Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer

››› Download audio book. ‹‹‹ Original Title: Bumi Manusia ISBN: 9799731232 ISBN13: 9789799731234 Autor: Pramoedya Ananta Toer Rating: 3.1 of 5 stars (1753) counts Original Format: Paperback, 535 pages Download Format: PDF, RTF, ePub, CHM, MP3. Published: 2005 / by Lentera Dipantara / (first published 1975) Language: Indonesian Genre(s): Fiction- 140 users Asian Literature >Indonesian Literature- 67 users Historical Fiction- 66 users Literature- 46 users

Description: Roman Tetralogi Buru mengambil latar belakang dan cikal bakal nation Indonesia di awal abad ke20. Dengan membacanya waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan pertarungan kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional yang

kemudian kelak melahirkan Indonesia modern. Roman bagian pertama; Bumi Manusia, sebagai periode penyemaian dan kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreator adalah manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan dan peradaban. Pram menggambarkan sebuah adegan antara Minke dengan ayahnya yang sangat sentimentil: Aku mengangkat sembah sebagaimana biasa aku lihat dilakukan punggawa terhadap kakekku dan nenekku dan orangtuaku, waktu lebaran. Dan yang sekarang tak juga kuturunkan sebelum Bupati itu duduk enak di tempatnya. Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu .... Sembah pengagungan pada leluhur dan pembesar melalui perendahan dan penghinaan diri! Sampai sedatar tanah kalau mungkin! Uh, anak-cucuku tak kurelakan menjalani kehinaan ini. "Kita kalah, Ma," bisikku. "Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

About Author:

Pramoedya Ananta Toer was an Indonesian author of novels, short stories, essays, polemics, and histories of his homeland and its people. A well-regarded writer in the West, Pramoedya's outspoken and often politically charged writings faced censorship in his native land during the prereformation era. For opposing the policies of both founding president Sukarno, as well as those of its successor, the New Order regime of Suharto, he faced extrajudicial punishment. During the many years in which he suffered imprisonment and house arrest, he became a cause célèbre for advocates of freedom of expression and human rights.

Bibliography: * Kranji-Bekasi Jatuh (1947) * Perburuan (The Fugitive) (1950) * Keluarga Gerilya (1950) * Bukan Pasarmalam (1951) * Cerita dari Blora (1952) * Gulat di Jakarta (1953) * Korupsi (Corruption) (1954) * Midah - Si Manis Bergigi Emas (1954) * Cerita Calon Arang (The King, the Witch, and the Priest) (1957) * Hoakiau di Indonesia (1960) * Panggil Aku Kartini Saja I & II (1962) * The Buru Quartet o Bumi Manusia (This Earth of Mankind) (1980) o Anak Semua Bangsa (Child of All Nations) (1980) o Jejak Langkah (Footsteps) (1985) o Rumah Kaca (House of Glass) (1988) * Gadis Pantai (The Girl from the Coast) (1982) * Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (A Mute's Soliloquy) (1995) * Arus Balik (1995) * Arok Dedes (1999) * Mangir (1999) * Larasati (2000)

Other Editions:

- This Earth of Mankind (Paperback)

- Bumi Manusia (Paperback)

- This Earth of Mankind (Buru Quartet)

- Bumi Manusia: Roman Karya Pulau Buru (Paperback)

- The Earth of Mankind (Paperback)

Books By Author:

- Jejak Langkah

- Gadis Pantai

- Child of All Nations

- House of Glass

- Arok Dedes

Books In The Series:

- Child of All Nations

- Jejak Langkah

- House of Glass

Related Books On Our Site:

- Burung-Burung Manyar

- Ronggeng Dukuh Paruk

- Para Priyayi: Sebuah Novel

- Harimau! Harimau!

- Rahasia Meede: Misteri Harta Karun VOC

- Pulang

- Bilangan Fu

- Tanah Tabu

- Amba

- Anak Bajang Menggiring Angin

- Atheis

- Ca Bau Kan: Hanya Sebuah Dosa

- Robohnya Surau Kami

- Olenka

- Canting

- Kitab Omong Kosong

- Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai

- Aku Ini Binatang Jalang

Rewiews:

Jan 20, 2010 erry Rated it: really liked it Shelves: sastra-dalam-negeri “ Cerita..selamanya tentang manusia, kehidupannya, bukan kematiannya. Ya biarpun yang ditampilkannya itu hewan, raksasa atau dewa ataupun hantu. Dan tak ada yang lebih sulit dipahami daripada sang manusia.. jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu

sederhana; biarpun penglihatanmu setajam mata elang; pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka daripada dewa, pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kem “ Cerita..selamanya tentang manusia, kehidupannya, bukan kematiannya. Ya biarpun yang ditampilkannya itu hewan, raksasa atau dewa ataupun hantu. Dan tak ada yang lebih sulit dipahami daripada sang manusia.. jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biarpun penglihatanmu setajam mata elang; pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka daripada dewa, pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput” - Pramoedya Ananta Toer dalam Bumi Manusia – ============================================================= Aku adalah manusia. Tentu yang tak sempurna. Karena kealpaan dan lupa tak bisa lepas dariku. Aku hanyalah manusia biasa. Aku bukanlah dewa dengan segala ke-Maha-annya. Sempurna adalah kata yang tidak untukku. Namaku Minke, setidaknya itulah sapaan orang-orang ketika memanggilku. Saking terlalu seringnya nama itu digunakan, hingga aku hampir lupa nama asliku. Nama yang diberikan oleh Bunda dan Ayanda yang dengan bersusah payah akhirnya berhasil menjadi Bupati B. Sebagai keturunan priyayi Jawa, aku beruntung bisa mengenyam pendidikan ala Eropa. Ilmu pengetahuannya, budayanya, pergaulannya, bahasanya serta segala hal yang berbau Eropa. Aku begitu kagum akan peradaban dan budaya mereka. Hingga hampir- hampir tak lagi berdiri di atas tanah budaya sendiri. Ironis memang, tetapi itulah yang mungkin akan terjadi padaku kalau saja tak terjadi peristiwa itu Sebagai lelaki normal, wajarlah kiranya ketika kujatuh hati pada seorang perempuan. Apalagi perempuan yang kecantikannya ibarat dewi. Cantik, lembut namun rapuh. Aku mabuk karena kecantikannya dan cintanya. Hingga membuatku tak sadar, jatuh semakin dalam. Sebuah hubungan yang tulus, tanpa menyadari hukum, peraturan, kasta, etnis, bangsa dan pandangan orang lain dan dunia. Tak kudengarkan lagi nasihat para guru dan orangtua sendiri. Aku terjerat, terikat, terpenjara. Pribumi adalah bundaku. Bunda yang melahirkanku, memberiku dasar budaya, adat dan darah Jawa ini. Bunda yang telah memberiku kehidupan. Pribumi juga adalah Mamaku. Seorang wanita cerdas yang menjadi pintar secara otodidak. Perempuan biasa yang menjadi keras karena pengalaman hidup. Seorang Mama yang membuatku begitu mengaguminya. Eropa adalah guruku. Aku belajar dari mereka. Aku melihat dunia dari mereka, hingga aku lebih sering berlisan dengan bahasa mereka. Tetapi seperti apapun aku tetaplah seorang pribumi. Pribumi yang hanya dijadikan alat bangsa Eropa untuk meninggikan kejayaan mereka, sementara di pihak lain kami - kaum pribumi - akan semakin direndahkan derajatnya hingga ke jauh ke dalam tanah. Batinku berontak, harga diriku berteriak. Apakah ini arti dari semua yang telah kupelajari dari kalian wahai bangsa Eropa?? Apalah artinya semua ilmu, pengetahuan, sopan santun, hukum dan keadilan yang telah mereka ajarkan?? Ketika keadilan itu hanya berlaku bagi kaum mereka sendiri. Ketika hukum hanya melindungi ras kulit putih sendiri. Dan ketika batas antara Eropa dan pribumi tetap tak dapat terlampaui. Ketika kaum penjajah kolonial tetap akan menginjakkan kaki

mereka di atas kepala kaum pribumi pemilik negeri sendiri. Apakah akan selamanya seperti itu?? ============================================================= Bumi manusia. Manusia dgn segala problematikanya. Sebuah novel tentang seorang seorang keturunan priyayi Jawa yang mengenyam pendidikan ala Eropa. Sebuah pergolakan batin ketika ia berada di antara pertentangan antara apa yang dinamakan dengan modern dan tradisi. Apakah harus memilih cinta, cita cita ataupun keluarga. Pun jua ketika dihadapkan pada batasan antara pribumi dan Eropa. Hukum, keadilan dan semuanya. Sebuah novel yang cukup berani. Humanis. Melihat manusia dengan segala sisinya. Karena memang ini adalah Bumi manusia. Tak salahlah kalau novel ini banyak meraih penghargaan dari berbagai lembaga dan negara. Juga berulangkali diterbitkan di dicetak ulang dalam berbagai bahasa di dunia. Bahkan kalau tak salah, karena novel ini Pramoedya pernah beberapa kali dinominasikan meraih nobel sastra. Satu pertanyaan menggelitik kepala : Kenapa novel ini pernah sampai dilarang peredarannya?? Sepanjang saya membaca novel ini menurut pandangan saya pribadi, tiadalah unsur sosialis, komunis, mengancam ketahanan negara dan semacamnya. Suatu keanehan memang. Tetapi bukankah Indonesia memang adalah negeri yang penuh anomali?? Bumi manusia mengajak kita untuk berpikir dan merenung. Walaupun settingnya di era kolonial Belanda. Masih cocok dengan kondisi sekarang. Kebaikan dan keburukan manusia, diskriminasi, keadilan dan ketidak adilan hukum, mengutamakan kepentingan kelompok/ golongan tertentu, pemerasan, penjajahan dan pembatasan kemerdekaan, dan sebagainya. Kalau kita renungi, hingga masa kini pun itu semua masih terjadi bukan?? Bedanya tidak lagi antara Eropa dan pribumi. Tetapi antara sesama pribumi anak negeri. Hmm…mungkin saja itu jadi salah satu jawaban dari pertanyaan yang menggelitikku tadi. Mungkin. Dan itu mungkin saja loh……….. - Erry 38 likes 17 comments

bumi-manusia-by-pramoedya-ananta-toer.pdf

advocates of freedom of expression and human rights. Page 3 of 14. bumi-manusia-by-pramoedya-ananta-toer.pdf. bumi-manusia-by-pramoedya-ananta-toer.

305KB Sizes 0 Downloads 131 Views

Recommend Documents

No documents