Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016
Buku Panduan Guru
Tunarungu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMALB KELAS XI
Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang–Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
Penulis Penyunting materi Penyunting bahasa
: DUDI GUNAWAN : (tim pengarah) : Badan Bahasa
Kotak katalog dalam terbitan (KDT) Indonesia.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
PPKn
SMALB
-
~Tunarungu Ringan: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. – Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. xii, 161 hl. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas XI ISBN 978-602-358-448-2 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-450-5 (jilid 2) I.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Studi dan Pengajaran Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cetakan ke-1, 2016 Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt
ii
I.
KATA PENGANTAR Kurikulum
2013
dirancang
untuk
memperkuat
kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi
dasar
kelompok
sikap,
kompetensi
dasar
kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas XI SMALB-B (TUNARUNGU) dirancang untuk menghasilkan siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana diarahkan
oleh
falsafah
hidup
bangsa
Indonesia
yaitu
Pancasila sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang efektif dan bertanggung jawab. Pembahasannya secara utuh mencakup empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama lain, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pembelajaran Kewarganegaraan
Pendidikan dirancang
Pancasila
berbasis
aktivitas
dan yang
diharapkan dapat mendorong siswa menjadi warga negara yang baik melalui kepeduliannya terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Kepedulian tersebut ditunjukkan dalam bentuk partisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas
yang iii
terkait
dengan
dirinya.
Kompetensi yang dihasilkan bukan lagi terbatas pada kajian pengetahuan dan keterampilan penyajian hasil kajiannya dalam bentuk karya tulis, tetapi lebih ditekankan kepada pembentukan sikap dan tindakan nyata yang harus mampu dilakukan oleh tiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk sikap yang cinta dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik,
saran
penyempurnaan
dan pada
masukan edisi
untuk
berikutnya.
perbaikan Atas
dan
kontribusi
tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Jakarta, Juni
2016
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
ANIES BASWEDAN
iv
DAFTAR ISI Kata Pengantar ..........................................................
iv
Daftar Isi .....................................................................
v
Daftar Gambar ...........................................................
x
Daftar Tabel .......................................................... .....
xi
Bagian I Petunjuk Umum ..........................................
1
A. Rasional .......................................................... .....
1
B. Pembelajaran..........................................................
5
1.Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................... .
11
2. Model-model Pembelajaran ............................ ...
15
3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat .........
27
4. Model Pembelajaran Kooperatif.......................... .
31
5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran ...................................................
38
6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu. 44 C. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PPKn .............
61
2. Tujuan Pembelajaran PPKn ................................
62
3. Materi Pembelajaran PPKn .................................
63
4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn
22
D. Penilaian Pembelajaran
.................................
67
1. Penilaian Dalam Pembelajaran ............................ 2. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ............................................... .......................... 70
v
25
Bagian II Petunjuk Khusus ........................................ Bab I
84
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pacasila ....................................
50
A. Pembelajaran .........................................
52
1. Kompetensi Dasar ............................
52
2. Indikator .........................................
53
3. Pengalaman Belajar .........................
53
4. Media dan Sumber Belajar ..............
54
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......
54
B. Penilaian, Remedial dan Pengayaan ......
93
1. Penilaian .........................................
94
2. Essay .............................................
95
3. Tugas Keterampilan ........................
95
4. Interaksi Dengan Orang Tua ..................
68
Sistem Hukum Peradilan di Indonesia .....
69
A. Pembelajaran .........................................
71
1. Kompetensi Dasar ............................
71
2. Indikator .........................................
100
3. Pengalaman Belajar .........................
100
4. Media dan Sumber Belajar ..............
73
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......
73
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ..................
81
1. Penilaian .........................................
81
2. Tindak Lanjut ..................................
83
C. Uji Kompetensi Bab II ...........................
108
D. Interaksi Dengan Orang Tua ..................
108
Ujian Tengah Semester I ...........................................
88
Bab II
vi
Bab III
Ancaman
Internasional
dan
Ekternal
dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ......
92
A. Pembelajaran .........................................
94
1. Kompetensi Dasar ............................
94
2. Indikator .........................................
95
3. Pengalaman Belajar .........................
95
4. Media dan Sumber Belajar ..............
96
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......
96
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ..................
105
1. Penilaian .........................................
105
2. Tindak Lanjut ..................................
108
C. Uji Kompetensi Bab III ..........................
108
D. Interaksi Dengan Orang Tua ..................
111
Ujian Akhir Semester I ..............................................
112
Bab IV
Tantangan
Persatuan
dan
Kesatuan
Bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik Indonesia ............................................... 133 A. Pembelajaran .........................................
134
1. Kompetensi Dasar ............................
118
2. Indikator .........................................
119
3. Pengalaman Belajar .........................
119
4. Media dan Sumber Belajar ..............
120
5. Langkah-Langkah Pembelajaran ......
136
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ..................
140
1. Penilaian .........................................
129
2. Tindak Lanjut ..................................
141
C. Uji Kompetensi Bab IV ..........................
141
vii
D. Interaksi Dengan Orang Tua ..................
143
Ujian Tengah Semester II ..........................................
143
Ujian Akhir Semester II .............................................
145
Indeks .........................................................................
149
Glosarium ...................................................................
152
Daftar Pustaka ............................................................
158
Daftar Kontak .............................................................
160
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama ..............................................
52
Gambar 2.1 Demokrasi harus ditanamkan sejak dini ..
71
Gambar 3.1 Setiap peserta didik mendapat perlindugan hukum ................................
94
Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari ancaman internal ...................................
ix
118
DAFTAR TABEL Bagian Umum Tabel 1.1
KI dan KD Mata Pelajaran PPKn Kelas XI ...
4
Tabel 1.2
Silabus PPKn Kelas XI SMALB-D ..............
7
Tabel 1.3
Alokasi Waktu Penggunaan Buku .............
16
Tabel 1.4
Kegiatan Guru dan Peserta Didik ...............
23
Tabel 1.5
Contoh Format Hasil Pengamatan Sikap ....
31
Tabel 1.6
Contoh Format Penilaian Diri Sikap Jujur
32
Tabel 1.7
Contoh
Format
Penilaian
Antarteman
Sikap Disiplin ............................................
34
Tabel 1.8
Contoh Format Jurnal ...............................
35
Tabel 1.9
Contoh Format Observasi .........................
36
Tabel 1.10 Contoh
Format
Rekapitulasi
Penilaian
Sikap ........................................................
40
Bagian Khusus Tabel 1.1
Instrumen Penilaian Diri Bab I ..................
66
Tabel 2.1
Instrumen Penilaian Diri Bab II .................
85
Tabel 1
Instrumen Penilaian Diri UTS I ..................
89
Tabel 3.1
Instrumen Penilaian Diri Bab III ................
109
Tabel 1
Instrumen Penilaian Diri UAS I ..................
113
Tabel 4.1
Instrumen Penilaian Diri Bab IV ................
133
Tabel 1
Instrumen Penilaian Diri UTS II .................
137
Tabel 1
Instrumen Penilaian Diri UAS II .................
160
x
BAGIAN I PETUNJUK UMUM A. RASIONAL Kurikulum 2013 mengalami beberapa perkembangan dan perbaikan sejak digulirkannya pada tahun 2013. Perbaikan kurikulum tersebut berlandaskan pada landasan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Pelaksanaan perbaikannya juga atas dasar masukan dari berbagai lapisan publik (masyarakat sipil,
asosiasi
persekolahan)
profesi, terhadap
perguruan ide,
desaian,
tinggi, dokumen,
dunia dan
implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi dari berbagai media. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
serta masukan publik tersebut,
terdapat beberapa masukan umum, antara lain adanya pemahaman yang kurang tepat oleh masyarakat yang diakibatkan oleh format penyajian dan nomenklatur dalam Kurikulum 2013: (1)
Kompetensi Dasar (KD)
pada
Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2 yang dianggap kurang
logis
dikaitkan
dengan
karakteristik
mata
pelajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD dalam silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun urutannya); (3)
belum ada pernyataan eksplisit dalam
dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih melek teknologi; (4) format penilaian dianggap terlalu rumit 1
dan
perlu
penyederhanaan;
(5)
penegasan
kembali
pengertian pembelajaran saintifik yang bukan satu-satunya pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6) penyelerasan dan perbaikan teknis buku teks pelajaran agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar selaras antara ide, desain, dokumen, dan pelaksanaannya. Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran, penilaian, dan buku teks. Perbaikan tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan prinsip perbaikan kurikulum sebagai berikut. 1. Keselarasan (Alignment) Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata Pelajaran, Buku Teks Pelajaran, Pembelajaran, dan Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari aspek kompetensi dan lingkup materi. 2. Mudah Dipelajari (Learnable) Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan dalam KD mudah dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis dan aspek pedagogis. 3. Mudah Diajarkan (Teachable) Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan pada KD mudah diajarkan oleh guru sesuai dengan gaya
belajar
peserta
didik,
karakteristik
mata
pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber belajar yang ada di lingkungan. 2
4. Terukur (Measurable) Kompetensi
dan
materi
yang
diajarkan
terukur
melalui indikator yang mudah dirumuskan dan layak dilaksanakan. 5. Bermakna untuk Dipelajari (Worth to be learnt) Kompetensi dan materi yang diajarkan mempunyai kebermaknaan bagi peserta didik sebagai bekal kehidupan. Memperhatikan perkembangan perbaikan Kurikulum di atas, maka diadakan perbaikan terhadap dokumen Kurikulum
2013
Pendidikan
kebijakan
Peraturan
Khusus
Menteri
menyangkut
Pendidikan
dan
Kebudayaan RI Nomor 40 Tahun 2014 tentang kerangka dasar dan stuktur kurikulum sekolah menengah atas Luar Biasa dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan
Khusus.
Berkenaan
dengan
itu,
maka
diperlukan beberapa contoh praktis yang dibutuhkan guru untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus dengan tepat yang berkaitan dengan
pembelajaran
dan
penilaian,
serta
unsur
penunjang lainnya. Untuk membantu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus, maka Direktorat PK-PLK menyusun Buku Guru, Buku guru ini ditulis sebagai bagian dari upaya mewujudkan kepedulian pemerintah melalui
3
penugasan kepada guru untuk membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang baik. Buku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMALB-B kelas XI ini yang berisi petunjuk umum dan petunjuk khusus contoh praktis untuk setiap materi. Materi Pancasila dan Kewarganegaraan akan terlihat dari sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang. Setiap bab dalam buku ini mencerminkan aktivitas siswa sebagai warganegara Indonesia. Bab 1 adalah materi tentang Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila. pada Bab 2. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia pada Bab 3. Materi yang berkaitan dengan Ancaman Internal dan Ekternal dalam bingkai bhinneka tunggal ika Bab 4. materi Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Pedoman
guru
digunakan
untuk
mengelola
pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik tunarungu untuk memahami materi dan mengamalkan pesanpesan moral yang ada pada buku teks pelajaran. Bagian umum pada buku guru mata pelajaran Pendidikan PPKn ini merupakan
pedoman
bagi
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran untuk peserta didik tunarungu kelas XI. Ada lima yang diuraikan dalam bagian I: Petunjuk umum ini, yaitu A. Pembelajaran, B Kompetensi Dasar, tan Materi dan Kegiatan Pembelajaran, C.Tujuan Pembelajaran PPKn,
D.
Materi
Pembelajaran
PPKn,
E.
Pengalaman
Pembelajaran PPKn, F. Penilaian Pembelajaran. Bagian II: Petunjuk Khusus mengenai Materi PPKn setiap setiap bab, dibagi 4
4
Bab.
Tiap
bab
membahas
tentang
Kegiatan
Pembelajaran, Kegiatan Penilaian dan Kegiatan Interaksi dengan Orang Tua. B. Pembelajaran Berdasarkan
hasil
monitoring
pelaksanaan
Kurikulum 2013 dan masukan publik terdapat kekeliruan pemahaman tentang penerapan pendekatan pembelajaran saintifik. Pendekatan Saintifik: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba,
mengomunikasikan
mengasosiasi,
(5M) dipahami sebagai prosedur
baku dan digunakan sebagai satu-satunya pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Hal ini menyulitkan guru dalam penerapanya untuk mata-mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu, pada perbaikan dokumen Kurikulum 2013 ditekankan bahwa
pendekatan
pendekatan
saintifik
pembelajaran.
bukan
satu-satunya
Mengamati,
menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
bukanlah
sekedar
urutan
baku
langkah-langkah pembelajaran. Akan tetapi merupakan pengalaman belajar dan sekaligus sebagai kompetensi yang harus dilatihkan secara terus menerus sehingga akan
menghasilkan
peserta
didik
yang
memiliki
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini akan mendorong setiap peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam kehidupan.
Kondisi
ini
dibangun
oleh
ekosistem
5
pendidikan di sekolah melalui pembelajaran berbasis aktivitas dan pendekatan keilmuan. Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan karakteristik mata pelajaran PPKn dan karakteristik kompetensi dasar (KD mata pelajaran). KD akan dicapai melalui pemberian pengalaman belajar yang bervariasi sesuai dengan konteks dan keunggulan lokal, kebutuhan peserta didik, berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan kompetensi abad ke-21. Guru diberikan keleluasaan dalam mengembangkan pengalaman
belajar
atau
pendekatan-pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
PPKn,
kompetensi,
materi
pelajaran,
dan
kondisi daerah. Model-model pembelajaran beserta sintaknya (seperti discovery learning, problem based learning, project based learning)
tetap
dapat
digunakan
sesuai
dengan
karakteristik kompetensi dasar, materi pelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Guru diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk menerapkan berbagai modelmodel
lain
seperti:
Model
Pembelajaran
Kooperatif
(Cooperative Learning), Pembelajaran Tematik Terpadu. Dengan
kata
lain,
guru
tidak
disibukkan
dengan
penamaan pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik. 6
Semua perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran dilakukan dalam rangka: 1. memudahkan guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan silabus (yang dituangkan dalam RPP); 2. memberikan alternatif kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum dan lingkungan belajar yang tersedia; dan 3. menyelaraskan
dan
menyederhanakan
penilaian
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berikut ini merupakan karakteristik dan prinsip pembelajaran berbasis aktivitas. 1. Karakteristik pembelajaran berbasis aktivitas a. interaktif dan inspiratif; b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; c. kontekstual dan kolaboratif; d. memberikan
ruang
yang
cukup
bagi
prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan e. sesuai
dengan
bakat,
minat,
kemampuan,
dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2. Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut: a. peserta didikdifasilitasi untuk mencari tahu; b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; d. pembelajaran berbasis kompetensi; e. pembelajaran terpadu; f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen 7
yang memiliki kebenaran multi dimensi; g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; h. peningkatan
keseimbangan,
kesinambungan,
dan
keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta
didik
sebagai
pembelajar
sepanjang hayat; j. pembelajaran memberi
yang
menerapkan
keteladanan
(ing
nilai-nilai
ngarso
sung
dengan tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; m. pengakuan
atas
perbedaan
individual
dan
latar
belakang budaya peserta didik; dan n. suasana belajarmenyenangkan dan menantang. Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan oleh guru dalam pembelajarannya disesuaikan dengan karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar (kontekstual), 8
serta
dapat
menciptakan
kegiatan
yang
melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar sesamanya,
misalnya
kerja
kelompok
atau
diskusi
kelompok. Proses
Pembelajaran
pada
satuan
pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi pasiaktif,
serta
memberikan
ruang
yang
cukup
bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas
ketercapaian
kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan: 1. Dari pesertadidikdiberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu; 2. Darigurusebagaisatu-satunyasumberbelajarmenjadibelajar berbasis aneka sumber belajar; 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; 5. Dari pembelajaran parsial menujupembelajaran terpadu; 6. Daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); 9. pembelajaranyang mengutamakan 9
pembudayaan danpemberdayaanpesertadidiksebagai pembelajar sepanjanghayat. 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sungtulodo), membangun kemauan(ingmadyo mangun karso),danmengembangkan kreativitaspesertadidikdalam proses pembelajaran (tutwurihandayani); 11. Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12. Pembelajaranyangmenerapkanprinsipbahwasiapasajaadal ahguru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 13. Pemanfaatanteknologiinformasidankomunikasiuntukmeni ngkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;dan 14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budayapesertadidik. Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses
pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Karakteristik pembelajaran pada mata pelajaran PPKn setiap
satuan
pendidikan
terkait
erat
pada
Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
konseptual
tentang
kegiatan
belajar
dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Dalam
konteks pendidikan
berdasarkan
standar
(standard-based education), kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas 10
(mastery
learning)
merupakan
penilaian
parameter
proses
tingkat
dan
pencapaian
hasil
belajar
kompetensi
minimal. Untuk itu, berbagai pengalaman belajar perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal. 1. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pembelajaran
yang
disajikan
sebaiknya
dapat
memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik PPKn, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills atau HOTS). Anderson mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam tabel berikut.
11
Tabel 5. Deskripsi Kemampuan Kognitif KATEGORI
DESKRIPSI
Mengingat
Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta
(Remember)
penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving)
Memahami
Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-
(Understand)
kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating, mengkalsifikasi/classifying/categorizing, meringkas/summarizing/abstracting, menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpola ting, predicting, membandingkan/comparing/contrasting/mapping /matching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect)
12
Menerapkan
Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur
(Apply)
(implementing) untuk suatu situasi baru
(melakukan, menerapkan) Menganalisis
Mengelompokkan informasi/fenomena dalam
(Analyze)
bagian-bagian penting (differentiating/discriminating/focusing/selecting), menentukan keterkaitan antar komponen (organizing/finding coherence/integrating/outlining/structuring), menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis
H
(attributing/deconstructing)
O
Mengevaluasi
Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan
T
(Evaluate)
uraian/fakta
S
(checking/coordinating/detecting/monitoring/testin g), menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah (critiquing/judging) Mencipta
Mengembangkan hipotesis (generating),
(Create)
merencanakan penelitian (planning/designing), mengembangkan produk baru (producing/constructing)
13
Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam Tabel 5di atas, ada kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills = HOTS) yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis,
mengevaluasi,
dan
mencipta.
Oleh
sebab itu, maka dalam pembelajaran Bapak/Ibu guru dianjurkan
untuk
mendorong
peserta
didiknya
memiliki kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KD-KI 3. Contoh
kegiatan
pembelajaran
untuk
mendorong
peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). 1)
Guru
menugaskan
peserta
didik
untuk
menganalisis permasalahan yang disajikan melalui lembar kerja berkaitan dengan materi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2)
Peserta didik menganalisa permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi kelompok, yang diawali dengan
mengidentifikasi
variabel-variabel
yang
ditemukan dalam permasalahan; 3)
Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan permasalahan yang disajikan dari berbagai
sumber
belajar,
kemudian
bersama
kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk
14
dianalisis
sehingga
menghasilkan
rumusan
penyelesaian masalah; 4)
Melalui
diskusi
dan
tanya
jawab
bersama
kelompoknya, peserta didik melakukan evaluasi terhadap rumusan penyelesaian masalah
yang
diperolehnya; 5)
Peserta
didik
kelompoknya,
mempresentasikan kemudian
hasil
membuat
diskusi
kesimpulan
bersama; 6)
Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan dan pendampingan.
Berikut adalah contoh-contoh soal HOTS yang sesuai dengan KD 1.2, KD 2.2, KD 3.2 dan 4.2 mata pelajaran PPKn di atas. Permasalahan 1 Ada warga masyarakat yang diadili dan dijatuhi hukuman! Bagaimana hakim mengadili warga masyarakat tersebut? Diskusikan dengan teman sebangku! Buatlah ringkasan sederhana dari hasil diskusi!
15
Alternatif Penyelesaian: Menyimak kasus dalam permasalahan penegakan hukum. Menganalisis permasalahan dalam kasus tersebut dengan berdiskusi dalam kelompok. Menganalisis keputusan hakim dalam penyelesaian kasus tersebut. Menyusun alternatif penyelesaian kasus atau putusan yang seharusnya diambil oleh hakim dengan berdiskusi dalam kelompok. Menyusun laporan hasil pembahasan kasus dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut.
Permasalahan 2
Carilah artikel yang membahas perkara atau sengketa antara orang-orang yang beragama Islam! Apakah solusi dari perkara yang dihadapi? Uraikan analisismu dan sampaikan di depan kelas!
2. Model-model Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga besaran kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga rangkaian kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran saat itu. a. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 16
1) mengondisikan
suasana
belajar
yang
menyenangkan; 2) mendiskusikan
kompetensi
dipelajari
dan
berkaitan
dengan
yang
dikembangkan kompetensi
sudah
sebelumnya yang
akan
dipelajari dan dikembangkan; 3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; 4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan 5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan
inti
menggunakan
pembelajaran berbasis keilmuan dan berbasis aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran
dan
peserta
didik.
Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas yang membangun kemampuan sesuai 17
dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap kegiatan
guru
perkembangan
harus
sikap
memperhatikan
peserta
didik
pada
kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat
orang
lain
yang
tercantum dalam silabus. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup terdiri atas: 1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran; dan 2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b)
merencanakan
kegiatan
tindak
lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan
memberikan
tugas
konseling baik
tugas
dan/atau individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Selain itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dapat 18
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan
ini
menekankan
pada
proses
pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran
melalui
mengamati,
pengalaman
menanya,
informasi/mencoba,
belajar
mengumpulkan
mengasosiasi
dan
mengomunikasikan. Contoh; Dalam
kegiatan
pembelajaran
PPKn
untuk
memberikan pengalaman belajar mengamati dalam RPP dapat ditulis; “Menyimak isi bacaan, atau gambar
atau
teks/cerita/masalah
atau
mendiskusikan dalam kelompok tentang materi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”. Sedangkan
untuk
kegiatan
mengumpulkan
informasi/mencoba dapat ditulis: “Mengidentifikasi informasi berdasarkan kasus atau permasalahan relevan yang disajikan terkait dengan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ”. Silahkan Bapak/Ibu merancang kegiatan saintifik yang lain dalam pembelajaran yang dituliskan pada
RPP,
selain
kegiatan
mengamati
dan
mengumpulkan informasi. 19
Selain itu, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan model
pembelajaran
karakteristik
mata
yang
relevan
pelajaran,
dengan
KD,
atau
karakteristik materi, antara lain discovery basedlearning, project-based learning, problem-based learning, inquiry based-learning, atau model lain yang relevan. a. Langkah model discovery based-learningadalah sebagai berikut; 1) Stimulation
(memberi
stimulus);
guru
memberikan stimulan, untuk diamati peserta didik agar mendapat
pengalaman belajar
mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar. 2) Problem
Statement
(mengidentifikasi
masalah); merupakan kegiatan peserta didik dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya,
mencari
informasi,
dan
merumuskan masalah. 3) DataCollecting
(mengumpulkan
data);
mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, 20
akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta
didik
untuk
mencari
atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah,
jika
satu
alternatif
mengalami
kegagalan. 4) Data Processing (mengolah data); peserta didik
mencoba
kemampuan
dan
mengeksplorasi
pengetahuan
konseptualnya
untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif. 5) Verification
(memverifikasi);
peserta
didik
mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan. 6) Generalization (menyimpulkan); peserta didik digiring
untuk
menggeneralisasikan
hasil
kesimpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan
yang
serupa,
sehingga
kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik. b.
Langkah-langkah
model
Problem-Based
Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
21
1) Mengorientasikan; memfokuskan
tahap
peserta
ini
didik
untuk
mengamati
masalah yang menjadi objek pembelajaran. Contoh: Peserta didik mengamati atau menyimak permasalahan kasuistik berkaitan dengan penegakan hukum
hukum
peradilan
pada di
materi
indonesia
sstem sesuai
dengan UUD 45. 2) Mengorganisasikan
kegiatan
pembelajaran;
pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji Contoh; Peserta didik difasilitasi untuk membuat beberapa pertanyaan mengenai informasi yang didapatkan dari hasil pengamatan tentang penegak hukum, dan menuliskan minimal 4 pertanyaan yang memuat katakata
“kepolisian”,
“kejaksaan”,
“kehakiman”, dan “advokat”. 3) Membimbing
penyelidikan
kelompok;
tahap
melakukan data
pada
percobaan
dalam
rangka
ini
mandiri
dan
peserta
didik
untuk
memperoleh
menjawab
menyelesaikan masalah yang dikaji. Contoh ; 22
atau
Peserta didik melengkapi informasi dengan mencari mencari berbagai informasi yang mendukung dari beberapa buku referensi, internet, atau sumber yang lain untuk menguatkan dugaan yang dibuat. Peserta didik
diminta
mencari
permasalahan
penegakan hukum dan mengelompokan permasalahan
berdasarkan
tugas
dari
aparat penegak hukum yang berada di Indonesia
serta
membahas
alternatif
pemecahan masalah tersebut baik secara mandiri atau kelompok. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; peserta
didik
mengasosiasi
data
yang
ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber. Contoh; Peserta
didik
diminta
menganalisis
beberapa permasalahan yang melibatkan lembaga peradilan diantaranya berkaitan dengan
masalah
kenakalan
atau
pelanggaran yang diperoleh dari artikel koran atau internet. Kemudian peserta didik
diminta
membuat
dugaan
awal
mengenai ciri-ciri , serta hubungannya dengan
lembaga
peradilan
kemudian
mempresentasikan di depan kelas.
23
5) Menganalisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; setelah peserta didik mendapat jawaban
terhadap
masalah
yang
ada,
selanjutnya dianalisis dan dievaluasi. Contoh; Peserta
didik
diminta
menganalisis
beberapa permasalahan yang melibatkan lembaga peradilan, membuat dugaan awal dan mempresentasikan di depan kelas. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Peserta
didik
diminta
menuliskan
kesimpulan yang didapatkan tentang apa itu lembaga peradilan
serta ciri-ciri yang
dapat membedakan setiap lembaga tersebut berdasarkan tugasnya. Setelah itu peserta didik diminta mendiskusikan kesimpulan kelompoknya
dengan
peserta
didik/kelompok lainnya. c. Langkah pembelajaran dalam model Project Based-Learning adalah sebagai berikut; 1) Menyiapkan
pertanyaan
atau
penugasan
proyek. Pertanyaan harus dapat mendorong peserta didik
dalam
melakukan
suatu
aktivitas/proyek, misalnya yang berkaitan 24
dengan konsep dalam KD-KI 4 disesuaikan dengan realitas dunia nyata. 2) Mendesain perencanaan proyek. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antar peserta didik, dan peserta didik dengan guru. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang kegiatan, alat, dan bahan yang berguna untuk penyelesaian proyek 3) Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Peserta didik menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan
proyek.
Aktivitas
pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
(2)
membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan
(alasan)
tentang
pemilihan
suatu cara. 4) Memonitor
kegiatan
dan
perkembangan
proyek. Kegiatan monitoring perkembangan proyek merupakan
kegiatan
guru
dan
peserta 25
didik.
Guru
melakukan
bertanggungjawab
monitor
untuk
terhadap
aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Guru
berperan
menjadi
mentor
bagi
aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. Peserta didik melakukan pengecekan atas kerja mereka sendiri, sesuai dengan tahap perkembangan memungkinkan melakukan
proyeknya, mereka
perbaikan
sehingga
untuk dan
terus
akhirnya
diperoleh suatu proyak yang sudah sesuai dengan kriteria penugasan. 5) Menguji hasil. Pengujian hasil dapat dilakukan melalui presentasi atau penyajian proyek. Pada kegaiatan
ini,
guru
dapat
mengukur
ketercapaian kompetensi peserta didiknya, dan peserta didik dapat melihat dimana kekurangan yang
dan/atau
mereka
kelebihan
hasilkan
proyek
berdasarkan
masukkan dari peserta didik/kelompok lain serta masukkan dari guru. 6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Pada akhir proses pembelajaran, peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap 26
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilakukan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamannya proyek.
perasaan selama
Guru
menyelesaikan
dan
mengembangkan
diskusi
memperbaiki
kinerja
pembelajaran,
sehingga
dan
peserta
didik
dalam
rangka
selama pada
proses akhirnya
ditemukan suatu temuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran dan permasalahan lain yang serupa. c. Langkah-langkah dalam modelinquiry basedlearning terdiri atas: 1) Mengamati berbagi fenomena alam yang akan memberikan
pengalaman
belajar
kepada
peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena. 2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber. 3) Mengajukan
dugaan
atau
kemungkinan
jawaban dapat melatih peserta didik dalam 27
mengasosiasi terhadap
atau
melakukan
kemungkinan
penalaran
jawaban
dari
pertanyaan yang diajukan. 4) Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan
atau
pertanyaan
yang
diajukan,
sehingga peserta didik dapat memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan. 5) Merumuskan
kesimpulan-kesimpulan
berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis,
sehingga
mempresentasikan
peserta
didik
dapat
atau
menyajikan
coba
berikan
hasil
temuannya. Silahkan
bapak/ibu
contoh
untuk tiap-tiap langkah pembelajaran dengan model inquiry based-learning di atas. 3. Pemilihan model pembelajaran yang tepat Sesuai
dengan
Kurikulum
karakteristik
2013,
maka
pembelajaran
sebuah
model
pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam mengembangkan
ide
dan
kreatifitasnya,
sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan inspiratif. Selain itu model yang digunakan juga harus dapat mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam 28
diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri. Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang
akan
dilaksanakan
dalam
kegiatan
pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran. Secara umum. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan
dalam
menentukan
model
pembelajaran yang akan digunakan hal-hal sebagai berikut. a. Kesesuaian
model
pembelajaran
dengan
karakteristik mata pelajaran, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak menggunakan model yang diuraikan di atas, tetapi menggunakan model khusus untuk mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk mata
pelajaran
bahasa
menggunakan
pembelajaran berbasis teks. b. Kesesuaian karakteristik
model
2
KD-KI
mengembangkan kesesuaian
pembelajaran yang
kompetensi
materi
dengan dapat
sikap,
pembelajaran
dan
dengan
tuntutan KD-KI 3 dan/atau KD-KI 4 untuk memgembangkan
kompetensi
pengetahuan
dan/atau keterampilan. c. Kesesuaian tujuan
model
pembelajaran
pembelajaran yang
spesifik
dengan dalam 29
mengembangkan
potensi
misalnya
mengembangkan
untuk
dan
kompetensi, interaksi
sosial, atau mengolah informasi. d. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik. Contoh: Dengan memperhatikan karakteristik pemilihan model di atas, serta hasil analisis terhadap KIKD, Pedoman Mata Pelajaran, dan Silabus, maka untuk KD 3.1 dan 4.1 seperti diuraikan sebelumnya,
serta
memperhatikan
indikator
sikap dari KI 2 yaitu disiplin, kerja sama, tanggung jawab, rasa ingin tahu dan sikap kritis,
maka
pembelajaran
akan
disajikan
dengan model DiscoveryBased-Learning sebagai berikut. 1) Stimulation (memberi stimulus); Guru menyajikan berbagai permasalahan berkaitan materi hak dan kewajiban asasi manusia,
sistem
hukum
peradilan
di
Indonesia berupa gambar atau teks untuk diamati
oleh
peserta
didik
secara
berkelompok, baik melalui tayangan ppt maupun lembar kerja. 2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah) Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur atau variabel-variabel yang ada hak dan 30
kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia dan membuat catatan berdasarkan hasil temuan, serta membuat rumusan
penyelesaian
masalah
masalah
berdasarkan data-data yang ditemukan. 3) Data Collecting (mengumpulkan data); Peserta didik mencari serta mengumpulkan data/informasi permasalahan manusia,
yang hak
sistem
berkaitan
dan
dengan
kewajiban
hukum
asasi
peradilan
di
Indonesia baik dari buku paket PPKn kelas XI, sumber lain yang relevan atau intenet. 4) Data Processing (mengolah data); Peserta didik melakukan diskusi bersama kelompok untuk menyelesaikan masalah hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia dengan menggunakan berbagai informasi yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan sementara hasil kesepakatan dari kelompoknya. 5) Verification (memverifikasi); Peserta masalah
didik
memverifikasi
hasil
diskusi
penyelesaian
kelompoknya,dan
setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, perwakilan hasil
kelompok
diskusi
membandingkan
mempresentasikan
kelompoknya hasil
diskusi
untuk antar
31
kelompok. Arahkan proses pembelajaran ke bentuk tanya jawab. 6) Generalization (menyimpulkan); Peserta
didik
membuat
dengan
kesimpulan
bimbingan berkaitan
guru dengan
materi hak dan kewajiban asasi manusia, sistem
hukum
berdasarkan
peradilan hasil
di
Indonesia
rangkuman
dari
kesimpulan setiap kelompok setelah sesi presentasi. berkaitan dengan materi hak dan kewajiban asasi manusia, sistem hukum peradilan di Indonesia berdasarkan hasil rangkuman dari kesimpulan setiap kelompok setelah sesi presentasi. 4. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara peserta didik untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Keterampilan
kooperatif yang harus dikuasai peserta didik berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Menurut Rusman (2012: 209), “Model
pembelajaran
mencapai 32
kooperatif
setidak-tidaknya
tiga
dikembangkan tujuan
untuk
pembelajaran
penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,
dan
pengembangan
keterampilan
sosial”.
Pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Untuk menuntaskan materi, peserta didik belajar dalam kelompok dan bekerja sama. 2. Kelompok dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3. Jika dalam kelas terdapat peserta didik yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. 4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010) adalah: 1. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu peserta didik dalam memahami konsep yang sulit. 2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar peserta didik menerima temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah
model
pembelajaran
kooperatif
yang
dikembangkan untuk peserta didik tunarungu menurut Rusman (2012: 211) adalah sebagai berikut: 33
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tahap
1.
2.
3.
4. 5.
6.
Indikator
Tingkah Laku Guru
Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik. Menyajikan informasi.
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada peserta peserta didik ke didik bagaimana caranya membentuk dalam kelompok- kelompok belajar dan membantu kelompok belajar. setiap kelompok agar melakukan transisi efisien. Membimbing Guru membimbing kelompokkelompok bekerja kelompok belajar pada saat dan belajar. mengerjakan tugas. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Memberikan Guru mencari cara untuk menghargai penghargaan. upaya atau hasil belajar peserta didik baik individu maupun kelompok. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, peserta didik dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi
34
hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran
yang
menyajikan
masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Pembelajaran
berbasis
masalah
merupakan
suatu
model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Masalah
diberikan
kepada
peserta
didik,
sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Terdapat
lima
strategi
penggunaan
Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), yaitu: 1. Permasalahan sebagai kajian. 2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh. 4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses. 35
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik. Peran
guru,
peserta
didik
dan
masalah
dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut: 1. Peran Guru sebagai Pelatih a. Bertanya tentang pemikiran. b. Memonitor pembelajaran. c. Menantang peserta didik untuk berpikir. d. Menjaga agar peserta didik terlibat. e. Mengatur dinamika kelompok. f. Menjaga berlangsungnya proses. 2. Peran Peserta Didik sebagai Problem Solver a. Peserta yang aktif. b. Terlibat langsung dalam pembelajaran. c. Membangun pembelajaran. 3. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi a. Menarik untuk dipecahkan. b. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani „gap‟ antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental 36
yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang
dapat
dikembangkan:
(a)
PBL
mendorong
kerjasama dalam menyelesaikan tugas; (b) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara
bertahap
dapat
memi
peran
yang
diamati
tersebut; dan (3) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan
pilihan
sendiri,
yang
memungkinkan
mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia
nyata
dan
membangun
femannya
tentang
fenomena itu. 3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning). Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Indikator Tingkah Laku Guru 1.
2.
3.
Orientasi peserta Menjelaskan tujuan pembelajaran, didik pada menjelaskan logistik yang masalah. diperlukan, dan memotivasi peserta didik terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Mengorganisasi Membantu peserta didik peserta didik mendefinisikan dan untuk belajar. mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Membimbing Mendorong peserta didik untuk 37
Indikator
Tahap
Tingkah Laku Guru
pengalaman individu/ kelompok. 4.
5.
mengumpulkan informasi yang sesuai, Melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Mengembangkan Membantu peserta didik dalam dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan hasil karya. karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Menganalisis Membantu peserta didik untuk dan melakukan refleksi atau evaluasi mengevaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses proses yang mereka gunakan. pemecahan masalah. Masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis
masalah tidak perlu berupa penyelesaian masalah (problem solving)
sebagaimana
biasanya,
tetapi
pembentukan
masalah (problem posing) yang kemudian diselesaikan. Melalui pendekatan PBM peserta didik mempresentasikan gagasannya. Peserta
didik
terlatih
merefleksikan
persepsinya,
berargumentasi dan mengkomunikasikan ke pihak lain, sehingga guru pun memahami proses berpikir peserta didik. Guru dapat membimbing serta mengintervensikan ide baru berupa konsep dan prinsip. Dengan demikian, pembelajaran berlangsung sesuai dengan kemampuan peserta didik, sehingga interaksi antara guru dan peserta didik, serta peserta didik dengan peserta didik menjadi terkondisi dan terkendali.
38
Rusman (2012: 243) mencantumkan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagaimana tercantum dalam tabel 2.2 di atas. 5. Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga
peserta
didik
memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil
pembelajaran
diharapkan
lebih
bermakna
bagi
peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta
didik.
Pembelajaran
kontekstual
dengan
pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu
39
strategi
yang
memenuhi
prinsip-prinsip
pembelajaran
berbasis kompetensi. Dengan
lima
strategi
Teaching
(Contextual experiencing,
and
applying,
pembelajaran Learning),
cooperating,
kontekstual
yaitu dan
relating,
transfering
diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu peserta didik mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Pembelajaran
kontekstual
Learning (CTL) adalah
Contextual
Teaching
and
"konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat
dimilikinya
hubungan
dengan
antara
penerapannya
pengetahuan dalam
yang
kehidu-pan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelaaran
(constructivism), (inquiri),
efektif,
bertanya
masyarakat
yakni:
konstruktivisme
(questioning),
belajar
(learning
menemukan community),
pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)". 40
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
dapat
diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja,
dan
kelas
yang
bagaimanapun
keadaannya.
Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang diperolehnya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya. 4. Ciptakan masyarakat belajar. 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7. Lakukan
penilaian
yang
sebenarnya
(authentic
assessment) dengan berbagai cara. Karakteristik dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagaimana dikutip Rusman (2012: 198) adalah sebagai berikut: 1) Kerjasama; 2) Saling menunjang; 3) Menyenangkan, tidak membosankan; 4) Belajar dengan bergairah; 5) Pembelajaran terintegrasi; 6) Menggunakan berbagai sumber; 7) Peserta didik aktif; 8) Sharing dengan teman; 9) Peserta didik kritis guru kreatif; 10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja peserta didik, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain; dan 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi 41
hasil karya peserta didik, laporan hasil pratikum, karangan peserta didik dan lain-lain. Dalam
pembelajaran
kontekstual,
program
pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta didiknya
sehubungan
dipelajarinya.
Dalam
dengan program
topik
yang
tercermin
akan tujuan
pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya. Dalam konteks tersebut, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama peserta didiknya. Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas
dan
operasional),
sedangkan
program
untuk
pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Beberapa
komponen
utama
dalam
pembelajaran
Kontekstual menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di uraikan sebagai berikut: 1. Melakukan
hubungan
Meaningful Connections)
42
yang
bermakna
(Making
Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika peserta didik dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran akademik, ilmu pengetahuan alam. Atau sejarah dengan pengalamannya mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL. 2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (Doing Significant Works) Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas harus punya arti bagi peserta didik sehingga mereka dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. 3. Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning) Pembelajaran
yang
diatur
sendiri,
merupakan
pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan menghubungkan
masalah
ilmu
dengan
kehidupan
sehari-hari dengan cara-cara yang berarti bagi peserta didik. Pembelajaran yang diatur peserta didik sendiri, memberi
kebebasan
kepada
peserta
didik
untuk
didik
dapat
menggunakan gaya belajarnya sendiri. 4. Bekerjasama
(collaborating)
Peserta
bekerja sama Guru membantu peserta didik bekerja secara efektif dan efisien dalam kelompok, membantu mereka memahami 43
bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi. 5. Berpikir kritis dan kreatif (Critical dan Creative Thinking) Pembelajaran
kontekstual
membantu
peserta
didik
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu
kecakapan
sistematis
nalar
dalam
secara
menilai,
teratur,
kecakapan
memecahkan
masalah
menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian, ketajaman
pemahaman
dalam
mengembangkan
sesuatu. 6. Mengasuh atau memelihara pribadi (Nuturing The Individual) Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian: integritas disiplin,
pribadi, motif
sikap,
berprestasi.
minat,
tanggung
jawab,
Guru
berperan
sebagai
konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya. 7. Mencapai
standar
yang
tinggi
(Reaching
High
Standards) Pembelajaran aktual diarahkan agar peserta didik berkembang 44
secara
optimal,
mencapai
keunggulan
(excellent).
Tiap
peserta
didik
bisa
mencapai
keunggulan, asalkan dia dibantu oleh gurunya dalam menemukan potensi dan kekuatannya. 8. Menggunakan
Penilaian
yang
otentik
(Using
Authentic Assessment) Penilaian autentik menantang para peserta didik untuk menerapkan informasi dan keterampilan akademik baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik
merupakan
antitesis
dari
ujian
standar,
penilaian autentik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari. 6. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu Gunawan.D
(2010:14)
menyatakan
model
sistem
komunikasi ini meliputi keseluruhan cara yang digunakan kaum
tunarungu
lingkungannya.
di
dalam
Komunikasi
berinteraksi
tersebut
dapat
dengan dilakukan
dengan cara verbal, non-verbal, dan kombinasi keduanya yang disebut dengan campuran. Cara verbal sendiri dapat dibedakan atas penggunaan oral, tulisan maupun membaca ujaran sebagai komponen. Sedangkan untuk cara nonverbal komponen yang termasuk di dalamnya yaitu gesti, mimik, isyarat baku dan alamiah. Sedangkan untuk cara campuran merupakan kombinasi antara komunikasi verbal dan non-verbal. Pendekatan pembelajaran bahasa untuk siswa tunarungu terbagi dalam tiga metode yaitu Metode 45
Formal, Metode Okasional, dan Metode Maternal Reflektif (MMR). Keseluruhan sistem komunikasi tersebut dapat dilihat berikut ini: 1. Komunikasi Verbal Komunikasi
verbal
adalah
komunikasi
dengan
menggunakan oral (lisan, bicara) tulisan dan membaca ujaran. (a) Oral (lisan, bicara) Oral adalah suatu cara dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat untuk berkomunikasi. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Mullholand (1980) dalam Lani Bunawan (1997:5), maka komunikasi dengan oral yaitu: 1) Suatu sistem komunikasi yang menggunakan bicara, sisa pendengaran, baca ujaran, dan atau rangsangan vibrasi serta perabaan (vibrotaktil) untuk suatu percakapan spontan. 2) Suatu sistem pendidikan dimana
kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Pendekatan seperti ini juga dikenal dengan sebutan pendekatan oral aural atau metode AVO (Auditory/ Visual/ Oral) atau juga Oral Murni karena sama sekali tidak mengggunakan isyarat selain isyarat
lazim
sebagaimana
(gesture)
atau
digunakan
berkomunikadi pada umumnya. 46
ungkapan manusia
badani dalam
Adapun keunggulan dari oral dibandingkan bahasa isyarat yaitu: 1) Kecepatan berbicara jauh lebih cepat daripada berbahasa isyarat. 2) Bahasa bicara lebih fleksibel, baik pembicara maupun lawan bicara lebih bebas. 3) Bahasa bicara lebih berdiferensiasi. 4) Isyarat
bersifat
terlalu
afektif,
cenderung
menyebabkan kurang terkendalinya perasaan. 5) Dengan
isyarat
ada
kecenderungan
untuk
memeragakan pikiran atau hal yang kongkrit, emosional atau situasional saja. 6) Bila seseorang berbicara, maka “pesan” atau ungkapan seolah-olah keluar dari diri orang itu agar sampai pada lawan bicara. Sedangkan dengan berisyarat seseorang akan lebih terpusat pada diri sendiri, kurang memberi kesan adanya sesuatu yang “keluar” ke orang lain, bahkan perhatian lawan bicara lebih terarah terhadap gerak tangan penyampai pesan. Adapun berdasarkan jenisnya metode oral dapat dibedakan atas: 1) Pendekatan Oral Kinestetik, yaitu pendekatan oral yang mengandalkan baca ujaran, peniruan melalui penglihatan, serta rangsangan perabaan dan
kinestetik
tanpa
pemanfaatan
sisa
pendengaran.
47
2) Pendekatan Unisensory/Akupedik yang memberi penekanan pada pemberian Alat Bantu Dengar (ABD)
yang
bermutu
tinggi
serta
latihan
mendengar dengan menomorduakan baca ujaran terutama pada tahap permulaan pendidikan anak (A. P. Quiqley and R. E. Kretchmer, 1982). 3) Pendekatan
Oral
menggunakan
Grafik
tulisan
(Graphic-Oral)
sebagai
yang
sarana
guna
mengembangkan kemampuan komunikasi oral. (b) Tulisan Komunikasi
secara
verbal
dapat
juga
dilakukan dengan menggunakan tulisan. Tulisan yang
digunakan
bersifat
situasional
digunakan sesuai dengan kondisi dimana
tulisan
Contohnya pendengaran tulisan
tersebut
apabila
akan
seorang
menyampaikan
kepada atau
daerah
diusahakan
menggunakan
tempat
digunakan.
yang
normal
informasi
tunarungu
kebangsaan
dan
yang
dan
berupa memiliki
berbeda
tulisan
yaitu
yang
maka dapat
dimengerti oleh kedua pihak. Tulisan itu dapat berupa lambang-lambang bahasa yang disepakati bersama dan berlaku di suatu daerah tertentu. (c) Membaca Ujaran Membaca ujaran merupakan kegiatan yang bukan hanya mencakup sekedar pengamatan gerak bibir 48
tetapi
meliputi
pengamatan
atas
bahasa
tubuh, ekspresi, dan konteks secara keseluruhan dimana komunikasi ini berlangsung. Untuk
mencapai
keterampilan
dalam
membaca bahasa ujaran, seseorang dituntut untuk memiliki suatu taraf penguasaan bahasa tertentu, karena
di
dalam
membaca
ujaran
terdapat
kompensasi dari pengetahuan bahasa yang telah dimiliki
dengan
pengetahuan
tentang
pokok
yang
dapat
pembicaraan. Adapun mempengaruhi
faktor-faktor kemampuan
membaca
ujaran
seseorang yaitu korelasi antara taraf intelegensi dan kemampuan membaca ujaran, dan daya ingat visual terhadap bentuk-bentuk yang non-verbal. Van Uden (1968) dalam Lani Bunawan (1997: 45)
menggolongkan
kemampuan
baca
ujaran
sebagai suatu kegiatn yang bersifat visual motorik. Anak tunarungu di dalam latihan bicara dengan menggunakan
cermin
akan
dibiasakan
untuk
mengamati gerak bibir sendiri sebagai persiapan untuk
membaca
bibir
orang
lain.
Dengan
pengalaman mengamati gerak bibir sendiri tersebut kemudian anak belajar untuk mencari gerakan pada lawan bicara sehingga akan terampil membaca ujaran. Membaca ujaran merupakan sarana yang berharga dalam program latihan komunikasi bagi anak tunarungu apabila memenuhi persyaratan 49
seperti
keterampilan
pengetahuan
berbahasa
tertentu,
tentang topik yang dibicarakan dan
persyaratan teknis lain seperti berhadapan wajah pada jarak yang tak terlalu jauh (lebih kurang 30 em) dari lawan bicara, penerangan yang cukup dan lain sebagainya. 2. Komunikasi Non-Verbal Komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa lisan dengan menggunakan keseluruhan ekpresi tubuh seperti
sikap
tubuh,
eskpresi
wajah
(mimik),
gesti/gerak (gestures) dan isyarat yang dilakukan secara wajar dan alami. Adapun isyarat sendiri terbagi atas isyarat baku dan isyarat alamiah, yaitu sebagai berikut: a. Isyarat Alamiah yaitu suatu isyarat sebagaimana digunakan anak tunarungu (berbeda dari bahasa tubuh), Isyarat ini merupakan suatu ungkapan manual (dengan tangan) yang disepakati bersama antar
pemakai
(konvensional),
dikenal
secara
terbatas dalam kelompok tertentu (esoteric), dan merupakan pengganti kata (A. Van Uden dalam Lani Bunawan (1997: 13). b. Isyarat
Formal
yaitu
isyarat
yang
sengaja
dikembangkan dan memiliki struktur bahasa yang sama dengan bahasa lisan masyarakat. Berbagai bentuk bahasa isyarat formal yang dikembangkan antara lain: 50
1) Bahasa isyarat yang dinamakan Sign English atau Siglish atau Amerika atau juga disebut Pidgin
Sign
English
(PSE)
yang
merupakan
gabungan atau campuran antara bahasa isyarat asli/ alami dengan bahasa Inggris. 2) Bahasa Isyarat yang memiliki struktur yang tepat sama dengan bahasa lisan masyarakat dan dapat
digolongkan
dalam
bahasa
isyarat
struktural dengan ciri-ciri sebagai berikut: a) Sedapat mungkin menggunakan kosa isyarat ASL/BSL/Isyarat Alami. b) Membuat isyarat baru untuk menunjukkan struktur
bahasa
seperti
afiksasi,
bentuk
jamak, bentuk lampau, dan sebagainya. c) Satu isyarat mewakili satu kata. d) Menggunakan ejaan jari sebagai penunjang untuk gejala bahasa yang sukar dibuatkan isyarat. 3. Komunikasi Campuran Komunikasi campuran ini merupakan kombinasi atau perpaduan antara penggunaan komunikasi verbal dan
komunikasi
non-verbal.
Komunikasi
dengan
metode ini sering juga dinamakan sebagai metode oral tambah (oral +) karena pada umumnya sasarannya adalah
agar
anak
tetap
menguasai
keterampilan
berbicara dengan memberi penunjang visual yang lebih nyata daripada membaca ujaran, karena dalam metode 51
kombinasi, unsur bicara digunakan bersamaan atau berbarengan dengan unsur isyarat, maka dikenal juga dengan nama metode simultan/serempak 4. Pendekatan Pembelajaran a. Metode Formal Metode
ini
dapat
disamakan
dengan
metode
mengajar bahasa asing atau bahasa kedua pada seseorang. Ciri-ciri metode ini adalah: 1) Kegiatan belajar mengajar bahasa berawal dari guru dan hampir seluruhnya dikuasai oleh guru. 2) Titik berat pengajaran bahasa terletak pada penguasaan struktur dan tata bahasa. 3) Pola-pola kalimat dilatihkan kepada anak didik secara bertahap mulai dari kalimat yang mudah sampai kompleks. Metode
ini
structural,
disebut atau
juga
metode
konstruktif.
gramatikal,
Tokoh-tokoh
yang
mengembangkan metode ini antara lain George Ewing (1887), Katarina Barry (1899), De L‟Epee (1771), Fitzgerald (1927), dan Chomsky (1968). (Lani Bunawan. 2000: 68) b. Metode Okasional Metode ini dikenal juga dengan aliran natural, dimana pengajaran bahasa dilaksanakan dengan mengikuti cara sebagaimana anak dengar mulai belajar
bahasa.
program percakapan 52
Cara
mengajar
melainkan
dengan
berdasarkan
situasi
bahasa
tanpa
menciptakan hangat
yang
sedang dialami anak dan mengandalkan pada kemampuan meniru anak sehingga disebut metode imitatif. Ciri-ciri metode ini, yaitu: 1) Menggunakan bahasa sehari-hari
yang lazim
dipergunakan dalam percakapan. 2) Menggunakan
setiap
kesempatan
untuk
memberi bahasa yang wajar. 3) Bertolak dari pengalaman anak. 4) Memberi penekanan pada pelajaran membaca. 5) Tidak
mengadakan
penyederhanaan
berhubungan dengan kesulitan tata bahasa. 6) Mengandalkan dorongan meniru/ imitasi. Prinsip metode okasional ini adalah: “ Apa yang sedang kau alami, katakanlah begini…….” Sesuai dengan prinsip tersebut maka metode ini mulai mengajar anak bertolak dari hal-hal yang sedang dialaminya dengan mengadakan percakapan secara lisan atau tertulis atau dengan abjad jari ataupun secara oral-aural. c. Metode Maternal Reflektif (MMR) Dalam Lani Bunawan (2000: 71) disebutkan bahwa Metode Maternal Reflektif
dikenal juga dengan
sebutan metode Van Uden. A. Van Uden menyadari bahwa pendekatan natural jauh lebih baik daripada pendekatan metode
struktural,
tersebut
masih
namun dapat
menilai
bahwa
disempurnakan
berdasarkan temuan psikolinguistik. Percakapan 53
merupakan
kunci
perkembangan
bahasa
anak
tunarungu (D. Hollingshead, 1982). Selain tekanan pada
percakapan,
diutamakan
pula
penemuan
bentuk bahasa oleh anak sendiri dan bukan pengajaran
melalui
kegiatan
analisa.
MMR
merupakan metode yang menggabungkan aspek terbaik dari metode natural dan structural (M. N. Griffey, 1980). Prinsip dari metode percakapan ini adalah: “ Apa yang ingin kau katakan, katakanlah begini…..” e. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Orang-orang pendengaran,
yang
khususnya
memiliki
yang
gangguan
memiliki
gangguan
pendengaran berat, mereka mengalami kesulitan dalam mengakses
bunyi
bahasa
secara
penuh
lewat
pendengarannya. Kondisi ini akan berdampak terhadap kemampuan bicaranya, yakni kemampuan berbicara dan bahasanya mengalami keterhambatan, dan pada gilirannya kecerdasan,
menghambat dan
perkembangan
penampilannya
kepribadian,
sebagai
makhluk
social. Berpangkal dari keadaan tersebut, para akhli pendidikan
sejak
mengembangkan pengembangan
zaman
kemampuan kemampuan
dulu
telah
berbicara berbicara
berupaya anak,
dan
ditempatkan
sebagai prioritas utama. Sampai pada abad 19 metode oral sangat mendominasi kegiatan pendidikan anak 54
yang mengalami gangguan pendengaran, dan saat itu metode ini dianggap sebagai metode unggulan, tetapi dalam
perjalanan
pelaksanaannya
kenyataan
menunjukkan lain, metode tersebut menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, khsususnya di Indonesia, karena
kurang
terpenuhinya
persyaratan
yang
diperlukan dalam mengembangkan metode ini, seperti kemampuan guru, sarana-sarana penunjangnya Pada tahun 1960-an di Negara-negara yang telah berkembang, pendidikan
muncul anak
pendengaran. pendekatan
yang
Pandangan baru,
pandangan
yaitu
baru
mengalami tersebut, suatu
dalam gangguan
mengemukakan
pendekatan
yang
memanfaatkan segala media komunikasi yang sudah lazim seperti: berbicara, membaca ujaran, menulis, membaca dan mendengar ditambah dengan media komunikasi lain, seperti: isyarat alamiah, abjad jari, dan isyarat yang dibakukan dalam pengajaran anak yang mengalami gangguan pendengaran. Pendekatan yang memanfaatkan segala cara tersebut disebut metode komunikasi total. Metode komunikasi total bertujuan agar anak yang
mengalami
gangguan
pendengaran
dalam
melakukan komunikasi tidak hanya isyarat saja, tetapi dapat memanfaatkan segala hal yang dapat dijadikan media
dalam
berkomunikasi
sehingga
terjadi
komunikasi yang efektif antar sesama anak yang
55
mengalami
gangguan
pendengaran
atau
dengan
masyarakat yang lebih luas.
C.Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar dapat dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas dasar indikator yang dirumuskan pada setiap Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti (KI) 3, pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Berikut ini adalah
penjabaran
indikator
dari
Kompetensi
Dasar
Kompetensi Inti (KI) 3: Tabel 1.1 KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN PEMBELAJAR ANAK TUNARUNGU KELAS XI
Kompetensi Dasar
Materi PembelajaranKegiatan Pembelajaran
1.1 Menghayati nilainilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2.1 Mengamalkan nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai
56
1. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilainilai Pancasila
1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu peristiwa yang mengandung Nilainilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Dengan bimbingan guru mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi tersebut Mencari dan
dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3.1 Menganalisis hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 4.1 Melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.
mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan materi tentang “Nilai-nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” 3. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan Nilai-nilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 4. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Nilainilai Hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” 5. Mempraktekan perilaku saling menghormati dan menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan Nilainilai Hak asasi manusia sesuai dengan
57
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kehidupannya seharihari.
1.2 Menghayati nilai-nilai secara adil dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2.2 Mengembang kan nilai-nilai secara adil dalam system hokum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3.2 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4.2 Menyajikan sistem hukum dan peradilan di
58
2.Sistem hukum peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1. Membaca teks dan mengamati gambar suatu peristiwa yang berkenaan dengan Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Mengajukan beberapa pertanyaan dengan bimbingan guru yang terkait dengan materi tentang Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Mencari dan mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan sesuai dengan materi tentang “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” 4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” dalam kehidupannya seharihari. 5. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
1.3 Menghayati 3. Ancaman 1. Membaca teks dan dengan penuh internal dan mengamati beberapa rasa syukur nilaieksternal gambar suatu nilai yang dalam bingkai peristiwa yang membentuk Bhinneka berkenaan dengan kesadaran akan Tunggal Ika. Ancaman internal ancaman terhadap dan eksternal negara dalam terhadap bidang “ekonomi” ipoleksosbudhankam dan strategi dalam bingkai mengatasinya Bhinneka Tunggal Ika dalam 2. Mengajukan membangun beberapa pertanyaan integrasi nasional bersama bimbingan
59
berdasarkan asas BhinnekaTunggal Ika 2.3 Mengembangkan dengan penuh rasa syukur nilainilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam bidang “politik” dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika. 3.3 Menganalisis kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhanka m dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 4.3 Memberikan contoh penyelesaian kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhanka m dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
3.
4.
5.
6.
60
guru yang terkait dengan materi tentang Ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Mencari informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang sudah disusun terkait dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah yang terkait dengan materi tentang ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Mempraktekan perilaku saling
menghormati dan menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan pencegahan terhadap ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 1.4 Menghayati nilai- 4.Tantangan nilai secara adil persatuan dan persatuan dan kesatuan kesatuan bangsa bangsa dalam dalam Negara Negara Kesatuan Kesatuan Republik Republik Indonesia. Indonesia 2.4 Mengembangkan nilai-nilai secara adil, persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.4 Menganalisis factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4.4 Mengomunikasika n factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
1. Membaca teks dan mengamati beberapa gambar suatu peristiwa yang berkenaan dengan materi tentang Faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Mengajukan beberapa pertanyaan bersama bimbingan guru yang terkait dengan materi tentang Faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 3. Mencari informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang sudah disusun terkait dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat
61
Indonesia
62
persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 5. Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah yang terkait dengan materi tentang faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 6. Menunjukkan sikap jujur, kerja sama dan tanggung jawab dalam upaya membangun persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Tujuan Pembelajaran PPKn Mata
pelajaran
Kewarganegaraan bertujuan
agar
Pendidikan
Kelas
XI
peserta
Pancasila
SMALB
didik
dan
Tunarungu
tunarungu
memiliki
kemampuan sebagai berikut: a. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat. b. Menghayati isi dan makna pasal 28 dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. c. Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. d. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. e. Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasalpasal
Undang-Undang
Indonesia
Tahun
Dasar
1945
Negara
dalam
Republik
berbagai
aspek
kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum. f. Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama dan
kepercayaan
dalam
hidup
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. g. Mengamalkan keberagaman
perilaku dalam
toleransi
kehidupan
dan
harmoni
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia.
63
h. Mengamalkan nilai dan budaya demokrasi dengan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat dalam kehidupan
sehari-hari
dalam
konteks
Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 3. Materi Pembelajaran PPKn PPKn Indonesia
berupaya menjadi
mengantarkan
ilmuwan
dan
warganegara
profesional
yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi warganegara
demokratis
yang
berkeadaban;
yang
memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem
nilai
Pancasila.
PPKn
adalah
pendidikan
demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui generasi
aktivitas baru
menanamkan
bahwa
kesadaran
demokrasi
adalah
kepada bentuk
kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat (Zamroni dalam Darmadi, 2013). Mata
pelajaran
PPKn
untuk
kelas
XI
SMALB-B
membahas empat materi berikut ini. a. Hak dan kewajiban asasi manusia sesuai Pancasila sesuai Nilai-nilai. b. Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Dasar Tahun 1945. c. Ancaman
Internal
dan
Bhinneka Tunggal Ika.
64
Ekternal
dalam
Bingkai
d. Tantangan persatuan dan Kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik Indonesia. 4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn Mata pelajaran PPKn kelas XI SMALB-B memiliki empat Kompetensi Inti yang dijabarkan dalam 20 Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar mata pelajaran PPKn
terurai
dalam
empat
Kompetensi
Inti
(KI).
Kompetensi Inti 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti 3 berisi Kompetensi Dasar tentang pengetahuan terhadap materi pembelajaran, sedangkan Kompetensi Inti 4 berisi
Kompetensi
Dasar
tentang
penyajian
keterampilan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 diajarkan secara tidak langsung pada setiap kegiatan pembelajaran, sedangkan KI-3 dan KI-4 diajarkan secara langsung. a. Empat Kompetensi Inti (KI) kemudian dijabarkan menjadi 20 Kompetensi Dasar (KD), merupakan bahan kajian yang akan ditransformasikan selama satu tahun (dua semester) yang terurai dalam 32 minggu. Kegiatan pembelajaran selama 32 minggu dibagi menjadi dua semester. Setiap semester terbagi menjadi 15 minggu. Selama 15 minggu merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak termasuk kegiatan 65
lain seperti: ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS) yang masingmasing diberi waktu 2 jam/minggu. UTS dan UAS dilaksanakan pada semester 1 dan semester 2. Waktu efektif untuk kegiatan pembelajaran PPKn sebagai mata pelajaran wajib di SMALB-B adalah 2 x 45
menit
x
32
minggu/pertahun
(15
minggu/semester). Pelaksanaan UTS 1 dilaksanakan pada minggu ke-11, sedangkan UTS 2 dilaksanakan pada minggu ke-26. UAS 1 dilaksanakan pada minggu ke-17 dan UAS 2 dilaksanakan pada minggu ke-32. Ujian dilaksanakan 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Pelaksanaan Ulangan Harian ditentukan oleh guru b. Secara
garis
besar,
penggunaan
buku
siswa
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI SMALB Tunarungu dapat digambarkan pada tabel di bawah
ini.
Satu bab
pada
buku siswa
dapat
diajarkan selama 4 (empat) minggu. Adapun siklus pembelajaran selama 4 (empat) minggu tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut.
66
Tabel 1.2 Penggunaan Buku Siswa Bab I
1-4
5-8
9-12
13-17
18-22
23-27
28-32
Smt
4 UTS
4
I
6
II
UTS
4 6
III
II
6
IV
UAS
2 c. Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran Kementerian
pihak
pemerintah
Pendidikan
dan
melalui
Kebudayaan
menerbitkan buku teks pelajaran untuk mata pelajaran
pendidikan
pancasila
dan
kewarganegaraan kelas XI. Berdasarkan jumlah KD terutama
yang
Kompetensi
Inti
terkait (KI)
3,
dengan buku
teks
penjabaran pelajaran
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan Kelas XI disusun menjadi Empat bab. Bab I
: Hak dan Kewajiban Azasi Manusia Sesuai Nilai-nilai Pancasila 67
Bab II
: Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Bab III
: Ancaman Internal dan Ekternal dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Bab IV
: Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Negara Kesatuan Repubrik Indonesia
D.Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian dalam Pembelajaran Analisis penilaian hasil belajar peserta didik pada bagian ini bertujuan untuk memperbaiki kompetensi peserta didik dalam suatu pembelajaran sehingga guru dapat menyusun program remedial atau
pengayaan serta
perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian dalam proses pembelajaran meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu kepada tujuan kurikulum. Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi pembelajaran
tersebut
dicapai
intrakurikuler,
melalui kokurikuler,
proses dan
nonkurikuler/ekstrakurikuler Kompetensi mengamalkan
sikap spiritual yaitu “Menghayati dan ajaran
agama
yang
dianutnya”.
Sedangkan Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menghayati 68
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan
alam
serta
menempatkan
diri
sebagai
cerminan bangsa pada pergaulan dunia” merupakan kompetensi yang akan diraih oleh peserta didik sebagai nurturant effect dari pembelajaran pengetahuan dan keterampilan.
Oleh
karena
itu
penilaianya
tidak
dikaitkan dengan KD mata pelajaran terkecuali untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn. Penilaian
sikap
penumbuhan,
sesungguhnya pengembangan,
dimaksudkan dan
untuk
pembinaan
kompetensi sikap yang dilakukan sepanjang
proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
karakter peserta didik lebih
lanjut. Oleh sebab itu, penilaian sikap sesuangguhnya bukan memberikan justifikasi pada posisi sikap anak, melainkan sebagai dasar untuk pembinaan agar peserta didik memiliki sikap spiritual dan sosial sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum. Perbaikan kurikulum 2013 menetapkan bahwa KI-1 dan KI-2 tidak dijabarkan ke dalam KD, kecuali mata pelajaran Agama dan Budi Pekerta dan PPKn. Oleh karena itu, guru mata pelajaran selain Agama dan Budi Pekerta dan PPKn tidak memberikan penilaian sikap 69
yang dikaitkan dengan KD-KD mata pelajaran. Guru mata pelajaran tersebut hanya memberikan penilaian umum tentang sikap sebagai masukan untuk pelaporan nilai sikap yang akan dirumuskan oleh guru kelas/wali kelas.
Hal
ini
dipandang
lebih
sederhana
dan
memudahkan dalam melakukan penilaian sikap oleh seluruh guru mata pelajaran. Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan dilaksanakan melalui berbagai cara sesuai dengan karakteristik KD yang dijabarkan dalam indikator. Teknik
penilaian
pengetahuan
dapat
dilaksanakan
dengan salah satu cara dari berbagai cara (tes tulis, tes lisan dan penugasan). Ini bukan berarti bahwa setiap KD pengetahuan harus dinilai melalui tiga cara tersebut. Akan tetapi, guru dapat memilih cara yang paling sesuai dengan karakteristik KD dan indikatornya. Demikian juga dengan penilaian kompetensi keterampilan juga dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari berbagai cara, misalnya menggunakan praktik/kinerja, proyek, porto folio, atau penugasan). Ini juga bukan berarti bahwa satu KD keterampilan harus dinilai dengan keseluruhan cara tersebut. Akan tetapi guru memilih cara atau teknik yang paling tepat sesuai dengan karakteristik KD keterampilan dan indikatornya. Perbaikan juga dilakukan terhadap skala penilaian. Skala penilaian yang semula menggunakan skala 1 – 4 diubah menjadi menjadi 0 – 100, sesuai yang diatur pada 70
Permendikbud
No.
53
Tahun
2015
tentang
Penilaiah
Hasil
Belajar
oleh
Pendidik.
Dalam
Permendikbud tersebut juga diatur tentang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, yang dalam peraturan sebelumnya KKM tersebut ditetapkan secara nasional. 2.Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan a. Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif bimbingan
oleh
guru
konseling,
mata
dan
wali
pelajaran, kelas
guru
dengan
menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Informasi tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
Gambar 7. Skema Penilaian Sikap
71
Penilaian sikap dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut. 1) Perencanaan penilaian sikap Penilaian
sikap
observasi,penilaian temandan Agama
jurnal
dapat
dilakukan
diri, kecuali
melalui
penilaian untuk
antar
Pendidikan
yang dilakukan guru. Observasi dalam
penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang
dilakukan
secara
berkesinambungan
melalui pengamatan perilaku. Asumsinyasetiap peserta didikpada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Catatan hal-hal positif dan menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku negatif digunakan untuk pembinaan.Untuk menentukan penilaian sikap, terlebih dahulu dirumuskan sikap sikap yang akan dikembangkan sekolah.Sikap yang dikembangkan sekolah harus mengacu pada Visi sekolah. Langkah yang harus dilakukan, yaitu : (1) Merumuskan nilai sikap yang dikembangkan sekolah
dari
Visi
sekolah
.
Misalnya
“Menciptakan insan berprestasi,berbudaya dan bertaqwa.” 72
Sekolah
mengembangkan
sikap
jujur, bertanggung jawab, kompetitif, disiplin, religius. (2) Membuat format jurnal yang akan dilakukan pendidik untuk melakukan penilaian sikap. Format
jurnal
sebaiknya
seluruh guru mapel.
disepakati
oleh
Contoh format jurnal
dapat dilihat pada panduan penilaian hasil belajar untuk SMA yang diterbitkan Direktorat PSMA tahun 2015. 2) Pelaksanaan penilaian sikap Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan setiap
hari
selama
pembelajaran
satusemester.Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran sertapeserta didik.Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru matapelajaran.Selama proses pembelajaran
guru
mengamati
dan
mencatat
perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut. Perilaku yang diamati bisa berupa kedisiplinan, tanggungjawab, kejujuran, kepedulian, responsif dan pro-aktif.Misalnya, saat diskusi kelompok mau pun diskusi kelas guru mengamati beberapa peserta didik terlihat sangat menonjol dalam keaktifan bertanya dan atau memberi tanggapan maka guru dapat mencatat 73
dalam jurnal tentang sikap responsif dan pro-aktif mereka.
Demikian
juga
sebaliknya,
seorang
peserta didik dalam kelompok tidak aktif malah mengerjakan
yang
lain,
guru
juga
mencatat
perilaku peserta didik tersebut dalam jurnal. Nama Satuan pendidikan
: SMALB Negeri 5
Jakarta Tahun pelajaran
: 2016/2017
Kelas/Semester
: XI/ Semester I
Mata Pelajaran
: PPKn
NO
WAKTU
1
16 Mei 2016
KEJADIAN/ PERILAKU
NAMA
Abraha Tidak mengikuti m praktikum
BUTIR SIKAP
POS / NEG
Disiplin
-
Dipanggil melalui tim ketertiban, untuk didata dan diberikan pembinaan oleh guru mapel dan dilaporkan kepada wali kelas
Tanggu ng jawab, jujur
+
Diberikan penghargaan atas sikap jujur dengan pengurangan poin pelanggaran
Memecahkan prisma kaca
74
Melaporkan alat yang dipecahkan
TINDAK LANJUT
NO
WAKTU
NAMA
KEJADIAN/ PERILAKU
POS / NEG
BUTIR SIKAP
TINDAK LANJUT
Dst..
3) Pemanfaatan hasil penilaian sikap Pengamatan sikap dilakukan guru secara berkala, kemudian
dibuat
rekapitulasi
untuk
dideskripsikan dan dilaporkan kepada wali kelas. Pendidik perilaku
melakukan peserta
pengamatan
didik
selama
1
terhadap semester.
Laporan guru ditindak lanjuti oleh wali kelas dan menjadi catatan wali kelas untuk memberikan deskripsi penilaian sikap di rapor. b. Penilaian Pengetahuan Penilaian kognitif
pengetahuan dan
kecakapan
mengukur berpikir
kemampuan
tingkat
rendah
sampai tinggi peserta didik. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemberian umpan balik kepada peserta didik oleh guru sangat penting sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Selanjutnya
skema
penilaian 75
pengetahuan dapat ditunjukkan pada Gambar 6 berikut.
Gambar 8. Skema Penilaian Pengetahuan Berbagai
teknik
penilaian
pengetahuan
dapat
digunakan sesuai dengan karakteristik masingmasing KD. Teknik yang digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. 1) Perencanaan penilaian pengetahuan Penilaian
kompetensi
direncanakan
dalam
pengetahuan RPP.
Karena
sudah penilaian
kompetensi pengetahuan harus dilaksanakan untuk setiap IPK. IPK tersebut dijabarkan dalam indikator
soal
yang
menggambarkan
kemampuan berfikir tingkat rendah (LOTS) dan kemampuan Contoh
berfikir
perencanaan
tingkat
tinggi
penilaian
(HOTS).
pengetahuan
pada mata pelajaran Matematika Umum untuk KD 3.1, yaitu: 76
N o
IPK DARI KI-3
1.
3.7.1Menjelaska n konsep segitiga sikusiku Dst..
3.7.6Menentuka n nilai perbanding an trigonometri dari segitiga siku-siku
INDIKATOR SOAL 3.7.1.1 Melalui kegiatan tanya jawab, pengamata n gambar dan diskusi kelompok, peserta didik dapat menjelask an konsep segitiga siku-siku
RENCANA PENILAIAN TEHNI WAKTU K PELAKSANAA N Tes PH Lisan
PH Tes Tertulis
3.7.6 Diberikan gambar segitiga siku-siku yang kedua sisinya diketahui , peserta didik dapat menentuk an nilai perbandin gan trigonomet ri dari segitiga siku-siku tersebut
77
Guru
merancang
penilaian
untuk
setiap
indikator yang dikembangkan, sebagai contoh berikut. Langkah yang harus dilakukan: (1) Menyusun kisi kisi soal dapat menggunakan format kisi-kisi (2) Mengembangkan soal sesuai kisi kisi (3) Membuat pedoman penskoran dan
kuci
jawaban (4) Menganalisis
soal
secara
kualitatif
(menggunakan format analisis kualitatif) 2) Pelaksanaan penilaian pengetahuan Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajarpeserta didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentuk penilaian harian melalui
tes
tertulis,
tes
lisan,
maupun
penugasan. Cakupan penilaian harian meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau
lebih
sedangkan
cakupan
penugasan
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar. 3) Pemanfaatan hasil penilaian pengetahuan Hasil
penilaian
hasilnya menyusun
78
selanjutnya
digunakan program
sebagai
dianalisis acuan
remedial
dan dalam
dan/atau
pengayaan serta perbaikan proses pembelajaran berikutnya. a. Remedial Pembelajaran remedial bertujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Pembelajaran melalui
remedial
pembelajaran
dapat
dilakukan
ulang,
pemberian
bimbingan khusus, pemberian tugas, atau pemanfaatan tutor sebaya. Contoh penentuan program remedial. Jika peserta didik dalam satu kelas yang mencapai ketuntasan kurang dari 50% maka bentuk
pembelajaran
remedialnya
adalah
pembelajaran ulang. b. Pengayaan Pengayaan pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar ataupun untuk pengembangan dari kompetensi dasar yang sudah ditentukan. C.Penilaian Keterampilan Penilaian ketrampilan tidak terlepas dari penilaian pengetahuan dan sikap. Dalam penilian ketrampilan harus mencakup ketrampilan berfikir (abstrak) dan ketrampilan kongkrit untuk mata pelajaran tertentu.
79
Penilaian
ketrampilan
dapat
dilakukan
dengan
berbagai tehnik antara lain penilaian praktek/kinerja, proyek, dan porto folio. Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Skema Penilaian Keterampilan Penilaian
keterampilan
dapat
dilakukan
dengan
berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek, dan portofolio. Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran PPKn yang akan diukur. Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik.
80
1) Perencanaan penilaian keterampilan Kegiatan
yang
dilakukan
pada
persiapan
pelaksanaan penilaian keterampilan adalah: Mencermati kompetensi yang dituntut dalam KD dari KI-4 melalui IPK yang dikembangkan seperti tabel berikut. Tabel 7. Perencanaan Penilaian Ketrampilan No
IPK DARI KI-4
4.4.Mengkomunikasikan faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI
INDIKATOR SOAL
Disajikan permasalaha n faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam NKRI
RENCANA PEN TEHNIK W PELA Unjuk PH kerja/ praktik
… PH Unjuk kerja/ praktik
81
Menyusun
rubrik
penilaian
seperti
contoh
berikut. Tabel 8. Contoh Rubrik Penilaian Keterampilan NO
ASPEK YANG
KRITERIA
SKOR
DINILAI 1
Keterampilan menyelesaikan masalah
2
(4)
Penyelesaian sesuai dengan algoritma dan hasilnya benar Penyelesaian sesuai algoritma dan hasilnya salah Penyelesaian tidak sesuai algoritma dan hasilnya benar Penyelesaian tidak sesuai algoritma dan hasilnya salah
(3)
(2)
(1)
.dst ........................
2) Pelaksanaan penilaian keterampilan Pelaksanaan
penilaian
keterampilan
dilakukan
untuk menilai proses dan hasil belajarpeserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik/kinerja Sedangkan
selama
penilaian
proses
hasil
pembelajaran.
dilakukan
melalui
penilaian produk, penilaianproyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran.
82
Kinerja
peserta didik dalam kelompok dicermati
guru dengan menggunakan lembar pengamatan seperti contoh berikut. Hari/Tanggal
: 3 September 2015
KD
: 4.1
Kegiatan
: Unjuk Kerja/ Praktik
NO.
KEGIATAN YANG
YA
TIDAK
DIAMATI 1
Terlibat
dalam
kegiatan
diskusi kelompok 2
Mengerjakan lembar kerja
3
Mengumpulkan
hasil
lembar kerja tepat waktu 4
Mempresentasikan
hasil
diskusi kelompok 5
Menguasai
materi
yang
dipresentasikan Dst
3) Pemanfaatan hasil penilaian keterampilan Setelah penilaian dilaksanakan, guru memberikan umpan
balik
peserta didik.
berupa
komentar
pada
kinerja
Hasil penilaian kinerja tersebut
selanjutnya
dianalisis
ketercapaian
kompetensi
untuk
mengetahui
sehingga
dapat
menentukan rencana remedial atau pengayaan. 83
BAGIAN II PETUNJUK KHUSUS Buku ini merupakan pedoman guru untuk mengelola pembelajaran terutama dalam memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi dan mengamalkan pesan-pesan moral yang ada pada buku teks pelajaran. Materi ajar yang ada pada buku teks pelajaran PPKn akan diajarkan selama satu tahun pelajaran. Sesuai dengan desain waktu dan materi seluruh Bab akan diselesaikan dalam waktu 32 minggu pembelajaran. Buku pedoman guru ini memberi informasi tentang format buku teks mata pelajaran PPKn yang tersusun dalam empat Bab. Setiap Bab diurai dengan sangat sistematis. Agar pembelajaran itu lebih efektif dan terarah, maka buku ini dilengkapi dengan peta konsep pada setiap Bab. Uraian setiap Bab adalah berikut ini. 1. Kegiatan Pembelajaran a. Kompetensi Dasar b. Indikator c. Pengalaman Belajar d. Media dan Sumber Belajar e. Langkah-langkah Pembelajaran 2. Kegiatan Penilaian a. Penilaian b. Tindak Lanjut 3. Kegiatan Interaksi Dengan Orang Tua
84
BAB I HAK DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA SESUAI NILAI-NILAI PANCASILA
85
BAB I HAK DAN KEWAJIBAN AZASI MANUSIA SESUAI NILAINILAI PANCASILA Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab I tentang hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai pancasila, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila
86
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Pengertian Hak Asasi Manusia Pembagian Hak Asasi Manusia
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila
Nilai-nilai Pancasila UUD Tahun 1945 UU No. 39 Tahun 1999
Kasus-Kasus Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM Pelanggaran Dalam Kehidupan Seharihari
Upaya Penegakan HAM
Pengadilan Hak Asasi Manusia Penghormatan Hak Asasi Manusia
A. Pembelajaran
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 1.1 Peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama
1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab I hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini. 1.1 Menghayati nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2.1 Mengamalkan nilai-nilai dalam harmonisasi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3.1 Menganalisis hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
87
4.1 Melaksanakan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai
nilai-nilai
Pancasila
dalam
dinamika
kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Indikator Indikator pada Bab I hak dan kewajiban azasi manusia sesuai nilai-nilai pancasila, adalah berikut ini. a. Menyebutkan pengertian hak azasi manusia. b. Menjelaskan pembagian hak azasi manusia. c. Menguraikan nilai-nilai pancasila. d. Menjelaskan rumusan tesk pembukaan UUD 45 e. Mendiskusikan undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak azasi manusia. f. Mencarikan
kasus-kasus
pelanggaran
hak
azasi
manusia g. Mengamati
pelanggaran
HAM
dalam
kehidupan
sehari-hari h. Menguraikan upaya penegakan hak azasi manusia 3. Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab I Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilai-nilai Pancasila
adalah
mendorong
peserta
didik
untuk
mampu memahami hal-hal berikut ini. a. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia. b. Hak dan Kewajiban Azasi Manusia dlam Pancasila. c. Kasus-kasus Pelanggaran Hak Azasi Manusia. d. Upaya Penegakan Hak Azasi Manusia. 88
4. Media/alat dan Sumber belajar Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
yang
menjadi
tuntutan
dalam
pembelajaran. Media pembelajaran sebagai sarana bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Media
pembelajaran
akan
mempengaruhi
iklim
belajar, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
dikelola
pembelajaran psikologi
oleh
guru.
harus
peserta
Dalam
memilih
mempertimbangkan
didik,
antara
lain
media prinsip
motivasi,
perbedaan individu. Emosi, partisipasi umpan balik, penguatan
dan
penerapan.
Penggunaan
media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Misalnya dalam pelajaran
PPKn
untuk
suatu
Mencari
beberapa
contoh
konkrit
peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia sesuai
Nilai-nilai Pancasila. Alat pembelajaran adalah setiap peralatan yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan dapat mempengaruhi tingkah laku peserta didik. gambar peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia sesuai
Nilai-nilai
Pancasila
dalam
kehidupan
berbangsa dan bernegara, Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun 89
secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar dapat berupa buku, data, orang, lingkungan, alam dan sebagainya. Penulisan sumber belajar di RPP harus jelas dan pasti. 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab I Hak dan Kewajiban Asasi Manusia sesuai Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara
dilaksanakan pada minggu ke-1 sampai
dengan minggu ke-5 (450 menit). Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari
sinergi antara pendidikan
yang
sekolah,
berlangsung
di
keluarga
dan
masyarakat. Peserta didik mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Proses
tersebut
berlangsung
melalui
kegiatan tatap muka di kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Kegiatan
tatap
dipetakan
muka
dalam
merupakan
pertemuan.
kegiatan
Setiap
yang
pertemuan
memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. a. Kegiatan
yang
pendahuluan:
90
dilakukan
dalam
kegiatan
1. mengkondisikan
suasana
belajar
yang
menyenangkan; 2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi
yang
akan
dipelajari
dan
dikembangkan; 3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; 4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan 5. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Dalam kegiatan inti memuat hal hal yang berkaitan dengan
pendekatan
dan
metode/model
yang
dijabarkan dalam Materi 1. Membaca
teks
dan
mengamati
gambar
suatu
peristiwa yang mengandung Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Dengan bimbingan guru mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi tersebut 3.
Mencari dan mengumpulkan informasi/data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan materi tentang “Hak dan Kewajiban asasi manusia sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”
4. Mencari beberapa contoh konkrit suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang berkenaan dengan 91
Hak dan Kewajiban asasi
manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara manusia sesuai dengan
5. Hak dan Kewajiban asasi
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 6. Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Hak dan Kewajiban asasi
manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” 7. Mempraktekan
perilaku
saling
menghormati
dan
menghargai serta bekerja sama yang menggambarkan Hak dan Kewajiban asasi
manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kegiatan
penutup
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan diakhir pembelajaran. Hal yang harus dilakukan pada kegiatan ini
8. adalah
menemukan
kesimpulan
proses
pembelajaran,melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat
ketercapaian
melakukan
refleksi
indikator
kebermanfaatan
pembelajaran, pembelajaran
yang dirasakan oleh peserta didik, dan melakukan tindak lanjut supaya materi ajar yang disampaikan pada hari itu lebih dipahami oleh peserta didik. Kegiatan 92
penutup
dalam
pembelajaran
PPKn
misalnya, Menyusun dan menyajikan laporan tertulis hasil pengamatannya di depan kelas terkait dengan materi “Hak
Kewajiban asasi
dan
manusia sesuai dengan Nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian
indikator.
Instrumen
penilaian
menjadi lampiran RPP. Guru
meminta
beberapa
peserta
didik
untuk
mengungkapkan manfaat mengetahui konsep Hak dan Kewajiban asasi
manusia sesuai dengan Nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Guru memberikan tugas kepada peserta didik. Materi Hak dan Kewajiban asasi
manusia sesuai dengan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 6. Penilaian, Remedial dan Pengayaan Penilaian dalam RPP mengukur ketercapaian indikator pencapaian
kompetensi.
Penilaian
untuk
mengukur
ketercapaian indikator dapat dilakukan dengan beberapa macam tehnik penilaian. Untuk lebih mudah dalam melaksanakan
penilaian,
sebaiknya
dari
indikator
pencapaian kompetensi dijabarkan kedalam indikator soal.
93
Instrumen penilaian menjadi lampiran RPP. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah yang dimaksud HAM ? 2. Siapakah yang memberikan hak dasar manusia ? 3. Bagaimana sikap manusia terhadaphak oran laian ? 4. Manakah yang harus dipenuhi lebih dulu? 5. Bagaimana jika hak dan kewajiban tidak seimbang?
1. Penilaian Diri Isilah kolom berikut sesuai dengan pilihanmu! Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 1.1 Instrumen Penilaian Diri Bab I N
Pernyataan
o. . . . . .
1
2
Pelajar1 bersyukur memiliki Pancasila yang melindungi hak-hak asasi warganegara. Pelajar2 memiliki perilaku menghormati hak-hak teman. Pelajar 3 bersikap ramah dengan semua teman yang berbeda-beda. Pelajar4 saat bertindak mencerminkan sikap yang santun dan lemah lembut. Pelajar 5 memenuhi kewajiban untuk kepentingan bersama. Jumlah Skor: Keterangan:
94
a.
Skor 1, jika tidak pernah melakukan.
b.
Skor 2, jika pernah melakukan.
3
4
5
c.
Skor 3, jika beberapa kali melakukan.
d.
Skor 4, jika sering melakukan.
e.
Skor 5, jika sangat sering melakukan.
2. Essay 1. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah … 2. Masyarakat menjalan hak dan kewajiban dengan seimbang. 3. Jaminan kesehatan di Indonesia tercantum dalam … 4. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi karena … 5. Kewajiban peserta didik adalah … 3. Tugas Keterampilan Tugas projek pada Bab I mencakup: a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku hak dan kewajiban yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. b. Melakukan
kegiatan
wawancara
terhadap
tokoh
masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik
tentang
mengenai
bagaimana
pelanggaran
hak
pandangan asasi
mereka
manusia
di
lingkungan sekitar. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.
95
4.Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.
96
BAB II SISTEM HUKUM PERADILAN DI INDONESIA SESUAI DENGAN UUD 45
97
BAB II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab II tentang Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan UndangUndang Dasar Tahun 1945, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.
Sistem Hukum di Indonesia
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia
Sistem Peradilan di Indonesia
Sikap Menjunjung Hukum
98
Negara Hukum Prinsip Negara Hukum Kekuasaan Kehakiman
Peradilan Umum Peradilan Agama Peradilan Militer Peradilan Tata Usaha Negara
Penyelesaian Kasus Hukum Peran Penegak Hukum Partisipasi Masyarakat Dalam Hukum
A. Pembelajaran
Gambar 2.1 Setiap peserta didik mendapat perlindugan hukum Sumber: Dokumen Penulis
1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah berikut ini. 1.2 Menghayati nilai-nilai secara adil dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2.2 Mengembangkan nilai-nilai secara adil dalam system hokum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3.2 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
99
Indonesia Tahun 1945. 4.2 Menyajikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Indikator Indikator pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah berikut ini. a. Menguraikan Sistem Hukum di Indonesia b. Menguraikan Sistem Peradilan di Indonesia c. Menjelaskan sikap menjunjung hukum 3.Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab II Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah mendorong peserta didik untuk mampu memahami halhal berikut ini. a. Sistem hukum di Indonesia. b. Sistem peradilan di Indonesia. c. Sikap menjunjung hukum di Indonesia. 4. Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab II Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 di Indonesia adalah 100
berikut
ini:
gambar,
LCD,
komputer,
dan
Gambar dari media cetak atau elektronik, Koran atau majalah yang berisi artikel yang diperlukan dalam Bab ini, Peta Indonesia lengkap, Video tentang beragam peristiwa
di
menyiarkan
Indonesia,
Televisi
berita-berita
atau
terkini
dan
radio
yang
Kunjungan
langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di sekitar sekolah. 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab II Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dilaksanakan pada minggu ke-12 sampai dengan minggu ke-16. a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur (sumber bacaan lengkap)
yang berkaitan dengan
sistem
hukum dan peradilan di Indonesia. b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok. c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia, sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar yang berkaitan dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan kegiatan peradilan di daerah masingmasing. d. Membagi melakukan
peserta
didik
diskusi
dalam terhadap
kelompok
dan
fakta-fakta, 101
membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan melaporkan hasil diskusi. e. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang dibahas pada bagian umum di atas Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan
Pendahuluan;
(2)
Kegiatan
Inti;
dan
(3)
Kegiatan Penutup. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Mengkondisikan suasana belajar 2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar. 3) Membangun motivasi di kelas. 4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. 5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. 102
dapat
a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. (1) Ketertarikan
peserta
didik
untuk
memperhatikan lingkungan sekitar. (2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan. (3) Keterampilan kegiatan
dalam
dalam
menulis
kolom
uraian
yang
telah
dicontohkan. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! 103
Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk membuat .. a) K b) .. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Melaksanakan post test. 3) Merefleksi materi pembelajaran. 4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini. 5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan.
104
6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan berikut. 7) Melaksanakan bentuk
kegiatan
remedial,
tindak
pengayaan,
lanjut tugas
dalam
individu,
maupun tugas kelompok. B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Penilaian
yang
dilakukan
selama
dan
setelah
pembelajaran berlangsung adalah berikut ini. a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan membuat tugas maupun presentasi hasil kerja. b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 2.1 sampai dengan evaluasi 2.4 pada Bab II c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap
hasil
pembelajaran
peserta
didik
dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh peserta didik.
105
2. Tindak Lanjut Kegiatan
tindak
lanjut
pada
Bab
ini
dapat
dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan. a. Remedial Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada indikator
yang
belum
tercapai.
Pemberian
soal
remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada pada
pembahasan
membuat
ulang
tersebut
soal
atau
remedial
guru
sesuai
dapat dengan
indikator yang belum tercapai pada Bab ini. b. Pengayaan Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi pada bab II tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia. Peserta didik dapat diminta mengamati kejadian-kejadian
di
lingkungan
sekitar
untuk
kemudian dilaporkan kembali. C. Uji Kompetensi Bab II Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab II tentang Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan tugas keterampilan
106
yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah
kolom
berikut
sesuai
dengan
pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Contoh: Seorang peserta didik bernama Tono mendapat nilai sebagai berikut. Tabel 1.2 Instrumen Penilaian Sikap Bab II No Waktu Nama
Kejadian/ Butir Positif/ Perilaku Sikap Negatif
Tindak Lanjut
1. 2. 3. 4. 5. Keterangan: a. Perilaku yang dituliskan adalah sikap peserta didik yang sangat menonjol positif atau negatifnya. b. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan penilaian sikap spiritual dan sosial. c. Catatan sikap peserta didik hasil pengamatan dituliskan dalam jurnal guru. 2. Pilihan Ganda 1. B 2. A 3. C 4. A 5. D 107
3. Essay a. Hal 38 buku siswa b. Hal 39 buku siswa 4. Tugas Keterampilan Tugas keterampilan pada Bab II mencakup: a. Membuat
rangkuman
sederhana
tentang
perilaku-
perilaku yang mencerminkan sikap taat hukum. b. Melakukan
kegiatan
wawancara
terhadap
tokoh
masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik tentang
bagaimana
pandangan
mereka
mengenai
penegak hukum di Indonesia pada masa sekarang. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas. D. Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.
108
Ujian Tengah Semester (UTS) I Minggu ke-9
109
A. Waktu Pelaksanaan UTS Ujian
Tengah
Semester
(UTS)
semester
1
diselenggarakan pada minggu ke-9. Latihan materi yang diberikan pada UTS semester 1 adalah materi pada Bab I tentang Hak dan Kewajiban Azasi Manusia sesuai Nilainilai Pancasila dalam Kehidupan Bernegara dan Bab II tentang Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 B. Penilaian UTS Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah
kolom
berikut
sesuai
dengan
pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 2.3 Instrumen Penilaian Diri UTS I No.
Pernyataan
1. Pelajar menerima setiap keputusan bersama. 2. Pelajar bersyukur memiliki Pancasila yang melindungi hak-hak asasi warganegara. 3. Pelajar melestarikan budaya memberi pendapat. 4. Pelajar memiliki perilaku menghormati hak-hak teman. 110
1
2
3
4
5
5. Pelajar bersikap ramah terhadap teman yang berbeda pendapat. Jumlah Skor: Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan b. Skor 2, jika pernah melakukan c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan d. Skor 4, jika sering melakukan e. Skor 5, jika sangat sering melakukan 2. Jawaban Singkat 1. Yunani 2. Negara 3. Hak dan kewajibannya 4. Mentaati aturan sekolah 5. GBHN 3. Essay 1. Kewajiban peserta didik adalah 2. Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah 3. Jaminan yang dimiliki rakyat adalah 4. Contoh
mewujudkan
demokrasi
di
lingkungan
keluarga adalah 5. Pajak dapat mewujudkan keadilan ekonomi, sebab pajak digunakan untuk
111
Ujian Akhir Semester (UAS) I Minggu ke-14
112
A. Waktu Pelaksanaan UAS Ujian Akhir Semester (UTS) semester 1 diselenggarakan pada minggu ke-11. Latihan materi yang diberikan pada UAS semester 1 adalah materi pada Bab I tentang Nilainilai Hak Azasi Manusia sesuai Pancasila dalam Kehidupan Bernegara Pancasila dan Bab II tentang Sistem Hukum Peradilan di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 B. Penilaian UAS Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah
kolom
berikut
sesuai
dengan
pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur!
No.
Tabel 2. 2 Instrumen Penilaian Diri UTS I Pernyataan 1 2
3
4
5
1. Pelajar bertindak mencerminkan tertib pada peraturan. 2. Pelajar turut serta menjaga ketertiban lingkungan sekolah. 3. Pelajar menjaga kelangsungan demokrasi di dalam kelas. 113
4. Pelajar mencerminkan perilaku demokrasi di kelas. 5. Pelajar bersikap ramah dengan semua teman yang berbeda-beda. Jumlah Skor: Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. 2. Pilihan Ganda Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini. 1.
B
2.
A
3.
A
4.
D
5.
B
6.
C
7.
A
8.
C
9.
D
10. E 3. Jawaban Singkat
114
1.
lahir.
2.
UU RI Nomor: 20 Tahun 2003.
3.
DPR.
4.
Jaksa
5.
Diri sendiri.
4. Essay 1.
Jaminan kesehatan di Indonesia adalah
2.
Ciri-ciri masyarakat demokratis adalah
115
BAB III ANCAMAN INTERNASIONAL DAN EKTERNAL DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA
116
BAB III Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab III tentang Berbagai Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka perhatikan peta konsep di
bawah ini. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Bidang Ideologi Ancaman Bidang Politik Ancaman Bidang Ekonomi Ancaman Bidang Sosial Budaya Ancaman Bidang Pertahanan dan Keamanan
Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman
Strategi Asimilasi Strategi Akulturasi Strategi Pluralisme
Ancaman Internasional dan Ekternal Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
117
A. Pembelajaran
Gambar 4.1 Teman dapat saling melindungi dari ancaman internal Sumber: Dokumen Penulis
1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab III Berbagai Ancaman
Internasional dan Ekternal
Dalam
Bingkai
Bhinneka
Tunggal Ika adalah berikut ini. 1.3 Menghayati dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam
bidang “ekonomi” dan strategi mengatasinya
dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas BhinnekaTunggal Ika 2.3 Mengembangkan dengan penuh rasa syukur nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam bidang “politik” dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika. 3.3
Menganalisis
kasus-kasus
ancaman
internal
dan
eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 4.3 Memberikan contoh penyelesaian kasus-kasus ancaman internal dan eksternal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
118
2. Indikator Indikator pada Bab Bab III Berbagai Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika adalah berikut ini.
a. Menguraikan ancaman terhadap integrasi Nasional. b. Menjelaskan stategi mengatasi berbagai ancaman 3.Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab III Berbagai Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
adalah
mendorong
peserta
didik
untuk
mampu
memahami hal-hal berikut ini. a. Ancaman di bidang ideologi. b. Ancaman di bidang politik. c. Ancaman di bidang ekonomi. d. Ancaman di bidang sosial budaya. e. Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan f. Strategi Asimilasi g. Strategi Akulturasi h. Strategi Pluralisme 4.Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab III Ancaman Internal dan Ekternal Terhadap dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika adalah berikut ini. a. Koran
atau
majalah
yang
berisi
artikel
yang
diperlukan dalam Bab ini. b. Peta Indonesia lengkap. 119
c. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia. d. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita terkini. e. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di sekitar sekolah. f. Buku-buku PPKn 5.Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab III Ancaman Internal dan Ekternal
dalam
dilaksanakan
Bingkai
pada
minggu
Bhineka ke-18
Tunggal sampai
Ika
dengan
minggu ke-25. a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur (sumber bacaan lengkap) yang berkaitan dengan kasus-kasus ancaman internal terhadap ipoleksosbudhankam. b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok. c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
ancaman
internal
terhadap
ipoleksosbudhankam, sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar yang berkaitan dengan ancaman internal yang muncul di negara Indonesia. d. Membagi melakukan
peserta
didik
diskusi
dalam terhadap
kelompok
dan
fakta-fakta,
membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan melaporkan hasil diskusi. 120
Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan
Pendahuluan;
(2)
Kegiatan
Inti;
dan
(3)
Kegiatan Penutup. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Mengkondisikan suasana belajar 2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar. 3) Membangun motivasi di kelas. 4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. 5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. (1) Ketertarikan
peserta
didik
untuk
memperhatikan lingkungan sekitar. 121
(2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan. (3) Keterampilan kegiatan
dalam
dalam
menulis
kolom
uraian
yang
telah
dicontohkan. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. 122
dapat
a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk membuat .. a) K c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Melaksanakan post test. 3) Merefleksi materi pembelajaran. 4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini. 5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan. 6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan berikut. 7) Melaksanakan bentuk
kegiatan
remedial,
tindak
pengayaan,
lanjut tugas
dalam
individu,
maupun tugas kelompok.
123
B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Penilaian
yang
dilakukan
selama
dan
setelah
pembelajaran berlangsung adalah berikut ini. a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan membuat tugas maupun presentasi hasil kerja. b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai dengan evaluasi 4.5 pada Bab III c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap
hasil
pembelajaran
peserta
didik
dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh peserta didik. 2. Tindak Lanjut Kegiatan
tindak
lanjut
pada
Bab
ini
dapat
dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan. a. Remedial Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada indikator
yang
belum
tercapai.
Pemberian
soal
remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada pada 124
pembahasan
tersebut
atau
guru
dapat
membuat
ulang
soal
remedial
sesuai
dengan
indikator yang belum tercapai pada Bab ini. b. Pengayaan Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi pada bab III ini tentang Ancaman Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Peserta didik dapat diminta mengamati kejadian-kejadian di lingkungan sekitar untuk kemudian dilaporkan kembali. C. Uji Kompetensi Bab III Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab III tentang Ancaman Internal dan ekternal Terhadap dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan tugas keterampilan yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah
kolom
berikut
sesuai
dengan
pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat nilai sebagai berikut.
125
Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Diri Bab III No.
Pernyataan
1
1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang kaya akan keragaman suku bangsa. 2. Memiliki perilaku yang mencintai produk dalam negeri. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku, agama, dan golongan. 4. Saat berpendapat mencerminkan sikap hati-hati. 5. Menjaga keamanan keluarga dari ancaman kejahatan. Jumlah Skor Jumlah Skor Keseluruhan
2
3
4
5
√ √ √ √ √ 3 20
12
5
Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. Kriteria Penilaian: a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5. b. Skor maksimal adalah 25. c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 10. Hasil Perhitungan: Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80 Skor maksimal 25 126
Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada Bab III adalah 80.
2. Pilihan Ganda 1. B 2. A 3. C 4. D 5. E 3. Uraian 6. K 4. Tugas Keterampilan Tugas keterampilan pada Bab III mencakup: a. Membuat rangkuman sederhana tentang Ancaman Internal
dan
ekternal
dalam
bingkai
Bhineka
Tunggal Ika. b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik
tentang
bagaimana
pandangan
mereka
mengenai kasus ancaman internal pada masa sekarang. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas. D. Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu 127
memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.
128
Ujian Tengah Semester (UTS) 2 Minggu ke-21
129
A. Waktu Pelaksanaan UTS Ujian
Tengah
Semester
(UTS)
semester
2
diselenggarakan pada minggu ke-26. Latihan materi yang diberikan pada UTS semester 2 adalah materi pada Bab III tentang Ancaman Internal dan ekternal
dalam Bingkai
Bhineka Tunggal Ika. B. Penilaian UTS Penilaian kegiatan UTS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah
kolom
berikut
sesuai
dengan
pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 5.1 Instrumen Penilaian Diri UTS 2 No.
Pernyataan
1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang kaya akan keragaman suku bangsa. 2. Memiliki perilaku yang sangat mencintai produk dari luar negeri. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku, agama, dan golongan. 4. Saat berpendapat mencerminkan sikap kebebasan. 5. Menjaga keamanan sekolah dari ancaman kejahatan dari luar sekolah. Jumlah Skor: 130
1
2
3
4
5
Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. 2. Jawaban Singkat 1. banyaknya konflik. 2. demokrasi. 3. menciptakan lapangan usaha sendiri. 4. provokasi. 5. instalasi penting pemerintah. 3. Essay 1. Peristiwa pergantian ideologi terjadi pada tanggal 30 September 1965 yang dikenal dengan peristiwa G 30 S/PKI. 2. Dasar pendirian partai adalah 3. Dampak perdagangan bebas adalah 4. Menghindari konflik dengan cara 5. Pemberontakan bersenjata adalah
131
BAB IV TANTANGAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBRIK INDONESIA
132
BAB IV TANTANGAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NEGARA KESATUAN REPUBRIK INDONESIA
(NKRI) Untuk memudahkan dalam memahami materi Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, maka perhatikan peta konsep di bawah ini.
Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI
Semangat Kebangkitan Nasional Sumpah Pemuda Proklamasi Kemerdekaan Sila Persatuan Indonesia
Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Wilayah Indonesia Keanekaragaman Sosial Budaya Potensi Sumber Daya Alam Isu Kemiskinan
Usaha Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Gotong Royong Pembiasaan di Lingkungan Sekolah
Kata Kunci: Persatuan, Kesatuan, Keberagaman 133
A. Pembelajaran
Gambar 4.1 Peserta didik berasal dari suku bangsa yang beragam Sumber: Dokumen Penulis
1. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah berikut ini. 1.4 Menghayati
nilai-nilai
secara
adil
persatuan
dan
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2.4 Mengembangkan nilai-nilai secara adil, persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.4 Menganalisis factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4.4 Mengomunikasikan factor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
134
2. Indikator Indikator pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, adalah berikut ini. a. Menjelaskan makna persatuan bangsa b. Menjelaskan makna kesatuan bangsa c. Mengidentifikasi
faktor
pendorong
persatauan
faktor
penghambat
persatauan
kesatuan bangsa. d. Mengidentifikasi kesatuan bangsa. e. Menguraikan
usaha
mempertahankan
Persatuan
usaha
mempertahankan
Kesatuan
Bangsa. f. Menguraikan Bangsa 3. Pengalaman Belajar Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI adalah mendorong peserta didik untuk mampu memahami hal-hal berikut ini. a. Semangat kebangkitan nasional. b. Sumpah pemuda c. Sila persatuan Indonesia d. Wilayah Indonesia e. Keanekaragaman sosial budaya f. Potensi sumber daya alam g. Isu kemiskinan h. Gotong royong i. Pembiasaan di lingkungan sekolah 135
4. Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar yang digunakan pada Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI adalah berikut ini. a. Gambar dari media cetak atau elektronik tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI. b. Koran
atau
majalah
yang
berisi
artikel
yang
diperlukan dalam Bab IV ini. c. Peta Indonesia lengkap. d. Video tentang beragam peristiwa di Indonesia. e. Televisi atau radio yang menyiarkan berita-berita terkini. f. Kunjungan langsung pada lembaga-lembaga terkait yang ada di sekitar sekolah. g. Buku sumber yang berkaitan dengan PPKn 5. Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran pada Bab IV Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI
dilaksanakan pada
minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-33. a. Pada bab ini, selayaknya guru mampu menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur (sumber bacaan lengkap) yang berkaitan dengan Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI . b. Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok. 136
c. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI, sebaiknya guru menampilkan artikel dan gambar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan di negara Indonesia. d. Guru
diharapkan
menerapkan
model-model
pembelajaran yang ada di petunjuk dibagian awal. e. Membagi
peserta
melakukan
didik
diskusi
dalam
kelompok
terhadap
dan
fakta-fakta,
membandingkan dengan teori-teori yang ada, dan melaporkan hasil diskusi. Pelaksanaan pembelajaran PPKn pada materi ini secara umum terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Kegiatan
Pendahuluan;
(2)
Kegiatan
Inti;
dan
(3)
Kegiatan Penutup. a. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Mengkondisikan suasana belajar 2) Berdoa, mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis, dan sumber belajar. 3) Membangun motivasi di kelas. 4) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan yang akan dicapai serta mendapat penjelasan tentang garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
137
5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 1) Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. (1) Ketertarikan
peserta
didik
untuk
memperhatikan lingkungan sekitar. (2) Sikap teliti dan cermat dalam melakukan pengamatan. (3) Keterampilan kegiatan
dalam
dalam
menulis
kolom
uraian
yang
telah
dicontohkan. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 2) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 138
dapat
3) Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 4) Pertemuan Keempat (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan kegiatan 1 dan kegiatan 2. a) Kegiatan 1: Ayo amati! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. b) Kegiatan 2: Ayo berdiskusi! Hasil yang diharapkan adalah berikut ini. 5) Pertemuan Kelima (2 x 45 menit) Guru
dan
peserta
didik
diharapkan
dapat
menyelesaikan pembelajaran proyek PPKn untuk membuat .. a) K b) .. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan kegiatan berikut ini. 139
1) Menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Melaksanakan post test. 3) Merefleksi materi pembelajaran. 4) Mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini. 5) Menyelesaikan evaluasi pada setiap kegiatan. 6) Menerima penjelasan tentang rencana kegiatan pada pertemuan berikut. 7) Melaksanakan bentuk
kegiatan
remedial,
tindak
pengayaan,
lanjut tugas
dalam
individu,
maupun tugas kelompok. B. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Penilaian
yang
dilakukan
selama
dan
setelah
pembelajaran berlangsung adalah berikut ini. a. Peserta didik diberi penilaian melalui pengamatan membuat tugas maupun presentasi hasil kerja. b. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk melihat penguasaan materi yang dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan pada evaluasi 4.1 sampai dengan evaluasi 4.4 pada Bab IV c. Peserta didik diberi nilai terhadap hasil jawaban penanaman nilai dan tugas kelompok. Penilaian guru terhadap
hasil
pembelajaran
peserta
didik
dilaksanakan setelah guru mengkonfirmasi jawaban peserta didik. Penilaian dilakukan bukan hanya untuk memberikan angka terhadap jawaban peserta 140
didik, melainkan meluruskan, memperkuat, dan memberikan apresiasi terhadap hasil kerja yang telah dibuat oleh peserta didik. 2. Tindak Lanjut Kegiatan tindak lanjut pada Bab IV ini dapat dilaksanakan dalam bentuk remedial atau pengayaan. a. Remedial Remedial diberikan pada peserta didik hanya pada indikator
yang
belum
tercapai.
Pemberian
soal
remedial dapat diambil dari soal yang sudah ada pada
pembahasan
membuat
ulang
tersebut
soal
atau
remedial
guru
sesuai
dapat dengan
indikator yang belum tercapai pada Bab IV ini. b. Pengayaan Kegiatan pengayaan dilakukan dengan memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan materi pada bab ini tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI. Peserta didik dapat diminta mengamati kejadian-kejadian di lingkungan sekitar untuk kemudian dilaporkan kembali. C. Uji Kompetensi Bab IV Uji Kompetensi secara keseluruhan pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI (dapat dilihat pada Buku Siswa PPKn) terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian diri untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan 141
tugas keterampilan yang harus dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah
kolom
berikut
sesuai
dengan
pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Contoh: Seorang peserta didik bernama Andi mendapat nilai sebagai berikut.
No.
Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Diri Bab IV Pernyataan 1 2
1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang memiliki sejarah perjuangan bangsa yang berani. 2. Memiliki perilaku senang mengenal budaya dari daerah lain. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda agama atau keyakinan. 4. Saat bertindak mencerminkan sikap peduli pada teman yang berbeda suku. 5. Mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan anggota kelompok. Jumlah Skor Jumlah Skor Keseluruhan Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. 142
3
4
5
√
√ √
√
√ 3 20
12
5
b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. Kriteria Penilaian: a. Aspek penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5. b. Skor maksimal adalah 25. c. Nilai akhir diperoleh dengan membagi skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 10. Hasil Perhitungan: Skor perolehan x 100 = 20 x 100 = 80 Skor maksimal 25 Nilai akhir penilaian diri yang diperoleh peserta didik pada Bab IV adalah 80. 6. Pilihan Ganda 1. A 2. D 3. B 4. E 5. E 7. Essay 7. K 8. Tugas Keterampilan Tugas keterampilan pada Bab IV mencakup: a. Membuat rangkuman sederhana tentang perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan. 143
b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggal peserta didik
tentang
bagaimana
pandangan
mereka
mengenai nilai-nilai persatuan pada masa sekarang. c. Menuliskan rangkuman hasil wawancara dengan rapi, dan menyampaikan hasilnya di depan kelas.
D. Interaksi Dengan Orang Tua Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik dimaksudkan agar guru dan orang tua peserta didik selalu memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian dari portofolio peserta didik.
144
Ujian Akhir Semester (UAS) 2 Minggu ke-34
145
A. Waktu Pelaksanaan UAS Ujian Akhir Semester (UAS) semester 2 diselenggarakan pada minggu ke-34. Latihan materi yang diberikan pada UAS semester 2 adalah materi pada Bab IV tentang Tantangan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam NKRI B. Penilaian UAS Penilaian kegiatan UAS terdiri dari empat bentuk, yaitu: penilaian sikap untuk mengukur KI.1 dan KI.2, pilihan ganda dan uraian untuk mengukur KI.3, dan portofolio yang dikumpulkan peserta didik untuk mengukur KI.4. 1. Penilaian Diri Isilah
kolom
berikut
sesuai
dengan
pilihanmu!
Pergunakan tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai. Lakukan dengan jujur! Tabel 1 Instrumen Penilaian Diri UAS 2 No.
Pernyataan
1. Bersyukur menjadi warganegara Indonesia yang memiliki keragaman suku bangsa 2. Memiliki perilaku yang mencintai produk dalam negeri. 3. Ramah dengan semua teman yang berbeda suku dan agama. 4. Saat bertindak mencerminkan sikap peduli pada semua teman. 5. Mementingkan kepentingan kelas dari pada kepentingan pribadi. Jumlah Skor:
146
1
2
3
4
5
Keterangan: a. Skor 1, jika tidak pernah melakukan. b. Skor 2, jika pernah melakukan. c. Skor 3, jika beberapa kali melakukan. d. Skor 4, jika sering melakukan. e. Skor 5, jika sangat sering melakukan. 2. Pilihan Ganda Kunci Jawaban Pilihan Ganda adalah berikut ini. 1.
B
2.
B
3.
D
4.
B
5.
B
6.
A
7.
D
8.
E
9.
C
10. C 3. Jawaban Singkat 1.
….
2.
…
4. Essay
147
Indeks
148
Indeks A Absolut Ancaman Aturan B Budaya D Dekrit Demokrasi Devisa Diskriminatif Dominasi E Ekonomi Eksekutif Ekspor Ekstrim Emosi Eskalasi Etos F Fatwa G Global Globalisasi H HAM Hukum I Ideologi Ikrar Impor Independen Intensitas 149
Internasional K Kasus Keamanan Kolusi Konflik Konstitusi Kontrol Konvensional Korupsi Kriminal L Liberalisme M Martabat Massa Materialistis Militansi Militer Modal Mutu N Naskah Nepotisme Norma O P Paham Pancasila Partai Pedoman Pemerintah Pelanggaran Pelecehan Peradilan 150
Perdata Perkara Pertahanan Penegakan Penganiayaan Pidana Politik Pornoaksi Prinsip R Ras Reformasi S Sabotase Sanksi Seksual Sengketa Sidang Sistem Sosial Strategi T Teror Toleransi V Visi W Wakaf Warisan Watak Wilayah
151
Glosarium
152
Glosarium ancaman usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui
tindak
diperkirakan
politik
dapat
dan/atau
kejahatan
yang
tatanan
serta
membahayakan
kepentingan negara dan bangsa budaya
akal
budi,
pikiran
manusia,
yang
mempunyai
peradaban demokrasi bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara wakilnya demokratis berciri demokrasi ekonomi ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan) hak
kekuasaan
untuk
berbuat
sesuatu
karena
telah
ditentukan oleh Undang-Undang dan aturan hak asasi manusia hak yang dilindungi secara internasional seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memilih, hak untuk mengeluarkan pendapat hukum sekumpulan peraturan yang berlaku di masyarakat dan dibuat oleh badan resmi yang bersifat wajib, memaksa,
dan
akan
mendapat
sanksi
tegas
jika
melanggarnya ideologi kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup 153
keberagaman berbagai ragam atau berbagai macam kesatuan bergabung jadi satu kewajiban
sesuatu
yang
harus
dilaksanakan
sebagai
keharusan konflik perselisihan atau pertentangan Pancasila dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara pelanggaran perbuatan melanggar pemilu pemilihan umum yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali untuk memilih wakil rakyat peradilan
segala
sesuatu
mengenai
perkara
pengadilan
melalui proses mengadili oleh dewan atau majelis yang mengadili perkara dan diputuskan oleh hakim persatuan gabung politik
pengetahuan
mengenai
ketatanegaraan
atau
kenegaraan sosial sifat-sifat kemasyarakatan (sifat suka memperhatikan umum, suka menolong, dan sebagainya)
154
DAFTAR PUSTAKA
155
DAFTAR PUSTAKA Andriani, Rini. (2014). Prinsip-Prinsip Program Pengayaan. (Online). Tersedia: http://membumikan-pendidikan. blogspot.co.id/2014/10/prinsip-prinsip-programpengayaan.html [28 Maret 2016]. Anggarda, Giantara. (2013). Konsep Dasar Pengajaran Remedial dan Pengayaan. (Online). Tersedia: http://conditionaloflife.blogspot.co.id/2013/05/konse p-dasar-pengajaran-remedial-dan.html Anonim. (2002). Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Hasil Amandemen. Jakarta: Ganeca Sains. Anonim. (2010). Pengertian Umum Budaya Politik. (Online). Tersedia: http://definisipengertian.blogspot.com/2010/05/pen gertian-budaya-politik.html [10 Februari]. Cahyati, Dwi dan Warsito. (2010). Pelajaran Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA, MA, dan SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan perbukuan Kementerian Pendidikan nasional. Darmadi, Hamid. (2013). Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (Online). Tersedia: http://hamiddarmadi.blogspot.com/2013/07/urgensi -pendidikan-Pancasila-dan.html. [Diunduh tanggal 14 November 2013 Jam 20.00]. Gunawan.D (2010) Komunikasi Anak Tunarungu: Program khusus sistem isyarat Bahasa Indonesia Dinas Pendidikan Profinsi JawaBarat. Gunawan.D (2016) Modul Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan, Kementerian Pendidikan 156
dan dan
Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Khusus dan Layanan Khusu, Jakarta
Pendidikan
Hallahan, Daniel P & Kouffman, James, M. (1991). Exceptional Children Introduction to Special Education. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Faiq, Muhammad. (2013). Mengenal Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung). (Online). Tersedia: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/0 4/direc-instruction-model-pembelajaranlangsung.html. [Diunduh tanggal 4 Desember 2013 Jam 02.00]. Hartono, Sunaryati. (2006). Bhinneka Tunggal Ika: Sebagai Asas Hukum bagi Pembangunan Hukum Nasional. Bandung: Citra Aditya Bakti. Kaelan. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma. Kaelan.
(2010). Pendidikan Pancasila Yogyakarta: Paradigma.
Edisi
Reformasi.
Lubis,
Yusnawan. (2014). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta: Kemendikbud.
Manan, Bagir. (2001). Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Muladi. (2009). Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep dan Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama. Muslim, Ahmad Toha dan M. Sugiarmin. (...). Ortopedi Dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. 157
Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Modelmodel Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi ke-dua. Jakarta: Rajawali Pers. Sadikin, Ali. (2012). Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Pengajaran Remedial. (Online). Tersedia: https://alisadikinwear. wordpress.com/2012/07/22 tujuan-fungsi-danprinsip-pengajaran-remedial/ [28 Maret 2016] Sudrajat, Akhmad. (2008). Pembelajaran Remedial. (Online). Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/08/13/pembelajaran-remedial-dalam-ktsp/[28 Maret 2016]. Sundawa, Dadang, dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Reset, dan Praktik). Bandung: Nusa Media. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Widodo,
158
Eko dan Taufiqurrahman. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 2 Untuk SMP/MTs kelas 2. Jakarta: Kemendikbud.
PENULIS
159
Riwayat Penulis DUDI GUNAWAN SULAEMAN, Lahir di Kota Bandung tanggal 21 Nopember 1962, hidup dibesarkan di lingkungan yang keras mengarah ke yang negatif (Terminal Cicaheum), tetapi berkat didikan dan bimbingan dari orang tua yang terhormat Ayahhanda: H. Dudeh Sulaeman dan Ibunda Hj Ai Tuti Herawati, Putra pertama dari tujuh bersaudara. Pada Tahun 1990 menikah dengan Hj Yeti Karyeti berasal dari Bandung, yang berprofesi sebagai karyawan PDAM Kota Bandung, dikaruniai dua orang anak Shena Giantasya (mahasiswa UPI) dan Ilyasa Kausar Fachri (mahasiswa UPI). Jenjang Pendidikan formal yang ditempuh adalah TK Pelangi Cicaheum, SDN Cicaheum lulus tahun 1975, SMPN 17 Bandung lulus tahun 1978, SPGN I Bandung lulus tahun 1981, SGPLBN Bandung lulus tahun 1983, FIPPLB lulus tahun 1986 (Sarjana Pendikan Luar Biasa Spesialisasi Tunarungu), S2 (Magister Pendidikan) Program Studi Bimbingan dan Konseling (Pendidikan Khusus) lulus tahun 2004 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Pada tahun 2008 melanjutkan ke S3 (Program Doktoral) Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah PascaSarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Alhamdulilah lulus tahun 2012. Pengalaman kerja pada tahun 1983 sebagai tenaga sukwan di SLB-B Cicendo, tahun 1984 diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri sebagai guru SLB-B Pembina Tk Profinsi JawaBarat di Cimalaka Kabupaten Sumedang, Tahun 1989-1995. menjadi Dosen SGPLBN Bandung. Tahun 1995 sampai sekarang menjadi staf pengajar di Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tambahan pengalaman kerja Tahun 2005 Penulis merintis sekolah Usia Dini (TK/TPA Miftahul Manan di Cicaheum), sampai sekarang menjadi Kepala Sekolah. Menjadi Konsultan THT Depsos Profinsi JawaBarat, Sebagai Audolog (pemeriksa pendengaran), mengajar di Universitas Terbuka, sebagai nara sumber pendidikan luar biasa DEPDIKBUD tingkat profinsi maupun Nasional. Pengalaman berorganisasi di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Luar Biasa, sebagai biro Kemahasiswaan tahun 20052011, dan tahun 2011 sampai sekarang Biro Akademik serta menangani anak-anak berkebutuhan khusus di Lab PLB
160
menangani hambatan bicara. Tambahan lainnya di dalam melaksanakan pengabdian masyarakat aktif di BPOC (Badan Pembina Olahraga Cacad), dan pemberian penyuluhan pendidikan khusus, Narasumber Nasional Kurikulum 2013 dll. Karya ilmiah yang dihasilkan berupa seminar, penelitian, pembuatan buku, artikel yang diterbitkan dalam jurnal Nasional dan Internasional. Penghargaan yang diperoleh dari Presiden Republik Indonesia yaitu Satya Lencana Karya Satya dan dari Rektor UPI Karya Bakti Satya 10 tahun dan 20 tahun.
161
RIWAYAT HIDUP PENILAI Nama Lengkap: Dr.At. Sugeng Priyanto, M.Si., telepon kantor 0248508014, HP 08122925181, email:
[email protected] Alamat kantor: Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Politik dan Kewar-ganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang (UNNES). Bidang keahlian: Ilmu-ilmu Sosial dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Riwayat pendidikan tinggi, S-1 Program Studi Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara, IKIP Semarang, tahun 1988, S-2 Program Studi Sosiologi Agama, UKSW Salatiga, tahun 1999, dan S-3 Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 2015 dengan judul disertasi Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo, Kota Semarang. Riwayat pekerjaan sebagai dosen IKIP Semarang yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Fakultas Ilmu Sosial sejak tahun 1989. Mata kuliah yang diampunya antara lain Teori-teori Sosial Budaya, Sosiologi Politik, dan Kurikulum dan Buku Teks. Kegiatan lain dalam sepuluh tahun terakhir antara lain Anggota Tim Pengembang Kurikulum SMP pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Narasumber Nasional Kurikulum 2013, Penilai Buku Teks dan Non-teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang semuanya pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pendidikan dan Pelatihan Guru, baik pada tingkat sekolah, kabupataen/kota, provinsi, maupun nasional. Judul buku yang ditulis, antara lain Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VII, VIII, IX, Penulisan Bersama, 162
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2008, Pendidikan Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar, Pendidikan Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, tahun 2011, Dinamika Ideologi Partai Politik Keagamaan Pada Masa Orde Baru, tahun 2015, Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo, Kota Semarang, tahun 2015. Judul penelitian yang dihasilkan antara lain Kajian Pemberdayaan Masyarakat Korban Bencana Merapi di Kabupaten Magelang, tahun 2011 dan Interaksi Kelas Sosial Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo Kota Semarang, tahun 2012. Kegiatan lain yang dilakukan pengembangan potensi dan pemberdayaan masyarakat miskin di bidang pendidikan.
163