penjelasan spesifik atau pemberian contoh-contoh dan diakhiri dengan kesimpulan umum yang merupakan inti wacana (gagasan utama). Berbentuk piramida. Paragraf Induktif terdiri atas: a. Paragraf generalisasi: diawali dengan penjelasan2 khusus dan diakhiri dgn kesimpulan umum b. Paragraf sebab akibat: ada hubungan sebab akibat atau akibat sebab. c. Paragraf analogi: diawali dengan penjelasan2 yang membandingkan suatu hal atau objek dan diakhiri dengan kesimpulan umum. Kalimat penjelas adalah pernyataan khusus, perincian atau bagian-bagian yang menunjang / menjelaskan kalimat utama. Sebagai tambahan, berikut ciri-ciri dari kalimat penjelas: a. Uraian-uraian kecil b. Contoh-contoh c. Peristiwa ilustrasi d. Kutipan-kutipan

C. Menyimpulkan Isi tersirat Teks Nonsastra Simpulan adalah suatu pernyataan yang dibuat berdasarkan ide pokok dan kata kunci dari kalimat penjelas dengan kalimat sendiri. Intinya, simpulan kata-katanya tidak harus sama persis dengan wacana. Misalnya paragraf diibaratkan terdiri dari lima kalimat. Untuk menemukan simpulan dan isi paragraf tersebut, perhatikan langkah-langkah berikut ini: 1. Fokuskan perhatian kita pada kalimat terakhir (no.5), jika kalimat terakhir tersebut mencakup keseluruhan ide pada paragraf tersebut, maka kalimat terakhir tersebut merupakan Simpulan dari paragraf tersebut. 2. Jika, pada kalimat terakhir tidak mencerminkan ide yang mencakup seluruh gagasan dari paragraf tersebut, maka pengambilan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan kata-kata kunci yang tersebar pada seluruh paragraf tersebut. Simpulan juga dapat diketahui dengan menggunakan pertanyaan, Apa yang dibicarakan di dalam paragraf tersebut. Contoh: Berbagai macam industri menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar untuk menggerakan mesin-mesin pabrik. Alat-alat transportasi, baik darat, laut maupun udara juga menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakarnya. Sumber energi lain, seperti gas bumi, batubara memang merupakan sumber energi yang penting pula. Namun,baik dilihat dari segi nilai ekonomis maupun praktis, minyak bumi masih merupakan sumber energi utama di samping gas bumi maupun batu bara. Sampai sekarang, minyak bumi masih merupakan energi yang utama. Kalimat simpulan paragraf tersebut adalah …. A. satu D.empat B. dua E. lima C. tiga Pembahasan: Fokus pertama adalah pada kalimat nomor 5: Sampai sekarang, minyak bumi masih merupakan energi yang utama. Kalimat ini merupakan simpulan paragraf di atas karena seluruh kalimat membicarakan tentang minyak bumi sebagai bahan bakar energi. sementara di kalimat terakhir tampak jelas bahwa minyak bumi sebagai bahan energi utama. Jadi, Jawabannya: E. 5 D. Menemukan inti kalimat. Cara menemuka inti kalimat adalah dengan cara membaca teks secara global (skimming).

E. Mengomentari pendapat yang terdapat pada teks Komentar atau tanggapan adalah sambutan terhadap peristiwa, masalah, ucapan, pendapat, atau gagasan yang dapat berupa pernyataan setuju, tidak setuju, suka, tidak suka, atau menambahkan pendapat. a. Menentukan tanggapan logis dan tanggapan yang sesuai dengan isi paragraf. Tanggapan logis: tanggapan yang masuk akal dan dapat diterima nalar.

Tanggapan positif: tanggapan yang bersifat optimis, santun, dan tidak mencela. Tanggapan negatif: bersifat pesimis dan cenderung kurang santun. b. Menentukan kalimat yang berbentuk opini/fakta dalam paragraf.  Fakta: sesuatu (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan. Kunci: logis (masuk akal), objektif (apa adanya), faktual (berdasarkan kenyataan/kebenaran)  Opini: pendapat, pemikiran, asumsi (perkiraan/ramalan), ditandai dengan penggunaan kata-kata yang bersifat subjektif, seperti sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut pendapat saya, baik, buruk, mudah, sukar, jahat, indah, dsb.

F. Menunjukkan Bukti dari Simpulan Cara menunjukkan bukti dari sebuah simpulan adalah dengan membaca simpulan lalu cermati teks hingga menunjukkan bukti yang sesuai. MEMBACA SASTRA A. Menentukan Kata yang Bermakna Simbolik/Majas/ Kias dalam Karya Sastra Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan bahasa sehingga menimbulkan efek tertentu. Da beberapa majas yang sering muncul dalam soal UN SMK, walaupun tidak tertutup kemungkinan majas lainnya bisa saja muncul. Majas yang sering muncul dalam soal UN antara lain: personifikasi, hiperbola, anafora, epifora, paralelisme. Pleonasme, metonimia, perumpamaan, paradoks, sinekdokhe (par prototo dan totem proparte), majas sindiran, repetisi, tautologi, antitesis, klimaks, antiklimaks, litotes, metafora. Berikut penjelasan tentang beberapa majas: 1. Perumpamaan/ Simile

Majas perumpamaan/simile adalah majas yang mengungkapkan hal yang berbeda seolaholah dianggap sama. Majas ini menyamakan satu hal dengan mempergunakan kata-kata pembanding: seperti, bagai, sebagai, bak, semisal, dan seumpama. Contoh : Mereka selalu bertengkar bagai anjing dengan kucing. 2. Metafora. Metafora seperti majas perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding. Contoh: - Raja siang mengiringi pengajian itu. - Aku ini binatang jalang 3. Alegori Alegori adalah majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh, perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh (cerita kiasan). Kata-kata dalam alegori biasanya mengandung pelajaran. Contoh: - Berhati-hatilah kamu mendayung bahtera hidupmu, mengarungi lautan penuh bahaya, batu karang, gelombang dan badai

4. Personifikasi Majas yang menyamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berperilaku, berpikir, dan sebagainya seperti manusia. Contoh : - Angin berbisik-bisik di kegelapan malam. 5. Metonimia Majas perbandingan yang menggunakan merek dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan. Metonimia disebut juga kiasan pengganti nama. - Kakak sedang menghisap Sampoerna 6. Sinekdok Majas yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Majas sinekdok ada 2, yaitu: a. Pars Proto (sebagian objek untuk menunjukkan keseluruhan) - Sudah lama tidak kelihatan batang hidungnya. b. Totem Proto (keseluruhan untuk menunjukkan sebagian) - Dalam kesebelasan itu Indonesia unggul 3 – 0 melawan Thailand. 7. Eufemisme (ungkapan pelembut). Majas perbandingan yang melukiskan suatu dengan kata-kata yang lebih lembut (terkadang menggunakan ameliorasi) untuk menggantikan kata-kata yang dirasa kasar sehingga tidak menyinggung orang lain. Orang itu kini telah berubah akal (gila) Pramuniaga melayani pelanggannya (penjaga toko) 8. Hiperbola Majas yang mengungkapkan suatu hal berlebihan dari kenyataan. - tangisnya membanjiri bumi. 9. Litotes Majas yang mengungkapkan sesuatu lebih rendah dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri. - Singgahlah ke gubuk kami. 10. Ironi Majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang (sindiran halus) - Kota itu sangatlah indah dengan sampah-sampahnya

11. Pleonasme Majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan/menggunakan kata yang boros untuk menegaskan sesuatu. Contoh: - Peristiwa itu ku saksikan dengan mata dan kepalaku sendiri - mereka masuk ke dalam kelas. 12. Repetisi Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali, yang biasanya dipergunakan dalam pidato. Contoh: Pengangguran itu setiap hari hanya mabuk, mabuk dan mabuk. 13. Paralelisme Majas penegasan seperti reptisi, tetapi dipakai dalam puisi. Paralelisme dibagi dalam dua jenis: a. Anafora : bila frasa atau kata yang diulang terletak di awal kalimat Aku manusia Rindu rasa Rindu rupa b. Epifora : bila kata atau frasa yang diulang terletak di akhir kalimat Kalau kau mau, aku akan datang Jika kau hendaki, aku akan datang Bila kau minta, akau akan datang 14. Tautologi Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan yang sama artinya (bersinonim) untuk mempertegas arti. Contoh: Kehendak dan keinginannya akan tercapai jika dia lebih giat lagi berusaha. 15. Klimaks Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan uturutan katakata yang makin lama makin memuncak pengertiannya. Contoh: Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut senam pagi. 16. Anti klimaks Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan uturan kata-kata yang makin lama makin melemah pengertiannya. Contoh: Toko itu menyediakan kebutuhan orang tua, remaja, anak-anak, dan balita.

17. Retorik Majas mempergunakan kalimat Tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya. Contoh: Inikah yang dinamakan cinta? 18. Antitesis Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan kata yang berlawanan arti (antonim). Contoh: Kaya miskin, tua muda, besar kecil, semua adalah mahluk Tuhan 19. Paradoks Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan. Contoh: di dalam keramaian aku masih merasa sepi. B. Mengidentifikasi Unsur Karya Sastra dan Memaknai Isi Tersurat dalam Karya Sastra Isi tersurat dari karya sastra dapat dilihat dari unsur-unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik cerpen dan novel adalah sebagai berikut 1. Unsur Cerpen/Novel a. Unsur Intrinsik Unsur instrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur instrinsik cerpen dan novel sebagai berikut. 1) Tema : pokok pikiran pengarang atau inti sari cerita. 2) Amanat : pesan yang disampaikan pengarang 3) Alur : rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dasar hubungan sebab akibat. a)

b)

c) d)

e)

Tahapan alur meliputi: Tahap pengenalan situasi Pada tahap ini dibicarakan hal-hal sebagai berikut :  tempat kejadian cerita  waktu terjadinya cerita  tokokh-tokoh yang ditampilkan dan hubungan antar tokoh tersebut Tahapan konflik (pertikaian) Tahapan ini diperlihatkan adanya pertikaian-pertikaian, baik pertikaian yang terjadi dalam diri tokoh, maupun pertikaian tokoh utama dengan tokoh yang lain. Klimaks Pada tahapan ini pertikaian yang terjadi dalam cerita mulai meruncingdan memuncak. Tahap Peleraian (antiklimaks) Tahap ini pertikaian mulai diturunkan dengan adanya solusi/pemecahan masalah yang timbul. Suspen dibuat menurun sehingga ketegangan mulai mereda. Tahap Penyelesaian

Tahap ini pengarang memperlihatkan tokoh utama utama tersebut bertindak untuk menyelesaikan pertikaian yang dihadapinya. Penyelesaian ini dapat berakhir menyenangkan (happy ending) atau menyedihkan.

4) Perwatakan/penokohan : cara pengarang menggambarkan watak tokoh 5) Latar Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana sebagai lokasi dan situasi yang melingkungi tokoh-tokoh dalm cerita

6) Gaya bahasa :corak bahasa yang digunakan 7) Sudut pandang : cara pandang pengarang dalam membawakan cerita 8) Konflik : masalah ynag terdapat dalam cerita Konflik berkaitan erat dengan peristiwa. Konflik merupakan kejadian untuk pengembangan plot. Konflik ditentukan oleh kehadiran masalah dalam cerita. Masalah tersebut membuat cerita menjadi hidup. b. Unsur ekstrinsik cerpen/novel. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur yang memengaruhi bagun sebuah cerita. Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik pun terdiri atas beberapa unsur. Menurut Wellek & Warren (1956), unsur ekstrinsikadalah: 1) Keadaan subjektivitas individu pengarang misalnya: keyakinan, dan pandangan hidup 2) Keadaan psikologis, pengarang, pembaca, atau penerapan prinsip psikologis dalam karya. 3) Keadaan lingkungan pengarang, seperti ekonomi, sosial, dan politik. 4) Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagainya.

2. Unsur Drama Drama merupakan jenis atau genre karya sastra yang berbentuk percakapan. Unsur drama sebagai berikut. a. Tema yaitu inti cerita b. Amanat yaitu pesan yang ada dalam drama c. Alur yaitu rangkaian peristiwa dalam drama d. Perwatakan yaitu watak tiap-tiap tokoh e. Konflik merupakan masalah dalam drama f. Percakapan yiatu dialog para pemain g. Tata artistik yaitu setting panggung h. Casting yiatu pemilihan pemeran yang tepat i. Acting yaitu perilaku para pemain di panggung

MENULIS TERBATAS A. Mengisi Teks Rumpang dengan Istilah yang Tepat Sesuai Konteks Suatu ilustrasi/bacaan biasanya disampaikan mellalui kat-kata atau istilah dengan makna yang lugas. Akan tetapi, ilustrasi juga dapat disampaikan dengan kata-kata yang bermakna kias, misalnya dengan menggunakan ungkapan (idiom) atau peribahasa. Ungkapan (idiom) adalah kata atau gabungan kata dengan makna khusus dan tidak dapat diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa atau situasi lain. Contoh: Ia telah pergi untuk selama-lamanya Kata “pergi” merupakan ungkapan yang berarti “meninggal” Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan sesuatu dan berisi pelajaran hidup. B. Melengkapi Unsur Teks Eksposisi Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal. Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

C. Melengkapi Unsur Teks Deskripsi

   

Karangan Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri. Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

D. Melengkapi Unsur Teks Narasi dan Mengurutkan peristiwa dalam cerita Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi. Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi  Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa  Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir  Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian

E. Melengkapi unsur karya sastra lama (pantun) Pantun adalah bentuk puisi lam yang terdiri dari empat larik dengan rima ab-ab Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut: 1. Tiap baris terdiri dari emapt baris 2. Tiap baris terdiri 8-10 suku kata atau 4 hingga 5 kata 3. Bersajak ab-ab 4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran 5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi F. Melengkapi Unsur Ulasan (Cerpen, Novel Atau Film) Teks ulasan film atau resensi film adalah karangan yang berisi ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (mis: film). Teks ulasan terkadang disajikan tidak lengkap atau rumpang. Untuk melengkapinya, Anda harus memahami isi teks. Kalimat yang tepat untuk mengisi teks yang rumpang adalah kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelum dan sesydahnya. Caranya, Anda harus menemukan kata/kalimat kunci yang bisa dijadikan jembatan untuk menghubungkan maksud cerita. G. Melengkapi Unsur Teks Prosedur (Langkah) dan Mengurutkan Langkah-langkah pada Teks Prosedur Teks prosedur adalah jenis teks yang menjelaskan sebuah proses/langkah-langkah dalam membuat atau mengoperasikan sesuatu. Biasanya untuk indikator ini, pertanyaan yang akan muncul pada soal UN adalah “pernyataan yang sesuai atau pernyataan yang tidak sesuai dengan teks prosedur” atau “menyusun teks prosedur”. Jadi dalam menjawab soal seperti ini hati-hatilah dengan kata “sebelum” dan “sesudah”. Struktur teks prosedur terdiri atas tujuan dan langkah-langkah. Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai. Sedangkan langkah-langkah adalah cara-cara yang ditempuh agar tujuan tercapai. 

Sebuah paragraf terkadang disajikan rumpang atau tidak lengkap. Sebuah paragraf rumpang dapat dilengkapi dengan kata, frasa, atau kalimat. Kata, frasa, atau kalimat yang digunakan untuk melengkapi paragraf rumpang harus sesuai dengan isi paragraf.

H. Memvariasikan Kata dan Kalimat yang Bermakna Sama Beberapa jenis kata memiliki variasi kata yang bermakna sama, yaitu: 1. Sinonim Sinonim adalah beberapa kata yang memiliki bentuk berbeda tetapi memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonim disebut juga persamaan kata. 2. Konotasi Konotasi adalah kata-kata yang menimbulkan nilai rasa (halus atau kasar) pada seseorang atau makna yang bukan sebenarnya.

Contoh: Makna denotasi (sebenarnya) Makna Konotasi (makna tambahan) Mati Meninggal, gugur, mampus Kelompok Komplotan, gerombolan Bekas Mantan, eks Konotasi ada dua, yaitu: a. Ameliorasi, yaitu kata-kata berkonotasi halus, baik, tinggi, dan positif. b. Peyorasi, yaitu kata-kata berkonotasi kasar, buruk, rendah, dan negatif. Contoh: Ameliorasi Peyorasi Istri bini Tunanetra buta Tunawisma gelandangan I. Menyusun Paragraf dari Beberapa Data Pada soal UN akan disajikan beberapa data seperti gagasan utama dan gagasan-gagasan penjeles. Anda harus mampu menyusunnya menjadi paragraf yang padu. Agar paragraf padu, digunakan kata hubung atau konjungsi yang tepat. Berikut ini merupakan jenis-jenis kata hubung (konjungsi) 1. Konjungsi koordinatif Contoh: dan, serta, tetapi, sedangkan, melainkan, atau 2. Konjungsi korelatif Contoh: a. baik… maupun… b. tidak…tetapi… c. bukan…..melainkan… d. sedemikian….sehingga….. e. entah….entah… f. jangankan….pun 3. Konjungsi subordinatif a. konjungsi waktu ketika, sejak, sambil, selagi, sesudah, sebelum b. konjungsi urutan waktu lalu, selanjutnya, kemudian, setelah itu c. konjungsi syarat jika, kalau, jikalau, apabila, asal, bila, manakala d. konjungsi tujuan agar supaya, biar e. konjungsi pengandaian andai, andaikata, seandainya, umpamanya

f. konjungsi perlawanan biarpun, walaupun, meskipun g. konjungsi pembandingan seperti, seolah-olah, seakan-akan h. konjungsi sebab sebab, oleh karena itu, oleh sebab itu, karena i. konjungsi akibat/hasil sehingga, akibatnya, maka, sehingga, sampai j. konjungsi atributif/perluasan yang k. konjungsi perbandingan sama…. dengan…., lebih….daripada… l. konjungsi komplemetif bahwa 4. konjungsi antarkalimat contoh: oleh karena itu, walaupun demikian, akan tetapi, lagi pula, kecuali itu, selain itu, disamping itu, bahwasanya J. Menyusun Simpulan dari Beberapa Data 1. Pernyataan umum Berisi penjelasan umum tentang hal yang akan dibahas. 2. Deretan penjelas Berisi penjelasan tentang sesuatu atau data-data yang berkaitan dengan teks 3. Interpretasi Pengambilan kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan penjelas. Pada teks anekdot, interpretasinya berupa pelajaran yang diperoleh dari cerita (koda) MENYUNTING KATA, KALIMAT, DAN PARAGRAF A. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata Dalam menulis sebuah kalimat, paragraf atau bacaan, seseorang harus pandai dalam pemilihan kata atau diksi yang tepat. Pemilihan kata yang tepat akan membuat kalimat, paragraf, atau bacaan tersebut jelas dan maksudnya dapat dimengerti orang lain. Diksi atau pilihan kata yang digunakan seseorang harus dapat menyampaikan maksud orang tersebut. Selain itu menggunakan diksi yang sesuai, kalimat, paragraf, atau bacaan dapat menggunakan ungkapan. Jika terdapat kesalahan penggunaan kata harus dilakukan penyuntingan Dalam menyunting kata dalam paragraf, sebaiknya berpedoman pada KBBI, EyD, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Kata yang disunting dalam paragraf berupa kata tidak baku. Contoh: resiko, disunting menjadi risiko

B. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan konjungsi Konjungsi yang dianggap tidak tepat dan harus disunting sebaiknya berpedoman pada kaidah yang berlaku. Penyuntingan konjungsi memperhatikan makna dan maksud kalimat. C. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan kalimat dan memperbaiki kesalahan penggunaan kalimat (kalimat rancu, ambigu, pemborosan, tidak logis, tidak lengkap) Kalimat dianggap tidak tepat dan harus diperbaiki jika tidak efektif. Beberapa sebab terjadinya kalimat tidak efektif adalah sebagai berikut: a. Makna tidak logis: ia adalah pemenang terbaik ketiga, saya saling bersalaman b. Bentuk kata tidak sejajar: kata yang sejajar biasanya menggunakan imbuhan yg sama c. Menggunakan subjek ganda: majalah itu saya sudah baca d. Bentuk jamak yang diulang atau berlebihan (pemborosan): para majelis guru-guru e. Penggunaan kata depan dan kata tugas yang tidak perlu f. Salah nalar: yang punya HP mohon harap dimatikan g. Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing. h. Kerancuan: nilainya sangat baik sekali

D. Mengartikan Kata Dalam mengartikan kata dibutuhkan pengetahuan yang luas. Untuk itu Anda harus sering membaca. Selain itu, latihlah penalaran agar mudah dalam mengartikan kata E. Menggunakan istilah dalam kalimat Pada indikator ini biasanya disajikan paragraf rumpang. Anda diperintahkan mengisi paragraf atau kalimat yang rumpang dengan istilah yang tepat. F. Menggunakan kata bentukan (mengisi sesuai kaidah bentukan kata) 1. Penggunaan verba material, relasional, dan mental a. Verba material adalah verba yang menunjukkan fisik atau peristiwa. Contoh: Ayah menelan obat penyakit demam. b. Verba relasional adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas. Contoh: Para pengedar narkoba mempunyai pangsa pasar tersendiri. c. Verba mental adalah verba yang digunakan untuk mengajukan klaim. Contoh: Menurut pendapat saya, pengedaran narkoba di Indonesia sudah dikategorikan siaga satu. 2. Menentukan kata bermakna proses atau hasil a. Kata berimbuhan ke-an sering digunakan untuk menandai informasi proses. b. Kata berakhiran -an sering dipakai untuk menandai hasil.

MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACA A. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan ejaan (judul, sapaan/gelar, nama kota, kata depan) 1. Penulisan judul Judul yang digunakan sebagai “kepala” karangan harus ditulis secara jelas dan tegas. Judul karya ilmiah atau karya tulis ditulis dengan aturan sebagai berikut: 1) Semua huruf pertama setiap kata dalam judul ditulis dengan huruf kapital kecuali huruf pertama kata depan (di, ke, dari) atau kata hubung (pada, dengan, dalam, terhadap, untuk, yang, atau) 2) Judul yang berupa kata ulang utuh ditulis dengan diawali huruf kapital. Contoh: Penetapan Undang-Undang Ketatanegaraan 3) Judul yang berupa kata ulang berimbuhan diawali dengan huruf kapital untuk kata pertamanya dan kata keduanya tidak diawali huruf kecil. Contoh: Manfaat Buah-buahan untuk Kesehatan

2.

Penulisan sapaan, gelar, dan singkatan 1) Sapaan Kata sapaan digunakan untuk menyapa seseorang. Kata sapaan dibedakan menjadi kata sapaan penunjuk kekerabatan dan kata sapaan hormat. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan menggunakan huruf kapital Misalnya: - "Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto. - Adik bertanya, "Itu apa, Bu?" - Surat Saudara sudah saya terima. - "Silakan duduk, Dik!" kata Ucok. - Besok Paman akan datang. - Mereka pergi ke rumah Pak Camat. - Para ibu mengunjungi Ibu Hasan. 2) Gelar dan Singkatan - Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang ditulis dengan huruf kapital Contoh: Raden Mas Joko, Pendeta Johanes, Haji Sulaiman - Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat huruf pertamanya huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik. Misalnya: - A.S. Kramawijaya - Muh. Yamin . - M.B.A. master of business administration - M.Sc. master of science - S.E. sarjana ekonomi - S.Akt sarjana akuntansi - Bpk. Bapak - Sdr. Saudara

-

Kol. Yth.

Kolonel Yang terhormat

3. Penulisan Kata depan (preposisi) 

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: - Kain itu terletak di dalam lemari. - Bermalam semalam di sini. - Di mana Siti sekarang? - Mereka ada di rumah. - Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. - Ke mana saja ia selama ini? - Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan. - Mari kita berangkat ke pasar. - Saya pergi ke sana-sini mencarinya. - Ia datang dari Surabaya kemarin.

2. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan tanda baca Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: E. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. PENJABARAN KISI-KISI UN BAHASA INDONESIA

No Kisi-kisi 1

Menentukan isi yang dibicarakan dalam kutipan teks anekdot

2

Menentukan hal lucu yang terdapat dalam teks anekdot

3

Menentukan antonim kata

4

Interpretasi kutipan teks anekdot

5

Menyusun teks eksposisi yang diacak

6

Mengisi paragraf rumpang pada kutipan teks eksposisi dengan konjungsi yang tepat

7

Mengisi kalimat rumpang dengan kata berimbuhan yang tepat

8

Menentukan gagasan penjelas teks eksposisi yang sesuai gagasan utama

9

Mengisi paragraf rumpang dengan kalimat yang tepat

10

Menentukan pronomina/kata ganti orang yang tepat untuk mengisi teks eksposisi yang dirumpangkan

11

Menentukan simpulan teks laporan observasi

12

Mengisi teks laporan observasi yang dirumpangkan dengan konjungsi yang tepat

13

Menentukan pernyataan umum yang tepat

14

Menentukan makna istilah dalam kutipan teks laporan observasi

15

Menentukan pernyataan yang sesuai dengan teks prosedur kompleks

16

Menyusun teks negosiasi yang diacak

17

Menentukan kalimat pembuka teks negosiasi

18

Menentukan kalimat yang bersifat persuasif

19

Menentukan kalimat yang santun pada teks negosiasi

20

Menentukan inti teks negosiasi

21

Menentukan amanat yang terkandung dalam kutipan teks cerpen

22

Menentukan makna ungkapan

23

Menentukan majas yang terdapat dalam teks cerpen

24

Menetukan latar cerpen

25

Menentukan ciri suatu teks cerpen

26

Menyusun kalimat-kalimat menjadi teks cerpen

27

Menentukan struktur pantun (sampiran dan isi)

28

Memperbaiki urutan teks pantun yang diacak

29

Menentukan tema pantun

30

Mengisi bagian pantun yang rumpang

31

Menetukan makna kata yang terdapat pada pantun

32

Menentukan inti kutipan teks biografi

33

Menentukan verba (kata kerja) yang terdapat dalam teks

34

Menentukan inti/isi teks eksplanasi

35

Menentukan kata baku/tidak baku pada teks

36

Menemukan kalimat tidak efektif pada teks

37

Mengisi teks eksplanasi yang dirumpangkan dengan konjungsi yang tepat

38

Menetukan inti/isi kutipan teks ulasan film

39

Menentukan kalimat simpleks/tunggal dalam teks

40

Menentukan inti/isi kutipan dialog/drama

41

Menentukan pernyataan yang sesuai dengan teks biografi

42

Menentukan tema kutipan teks sejarah

43

Menetukan makna istilah/ungkapan

44

Menentukan ciri teks berita

45

Menentukan tanggapan logis kutipan teks berita

46

Menentukan inti teks iklan

47

Menetukan kalimat yang berisi opini pada teks editorial

48

Menentukan inti/isi teks editorial

49

Menentukan nilai pendidikan yang terkandung dalam teks novel

50

Menetukan unsur intrinsik yang paling dominan dalam kutipan novel

SEMOGA BERMANFAAT! ^_^

Bedah kisi-kisi UN 2016.pdf

There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Bedah kisi-kisi ...

189KB Sizes 2 Downloads 172 Views

Recommend Documents

Un-viaje-y-un-encuentro.pdf
Un-viaje-y-un-encuentro.pdf. Un-viaje-y-un-encuentro.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Un-viaje-y-un-encuentro.pdf. Page 1 of 89.

un it ed nations nation - UN Watch
Jan 24, 2011 - That said, I feel very strongly that these representatives, however eminent they may be in their fields, have a clear responsibility to uphold the high standards of the United Nations and the Council. You specifically refer to Mr. Falk

un it ed nations nation - UN Watch
Jan 24, 2011 - In response to your letter to the Secretary-General dated 20 January 2011 on the subject of a recent biog post by Mr. Richard Falk, the Human ...

regulation - UN in Moldova
Aug 31, 2016 - annually provided awards for the best action to promote and protect human rights. ... Bravery in addressing difficult themes or issues;.

UN Amata.pdf
Page 1 of 1. UN Amata's Profile. Position. Vice-head of Department of Industrial and Mechanical Engineering. Educations. 2007-2009: Master of Public Administration, specialized in “Public laws” at Royal University of Laws and Economic,. Phnom Pen

UN-NGLS_Post-2015_Regional_Consultation_September_2013.pdf ...
123. Page 3 of 123. UN-NGLS_Post-2015_Regional_Consultation_September_2013.pdf. UN-NGLS_Post-2015_Regional_Consultation_September_2013.pdf.

UN - MATEMATIKA.pdf
Page 3 of 95. ii. Pengayaan Ujian Nasional. Page 3 of 95. UN - MATEMATIKA.pdf. UN - MATEMATIKA.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu.

UN - INGGRIS.pdf
ii. Pengayaan Ujian Nasional. Page 3 of 107. UN - INGGRIS.pdf. UN - INGGRIS.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying UN - INGGRIS.pdf.

UN - BIOLOGI.pdf
ii. Pengayaan Ujian Nasional. Page 3 of 71. UN - BIOLOGI.pdf. UN - BIOLOGI.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying UN - BIOLOGI.pdf.

UN-NGLS_Post-2015_Regional_Consultation_September_2013.pdf ...
Additional writers: Beth Peoch, Kathryn Tobin, Susan Brandwayn, Hani Anouti and Jennifer Caruso. Extensive support was provided by David Vergari, Bernhard Frey, Victoria Cotino, Anthony Berginc, Laura. Guirao Stern, Tiziana Papa, and Daniel Assamah.

UN - FISIKA.pdf
Page 1 of 63. 1. Fisika Direktorat PSMP. KEMENDIKBUD. PAKET 3SOAL. PENGAYAAN. SEKOLAH. MENENGAH. PERTAMA. 2014-2015. FISIKA. DILENGKAPI.

Un-Book Club.pdf
Loading… Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Whoops! There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Un-Book Club.pdf. Un-Book Clu

UN-NGLS_Brief_for_OWG_on_SDGs-HumanRights-Dec_2013.pdf
Sign in. Loading… Page 1. Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... UN-NGLS_Brief_for_OWG_on_SDGs-HumanRights-Dec_2013.pdf.

Faculty Un-Service
Faculty Un-Service. We will. DISCUSS. AAUP's historic ... for CCCS Adjunct Faculty. Publication and 2nd printing of The Adjunct Coloring Book. AND CUSS.

Un-Book Club.pdf
Un-Book Club.pdf. Un-Book Club.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Details. Comments. General Info. Type. Dimensions. Size. Duration. Location. Modified.

Financing the UN
Mar 1, 2009 - Global problems and crises require global management, a task that the ... The financing system of the UN is based on mandatory and voluntary ...

UN Stress Management Booklet - aaptc
professional stress management trainers. As such ... l Lesson Four: Post-mission Stress Management Training ..... l Building social networks and unit cohesion;.

UN - BHS. INDONESIA.pdf
Loading… Page 1. Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... UN - BHS. INDONESIA.pdf. UN - BHS. INDONESIA.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying UN - BHS. INDONESIA.pdf.

UN Stress Management Booklet - aaptc
A special thanks to the United Nations Staff Counsellor's Office and. Medical Service ... No part of the document may be stored in a retrieval system without the prior authorization ... Phone: (212) 963-8651 - Fax: (212) 963-9061. First Draft .... l

Traduciendo un problema.pdf
Considera el huracán Odile que sucedió en septiembre de 2014 en el norte de nuestro. país, a partir de la situación que se dio, los costos promedio para ...

UN - BHS. INDONESIA.pdf
1. Bahasa Indonesia Direktorat PSMP. KEMENDIKBUD. PAKET 3SOAL. PENGAYAAN. SEKOLAH. MENENGAH. PERTAMA. 2014-2015. BAHASA. INDONESIA.

UN Stress Management Booklet - aaptc
United Nations Stress Management Booklet. Distributed by: The United Nations Department of Peace-keeping. Operations, Office of Planning and Support, New ...