ISBN: 978-602-72412-0-6
Analisis Vegetasi Tumbuhan di Daerah Bumi Perkemahan Babarsari Sleman dengan Menggunakan Metode Kuadrat
Siska Wahyu Pratiwi dan Febriati Chasanah Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian tentang analisis vegetasi tumbuhan telah dilakukan pada bulan Oktober 2014 yang berlokasi di Bumi Perkemahan Babarsari Desa Condong Catur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komponen vegetasi tumbuhan di daerah ternaung dan terdedah dengan menggunakan metode kuadrat. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan dua lokasi, yaitu daerah ternaung dan terdedah. Plot diambil secara acak sebesar 1 x 1 m² sebanyak tiga kali pada masing-masing lokasi. Parameter vegetasi meliputi densitas, dominansi, dan frekuensi setiap spesies. Kemudian menentukan densitas relatif, dominansi relatif, frekuensi relatif, indeks nilai penting, dan indeks diversitas untuk masing-masing spesies. Selanjutnya data dianalisis dengan rumus Shanon Wiener. Hasil menunjukkan tercatat 8 spesies di daerah ternaung yaitu Stachytarpheta indica, Cyanthula prostrata, Braciaria mitica, Emilia sonchifolia, Eragrostis tenella, Sida rhombifolia, Zoysia javanica, Commelina difusa. Sedangkan tercatat 2 spesies di daerah terdedah yaitu Eleusin indica dan Sida rhombifolia. Rata-rata indeks diversitas daerah ternaung sebesar 0,421 sedangkan di daerah terdedah sebesar 0,074. Kata kunci: Metode Kuadrat, Analisis Vegetasi, Shanon Wiener
I. PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan propinsi terkecil di Indonesia dengan luas 3.185,8 km², sebagai salah satu daerah tujuan penelitian ini adalah Bumi Perkemahan Babarsari. Bumi Perkemahan Babarsari adalah sebuah areal yang luas yang biasa digunakan untuk camping atau berkemah. Mayoritas yang memanfaatkan lokasi ini adalah siswa-siswa sekolah dasar yang melakukan kegiatan berkemah pramuka. Namun Bumi Perkemahan ini juga sering dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya seperti kegiatan outbond dan penelitian yang sering dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa. Kondisi geografis Bumi Perkemahan Babarsari berbatasan dengan jalan raya di bagian selatan, sungai di bagian utara, lapangan bola di barat, dan sebelah timur berbatasan dengan sawah. Koordinatnya Lintang Selatan: 7.757174, Bujur Timur: 110.400066 Desa Condong Catur, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melalui pengamatan langsung. Analisis vegetasi
483
dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang ada (Soerianegara, 1970). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat karena metode ini salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh. Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survei vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling. Petak bentuk segi empat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat (Suwena, 2007). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komponen (jenis) vegetasi tumbuhan di daerah ternaung dan terdedah dengan menggunakan metode kuadrat. Hasilnya dapat dijadikan sebagai data base keanekaragaman hayati tumbuhan selanjutnya bermanfaat untuk pengelolaan dan konservasi di daerah Bumi Perkemahan Babarsari. II. METODE Penelitian dilakukan pada hari Minggu, 12 Oktober 2014 pada pukul 07.00-09.30 WIB yang berlokasi di Bumi Perkemahan Babarsari Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman DIY. Penelitian ini menggunakan metode kuadrat sehingga diperoleh data berupa inventarisasi jenis tumbuhan, kondisi lingkungan abiotik yang diukur dari analisis vegetasi sehingga data tersebut merupakan data kuantitatif. Dari hasil pengukuran dapat dihitung besarnya densitas relatif, dominansi relatif, frekuensi relatif, INP dan indeks diversitas. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa vegetasi dapat dihitung menggunakan metode kuadrat. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan dua lokasi yang diharapkan yaitu daerah ternaung dan daerah terdedah. Kemudian plot diambil secara acak sebesar 1x1 m2 sebanyak tiga kali untuk masing-masing lokasi. Setelah plot diletakkan kemudian dihitung parameter vegetasi yang meliputi densitas, dominansi, dan frekuensi untuk masing-masing spesies. Dari perhitungan parameter vegetasi tersebut dapat ditentukan densitas relatif, dominansi relatif, frekuensi relatif, indeks nilai penting dan indeks diversitas. Indeks nilai penting digunakan untuk menentukan dominansi suatu jenis terhadap jenis lainnya. Densitas merupakan jumlah individu duatu spesies per satuan luas. Dominansi digunakan untuk menghitung penguasaan suatu jenis spesies disuatu area. Frekuensi digunakan untuk menghitung pola penyebaran suatu spesies apakan menyebar ke seluruh kawasan atau kelompok. Sedangkan indeks diversitas dapat memberikan invormasi dalam pengolahan suatu kawasan, atau penilaian suatu kawasan (Goldsmith, 2010). Tabel 1. Analisis Vegetasi Di Daerah Ternaung Plot
Nama Spesies
Densitas
Dominansi
Frekuensi
DR
Dom R
FR
INP
ID
1
Stachytarpheta indica
3
5
0,33
3,846
5
11,036
19,882
0,077
Cyanthula prostrata
8
10
0,67
10,256
10
22,408
42,664
0,120
484
ISBN: 978-602-72412-0-6
2
3
Braciaria mitica
2
6
0,33
2,564
6
11,036
19,6
0,077
Emilia sonchifolia
1
4
0,33
1,282
4
11,036
16,318
0,068
Eragrostis tenella
63
73
1
80,770
73
33,448
187,218
0,127
Sida rhombifolia
1
2
0,33
1,282
2
11,036
14,318
0,068
Jumlah
78
100
2,99
100
100
100
300
0,531
Cyanthula prostrata
9
17
0,67
19,148
17
33,5
69,668
0,147
Eragrostis tenella
25
56
1
53,192
56
50
159,152
0,146
Zoysia javanica
13
27
0,33
27,660
27
16,5
71,18
0,148
Jumlah
47
100
2
100
100
100
300
0,441
Eragrostis tenella
14
20
1
25,454
20
75,187
120,641
0,159
Commelina difusa
41
80
0,33
74,546
80
24,813
179,359
0,133
55
100
1,33
100
100
100
300
0,292
Jumlah
Kondisi Abiotik: Suhu Tanah
:
30⁰C
pH Tanah
:
8
Kelembaban Udara
:
66%
Berdasarkan Tabel 1 hasil perhitungan pada daerah ternaung diperoleh hasil bahwa pada semua plot frekuensi terbesar ada pada spesies Eragrostis tenella. Kehadiran spesies Eragrostis tenella pada plot 1, 2, dan 3 lebih tinggi dibandingkan spesies lainnya. Dominansi spesies Eragrostis tenella pada semua plot juga tinggi sehingga indeks nilai penting spesies tersebut tinggi. Indeks nilai penting ini yang menunjukkan bahwa penutupan tajuknya besar. Tabel 2. Analisis Vegetasi di Daerah Terdedah Plot 1
Nama Spesies
Densitas
Dominansi
Frekuensi
DR
Dom R
FR
INP
ID
50
100
0,67
100
100
100
300
0
50
100
0,67
100
100
100
300
0
Sida rhombifolia
4
6
0,67
6,25
6
50
62,25
0,141
Eleusin indica
60
94
0,67
93,75
94
50
237,75
0,080
64
100
1,34
100
100
100
300
0,221
35
100
0,67
100
100
100
300
0
35
100
0,67
100
100
100
300
0
Eleusin indica Jumlah
2
Jumlah 3
Sida rhombifolia Jumlah
Kondisi Abiotik: Suhu Tanah
:
31⁰C
pH Tanah
:
8
Kelembaban Udara
:
71%
Keterangan: DR
:
Densitas Relatif
Dom R
:
Dominansi Relatif
FR
:
Frekuensi Relatif
485
INP
:
Indeks Nilai Penting
ID
:
Indeks Diversitas
Berdasarkan tabel 2 hasil perhitungan daerah terdedah diperoleh hasil bahwa spesies Eleusin indica dan Sida rhombifolia kehadiran yang tertinggi adalah Eleusin indica dengan nilai INP sebesar 237,75. Penutupan tajuk spesies Eleusin indica besar. Tabel 3. Rekapitulasi Indeks Diversitas (H’) Daerah Ternaung Dan Daerah Terdedah Plot
Daerah Ternaung
Daerah Terdedah
1
0,531
0
2
0,441
0,221
3
0,292
0
Total
1,264
0,221
Rata-rata
0,421
0,07367
Kriteria indeks diversitas berdasarkan rumus Shanon Wiener: 1. Tinggi, jika H’ > 2,0 2. Sedang, jika H’ diantara 1,6 – 2,0 3. Rendah, jika H’ diantara 1,0 – 1,5 4. Sangat rendah, jika H’ < 1,0
Hasil rekapitulasi indeks diversitas pada tabel 3 menunjukkan bahwa pada daerah ternaung memiliki indeks diversitas rata-rata sebesar 0,421 yang menunjukkan bahwa indeks diversitas daerah ternaung menurut rumus Shanon Wiener sangat rendah (Odum,1993). Sedangkan pada daerah terdedah, indeks diversitas rata-rata sebesar 0,179 yang menunjukkan bahwa indeks diversitas pada daerah tersebut menurut rumus Shanon Wiener adalah sangat rendah (Odum,1993). Nilai penting dalam penelitian ini untuk menunjukkan kestabilan komunitas. Penelitian analisis vegetasi dengan menggunakan metode kuadrat, diperoleh hasil bahwa penutupan tajuk di Bumi Perkemahan Babarsari besar. Oleh karena itu, dapat mempengaruhi penyebaran vegetasi yang ada. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi yaitu iklim fluktuasi pada tempat tersebut, keragaman habitat spesies, dan luas daerah. Semakin luas suatu daerah maka penyebaran vegetasi semakin bervariasi. IV.
KESIMPULAN
Komposisi vegetasi tumbuhan di daerah ternaung adalah Stachytarpheta indica, Cyanthula prostrata, Braciaria mitica, Emilia sonchifolia, Eragrostis tenella, Sida rhombifolia, Zoysia javanica, Commelina difusa. Komposisi vegetasi tumbuhan di daerah terdedah adalah Eleusin indica dan Sida rhombifolia. Indeks diversitas daerah ternaung adalah sangat rendah yaitu 0,421. Sedangkan indeks diversitas daerah terdedah sangat renda h juga yaitu 0,179.
486
ISBN: 978-602-72412-0-6
V. DAFTAR PUSTAKA Soerianegara, I. 1970. Fungsi Pemuliaan Pohon dalam Pembinaan Hutan Industri (Bahan seminar Man-made Forest). Bogor: Lembaga Penelitian Hutan. Laporan N0. 102. Goldsmith.2010. Population and Comunity Structure: Quadrat Sampling Techniques. New York: Academic Press. Odum, H.1993. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. Yogyakarta: UGM. Suwena, M.2007. Keanekaragaman Tumbuhan Liar Edibel Pada Ekosistem Sawah Di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak. Mataram: Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
487