ISBN: 978-602-72412-0-6
Studi Variasi Morfologi Serbuk Sari Gladiolus dan Lili pada Berbagai Warna Bunga Zuchrotus Salamah Pendidikan Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena sangat bervariasinya bunga gladiolus dan Lili dimana keduanya masuk dalam ordo yang sama yaitu Liliales. Struktur bunga dari tanaman gladiolus dan Lili digunakan sebagai karakter state dalam membedakan anggota-anggotanya. Bunga gladiolus dan lili memiliki variasi dalam bentuk dan warna bunganya, dengan keragaman bentuk dan warna bunga ini maka struktur serbuk sarinya juga bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi morfologi serbuk sari pada berbagai warna bunga gladiolus dan lili. Serbuk sari bunga gladiolus dan lili berbagai warna dibuat preparat dengan menggunaan metode asetolisis. Serbuk sari kemudian diamati, diukur, dan data hasil pengukuran serbuk sari dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan adanya variasi morfologi serbuk sari gladiolus dan lili yang berbeda dalam ukuran, panjang, lebar, indeks P/E, sedangkan persamaannya adalah pada unit serbuk sari, simetri dan bentuknya. Kata kunci : Morfologi Serbuk Sari, Gladiolus, lili
I. PENDAHULUAN Di Indonesia dikenal berbagai macam bunga dengan variasi yang tinggi, diantaranya adalah gladiolus dan Lili atau amaryli. Tanaman gladiol memiliki beragam struktur dan warna bunga, seperti putih, merah, orange, pink, campuran warna kuning dan ungu serta berbagai warna lainnya. Tanaman lili juga memiliki keanekaragaman dalam struktur dan warna bunganya, seperti putih, merah, pink, campuran warna pink dan putih dan lainnya. Kedua tanaman ini dimasukkan dalam ordo yang sama yaitu Liliales (berdasarkan system Conqruist, 1981). Ordo ini cirinya merupakan semak basah, memiliki umbi, umbi lapis, memiliki akar rimpang sering disebut bakung bakungan. Dalam sistem klasifikasi Conqruist, 1981, ordo Liliales ini terdiri dari 15 famili, dua diantaranya adalah Iridaceae dan Liliaceae. Suku Iridaceae memiliki anggota yang cukup banyak, ciri khas yaitu bunganya memiliki struktur bervariasi, ada yang actinomorf adapula yang zygomorf. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga majemuk racemosa yang tampak indah dan menarik. Hiasan bunga terdiri atas tenda bunga yang menyerupai mahkota, daun-daun tenda bunga dapat sama atau tidak sama baik dalam bentuk mapun ukurannya. Satu hal yang menarik pada suku adalah keanekaragaman morfologi floralnya, yang terdiri atas floral vegetatif dan flora generatif. Floral vegetatif terdiri atas tepala. Floral generative merupakan bagian bunga yang berhubungan dengan kelaminnya meliputi benang sari, serbuk sari dan putik. Suku Liliaceae memiliki anggota yang cukup banyak pula, ciri umum suku ini adalah berakar rimpang, kebanyakan tumbuhan basah berupa terna merambat. Ciri khas yaitu 553
Studi Variasi Morfologi Serbuk Sari Gladiolus dan Lili
bunganya memiliki struktur bervariasi, kebanyakan berwarna merah, orange dan kadang bercorak garis merah dan putih. Bunga ini tampak cantik sekali karena warnanya dan bentuknya. Sekali berbunga bisa mencapai 4 – 6 kuntum dan berbentuk seperti terompet bunga Lili dan besar bunga hampir sama. Walaupun secara umum kedua suku ini memiliki tepala yang indah, tetapi ada variasivariasi khas untuk tiap-tiap spesiesnya dan tiap-tiap varietasnya. Keanekaragaman variasi dapat dijumpai pada berbagai bagian floral, antara lain inflorescentia, keanakeragaman bagian tepalanya serta jumlah androecium. Selain itu benangsari juga merupakan bagian penting yang perlu untuk dikaji karena merupakan alat kelamin jantan tumbuhan dan memiliki ragam morfologi sel kelamin jantan (serbuk sari) yang unik. Serbuk sari merupakan hal penting dalam taksonomi karena dapat dipakai sebagai sarana identifikasi tumbuh-tumbuhan dengan mengamati ciri dan sifat dari morfologi serbuk sari. Kajian morfologi yang menentukan sifat-sifat serbuk sari yaitu: bentuk serbuk sari, unit serbuk sari, ukuran serbuk sari, tipe apertura, struktur dan ornamentasi eksinnya, polaritas, dan simetri. Keunikan serbuk sari tersebut dapat dilihat setelah membuat preparat serbuk sari dengan menggunakan metode asetolisis terlebih dahulu, semua ornament yang ada di permukaan serbuk sari akan terlihat dengan jelas. Oleh karena itu sangat menarik untuk mengkaji variasi struktur Morfologi Serbuk Sari pada Berbagai Warna Bunga Gladiolus dan Lili. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan morfologi serbuk sari bunga gladiolus dan lili dan untuk mengetahui persamaan variasi serbuk sari bunga gladiolus dan lili. Manfaat penelitian untuk memberi wawasan keilmuan dan informasi bagi berbagai fihak untuk meneliti lebih lanjut. Sebagai upaya pengembangan sumber belajar tentang tumbuhan yang dapat digunakan pada tingkat sekolah menengah. Sebagai eksplorasi positip terhadap kekayaan sumber alam hayati di Indonesia.
II. METODE PENELITIAN Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : cawan petri, seperangkat Mikroskop , optilab, loup, lampu, kamera, botol flakon tabung reaksi tabung sentrifus, vortex, waterbath, gelas benda dan gelas penutup (desk glasser) untuk mikrometer (okuler mikrometer dan obyek mikrometer) batang gelas atau pengaduk, petridish, erlenmeyer, lampu spirtus, penjepit kayu, pisau cutter, gunting, pipet tetes, korek api. Bahan yang digunakan antara lain : bahannya adalah bunga gladiol 3 warna yaitu, golden King, kuning dan pink. Bunga lili berwarna merah, putih , dan ungu. Asam asetat glasial, asam sulfat pekat dengan perbandingan 9 : 1, aquades, safranin 0,01% yang dipakai untuk pewarnaan, gliserin jeli, lilin, tisu dan kertas aluminium foil. Pengumpulan dan Penyiapan Bahan Bunga gladiol dan Lili diperoleh di daerah kota Yogyakarta Pembuatan Preparat Serbuk Sari dan pengamatannya Pembuatan preparat serbuk sari dengan menggunakan metode asetolisis (Soerodikoesumo, 1987), dan pengamatan morfologi serbuk sari dilakukan dengan
554
ISBN: 978-602-72412-0-6
menggunakan mikroskop, optilab serta pengukurannya dilakukan dengan menggunakan micrometer. Data dari penelitian ini berupa hasil pengamatan secara morfologis berupa foto-foto, kajian morfologi serbuk sari dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mencari perbedaan dan persamannya. III.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini digunakan bunga gladiol dan lili, dari 3 bunga gladiol berwarna golden king, kuning, dan pink serta 3 bunga lili berwarna merah, putih, dan ungu yang diperoleh dari sejumlah toko bunga di Yogyakarta Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba yang termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol kaya warna. Bunganya merupakan bunga majemuk dalam karangan bunga berupa bulir (spica). Kuntum bunganya besar, berukuran 46 cm. Pada saat tepala terbuka lebar di bagian tepinya lembut dan bergelombang. Perhiasan bunga berupa perigonium terdiri dari 6 tepala tersusun dalam 2 lingkaran , simetrinya actinomorph, memiliki daun pelindung. Bunga berkelamin ganda, terdiri dari 3 stamen yang saling berlepasan. Putik dengan stigma bercabang 3. Lili atau Amaryli atau disebut juga bunga bakung merupakan tanaman bunga hias yang menarik, bunganya berkelamin jantan dan betina atau banci, actinomorf, perhiasan bunga terdiri merupakan tenda bunga, dimana kelopak dan mahkota tidak bisa dibedakan, terdiri atas 6 tepala dalam dua lingkaran, benang sari 6 berhadapan dengan tenda bunga. Liliaceae dan Iridaceae merupakan dua family yang tergolong dalam ordo yang sama yaitu Liliales (Conqruist, 1981). Kedua famili tersebut mempunyai kemiripan dalam struktur bunganya yaitu sama-sama perhiasan bunganya terdiri atas perigonium atau tenda bunga yang terdiri atas daun-daun tenda bunga atau tepala berjumlah 6, tersusun dalam dua lingkaran. Bunganya beraneka warna, menarik untuk kajian serbuk sarinya. Serbuk sari merupakan sel kelamin jantan yang terdapat dalam kepala sari dengan jumlah di dalam masing-masing kepala sari dapat mencapai ribuan. Serbuk sari mempunyai karakter yang sangat spesifik untuk masing-masing spesies sesuai dengan jenisnya, selain itu bentuk serbuk sari seringkali juga ditentukan oleh bagaimana cara penyerbukannya atau dengan bantuan apa serbuk sari itu dapat jatuh di atas kepala putik. Bunga ini kebanyakan penyerbukannya dibantu oleh serangga, hal ini akan sangat menentukan dalam hal ukuran serbuk sarinya. Walker (Aprianty, 2008) menyatakan bahwa serbuk sari merupakan alat penyebaran dan perbanyakan generatif dari tumbuhan berbunga. Secara sitologis, serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masing-masing dinamakan inti vegetatif, inti generatif I dan inti generatif II. Sel dalam serbuk sari dilindungi oleh dua lapisan ( disebut intine untuk yang di dalam dan exine yang bagian luar), untuk mencegahnya mengalami dehidrasi. Serbuk sari memiliki peran untuk membuahi sel telur apabila jatuh di atas kepala putik dan akan membentuk buluh serbuk sari sehingga inti sperma dapat mencapai sel telur, hanya sperma yang secara genetik sesuai dengan sel telur yang akan dapat membuahinya.
555
Studi Variasi Morfologi Serbuk Sari Gladiolus dan Lili
Serbuk sari memiliki bentuk dan ornamentasi yang bervariasi, pada umumnya dalam satu golongan seperti suku ataupun sub suku akan memiliki beberapa persamaan ciri. Bentuk serbuk sari dapat kelihatan dengan jelas setelah serbuk sari dibuat preparat dengan menggunakan metode asetolisis, dengan metode ini memungkinkan struktur permukaan serbuk sari terlihat dengan jelas. Beberapa larutan asam diberikan pada saat pembuatan preparat akan menyebabkan lapisan permukaan serbuk sari akan lebih jelas terlihat detilnya. Permukaan serbuk sari ada yang halus tanpa ornament dan ada pula yang permukaannya tidak halus. Pada Liliales ini ternyata tidak memiliki ornament yang tajam seperti papilla atau tonjolan (seperti pada serbuk sari Malvaceae dan Asteraceae), jika ada ornament maka bentuknya cenderung tipis dan kecil. Pada lili dan gladiol yang warnanya berbeda tampak memiliki ornament yang sama yaitu perforat, dimana permukaan serbuksari tapak seperti berlubang kecil dan halus. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dari kedua jenis bunga anggota Liliaceae dan Iridaceae yang diamati ternyata menunjukkan adanya perbedaan dalam ukuran, indeks P/E dan Sumbu Terpanjang serbuk sari dalam µm juga menunjukkan adanya variasi. Panjang aksis polar (P) dan diameter bidang equatorial (E) serbuk sari diukur dengan menggunakan mikrometer, sehingga diperoleh indeks polar/ekuatorial. Hasil rata-rata perhitungan dianalisa dengan mencari standart errornya. Hasil pengukuran indeks P/E menunjukkan bahwa gladiol golden king (1.361± 0.219), gladiol kuning (1.220 ± 0.178) dan gladiol pink adalah (1.390± 0.210). Bentuk butir serbuk sari apabila dianalisa menggunakan pendapat Erdtman (1954), maka dari rata-rata indeks P/E serbuk sari amaryllis bervariasi antara 1.14-1.33 μm menunjukkan bentuk serbuksari subprolat, sedangkan 1.33 – 2.0 μm menunjukkan prolat. Serbuk sari gladiol kuning termasuk subprolat dan gladiol golden king dan pink termasuk prolat. Hasil pengukuran indeks P/E menunjukkan bahwa amaryli merah (1.518±0.098), amaryli putih (1.428±0.118) dan amaryl ungu adalah (1.293±0.101). Apabila dilihat ukuran indeks P/E nya Amarylli merah berukuran paling besar bila dibandingkan dengan serbuk sari yang lainnya. Amarylli ungu termasuk berbentuk subprolat, dan amaryllis putih dan merah berbentuk prolat. Apertura adalah suatu daerah tipis pada eksin yang langsung atau tidak langsung dan berhubungan dengan perkecambahan serbuk sari. Apertura merupakan salah satu karakter serbuk sari yang sangat penting yaitu bahwa evolusi apertura sangat berguna dalam menentukan perjalanan evolusi tumbuhan berbiji. Selain itu apertura digunakan sebagai tempat munculnya tabung serbuk sari pada saat perkecambahan dengan kepala putik (Moore & Webb, 1978). Erdtman (Aprianty,2008) menyebutkan bentuk, ukuran maupun tipe pollen bisa bervariasi menurut tahap kematangannya. Tahap kematangan ini dapat dilihat dengan cara membuat preparat serbuk sari pada berbagai tahap perkembangannya yang dikenal dengan istilah mikrosporogenesis. Dalam penelitian ini semua serbuk sari diambil dari bunga yang sudah mekar sehingga diharapkan serbuk sari berada dalam tahap yang sama, yaitu tahap akhir dan siap untuk membuahi. Pada Amarylli dan Glagiol ini memiliki aperture dengan tipe kolpus, kolpus adalah celah panjang dan berbentuk perahu. Butir serbuk sari dengan kolpus disebut kolpat
556
ISBN: 978-602-72412-0-6
Unit serbuk sari ditentukan dengan menghitung jumlah butir serbuk sari dalam satu unit serbuk sari (Erdtman, 1954). a) Serbuk sari pada gladiol dan lili memiliki unit serbuk sari yang sama yaitu Monad dimana satu unit serbuk sari dengan butir serbuk sari yang tunggal. Untuk simetrinya serbuk sari gladiol dan lili memiliki simetri bilateral dimana serbuk sarinya dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama dengan dua bidang simetri. Ukuran serbuk sari bervariasi antara 5μm sampai lebih dari 200μm, akan tetapi kebanyakan berkisar antara 20μm sampai dengan 50μm. Besarnya butir serbuk sari dipengaruhi oleh metode preparasi yang digunakan, Erdtman (1954). Ukuran serbuk sari bunga gladiol bervariasi, untuk golden king memiliki panjang (59.23 ± 9.175), kuning (62.52 ± 5.669) dan pink (62.82 ± 3.252) μm. Apabila melihat ukuran tersebut maka serbuk sari gladiol termasuk memiliki katagori besar atau magnae. Ukuran serbuk sari bunga Lili bervariasi, untuk merah memiliki panjang (77.89± 7.511), putih (87.85 ± 6.893) dan ungu (77.31± 5.388) μm. Apabila melihat ukuran tersebut maka serbuk sari Lily juga termasuk memiliki katagori besar atau magnae. Katagori besar ini berkisar antara 50 – 100 μm. Secara keseluruhan serbuk sari antara gladiol dan lili bagai warna bunga menunjukkan dengan adanya perbedaan persamaan dan perbedaan. Perbedaannya adalah pada ukuran, indeks P/E sedangkan persamaannya adalah pada unit serbuk sari, aperture, ornamentasi dan bentuknya. Sebagai penentu dimasukkannya suatu spesies ke dalam suatu takson adalah anggota ordo Liliales ini memang mempunyai ciri yang sama, namun karena gladiolus dan lili masuk dalam family yang berbeda meraka juga memiliki perbedaan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa morfologi serbuk sari bunga gladiolus dan lili pada berbagai warna bunga menunjukkan adanya variasi, serbuk sarinya berbeda dalam ukuran, panjang, lebar, indeks P/E, sedangkan persamaannya adalah pada unit serbuk sari, simetri dan bentuknya.
V. DAFTAR PUSTAKA Aprianty dan Eniek Kriswyanti, 2008, Studi Variasi Ukuran Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dengan Warna Bunga Berbeda. Jurnal Biologi XII(1): 14-18. ISSN: 14105292 Conqruist, 1981. Plant Systematic Erdtman, G. 1954. An Introduction to Pollen Analysis. The Chronica Botanica Co. Waltham Mass. USA. Moore, P.D. and J.A. Webb. 1978. An Illustrated Buide to Pollen Analysis. John Wiley and Sons. New York. Soerodikoesoemo, W. 1987. Petunjuk Praktikum Mikroteknik Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
557