BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) “Amal Mulia” merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang berbasis Kelompok Bermain. Sejak awal saya memimpin di KB Amal Mulia, pada masa transisi pendidik kelompok usia 23 tahun sering berganti-ganti/keluar dengan alasan keluarga maupun mutasi. Berkaitan adanya pendidik baru berpengaruh terhadap situasi pembelajaran. Kondisi PAUD yang kekurangan pendanaan dalam memberikan fasilitas ataupun honor guru, menurut saya menjadi salah satu penyebab keluarnya guruguru tersebut, karena sumber utama pendanaan di KB Amal Mulia adalah iuran rutin dari wali murid dan dana bantuan dari pemerintah yang diperoleh secara bergantian untuk tiap PAUD. Akibat dari kekurangan pendanaan yang lain adalah lembaga belum mampu memberikan pelayanan pada anak didik sesuai dengan standar PAUD yang ada di Permendikbud No. 137. Selain beberapa hal yang telah disebutkan di atas, banyaknya sumberdaya manusia yang bermutu tetapi belum diberdayakan di lingkungan PAUD juga menjadi salah satu acuan bagi penulisan karya ini. Beberapa hal yang ingin dicapai oleh pengelola antara lain; standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar pengelolaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, proses, dan penilaian, standar sarana-prasarana, dan standar pembiayaan. Untuk mengatasi hal tersebut di atas, Anggaran Dana Desa menjadi salah satu pendanaan yang ingin di peroleh KB Amal Mulia. Dengan mendapatkan supplai dana dari pemerintah desa, pengelola akan lebih mudah untuk membuat sebuah manajemen peningkatan mutu layanan di KB Amal Mulia. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis karya tulis dengan judul: “MAHABARATA” Strategi Manajemen Pengelolaan PAUD melalui Pemberdayaan Dana Desa dalam Peningkatan Mutu Layanan PAUD.

1

2

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut KB Amal Mulia menghadapi permasalahan sehingga perlu dicarikan solusinya. Untuk memberi panduan dalam pemecahan masalah, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut; 1. Bagaimanakah strategi “MAHABARATA”sebagai solusi manajemen PAUD melalui pemberdayaan dana desa dalam peningkatan mutu layanan di KB Amal Mulia? 2. Bagaimanakah keinovasian strategi manajemen “MAHABARATA” dalam meningkatkan mutu layanan di KB Amal Mulia melalui pemberdayaan dana desa? 3. Bagaimanakah

langkah-langkah

strategi

“MAHABARATA”

dalam

meningkatkan mutu layanan di KB Amal Mulia melalui pemberdayaan dana desa?

C. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut; 1. Menguraikan strategi “MAHABARATA” sebagai solusi peningkatan mutu layanan di KB Amal Mulia melalui pemberdayaan dana desa. 2. Mendeskripsikan

keinovasian

strategi

“MAHABARATA”

dalam

meningkatkan mutu layanan di KB Amal Mulia melalui pemberdayaan dana desa. 3. Mendeskripsikan

langkah-langkah

strategi

“MAHABARATA”

dalam

meningkatkan mutu layanan di KB Amal Mulia melalui pemberdayaan dana desa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi, Hadiah(Penghargaan), Bina Komunikasi, Perbaikan Sarana Prasarana, Taat Agama, Antisipasi Untuk meningkatkan mutu layanan PAUD melalui pemberdayaan dana desa, diperlukan strategi “MAHABARATA” sebagai manajemen pengelolaannya. MAHABARATA adalah singkatan dari, motivasi, hadiah (penghargaan), bina komunikasi, perbaikan sarana prasarana, taat agama, dan antisipasi. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya (Murtie 2012: 63). Pepatah mengatakan, “Anda dapat menarik kuda masuk ke dalam air, tapi Anda tidak akan dapat memaksanya minum air karena ia hanya minum jika ingin minum. Seperti halnya kuda, manusia juga cenderung melakukan apa yang ingin ia lakukan. Para pemimpin paham benar tentang hal ini maka, mereka menciptakan “keinginan untuk melakukan” dalam diri orang-orang yang dipimpinnya. Caranya adalah dengan memotivasi mereka. Dengan memotivasi orang-orangnya, pemimpin memberi alasan mengapa mereka harus melakukan sesuatu. Motivasi ini tidak selalu dalam bentuk materi, meskipun harus diakui bahwa materi (uang) bisa menjadi motivasi yang sangat efektif (Chris Harijanto 2007:21). Untuk menjalin kerjasama yang harmonis perlu adanya komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak yang dapat mendukung kemajuan sebuah lembaga PAUD. Bina komunikasi dalam karya tulis ini di antaranya bina komunikasi dengan desa, bina komunikasi dengan anggota dalam lembaga, bina komunikasi dengan wali murid, dan bina komunikasi dengan masyarakat. Dalam PERMENDIKBUD No. 137 Pasal 31 menyatakan bahwa: (1) Sarana dan prasarana merupakan perlengkapan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini.

3

4

(2) Pengadaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perlu disesuaikan dengan jumlah anak, usia, lingkungan, lingkungan sosial dan budaya lokal, serta jenis layanan. Prinsip pengadaan sarana prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. Aman, bersih, sehat, nyaman, dan indah; b. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak; c. Memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitar, dan benda lainnya yang layak pakai serta tidak membahayakan kesehatan anak. Dalam menjalankan pengelolaan di lembaga PAUD, harus dilandasi oleh agama yang dianut. Manusia memiliki akal (pikiran, perasaan dan kemauan) yang digunakan secara tepat dan benar, manusia akan mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan baik (Drs. Muhaimin 2005: 9). Dengan akalnya tersebut, manusia mampu memahami dan mengetahui rahasia-rahasia dan hukum-hukum yang berlaku di alam ini, yang dengan ini, manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang dan sosialisasinya. Dengan akal dan ilmu pengetahuannya, manusia mampu merekayasa dan memanfaatkan hukum-hukum dan kekayaan alam ini untuk kepentingan dan dan memenuhi kebutuhan kehidupan manusia, yang dengan ini, manusia mampu mengembangkan teknologi yang semakin canggih dalam mengolah dan mengelola alam ini. Manusia telah bekerja untuk memperoleh harta benda. Kita tidak mungkin mencapainya kecuali dengan kesungguhan dan kerja keras. Jika tidak dengan kekuatan fisik, maka dengan kekuatan pemikiran dan perasaan. Hakikat kerja keras berada di sepanjang kehidupan manusia, sedang tujuan akhirnya mencari keridhaan Allah (Abdul Hamid Mursi 1997). Agar motivasi individu terpacu untuk bekerja, maka pengelola dapat menambah nilai positif hasil pekerjaan melalui sarana tertentu dalam manajemen untuk memperbaiki pola hubungan khusus, artinya menambah insentif atau imbalan dan memupuk harapan. Pengelola PAUD berusaha mendorong hubungan

5

antara pekerjaan dan hasilnya. Pengelola dapat pula melakukan hal itu melalui upaya perbaikan hubungan atau dengan menambah kemungkinan-kemungkinan hasil dengan cara antisipasi (DR. Abdul Hamid Mursi 1997). B. Pendidikan Anak Usia Dini Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini yang diterapkan pada program PAUD didasarkan atas prinsip-prinsip berikut. 1.

Berorientasi pada kebutuhan anak: kegiatan belajar harus selalu ditujukan pada pemenuhan kebutuhan perkembangan anak secara individu karena anak merupakan individu yang unik, maka maing-masing anak memiliki kebutuhan yang berbeda.

2.

Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain: bermain merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan belajar anak dengan menerapkan metode, strategi, sarana, dan media belajar yang merangsang anak untuk melakukan eksplorasi, menemukan dan menggunakan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar anak.

3.

Merangsang munculnya kreatifitas yang inovatif: kreativitas dan inovasi tercermin melalui kegiatan yang membuat anak tertarik, fokus, serius, dan konsentrasi.

4.

Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar: lingkungan harus disetting menjadi lingkungan yang menarik dan menyenangkan bagi anak selama mereka bermain.

5.

Mengembangkan kecakapan hidup anak.

6.

Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip perkembangan anak.

6

7.

Rangsangan

pendidik

mencakup

semua

aspek

perkembangan

anak(Depdiknas, 2006). Selain mengacu pada prinsip-prinsip di atas, menurut UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 9 menyebutkan bahwa “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pendidikan pada anak usia dini dibutuhkan suatu managemen pengelolaan PAUD yang sesuai, sehingga mutu layanan PAUD mampu tercapai.

C. Manajemen PAUD Kemajuan sebuah lembaga salah satunya ditentukan oleh bagaimana manajemen pengelolaan yang dibuat oleh pihak pengelola, karena manajemen pengelolaan merupakan sebuah motor penggerak. Manajemen pengelolaan harus dibuat berdasarkan visi dan misi dari sebuah lembaga PAUD. Apabila pengaturan manajemen sebuah lembaga bagus, maka lembaga yang dikelola juga akan maju dan berpotensi meluluskan anak didik yang berkualitas, baik dipandang dari segi aspek perkembangan anak ataupun dari segi akhlaq yang dimiliki anak. Di dalam permendiknas no.58 dijelaskan bahwa pengelola PAUD di antaranya harus memiliki kompetensi manajerial dengan indikator mampu mengelola

dan

mengembangkan

lembaga

dalam

pelayanan

pendidikan,

pengasuhan, dan perlindungan, mampu mengkoordinasi pendidik dan tenaga kependidikan lain dalam lembaga, dan mampu mengelola sarana dan prasarana sebagai aset lembaga. Dalam hal ini disebutkan bahwa fungsi manajerial terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan (Arju Rahmanto,2012). Marry Parker Follet mendefinisikan bahwa manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain(Sudarwan Danim,2009:2). Di sini seorang pengelola bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

7

Griffin mendifinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan,kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Efektif merujuk pada tujuan dan hasil guna,sedangkan efisien merujuk pada daya guna, cara, dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut (Sudarwan Danim, 2009:2) Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen PAUD adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengotrolan sumber daya untuk mencapai mutu layanan PAUD yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan PAUD, Anisa (dalam Sri Kurnianingsih,2014) menyebutkan manajemen, sarana, dan prasarana merupakan bagian dari perencanaan kegiatan PAUD yang memerlukan bantuan dari pihak lain. Peran tersebut termasuk peran lembaga swadaya yang ada di tingkat desa yaitu Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang berperan dalam pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD) maupun badan bentuk lain.

BAB III PEMBAHASAN A. Inovasi Model Pengelolaan PAUD Inovasi ide atau gagasan dari karya tulis ilmiah ini terletak penggabungan unsur peningkatan mutu SDM, bina komunikasi, perbaikan sarana dan prasarana serta ketaatan pada agama yang melatarinya, dan yang paling utama adalah antisipasi pendanaan dengan berinvestasi memanfaatkan SDM yang ada di masyarakat sekitar lembaga PAUD. Sehingga dari pelaksanaan metode ini akan menjadikan sebuah lembaga menjadi lembaga yang bermutu, baik dipandang dari segi akademik ataupun dari segi akhlaknya. Peningkatan mutu kompetensi profesional pendidik sangat diutamakan dalam karya tulis ini, karena menurut penulis bagus tidaknya SDM yang dimiliki oleh sebuah lembaga, menentukan bagus tidaknya pelayanan yang akan diberikan. Komunikasi dengan berbagai pihak, juga menjadi prioritas kedua, karena dengan komunikasi yang baik, akan memudahkanpencarian informasi serta mempermudah penyelesaian masalah B. Pemberdayaan Dana Desa Melalui komunikasi yang lancar dengan pemerintah desa, pengelola PAUD akan lebih mudah untuk memperoleh informasi mengenai support desa untuk PAUD sehingga lebih mudah bagi lembaga untuk menjalin kerjasama dalam kaitannya penempatan PAUD dalam Anggaran Dasar Daerah (ADD), karena selain iuran rutin dari wali murid, bantuan dana dari APBD dan APBN, pemberdayaan dana desa juga ikut berperan sebagai penunjang dalam peningkatan mutu layanan PAUD. Pemberdayaan dana desa akan mempermudah proses manajemen PAUD, karena manajemen akan bekerja maksimal jika didukung adanya pendanaan.

8

9

C. Implementasi dari pemanfaatan dana Implementasi dari pemanfaatan dana desa guna meningkatkan mutu layanan PAUD dalam strategi “MAHABARATA” antara lain: 1.

Mengikutsertakan pendidik PAUD dalam program pelatihan, seminar ataupun workshop guna meningkatkan keprofesionalan pendidik.

2.

Mengikutsertakan pendidik ataupun anak didik dalam kegiatan-kegiatan lomba, sebagai upaya untuk pengujian kemampuan.

3.

Pengadaan pertemuan internal sebagai sarana evaluasi.

4.

Pengadaan pengajian 1 minggu sekali sebagai salah satu upaya untuk penguatan akhlaq dan ketaatan pada agama, dengan pengisian materi bergantian, baik itu pengelola maupun pendidik diberikan hak untuk menerima materi keagamaan dan kewajiban untuk menyampaikan materi jika sudah tiba gilirannya.

5.

Perbaikan administrasi yang belum lengkap.

6.

Perbaikan sarana dan prasarana dalam lembaga PAUD.

7.

Terlayaninya Anak Usia Dini dalam satu kelurahan.

8.

Pemberian makanan tambahan pada anak minimal satu bulan sekali.

9.

Pemberian penghargaan (reward) bagi guru yang berprestasi.

D. Strategi Pemecahan Masalah Strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah peningkatan pelayanan mutu PAUD melalui pemberdayaan dana desa antara lain sebagai berikut. 1.

Menjalin kemitraan dengan desa/masyarakat setempat Dengan terjalinnya kemitraan dengan badan desa/masyarakat setempat, maka

akan memudahkan bagi lembaga PAUD untuk mengakses/ memperoleh informasi tentang adanya ADD yang diperuntukkan untuk bidang pendidikan, terutama Pendidikan Anak Usia Dini. 2.

Memanfaatkan dana desa Seperti yang telah diungkapkan pada tinjauan pustaka bahwa salah satu

sumber pendanaan PAUD selain dari iuran wali murid ataupun bantuan dari dana APBD 1, APBD 2, ataupun APBN adalah melalui pemberdayaan Anggaran Dana

10

Desa, yang mana pengelolaannya dilakukan oleh

Badan Keswadayaan

Masyarakat (BKM), sebagai upaya untuk mensupport pembiayaan. Jika telah disetujui bahwa suatu PAUD telah dimasukkan ke dalam ADD, maka pengelola akan lebih mudah untuk melaksanakan perencanaan-perencanaan yang telah dibuat. 3.

Melaksanakan Strategi “MAHABARATA” Strategi “MAHABARATA” merupakan suatu manajemen peningkatan

layanan PAUD yang merupakan singkatan dari motivasi, hadiah(penghargaan), bagus komunikasi, perbaikan sarana –prasarana dan taat beragama. a. Motivasi Untuk meningkatkan semangat kinerja dan kompetensi para pendidik dan tenaga kependidikan perlu adanya motivasi atau dukungan antara lain: 1) Mengikutsertakan pendidik pada pelatihan, workshop, ataupun seminar sesuai dengan materi yang dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh pendidik sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. 2) Mengikutsertakan pengelola pada pelatihan, workshop, ataupun seminar sesuai dengan materi yang dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh pengelola yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial. 3) Mengikutsertakan pendidik dalam kegiatan-kegiatan lomba; Hal tersebut bertujuan untuk menguji sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh pendidik dan untuk menampilkan segala kemampuan yang dimiliki; 4) Memberi subsidi pendidikan lanjut bagi para pendidik; Dalam hal ini pihak lembaga harus menyadari bahwa pendidikan lanjut yang sedang ditempuh oleh pengelola ataupun pendidik merupakan salah satu upaya

11

peningkatan profesional guru demi memberikan mutu layanan yang baik dan optimal. Sehingga dengan kesadaran itu, pengadaan subsidi dana pendidikan lanjut menjadi tanggung jawab sebuah lembaga. 5) Mengikutsertakan anak-anak didik dalam ajang kreatifitas anak misalnya, pentas semarak kartini dan lomba gebyar PAUD dalam rangka menyambut HAN (Hari Anak Nasional). b. Hadiah Hadiah yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah apresiasi. Dengan adanya dana desa yang masuk ke PAUD, memudahkan para pengelola untuk melakukan strategi ini. Hadiah (penghargaan/apresiasi) diberikan kepada para pendidik ataupun anak didik yang berprestasi. Prestasi dalam hal ini bukan hanya dilihat dari segi akademik atau kemenangan dalam suatu lomba, melainkan juga dari penilaian dalam kegiatan pendidik selama kegiatan belajar mengajar. 1) Kriteria pendidik yang memperoleh penghargaan: a) Pendidik yang mendapatkan juara dalam lomba; b) Penghargaan untuk pendidik yang datang sebelum jam 07.00; c) Pendidik yang selama 1 tahun tidak pernah absen mengajar; d) Pendidik yang dalam 1 bulan khatam Al-Qur’an; e) Dan sebagainya. 2) Kriteria anak didik yang memperoleh penghargaan: a) Anak didik yang menang dalam lomba; b) Anak didik yang bisa membaca dengan baik; c) Anak didik yang mampu menghafal 7 surat pendek dalam Al Qur’an; d) Dan sebagainya. Hal tersebut di atas bertujuan untuk meningkatkan kegiatan yang produktif dan

mengurangi

kegiatan

yang

kontraproduktif.gambar

3.1

Pemberian

Penghargaan pada siswa berprestasi c.

Bina komunikasi Bina komunikasi dalam karya tulis ini memuat beberapa unsur, yaitu:

12

1) Bina Komunikasi dengan Desa; Untuk memudahkan lembaga PAUD mendapatkan dana dari desa, perlu adanya bina komunikasi yang baik dengan pihak desa. Pengutaraan segala bentuk kontribusi Desa bagi lembaga PAUD serta kebutuhan lembaga PAUD pada pihak perangkat desa (dalam hal ini Kepala Desa), akan memberikan tempat bagi lembaga PAUD dalam Anggaran Dana Desa. Bina komunikasi ini bisa dilakukan dengan: a) mengundang perangkat desa dalam beberapa acara yang diselenggarakan oleh lembaga PAUD, misalnya parenting dan akhirussanah. b) ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan desa misalnya, aktif sebagai pengurus PKK, aktif dalam kegiatan POSYANDU c) dan sebagainya. 2) Bina Komunikasi dengan anggota lembaga PAUD; Fungsi komunikasi dalam anggota kelembagaan merupakan sarana untuk memadukan tugas-tugas yang terkoordinasi. Supaya tercipta komunikasi yang baik dalam lembaga PAUD, hendaknya dibuat alternafif yang memungkinkan pengelola dan guru bertatap muka bersama-sama, misalnya pertemuan internal mingguan yang dilaksanakan pada hari jum’at. Pertemuan ini ditujukan untuk evaluasi kegiatan selama satu minggu, serta wadah dimana aspirasi-aspirasi pengelola ataupun pendidik dapat disampaikan. 3) Bina Komunikasi dengan Wali Murid; Peran serta wali murid dalam usaha peningkatan mutu pembelajaran anak didik juga diperlukan mengingat lama belajar di rumah lebih lama daripada lama belajar di lembaga PAUD. Oleh karena itu perlu dianggarkan dana untuk pelaksanaan parenting, hal ini bertujuan untuk menyelaraskan maksud dan tujuan pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di rumah. 4) Bina komunikasi dalam organisasi; Komunikasi dengan organisasi bisa dilakukan dengan: a) Menghadiri pertemuan Pengelola PAUD (bagi pengelola); b) Menghadiri pertemuan HIMPAUDI; c) Menghadiri pertemuan gugus;

13

d) Menghadiri pertemuan yang dilakukan untuk mencapai muayawarah mufakat bersama. Hal-hal tersebut bertujuan sebagai ajang berbagi ilmu, saling tukar kreativitas dan pengalaman yang baru. Selain itu, mengikuti pertemuan-pertemuan tersebut akan mempercepat dalam perolehan informasi. 5) Bina komunikasi dengan masyarakat di lingkungan sekitar PAUD. Dengan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat di lingkungan sekitar

PAUD,

diharapkan

agar

terjadi

kerjasama

yang

efektif

dan

berkesinambungan.

d. Perbaikan Sarana-Prasarana (sarpras) Dengan adanya bantuan dana dari desa, pengelola harus menganggarkan sebagian dana untuk perbaikan sarana-prasarana guna menunjang proses belajar mengajar. Sarpras yang perlu diperbaiki antara lain: 1) Membuat ruang kantor; Ruang kantor adalah otak dalam sebuah lembaga yang memiiki mutltifungsi di antaranya: sebagai tempat menyimpan segala bentuk administrasi (tata usaha), tempat perencanaan dan pengorganisasian, tempat bertemu antar anggota dalam organisasi. 2) Membuat ruang kelas sesuai jumlah kelompok anak; Selama ini, Kelompok Bermain Amal Mulia mempunyai layanan 3 keompok usia anak, akan tetapi ruang kelas yang dimiliki hanya 1 ruang, sehingga pada saat proses pembelajaran banyak anak yang perhatiannya terbagi. Apalagi pada saat guru dikelompok yang berbeda memberikan kegiatan bermain ataupun nyanyian yang lebih menarik, anakpun akan sering menengok pada kelompok usia yang diampu oleh pendidik tersebut. Berbeda halnya jika sebuah lembaga PAUD memiliki ruang kelas sejumlah kelompok usia yang dilayani. 1 Ruang kelas mempunyai 1 kelompok layanan akan memudahkan guru dalam menata anak ataupun kegiatan main yang akan digunakan. Selain itu, anak akan lebih terfokus pada pembelajaran yang diberikan

14

oleh 1 guru, karena yang mereka lihat dan mereka dengar adalah penjelasan dari 1 guru saja. 3) Memperbaiki APE luar yang sudah rusak/tidak layak pakai untuk anak. Digolongkan sarpras tidak layak pakai karena sudah tidak menjamin keselamatan anak pada saat digunakan; 4) Melengkapi APE dalam; Fungsi dari Alat Permainan Edukatif adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi anak. Oleh karena itu, semakin banyak jenis APE dalam yang dimiliki oleh lembaga PAUD maka anak-anak akan semakin kreatif. 5) Melengkapi segala kebutuhan administrasi; Administrasi (tata usaha) dapat didefinisikan sebagai kegiatan tulis-menulis yang

meliputi:

menerima,

mencatat

atau

mengagendakan,

mengolah,

menggandakan, mengirimkan surat-surat, menghimpun, menyelenggarakan kearsipan dan dokumentasi, menetapkan sistem-sistem kerja, mengadakan standarisasi bentuk-bentuk formulir dan ukuran kertas, dan menjaga sistem keharmonisan kerjasama di antara anggota organisasi. Sebuah lembaga akan dikatakan sukses salah satunya apabila lembaga tersebut memiliki kelengkapan administrasi. 6) Melengkapi segala kebutuhan dalam proses pembelajaran; Kebutuhan ini dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran misalnya, lem kertas, kertas lipat, pewarna makanan, dan masih banyak lagi. 7) Melengkapi semua kebutuhan habis pakai; Kebutuhan habis pakai dalam karya tulis ini, memuat segala kebutuhan habis pakai yang dibutuhkan oleh lembaga misalnya, sabun cuci tangan, sapu, alat pel, tempat sampah, serbet, soklin lantai, dan masih banyak lagi. 8) Membeli buku acuan pendidik; Buku-buku acuan pendidik akan membantu pendidik untuk memperoleh informasi tentang bentuk-bentuk metode pembelajaran yang efektif, membantu pendidik untuk berkreasi dalam pembelajaran, selain itu buku acuan juga berfugsi sebagai sarana pembelajaran misalnya, buku dongeng.

15

9) Membeli buku bacaan anak; Meskipun anak belum bisa membaca, pengadaan buku bacaan disini secara tidak langsung sangat berguna untuk melatih bahasa dan membaca pada anak. Saat anak melihat gambar apel bertuliskan “apel” dibawahnya, maka anak akan mengetahui bentuk tulisan apel itu seperti apa. 10) Melengkapi peralatan PPPK; Guna mengantisipasi kecelakaan pada anak, peralatan-peralatan PPPK harus dilengkapi. Baik itu dari segi peralatan luka ringan, paracetamol, bedak gatal dan minyak kayu putih.

e.

Taat Agama Menjadi pendidik harus taat pada agama, sehingga dapat mengetahui anjuran-

anjuran serta larangan yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini serta pengalokasian bantuan dana yang ada yang diatur dalam agama. Mengadakan dan menghadiri liqo’ atau pengajian sepekan sekali sangat diperlukan guna membangun akhlaqul karimah dan memperdalam ilmu agama terutama yang erat kaitannya dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Hal-hal yang diharapkan dari diberlakukannya kegiatan ini adalah: 1) Pendidik mampu meningkatkan rasa tanggung jawab baik tanggung jawab dalam mengajar ataupun dalam membelanjakan dana; 2) Amanah, yaitu bersungguh-sungguh dalam merawat, mendidik , menjaga keselamatan, serta membimbing anak didik dengan setulus hati sesuai dengan aspek-aspek perkembangan anak; 3) Meningkatkan kualitas akhlaq mulia dan sifat-sifat terpuji, misalnya saling sapa jika bertemu rekan dan anak, santun, tidak berkata kasar pada anak, tidak melontarkan kata-kata yang jelek; 4) Disiplin waktu; Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan disiplin waktu adalah pembuatan jadwal piket guru. Misalnya guru yang piket bertugas datang pukul 06.30, membuka pintu, membersihkan dan merapikan lingkungan sekolah, dan

16

menjemput anak yang datang dengan senyum, sapa, salim. Guru yang tidak piket datang maksimal jam 07.00 dan membantu pekerjaan guru piket yang belum selesai. 5) Menjaga kebersihan dan kerapian; Kebersihan dan kerapian dalam karya tulis ini memuat diantaranya: a) Kebersihan dan kerapian dalam berpakaian; Hal ini akan membuat anak-anak dan orang yang berada disekeliling kita menyukai kita, dan merasa nyaman ketika mereka sedang berkomunikasi ataupun berada dekat dengan kita. b) Kebersihan dan kerapian lingkungan sekolah. Akan membuat kita lebih nyaman ketika sedang berada di sekolah. f. Antisipasi Sebagai antisipasi dari pendanaan, sebagian dana yang didapat dari Pemerintah Desa akan digunakan untuk modal usaha membuat baju seragam sekolah. Hal ini ditujukan untuk: 1) Pemanfaatan sumberdaya manusia di lingkungan sekitar sekolah Pada tahun 2012 yang lalu, di dukuh Pejaten Desa Pasedan telah diadakan pelatihan menjahit dengan peserta dari lingkup desa tersebut, kebetulan para peminat dari pelatihan menjahit tersebut adalah perempuan, sebagian besar yang mengikuti sudah menikah, dan sebagian kecil belum menikah. Setelah pelatihan tersebut usai, pihak pemerintah desa memberikan 4 buah mesin jahit dan 1 buah mesin obras untuk dipergunakan untuk semua alumni peserta pelatihan. Karena jumlah mesin yang diberikan tidak mencukupi untuk diberikan kepada semua alumni, maka dibuat kesepakatan bersama bahwa mesin jahit akan di taruh di rumah Kepala Dusun supaya bisa digunakan bergantian. Akan tetapi sampai saat ini mesin-mesin tersebut tidak terpakai karena para penduduk lebih suka untuk membeli mesin jahit sendiri. Peserta pelatihan yang belum menikah memanfaatkan keterampilan menjahit yang mereka miliki dengan bekerja di garmen dan di LPK Kawaichi. Namun bagi peserta pelatihan yang sudah menikah memanfaatkan keterampilan menjahit

17

untuk kegiatan rumah saja, sekedar untuk menjahit baju yang sobek ataupun membuat baju untuk mereka pakai sendiri. Dalam karya tulis ini, pengelola ingin memberdayakan SDM tersebut sebagai tenaga kerja dalam usaha kecil ini. Setelah bantuan dana dari desa diterima, maka yang akan diutamakan adalah kebutuhan yang menyangkut pelayaan di lembaga PAUD, tapi sebagian dana disisihkan untuk pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan baju seragam di antaranya, kain, sepatu jahit, benang obras, benang jahit, resleting, kancing baju, jarum jahit, jarum pentul, pendedel, rader, gunting, cutter, skoci, dan sebagainya. Karena tenaga kerja adalah ibu-ibu rumah tangga, carakerja dari usaha ini fleksibel saja, yaitu: a) Pengelola minta ijin pada Kepala Dusun agar mesin jahit bisa digunakan dalam usaha ini dan bisa ditempatkan dirumah calon pemakai; b) Petugas pemotongan kain adalah pengelola PAUD sendiri kerena pengelola juga mengikuti pelatihan tersebut; c) Tenaga kerja/karyawati mengambil kain dalam bentuk potongan, dan tinggal menjahit.

Menjahit

dilakukan

dirumah

agar

ibu-ibu

bisa

sekalian

mengerjakan pekerjaan rumah. d) Setelah selesai di jahit, baju akan di obras dan di utik di tempat pengelola. e) Setelah diobras dan di utik, potongan baju di bawa pulang lagi untuk dipasang kancing, resleting, hak, selanjutnya disetrika untuk menghaluskan jahitan. f) Baju siap dikemas dan dipasarkan. 2) Pemanfaatan pengelola dan pendidik Pengelola dan pendidik dalam usaha ini barfungsi sebagai pihak marketing, yang bertugas untuk memasarkan seragam sekolah di organisasi-organisasi pertemuan misalnya: pertemuan HIMPAUDI, gugus PAUD, pertemuan pengelola, pertemuan IGTKI, pertemuan IGRA, dan sebagainya.

18

3) Kerjasama saling menguntungkan Hasil yang diperoleh dari penjualan baju seragam, sebagian akan dikelola untuk modal usaha kembali dan sebagian lagi digunakan untuk memberi upah tenaga kerja, memberi kas dukuh karena mesin jahit yang digunakan adalah milik dukuh, dan sisanya masuk kas lembaga.

Dana Desa

Motivasi

Hadiah

Antisipasi

Taat Agama

Bina Komunikasi

Bagan 3.1 Alur proses pendanaan Tabel 3.1 Modal Awal untuk 1 stel baju Harga

Ukuran

kain

kain

(meter)

(meter)

Harga

Harga

resleting kancing

Harga

Ongkos

Ongkos

benang

obras

borong

Total

Baju lengan pendek 18.000

1,25

1.000

500

1.000

1.000

8.000

34.000

10.000

45.000

(22.500) Baju lengan panjang (muslim) 18.000

1,75

1.000

500

1.000

(31.500)

Harga jual baju lengan pendek Rp. 45.000,00 Harga jual baju lengan panjang Rp. 60.000,00

1.000

19

Rumus laba = Harga Jual – Modal Laba seragam lengan pendek 1 stel = Rp.45.000 – Rp.34.000 = Rp.11.000,00 Laba seragam lengan panjang 1 stel = Rp.60.000 – Rp.45.000 = Rp.15.000,00 Pada umumnya Kelompok Bermain memiliki jumlah murid baru sekitar 20 anak dan minimal 2 stel jenis baju untuk di pakai anak ke sekolah. Disini penulis memperkirakan jumlah yang akan dipesan per Kelompok Bermain adalah 20 stel baju kali 2 jenis, sehingga jumlahbaju total yang akan di beli untuk tiap KB adalah 40 stel baju. Jika marketing diawali untuk penjualan pada KB satu kecamatan, misalnya Kecamatan Bulu yang pada saat ini memiliki layanan PAUD nonformal berrjumlah 26 lembaga, maka laba yang akan diperoleh akan lebih banyak. Rumus menghitung laba untuk penjualan ditingkat kecamatan adalah Jumlah Lembaga PAUD x Jumlah Pesanan per PAUD x laba 1 stel baju. Misalkan yang dibeli adalah baju lengan pendek semua, maka jumlah laba adalah 26 lembaga x 40 stel x 11.000, jadi total laba yang akan kita peroleh pada penjualan baju di tingkat kecamatan adalah sebesar Rp.11.440.000,00 Jika marketing bekerjasama dengan pihak HIMPAUDI Kabupaten Rembang, maka jumlah laba akan semakin meningkat lagi, karena menurun informasi dari Ketua HIMPAUDI Kabupaten Rembang bahwa lembaga PAUD nonformal yang ada di Kabupaten Rembang berjumlah ±640 lembaga PAUD nonformal. Jika kita hitung berapakah laba yang akan kita hasilkan pada penjualan tingkat kabupaten, maka hasilnya adalah 640 lembaga x 40 stel x 11.000 yaitu Rp. 281.600.000,00. Karena kita memanfaatken jejaring kemitraan dengan organisasi, maka kita harus membuat perjanjian tertulis bahwa dengan adanya kerjasama ini pihak HIMPAUDI akan diberikan bagi hasil 3 % atau sesuai musyawaran dengan pihak pengurus HIMPAUDI.

20

Grafik 3.2 Jumlah penjualan seragam 700 600 500 400 300 200

jumlah lembaga

100 0

E. Keberlangsungan Lembaga Dengan diterapkannya strategi manajemen “MAHABARATA” diharapkan agar: a.

Penerapan manajemen “MAHABARATA” diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan PAUD;

b.

Kualitas lulusan yang dihasilkan bermutu tinggi, berakhlaq mulia dan siap untuk memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD);

c.

Mendengar informasi-informasi tersebut, konsumen akan tertarik untuk mendaftarkan putra-putri mereka pada PAUD Amal Mulia, sehingga PAUD Amal Mulia akan tetap eksis dan menjadi lembaga prasekolah favorit di Kecamatan Bulu;

d.

Lembaga PAUD menjadi lembaga yang sukses;

e.

Masyarakat di sekitar PAUD akan mendapatkan penghasilan tambhan karena ikut berpartisipasi dalam strategi MAHABARATA;

f.

Lembaga-lembaga lain lebih mudah untuk memesan seragam;

g.

Pemasukan meningkat lembaga PAUD;

21

Setelah menjalankan strategi MAHABARATA, lembaga PAUD akan memiliki banyak siswa, sehingga jumlah iuran SPP dari wali murid meningkat sehingga layanan yang diberikan tetap optimal Selain dana yang diperoleh dari iuran rutin, lembaga PAUD juga mendapat pemasukandari hasil penjualan baju seragam anak. MAHABARATA

MUTU LAYANAN PAUD MENINGKAT

PEMASUKAN MENINGKAT

DANA DESA PAUD SUKSES

KONSUMEN TERTARIK

KUALITAS LULUSAN BAGUS

PAUD FAVORIT

Bagan 3.2 Keberlangsungan lembaga karena diterapkan strategi MAHABARATA

BAB IV PENUTUP A. Simpulan Dari uraian bab terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut. 1.

Strategi “MAHABARATA” diterapkan dengan pemanfaatan dana desa untuk meningkatkan mutu layanan PAUD, dengan memaksimalkan peran pengampu(stakeholders) dalam struktur organisasi PAUD.

2.

Memadukan ilmu agama dengan ilmu pengelolaan PAUD serta menyusun antisipasi kejadian, diharapkan mampu memberikan layanan yang maksimal segi prestasi akademik maupun dari segi akhlaknya.

3.

Dengan menerapkan strategi “MAHABARATA” diharapkan mampu memjadikan PAUD menjadi sebuah lembaga yang favorit bagi masyarakat.

B. Rekomendasi Rekomendasi bagi penerapan strategi ini adalah sebagai berikut. 1.

Bagi pengelola, diperlukan semangat yang besar untuk mau meningkatkan mutu layanan PAUD melalui pemberdayaan dana desa, serta mau dan mampu menjadi motor penggerak dalam penerapan strategi ini.

2.

Bagi lembaga, diperlukan peningkatan kapasitas dan kerjasama stakeholder khususnya pengelola dan pendidik dengan kemitraan di desa.

3.

Bagi pemerintah, dilakukan sosialisasi dan pendampingan pada layanan PAUD mengenai strategi ini dikaitkan dengan pentingnya pemberdayaan dana desa untuk meningkatkan mutu layanan PAUD.

22

DAFTAR PUSTAKA Danim,sudarwan dkk.2009.Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta. Musanef.1984.Manajemen kepegawaian di Indonesia.Jakarta: PT. Gunung Agung. G murdick, robert.1991.Sistem Informasi untuk Manajemen Modern. Jakarta: Erlangga. Bangun, Wilson.2012.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Acuan Pembelajaran pada Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas. Kak Seto. 2004. Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya. Jakarta: Erlangga. Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press. Permendiknas Nomor 58 tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Depdiknas. Harijanto, Chris. 2007. Pemimpin yang Andal. Yogyakarta: CV Kompetensi Terapan Sinergi Pustaka. Fauzi, Ihsan. 2008. Cara Mudah Belajar Organisasi. Surakarta: PT. Era Intermedia. Margaretha, Farah. 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang. Jakarta: Grasindo. Izzan, Ahmad. 2007. Menjadi Muslim Pembelajar. Bandung: OASE Mata Air Makna. Hamid Mursi, Abdul. 1997. SDM yang Produktif. Jakarta: Gema Insani Press. Tasmara, Toto. 2000. Menuju Muslim Kaffah. Jakarta: Gema Insani. Muhaimin. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Surabaya: Karya Abditama.

23

MAHABHARATA 5.pdf

Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. MAHABHARATA 5.pdf. MAHABHARATA 5.pdf. Open. Extract.

258KB Sizes 2 Downloads 173 Views

Recommend Documents

telugu mahabharata pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item.

Mahabharata, Book 11, Stri Parva.pdf
the mighty-armed Krishna, of the intelligent Narada, of many other. rishis, and of Vyasa himself of immeasurable energy. Though possessed of. prowess, thy son ...

Mahabharata, Book 5, Udyoga Parva.pdf
this means also it may be gained enduringly.' Page 3 of 331. Mahabharata, Book 5, Udyoga Parva.pdf. Mahabharata, Book 5, Udyoga Parva.pdf. Open. Extract.

Mahabharata, Book 8, Karna Parva.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Mahabharata ...

Mahabharata, Book 4, Virata Parva.pdf
There was a problem loading more pages. Retrying... Mahabharata, Book 4, Virata Parva.pdf. Mahabharata, Book 4, Virata Parva.pdf. Open. Extract. Open with.

Mahabharata, Book 9, Shalya Parva.pdf
city, the Suta Sanjaya, raising his arms in grief, and with limbs. trembling, entered the palace of the king. Filled with grief, O tiger. among men, he wept aloud, ...

Mahabharata, Book 2, Sabha Parva.pdf
good to Yudhishthira the just. Indeed, build thou such a palace that. persons belonging to the world of men may not be able to imitate it even. after examining it ...

The Mahabharata - A Summary.pdf
Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. The Mahabharata - A Summary.pdf. The Mahabharata - A Summary.pdf. Open. Extract.

Mahabharata, Book 2, Sabha Parva.pdf
Page 1 of 136. o. The Mahabharata. T. of. o. Krishna-Dwaipayana Vyasa. K. BOOK 2. B. SABHA PARVA. S. Translated into English Prose from the Original ...

Mahabharata by Kisari Mohan Ganguli
”Bhishma continued,. 'The high-souled Gautami, although repeatedly incited by the fowler for the .... Fire, Sky, Earth, Mitra and Parjanya, Aditi, and the Vasus, Rivers and. Oceans, all existent ..... down-cast eyes, saving,–. It behoves you, O m

Mahabharata, Book 17, Mahaprasthanika Parva.pdf
those mighty ones were proceeding quickly, all rapt in Yoga, Yajnaseni,. Page 3 of 7. Mahabharata, Book 17, Mahaprasthanika Parva.pdf. Mahabharata, Book ...

Mahabharata, Book 4, Virata Parva.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Mahabharata ...

Mahabharata, Book 6, Bhishma Parva.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Mahabharata ...

Mahabharata, Book 7, Drona Parva.pdf
Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Mahabharata, Book 7, Drona Parva.pdf. Mahabharata, Book 7, Drona Parva.pdf. Open.

Mahabharata, Book 16, Mausala Parva.pdf
Page 1. Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Mahabharata, Book 16, Mausala Parva.pdf. Mahabharata, Book 16, Mausala Parva.pdf.

Mahabharata, Book 13, Anusasana Parva.pdf
"The fowler said, 'By killing Vritra, Indra secured the best portion (of. sacrificial offerings), and by destroying a sacrifice Mahadeva secured. his share of sacrificial ...

Mahabharata, Book 13, Anusasana Parva.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Mahabharata, Book 13, Anusasana Parva.pdf. Mahabharata, Book 13, Anusasana Parva.pdf. Open. Extract. Open wi

vyasa mahabharata in telugu pdf
vyasa mahabharata in telugu pdf. vyasa mahabharata in telugu pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying vyasa mahabharata in telugu pdf.

Mahabharata, Book 9, Shalya Parva.pdf
Seeing Sanjaya come back to the city, O king, in that. distressful plight, all the people, O best of kings, filled with great. anxiety, wept loudly, saying, 'Alas, O king! The whole city, O tiger. among men, including the very children, hearing of Du