KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Monitoring Evaluasi Bahan Pembelajaran Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah
LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 2011
Bahan Pembelajaran Monitoring Evaluasi Tim Pengembang Bahan Pembelajaran Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Pengarah
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Dr. Abi Sujak Prof. Dr, Siswandari, M.Stats
Penanggung Jawab
Dr. Abdul Kamil Marisi
Tim Penulis
Drs. Yuli Cahyono, M.Pd Drs. Johannes Manggar, M.Sc Joko Priyadi, S.Pd
Tim Produksi
Ady Saefudin, S.Pd Ghandi Kusuma Jaya, S.T Indah Mustika Rini, S.Pd Siti Budiyah, S.Si
Kepala BPSDMP-PMP Kepala Pusbangtendik Kepala LPPKS
Diterbitkan Oleh LPPKS, Karanganyar @2011
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopy, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari LPPKS.
KATA PENGANTAR Dalam rangka peningkatan mutu kepala sekolah/madrasah pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah. Permendiknas ini memuat tentang sistem penyiapan calon kepala sekolah/ madrasah, proses pengangkatan kepala sekolah/madrasah, masa tugas, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah, mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah Dalam sistem penyiapan calon kepala sekolah/madrasah, peserta yang telah lulus seleksi administrasi dan seleksi akademik, mengikuti Pendidikan dan Latihan Calon Kepala Sekolah/madrasah (Diklat Cakep). Dalam Diklat Calon Kepala sekolah tersebut, peserta mendapat materi-materi yang berkaitan dengan tugas, pokok dan fungsi kepala sekolah baik bersifat manajerial sekolah maupun kepemimpinan sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, LPPKS menyiapkan bahan pembelajaran sesuai dengan materi yang dibutuhkan calon kepala sekolah. Materi ini dirancang untuk pembelajaran mandiri, sehingga calon kepala sekolah dapat menggunakan bahan pembelajaran ini secara aktif. Dengan harapan pada akhir kegiatan pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mempersiapkan diri menjadi kepala sekolah menujukkan peningkatan yang signi�ikan dan pada gilirannya akan dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengembangan keprofesian mereka secara berkelanjutan. Kemudian dari semua yang diperolehnya itu, diharapkan akan berdampak pada semakin banyaknya pemimpin-pemimpin baru yang amanah, berjiwa wirausaha, dan profesional. Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan bahan pembelajaran ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua. Surakarta, Juni 2011 Kepala LPPKS Prof. Dr. Siswandari, M.Stats
Monitoring dan Evaluasi
i
ii
Monitoring dan Evaluasi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
Ruang Lingkup Materi
2
Tentang Bahan Pembelajaran Ini
1
Kompetensi yang Diharapkan
1
Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1
Diskusi tentang Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan di Sekolah
Materi 1. 2. 3. 4.
Pengertian Tujuan Monitoring dan evaluasi program sekolah Prinsip-prinsip monitoring evaluasi program Proses Monitoring dan Evaluasi Program/ Kegiatan Sekolah
Studi Kasus
MONITORING DAN EVALUASI
Kegiatan Pembelajaran 2
2 4 4 4 4 5 6 9
14 16 16
PENYUSUNAN INSTRUMEN
18
Kegiatan Pembelajaran 3
18
Re�leksi
22
MONITORING DAN EVALUASI
18
Glosarium
23
Monitoring dan Evaluasi
iii
iv
Monitoring dan Evaluasi
Tentang Bahan Pembelajaran Ini Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi sebagai administrator, manajer, pengawas, dan pemimpin. Dalam melaksanakan tugas kepengawasan di sekolah, salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah adalah kemampuan pengendalian program. Pengendalian program kegiatan sekolah sangat penting bagi kelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Kepala Sekolah harus memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan salah satu kegiatan program untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Bahan pembelajaran ini disusun untuk mengantarkan calon kepala sekolah memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan salah satu kegiatan program untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Materi ini penting untuk membekali calon kepala sekolah melaksanakan salah satu tuntutan pendidikan nasional agar calon kepala sekolah menjadi lebih profesional. Di dalamnya memuat petunjuk tentang perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan salah satu kegiatan program.
Kompetensi yang Diharapkan
Saudara diharapkan memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan salah satu kegiatan program untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah/madrasah. Untuk itu Saudara perlu
Monitoring dan Evaluasi
1
memahami konsep, tujuan, dan prinsip dan proses dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan program sekolah/madrasah.
Ruang Lingkup Materi Bahan pembelajaran ini akan mengantarkan saudara untuk:
1. Memahami pengertian, tujuan, prinsip dan proses monitoring dan evaluasi program; 2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program; 3. Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi program.
Langkah-langkah Pembelajaran Bahan pembelajaran ini akan memfasilitasi calon kepala sekolah/madrasah untuk memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan program di sekolah/madrasah melalui: • Curah pendapat tentang monitoring dan evaluasi program sekolah, presentasi materi inti, simulasi dan diskusi (pada In-1); • Praktik monitoring dan evaluasi program sekolah (pada OJL); • Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah (pada In-2).
2
Monitoring dan Evaluasi
BAHAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
Apa itu MonEv
Diskusi tentang latar belakang program sekolah
MONITORING DAN EVALUASI Tujuan, Prinsip, Proses MonEv
1 15 menit
Pemaparan Tentang MonEv: - Tujuan - Prinsip - Proses - Prosedur/ Mekanisme
90 menit
Belajar Mandiri: Studi Kasus
Perencanaan MonEv
2 45 menit
Kerja Kelompok: PEMBUATAN PROGRAM MONEV
Penyusunan Instrumen MonEv
Kerja Individu: PENYUSUNAN INSTRUMEN MONEV 4 60 menit
3 60 menit
Penerapan hasil kerja kelompok dan Umpan Balik
90 menit
Belajar Mandiri: Studi Kasus
Penerapan Instrumen MonEv dan Umpan Balik
90 menit
Belajar Mandiri: Studi Kasus
Secara keseluruhan proses pembelajaran yang harus diikuti oleh calon kepala sekolah sebagai berikut: • Penyusunan program MonEv, Penyusunan instrumen MonEv (pada In-1); • Penyusunan program MonEv, Penyusunan instrumen MonEv, Pelaksanaan MonEv; dan Tindak lanjut MonEv (pada OJL); • Laporan pelaksanaan MonEv (pada In-2).
Monitoring dan Evaluasi
3
Kegiatan Pembelajaran 1
Diskusi tentang Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan di Sekolah Untuk mengantarkan calon kepala sekolah/ madrasah memahami monitoring dan evaluasi program kegiatan sekolah melalui penyusunan program MonEv, penyusunan instrumen MonEv, terlebih dulu kita akan mengkaji pelaksanaan program kegiatan di sekolah/madrasah saat ini.
Diskusi ini penting untuk memberikan pembelajaran kepada calon kepala sekolah agar memahami betapa pentingnya penguasaan kompetensi monitoring dan evaluasi program kegiatan di sekolah ini sebagai calon kepala sekolah. Diskusi ini akan berusaha mengungkap pemahaman calon tentang monitoring dan evaluasi program kegiatan di sekolah, kendala dalam monitoring dan evaluasi program kegiatan di sekolah, alternatif pemecahan yang ditempuh, pengalaman calon dalam proses monitoring dan evaluasi program kegiatan di sekolah di sekolah dan visi pengembangan monitoring dan evaluasi program kegiatan di sekolah calon sebagai kepala sekolah.
Materi
Pengantar Monitoring dan Evaluasi Program/ Kegiatan Sekolah 1. Pengertian
4
Monitoring dan evaluasi program sekolah adalah pemberian estimasi (penafsiran) terhadap
Monitoring dan Evaluasi
keberhasilan yang dicapai oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai administrator dan supervisor. Keberhasilan kepala sekolah merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan merupakan salah satu indikator yang diketahui dalam rangka memberikan estimasi terhadap keberhasilan program pendidikan di sekolah. Disadari bahwa betapa pentingnya evaluasi bagi suatu pekerjaan yang nantinya berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan maka dapat dikatakan bahwa tidak hanya siswa yang harus dievaluasi, melainkan semua aspek dalam program kerja sekolah juga mutlak dievaluasi. 2. Tujuan Monitoring dan evaluasi program sekolah Tujuan kegiatan monitoring monitoring dan evaluasi program sekolah adalah:
a. Menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan program sekolah yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen satuan pendidikan. b. Mendorong diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan program sekolah bersama para guru, dan merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan. c. Menyumbang pada akuntabilitas. Kepala sekolah perlu mengetahui bahwa pelaksanaan program sekolah yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan program sekolah yang telah dibuat, sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan sesuai dengan tujuan pada tingkat satuan pendidikan.
Monitoring dan Evaluasi
5
d. Menyediakan sumber informasi kemajuan/ prestasi utama bagi para pengambil keputusan e. Memberikan masukan terhadap pengambilan keputusan. Apakah pelaksanaan program sekolah yang telah dilaksanakan sudah cukup baik, atau perlu adanya inovasi dan revisi dalam pelaksanaan program sekolah tahun berikutnya. 3. Prinsip-prinsip monitoring evaluasi program
Monitoring dan evaluasi program sekolah harus dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsipprinsip tertentu agar dapat menghasilkan informasi yang benar-benar bermanfaat bagi pengambilan keputusan berikutnya dan benar-benar bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, di sekolah pada umumnya. Sebagaimana prinsip-prinsip evaluasi pada umumnya, monitoring dan evaluasi program sekolah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Komprehensif.
Bahwa monitoring dan evaluasi program sekolah harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menye¬luruh, baik aspek personalnya, materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi Jangan hanya ditujukan pada salah satu aspek saja. Misalnya aspek personalnya, jangan hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya. Begitu pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh. b. Komparatif.
6
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan monitoring dan evaluasi program sekolah harus dilaksanakan secara bekerja sama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas pelaksanaan program sekolah. Sebagai contoh dalam
Monitoring dan Evaluasi
mengevaluasi keberhasilan guru dalam mengajar, harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak dalam monitoring dan evaluasi program sekolah ini diharapkan kita dapat mencapai keobyektifan informasi yang dihasilkan. c. Kontinyu.
Monitoring dan evaluasi program sekolah hendaknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pelaksanaan program sekolah. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, tetapi sejak pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting dimaksudkan untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil diusahakan untuk ditingkatkan, sedangkan aktivitas yang gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan. d. Obyektif.
Dalam mengadakan monitoring dan evaluasi program sekolah harus menilai sesuai dengan kenya¬taan yang ada. Katakanlah yang hijau itu hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai mengatakan yang hijau itu. kuning, dan yang kuning itu hijau. Sebagai contoh, apabila seorang guru itu sukses dalam mengajar, maka katakanlah bahwa guru ini sukses, dan sebaliknya apabila jika guru itu kurang berhasil dalam mengajar, maka katakanlah bahwa guru itu kurang berhasil. Untuk mencapai keobyektifan dalam monitoring dan evaluasi program sekolah perlu adanya data dan atau fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
Monitoring dan Evaluasi
7
e. Berdasarkan Kriteria yang Valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu program pendidikan di sekolah. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat¬ harus mempertimbangkan hakekat substansi monitoring dan evaluasi program sekolah. Kriteria dalam monitoring dan evaluasi program sekolah ada dua, yaitu pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program sekolah. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya. f. Fungsional.
Hasil monitoring dan evaluasi program sekolah tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan. Hasil monitoring dan evaluasi program sekolah berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki program sekolah yang ada pada saat itu. Dengan demikian monitoring dan evaluasi program sekolah benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya monitoring dan evaluasi program sekolah digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah monitoring dan evaluasi program sekolah itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.
8
Monitoring dan Evaluasi
g. Diagnostik.
Monitoring dan evaluasi program sekolah hendak¬nya mampu mengidenti�ikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan program sekolah yang dievaluasi sehing¬ga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil monitoring dan evaluasi program sekolah harus didokumentasikan. Bahanbahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.
4. Proses Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Sekolah Dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi program sekolah, seorang kepala sekolah dapat mempertimbangkan untuk melakukan sendiri¬ (single - process) atau bersama-sama dengan stafnya (cooperative process). Mengingat bahwa monitoring dan evaluasi program sekolah bukan tanggung jawab pribadi kepala sekolah, melainkan juga merupakan tanggung jawab bersama, maka monitoring dan evaluasi program sekolah haruslah dilakukan secara kooperatif dengan berlandaskan pada prinsipprinsip pendidikan yang demokratis. Seluruh staf dan pihak-pihak yang berkepentingan diikutsertakan atau wakil-wakilnya yang representative dikerahkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi program di sekolah dalam suatu wadah “musyawarah”. Yang penting di sini adalah bagaimana mencari jawaban atas apa yang seharusnya dilakukan untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan sebuah program sekolah di sekolah. Secara teoritis, tidak akan ada sekolah yang menggunakan kurikulum yang sama karena adanya perbedaan dalam orientasi pendidikan, sumber daya manusia, fasilitas dan manajemen pendidikannya.
Monitoring dan Evaluasi
9
Yang harus ditetapkan dulu adalah paradigma berpikir kita tentang program monitoring dan evaluasi program sekolah yang akan dilakukan. Kita harus berpandangan bahwa kurikulum di tingkat sekolah atau lembaga pendidikan itu sesuatu yang khusus, unik dan beragam. Hal ini berkenaan dengan prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri yang memperhatikan keberagaman. Jadi, sekolah atau lembaga pendidikan dipersilahkan menciptakan kurikulumnya sendiri. Dengan kata lain, kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah sebuah kurikulum pendidikan yang dibuat sendiri oleh sekolah atau lembaga pendidikan. Sebuah poin yang sangat penting di sini adalah: jika setiap sekolah atau lembaga pendidikan mempunyai kurikulumnya sendiri-sendiri, lalu sejauh mana kurikulum pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan itu sebaiknya?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus terlebih dahulu membahas pendekatan apa yang harus kita pilih dan bagaimana memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan program sekolah yang kurikulumnya mempertimbangkan semangat keberagaman. Misalnya, berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum pendidikan di sekolah, maka ketika sebuah kurikulum diterapkan, beberapa pertanyaan kritis berikut ini harus dicari jawabannya, antara lain: Apakah kurikulum sekolah itu mencapai tujuannya?
Apa yang terjadi di kelas-kelas dan sekolah dimana kurikulum itu diterapkan? Apakah semua hal yang dipengaruhi oleh kurikulum itu memuaskan bagi kurikulum itu sendiri?
10
Apakah semua orang yang terlibat dalam pembuatan kurikulum itu dan yang mengajar di kelas sudah melakukan pekerjaannya dengan baik?
Monitoring dan Evaluasi
Mengevaluasi sebuah kurikulum selalu akan bersinggungan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Pada dasarnya pertanyaan-pertanyaan itu berkenaan dengan bagaimana mengumpulkan cukup informasi untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut; bagaimana melakukannya, seberapa tingkat keberhasilannya dan bagaimana menanggapi kebutuhan, kepentingan dan perkembangan siswa dan sebagainya.
Kedua, kalau kita melihat sebuah kurikulum pada tingkat satuan pendidikan tertentu, kita seharusnya mempersempit fokus pembahasannya pada aspekaspek sebagai berikut:
• Tentang Disain Kurikulum: pada hakekatnya pertanyaan yang harus dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi umum tentang kualitas perencanaan dan pengorganisasiannya. • Tentang Silabus dan Isi Program: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang apakah kurikulum itu relevan atau tidak, seberapa besar ketercapaian atau seberapa besar ketidaktercapaiannya. • Tentang Proses Kegiatan Pembelajaran: di Kelas: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang seberapa ketepatan dari program yang telah dilaksanakan. • Tentang Materi dan Bahan Pembelajaran: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang apakah materi tertentu ditambahkan pada pembelajaran siswa di kelas. • Tentang Guru: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/ informasi tentang bagaimana guru melaksanakan pembelajaran, bagaimana persepsi mereka
Monitoring dan Evaluasi
11
•
•
•
•
•
•
12
terhadap pembelajaran dan apa saja yang mereka ajarkan. Tentang Murid: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/ informasi tentang apa saja yang telah dipelajari oleh siswa, bagaimana persepsi mereka terhadap pembelajaran guru dan bagaimana partisipasi mereka dalam pembelajaran. Tentang Pelatihan Guru: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang apakah para guru sudah mendapatkan penataran/ pelatihan yang cukup. Tentang Pemantauan Perkembangan: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang hasil-hasil evaluasi yang pernah dilakukan sebelumnya. Tentang Motivasi Siswa: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang keefektifan guru dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya. Tentang sekolah: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/ informasi tentang layanan administrasi apa saja yang disediakan, sumber-sumber apa saja yang digunakan dan jaringan komunikasi apa saja yang telah dibuat. Tentang Lingkungan Sekolah: pada hakekatnya pertanyaan yang dibangun adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang ruang lingkup yang bisa disediakan untuk siswa dalam hal lingkungan yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pendidikan.
Jadi, kita di sini tidak sama sekali melihat keberhasilan
Monitoring dan Evaluasi
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dari sisi lulusan saja dan tidak juga dari sisi proyek pengembangan yang telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun sekolah. Akan tetapi kita lebih memberi perhatian kepada penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan melihat betapa penting bagi kita untuk mendapatkan informasi/data dan kemudian berusaha menimbang-nimbang dari semua aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dari perencanaan sampai dengan implementasi. Pada dasarnya, untuk mendapatkan informasi/ data tentang lulusan adalah penting, akan tetapi yang jauh lebih penting adalah untuk mendapatkan data/informasi tentang bagaimana lulusan itu dibuat atau diproses.
Akhirnya, kita juga harus menentukan apakah program monitoring dan evaluasi yang akan kita lakukan adalah sebuah program monitoring dan evaluasi untuk menguji akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau sebuah program evaluasi untuk pengembangan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Program monitoring dan evaluasi yang pertama mengacu pada ruang lingkup semua aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, untuk menjawab tuntutan kualitas pelaksanaannya. Program monitoring dan evaluasi ini biasanya untuk menguji effek atau akibat yang ditimbulkan secara signifikan oleh sebuah program pada suatu titik akhir dari proses pendidikan. Dan program evaluasi ini biasanya juga dilakukan untuk kebutuhan orang lain atau untuk kepentingan pengambil keputusan. Untuk sekedar diingat bahwa jika kita menghendaki program evaluasi kita adalah tentang akuntabilitas sekolah, maka kita akan
Monitoring dan Evaluasi
13
bisa melihat implementasi dari penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam berbagai tingkat keberhasilan, dari yang paling berhasil sampai yang kurang berhasil.
Tidak seperti program evaluasi yang berorientasi pada akuntabilitas, program monitoring dan evaluasi untuk pengembangan lebih mendasarkan pada upaya mencari masukan positif untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Paradigma berpikir kita harus difokuskan pada penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Cara pandang ini akan membimbing kita untuk melihat apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh sekolah, lalu menentukan langkah-langkah untuk mengarahkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah ke tujuan yang ingin dicapai (tujuan pendidikannya).
Jika kita menghendaki program evaluasi kita adalah untuk program pengembangan, maka kita harus memfokuskan perhatian kita terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi/data, menemukan fakta-fakta, mendeteksi kelemahan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dan kemudian berdasarkan temuan-temuan itu kita berikan masukan positif kepada sekolah dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikannya secara keseluruhan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut kita juga bisa membuat program kerja yang lebih terencana, terprogram dan berkesinambungan.
14
Monitoring dan Evaluasi
Studi Kasus Tugas Saudara selanjutnya adalah mengkaji studi kasus yang sudah disiapkan di lembar tagihan. • Dalam studi kasus ini, peserta bekerja secara mandiri dan berkelompok (4-5 orang/ kelompok). • Diskusikan program monitoring dan evaluasi dalam hal apa saja yang seharusnya dilakukan oleh seorang kepala sekolah di sekolah tersebut? • Bagaimanakah monitoring itu seharusnya dilaksanakan supaya efektif bagi peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan di sekolah tersebut? • Kumpulkan hasil diskusi kelompok Saudara kepada Master Trainer untuk mendapatkan umpan balik.
Monitoring dan Evaluasi
15
Kegiatan Pembelajaran 2
PENYUSUNAN PROGRAM MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM SEKOLAH
Untuk mengantarkan calon kepala sekolah/madrasah memahami monitoring dan evaluasi program kegiatan sekolah maka calon kepala sekolah harus menyusun program MonEv terlebih dulu. Maka saudara perlu melakukan kegiatan berikut ini: Penyusunan Program Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di “SMP X”.
Rambu-rambu: • Program dikembangkan dari aspek-aspek monitoring dan evaluasi yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). • Menggunakan format program yang sudah diberikan. • Dilakukan secara individu. • Dimoderasi oleh paling tidak 2 orang peserta lain. • Dikumpulkan kepada master Trainer untuk mendapatkan umpan balik. Kegiatan MonEv biasanya dilakukan dalam 3 tahapan, yakni:
16
Tahap 1 Persiapan Kegiatan meliputi: • Menetapkan tujuan kegiatan Monev. • Membagi tugas dan tanggung jawab tim MonEv, serta sumber daya yang tersedia. • Mengidenti�ikasi dan mengembangkan instrumen/alat MonEv yang dibutuhkan. • Berlatih menggunakan instrumen/alat MonEv.
Monitoring dan Evaluasi
• Menyusun rencana kegiatan MonEv
Hasil kegiatan dari tahap persiapan ini adalah rancangan pendekatan MoNev Instrumen/alat MonEv,
Rencana kegiatan MonEv, anggaran dan alokasi sumber daya. Tahap 2 Pelaksanaan Monev Kegiatan meliputi: • Mengorganisasikan penggunaan intrumen/alat MonEv . • Mengumpulkan & mendapatkan data. • Berkoordinasi dan bekerjasama antar tim MonEv. • Memonitoring perkembangan kegiatan. • Memodi�ikasi/penyesuaian MonEv jika perlu. • Mengidenti�ikasi isu/masalah –masalah yang penting, peluang, dan hasil. • Pertemuan tim MonEV untuk monitoring perkembangan kegiatan. Hasil kegiatan dari tahap persiapan ini adalah laporan Monev.
Tahap ke 3 Pelaporan Kegiatan meliputi: • Berbagi hasil MonEv dengan warga sekolah terkait-mendapatkan masukan/umpan balik lebih lanjut dari mereka. • Mendiskusikan bagaimana warga sekolah dapat menerapkan rekomendasi yang relevan .
Monitoring dan Evaluasi
17
Kegiatan Pembelajaran 3
PENYUSUNAN INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI Tugas Saudara selanjutnya adalah menyusun instrumen dari program yang sudah saudara susun sebelumnya.
• Saudara bisa bekerja secara kelompok. • Setiap kelompok menyusun instrumen monitoring program sekolah dengan mengisi tabel yang disediakan. • Setiap kelompok mempresentasikan instrumen yag sudah dibuat. • Kelompok lain memberikan komentar, saran, usul, pendapat atau ide untuk memperbaiki instrumen yang sudah dibuat. • Master Trainer memberikan umpan balik. Alat/Instrumen dan Metodologi MonEv
Monitoring dan Evaluasi akan mengaplikasikan alat/ instrumen untuk mendapatkan informasi secara kuantitatif dan kualitatif yang berkaitan dengan komponen-komponen kunci monitoring & evaluasi kegiatan di sekolah. Pengumpulan data secara kualitatif bisa dilakukan dengan: • Umpan Balik Diskusi FGD • Observasi • Wawancara setengah terstruktur • Evaluasi kegiatan
18
Sedangkan pengumpulan data secara kualitatif bisa dilakukan dengan: Data yang didapatkan dari kegiatan dan umpan balik/penilaian dari peserta yang mengikuti
Monitoring dan Evaluasi
kegiatan, panitia, atau pemerhati yang ada di saat kegiatan berlangsung.
Focus Group Discussion (FGD) adalah diskusi secara lebih fokus pada bidang tertentu. Peserta diskusi biasanya bersifat homogen atau mempunyai pengalaman atau pengetahuan yang sejenis atau sama.
Wawancara (interview) adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewee), untuk menilai keadaan seseorang misal: latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikapnya terhadap sesuatu. Wawancara sering disebut juga dengan kuesioner lisan. Jenis-jenis wawancara antara lain:
1. Wawancara terstruktur: yaitu wawancara yang terstandar yang terdiri dari serentetan pertanyaan disediakan sehingga si pewawancara tinggal memberikan tanda check (√ ) pada pilihan jawaban yang disediakan. Dalam pelaksanaannya bisa disembunyikan dan bisa tidak terhadap responden. 2. Wawancara tidak terstruktur yaitu terdiri dari: 3. Wawancara bebas (unguided inerview) yaitu: pewawancara bebas menanyakan apa saja dengan mengingat data apa yang akan dikumpulkan. Pewawancara tidak membawa pedoman (ancer-ancer) sehingga responden sering tidak menyadari behwa dia sedang diwawancarai, suasana menjadi santai seperti omong-omong. Namun sering pula pertanyaan menjadi kurang terkendali. 4. Wawancara terpimpin (guided interview) yaitu: pewawancara datang dengan serentetan pertanyaan yang akan diajukan persis sama dengan
Monitoring dan Evaluasi
19
wawancara terstruktur. 5. Wawancara bebas terpimpin yaitu: kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin dimana si pewawancara membawa pedoman berupa garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Jenis jenis observasi antara lain: 1. Observasi non sistematis yaitu: bila pengamat tidak menggunakan instrumen pengamatan. 2. Observasi sistematis yaitu: bila pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
20
Bentuk bentuk instrumen observasi meliputi: 1. Sistem tanda (sign system) yaitu: memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa yang timbul dan akan diamati. Peristiwa itu disebut juga snapshot (potret selintas). Contoh: observasi terhadap pengajaran guru di kelas. Maka perlu disediakan kolom-kolom peristiwa yang terjadi selama proses belajar mengajar antara lain: guru menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya pada kelompok, guru bertanya pada anak, murid bertanya, guru menjawab, murid berteriak, dsb. Jika suatu peristiwa dalam kolom terjadi maka diberikan tanda. Kejadian yang muncul hanya di check satu kali . Peristiwa yang muncul secara mendadak dicatat untuk kelengkapannya. 2. Category system yaitu: pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel tertentu saja. Contoh: pengamat ingn mengetahui partisipasi murid dalam proses belajar mengajar di beberapa
Monitoring dan Evaluasi
kelas. Pengamat hanya membatasi pada sejumlah kategori parsipasi murid antara lain: murid bertanya, murid berdebat, dan murid membahas pertanyaan murid lain. Sedangkan kategori yang lain ditinggalkan dengan harapan agar dapat diketahui pada kelas yang mana muridnya lebih partisipasif.
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang laporan pribadi atau hal-hal yang diketahuinya. Bentuknya bisa 2 macam. Kuesioner terbuka yang memungkinkan responden menjawab dengan kalimatnya sendiri. Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Menurut jenisnya kuesioner ada beberapa macam. Kuesioner pilihan ganda yaitu: responden tinggal memilih jawaban yang disediakan. Kuesioner isian yaitu: responden menjawab dengan kalimatnya sendiri. Check list yaitu: disiapkan daftar sehingga responden tinggal membubuhkan tanda check (√ ) pada kolom yang sesuai. Skala bertingkat (rating scale) yaitu: disediakan pertanyaan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya: sangat setuju, setuju, agak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan dilaksanakan. Responden biasanya adalah peserta, pembicara dan panitia kegiatan. Komponen yang dievaluasi biasanya adalah kualitas program/kegiatan, penyelenggaraan program, pembicara, dan panitia.
Monitoring dan Evaluasi
21
Refleksi Mohon untuk mengisi lembar re�leksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari. Nama : _____________________ Tanggal : _____________________ •
Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan belajar ini?
•
Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini? Materi apa yang ingin saya tambahkan? Bagaimana kelebihan dan kekurangan materi kegiatan ini? Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini? Berapa persen kira-kira materi kegiatan ini dapat saya kuasai? Apa yang akan saya lakukan?
•
• • • • •
22
Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
Monitoring dan Evaluasi
Glosarium • Monitoring evaluasi adalah kegiatan pemberian estimasi terhadap keberhasilan sekolah atau kepala sekolah dalam melaksanakan tugas fungsinya sebagai adminitrator dan supervisor. • Focus Group Discussion (FGD) adalah diskusi secara lebih fokus pada bidang tertentu. Peserta diskusi biasanya bersifat homogen atau memapunyai pengalaman atau pengetahuan yang sejenis atau sama. • Wawancara (interview) adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewee), untuk menilai keadaan seseorang misal: latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikapnya terhadap sesuatu. Wawancara sering disebut juga dengan kuesioner lisan. • Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. • Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang laporan pribadi atau hal-hal yang diketahuinya. • Evaluasi kegiatan adalah evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan dilaksanakan. Responden biasanya adalah peserta, pembicara dan panitia kegiatan. Komponen yang dievaluasi biasanya adalah kualitas program/kegiatan, penyelenggaraan program, pembicara, dan panitia.
Monitoring dan Evaluasi
23