LAPORAN INVESTIGASI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI DESA C NAWANGSASI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 Oleh Tim Epidemiolog BTKLPP Kelas I Palembang (Ena Juhaina, SKM, Dr. Dianita Ekawati, SKM, M.Epid, Sri Maidalena, SKM, M.Kes, Khusnul Khotimah, SKM, dr. Artineke, M.Kes, Vera Susanti, SKM,) I.

PENDAHULUAN Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbilli atau measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan karena virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia diperkirakan merupakan satu-satunya reservoir, sehingga sangat dimungkinkan penyakit ini dapat dimusnahkan dari bumi ini. Penyebab penyakit campak adalah paramyxoviridae (RNA) jenis morbillivirus yang mudah mati karena panas dan cahaya. Cara penularan penyakit virus adalah penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi hidung. Masa penularannya 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash, puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodormal), yaitu pada hari 1-3 hari pertama sakit. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7-18, rata-rata 10 hari. Gejala klinis penyakit campak adalah panas badan biasanya ≥ 38 derajat Celsius selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair. Khas ditemukan koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mukosa bucal). Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh berbentuk makulo popular selama tiga hari atau lebih, beberapa hari keseluruhan tubuh. Setelah 1 minggu sampai 1 bulan bercak kemerahan makulo popular berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. Komplikasi penyakit campak adalah diare,broncopnemonia, malnutrisi, otitis media, kebutaan, encephalitis dan subakut sclerosing panencepalitis (SSPE). Cara penularan melalui udara dengan penyebaran droplet, kontak langsung, melalui sekret hidung atau tenggorokan dari orang-orang yang terinfeksi dan agak jarang melalui benda-benda yang terkena sekret hidung atau sekret tenggorokan. Campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang sangat menular. Masa inkubasi berlangsung sekitar 10 hari, tapi bisa berkisar antara 7-18 hari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 hari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebih lama dari 19-21 hari. IG untuk perlindungan pasif yang diberikan setelah hari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi. Masa penularan berlangsung mulai dari hari pertama sebelum munculnya gejala prodromal (biasanya sekitar 4 hari sebelum timbulnya ruam) sampai 4 hari setelah timbul ruam; minimal setelah hari kedua timbulnya ruam. Virus vaksin yang dilemahkan sampai saat ini tidak pernah dilaporkan menular. Pada tanggal 2 Desember 2015, BTKLPP Kelas 1 Palembang mendapat laporan secara lisan melalui telephone dari Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas, telah terjadi peningkatan kasus campak dan diduga telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di wilayah kerja Puskesmas C Nawangsasi. Pemastian criteria penggolongan KLB dilakukan dengan investigasi KLB dan perkembangan kasus, dimana bila ditemui > 5 orang di 1 wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Nawangsasi merupakan salah satu dari 19 Puskesmas yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Puskesmas Nawangsasi terletak di Kecamatan Tugu Mulyo dan beralamat di Jalan Kartini desa C. Nawangsasi yang berjarak dari ibukota kabupaten lebih kurang 30 menit dengan kendaraan bermotor. Untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh virus campak maka pengamatan epidemiologi penyakit ini dilakukan di setiap unit pelayanan kesehatan secara berkesinambungan. Pengamatan terhadap kasus Campak dilakukan baik melalui laporan yang ada maupun langsung ke lapangan.

II. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan perluasan penyebaran KLB Campak dan mendapat gambaran tentang kejadian campak yang terjadi di Desa C. Nawangsasi di wilayah Puskesmas C. Nawangsasi Kabupaten Musi Rawas serta faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk memastikan apakah terjadi KLB Campak di Desa C. Nawangsasi. 2. Mendapatkan gambaran KLB Campak secara rinci di lokasi kejadian yang meliputi antara lain waktu terjadinya, tempat dan orang-orang yang terkena (variabel epidemiologi berdasarkan waktu, tempat dan orang) 3. Mengidentifikasi penyebab, sumber dan cara penularan 4. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga terdekat 5. Mengetahui status imunisasi penderita campak III. METODE PENELITIAN

1

Metode penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada Kejadian Luar Biasa Campak di wilayah Puskesmas C. Nawangsasi adalah berdasarkan penelitian kuantitatif. 1. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi deskriptif dengan menggunakan data sekunder laporan STP Puskesmas, W1 dan W2 Puskesmas C. Nawangsasi. 2. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi analitik dengan menggunakan data primer untuk melihat determinan penyakit dan sumber penularan KLB Campak yang terjadi. IV. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan langsung di tempat kejadian KLB dengan cara kunjungan ke rumah penderita dan kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format yang telah tersedia dengan wawancara dalam rangka mencari informasi tentang kasus, informasi factor risiko dan mereview status imunisasi campak. Pembuatan laporan dilakukan untuk umpan balik kepada Puskesmas yang bersangkutan serta laporan kepada steakholder di Kabupaten Musi Rawas dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. V. HASIL PENYELIDIKAN 1. Waktu dan Tempat Kejadian a) Alamat Lokasi Kejadian : Desa C. Nawangsasi b) Desa/Kelurahan : C. Nawangsasi c) Kecamatan : Tugumulyo d) Kabupaten : Musi Rawas e) Provinsi : Sumatera Selatan 2. Suspek Campak Jumlah korban sakit Jumlah korban meninggal

: 70 Orang :-

3. Ringkasan Kasus Campak Gejala Masa Inkubasi

: Demam,Pilek, Batuk, Mata merah,Rash :1 Minggu

4. Kronologis Penyelidikan a) Gambaran Umum Definisi Operasional Penyakit Campak adalah demam, bercak merah berbentuk mokupapular dan satu atau lebih gejala berikut : Batuk, pilek atau mata merah (conjunctivitis) atau didiagnosa oleh dokter sebagai kasus campak. Pada saat investigasi ditemukan banyak penderita yang sudah sembuh. Umumnya penderita mengalami panas selama lebih 2-3 hari, batuk dan pilek, mata merah dan rash di kulit. Pada hari rabu, tanggal 2 Desember 2015, petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas melaporkan terjadi peningkatan kasus campak sebanyak 50 orang pada bulan Oktober - November di wilayah kerja Puskesmas C. nawangsasi. Tabel 1 No Gejala Kasus Persentase (%) 1 Panas 50 100 2 Ruam 50 100 3 Batuk 50 100 4 Pilek 50 100 5 Mata Merah 50 100 Kasus campak yang ditemukan oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas sebanyak 50 orang, berdasarkan gejala memenuhi criteria ditetapkan diagnosis penyakit campak. Seluruh penderita telah mendapat vaksinasi campak. Gambar 1. Distribusi Frekuensi kasus campak berdasarkan jenis kelamin :

Laki - Laki 36% Perempuan 64%

Gambar 1. Menunjukkan kasus tertinggi berada pada kelompok jenis kelamin perempuan sebanyak 64% (32 orang), dan laki-laki 36% (18 orang). Gambar 2

2

Distribusi Frekwensi kasus campak menurut umur, golongan umur di Kabupaten Musi Rawas Oktober – November 2015 25 20 15 10 5 0

Series 1

< 1 Tahun

1-4 Tahun

5-9 Tahun

10 - 14 Tahun

15 - 19 Tahun

0

2

11

16

21

Gambar 2 menunjukkan data kasus tertinggi berada pada kelompok umur 15 – 19 Tahun dan berdasarkan criteria KLB telah terjadi Kejadian Luar Biasa Campak di Kabupaten Musi Rawas pada bulan Oktober – November 2015 dengan jumlah penderita sebanyak 50 orang. 1. Dari penyelidikan lapangan yang diperoleh dari petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas pada tanggal 2 Desember 2015 bahwa penderita pertama yang mengalami gejala suspek campak adalah Ardin, umur 15 tahun. Alamat Desa P2 Purwodadi, yang dalam perkembangannya bahwa struktur geografis daerah kasus berdekatan dengan 10 desa lainnya dan berada dalam 1 kelurahan, seluruh penderita berada dalam satu sekolah yang sama dan penderita lainnya memiliki hubungan keluarga dengan tempat tinggal yang berdekatan. 2. Setelah ditelusuri lebih lanjut maka ditemukan penderita lain sudah sembuh, sudah ditangani dengan pengobatan dan pembagian vitamin A serta penyuluhan. 3. Pada hari jumat tanggal 4 Desember 2015, petugas surveilans BTKLPP Kelas 1 Palembang bersama petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas dan petugas Surveilans Puskesmas C. Nawangsasi, melakukan observasi lapangan, dari hasil P.E kelapangan ditemukan 1 penderita lagi yang baru terkena suspek campak dan penderita lainnya sudah berangsur sehat dan baik. b) Gambaran KLB Campak 1) Penetapan Diagnosis Campak Berdasarkan hasil penyelidikan didapatkan distribusi gejala sebagai berikut : Tabel 2 No Gejala Kasus Persentase (%) 1 Panas 20 100 2 Ruam 20 100 3 Batuk 20 100 4 Pilek 20 100 5 Mata Merah 20 100 Kasus campak yang ditemukan di lapangan sebanyak 20 orang, hanya 1 penderita yang belum mendapatkan imunisasi campak, karena penderita masih berusia 10 bulan. Kematian karena kasus campak tidak ditemukan. Berdasarkan gejala klinis tersebut di atas maka sebanyak 20 penderita yang dilacak tersebut memenuhi kriteria diagnosa penyakit campak sebanyak 20 penderita. Tabel 3 LAPORAN NAMA – NAMA KASUS CAMPAK DI WILAYAH PUSKESMAS C NAWANGSASI No Nama Anak Umur/Sex Vaksin campak Tanggal Timbul Diberi vit A (th) sebelum sakit Ya/Tidak L P Berapa Tidak Demam Rash kali 1 Erni 10 1 30 Nov 1 Des Y 2 Pasya cahaya 11 1 15 Nov 16 Nov Y 3 Ferdi Anggara 10 1 14 Nov 15 Nov T 4 Dina Wulan 10 1 2 Des 3 Des T 5 Neta Karena 6 1 26 Nov 27 Nov Y 6 Suci Nuraina 15 1 30 Okt 31 Okt Y 7 Aisyah 10 1 20 Nov 21 Nov Y 8 Aria Andani 11 1 26 Nov 27 Nov T 9 Devri Aminata 12 1 25 Nov 26 Nov T 10 Irwin 7 1 21 Nov 22 Nov Y 11 Adil 6 1 28 Nov 29 Nov Y 12 Wildan 12 1 18 Nov 19 Nov Y

3

13

Latif Salendra

14 15 16 17 18 19 20

Satria Glan Dwi P Rafi Firman Susi Aprilia Putri Lili

11 bln 15 10 9 11 8 15 15

1

25 Nov

26 Nov

T

1 1 1 1 1 1 1

17 Nov 25 Nov 18 Nov 25 Nov 31 Okt 1 Nov 10 Nov

18 Nov 26 Nov 19 Nov 26 Nov 1 Nov 2 Nov 11 Nov

T Y T T T Y Y

Dari tabel diatas tampak ada 9 penderita tidak mendapatkan vitamin A, hal ini karena penderita tidak di bawa berobat ke layanan fasilitas kesehatan oleh orang tua.

Gambar 3. Grafik kasus campak di Wilayah Puskesmas C. Nawangsasi kecamatan Tugu Mulyo 8 7 6 5 4 3 2

Jumlah kasus

2

2 1

0 Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu 31 32 33 34 35 36 Dari gambar diatas dapat dilihat kasus campak mulai terjadi pada minggu ke – 31 dengan 2 kasus sampai minggu ke 36, puncaknya pada minggu ke 35 terdapat 7 kasus.

kasus

Gambar 4. Distribusi kasus campak menurut golongan umur di wilayah Puskesmas C. Nawangsasi 12 10 8 6 4 2 0 < 1 th

1 - 4 th

5 - 9 th

10 - 14 th

> 15 th

usia penderita

Kasus campak yang ditemukan sebagian besar pada kelompok umur 10 – 14 tahun sebanyak 10 orang (50%), disusul kelompok umur 5 – 9 tahun sebanyak 4 orang (20%), pada kelompok >15 tahun 4 orang (20%). Pada kelompok umur < 1 th ada 2 orang (10%) yang mana 1 orang belum mendapat imunisasi. Gambar 5 Distribusi kasus campak menurut jenis kelamin di Wilayah Puskesmas C. Nawangsasi Kecamatan Tugu Mulyo pada minggu 31 – 36 Tahun 2015

4

laki - laki

45% 55%

Perempuan

Proporsi kasus campak antara jenis kelamin laki – laki dengan perempuan terlihat jenis kelamin laki -laki mendominasi sebesar 55% yaitu 11 orang dan jenis kelamin perempuan sebesar 45% yaitu 9 orang. 2) Identifikasi masalah lingkungan dan perilaku Gambar 6 Distribusi kecukupan pencahayaan di rumah penderita 15 10 5 0 gelap

cahaya cukup

Berdasarkan gambar diatas terdapat 12 (60%) rumah penderita yang tidak memiliki pencahayaan yang cukup dan 8 (40%) rumah penderita yang memiliki pencahayaan yang baik.

Gambar 7 Distribusi rumah penderita yang memiliki penghawaan (Ventilasi) <10% luas lantai ventilasi > 10% 30%

Ventilasi < 10 % 70%

Berdasarkan gambar diatas, terdapat 70% (14) rumah penderita yang memiliki ventilasi <10% dan 30% (6) rumah penderita yang memiliki ventilasi >10%. Gambar 8 Distribusi penderita berdasarkan kondisi rumah

Non permanen 20% Permanen 80%

Berdasarkan gambar diatas di temukan 80% (16) penderita menempati rumah permanen dan 20% (4) penderita menempati rumah non permanen. Gambar 9. Distribusi rumah penderita berdasarkan SPAL

5

20 16 15 10 5

3 1

0 Terbuka

Tertutup

Tidak punya

Berdasarkan gambar diatas, rumah penderita yang memiliki SPAL terbuka ada 3 (15%), rumah penderita yang memiliki SPAL tertutup 16 (80%) dan ada 1 (5%) rumah penderita yang tidak memiliki SPAL. Gambar 10 Distribusi penderita berdasarkan jarak rumah dengan kandang ternak 20 15 10 5 0 Series 1

jauh

dekat

tidak punya

1

18

1

Berdasarkan gambar diatas 1(5%) penderita yang memiliki rumah jauh dari kandang ternak, 18 (90%) penderita yang memiliki rumah jauh dari kandang ternak dan 1 (5%) penderita yang sama sekali tidak memiliki kandang ternak 3) Penanggulangan Sementara Telah dilakukan kegiatan penanggulangan sementara dan memberikan pengobatan simptomatis, pemberian vitamin A kepada anak maupun penderita serta dan penyuluhan kepada masyarakat dan telah dianjurkan kepada puskesmas untuk melakukan ring vaksinasi campak pada anak usia dibawah 5 tahun tanpa memandang status imunisasi di wilayah kelurahan KLB. 4) Observasi Cold Chain Rantai vaksin merupakan suatu prosedur (tata cara) peralatan yang digunakan dalam pengiriman atau penyimpanan vaksin dari pabrik pembuat vaksin sampai pada sasarannya yaitu ibu dan anak. Tujuan dari sistem rantai dingin adalah untuk memperkecil kesalahan selama penanganan terhadap vaksin sehingga dapat diketahui bahwa vaksin yang akan digunakan/disuntikkan masih mempunyai potensi baik yang dapat menimbulkan kekebalan Berdasarkan observasi cold chain di Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas a) Petugas merupakan tenaga terlatih di bidangnya b) Telah memiliki Prosedur Tetap (Protap) untuk serah terima vaksin

6

c) penempatan jarak lemari es dan dinding belakang telah memenuhi standar, satu unit lemari es memiliki 1 stop kontak listrik.

d) pemantauan suhu telah terlaksana dengan baik

e) Ruang penyimpanan memiliki luas 5 x 5 m di penuhi dengan 5 lemari es, dimana ruangan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik (exhaust fan), mendapatkan sinar matahari langsung, dengan 0 suhu ruangan mencapai 38,5 c.

7

f)

Berdasarkan observasi cold chain ternyata lemari es penyimpanan vaksin suhunya tidak o 0 standar dimana suhu standar 2 - 8 C dan ditemukan suhu penyimpanan vaksin UHB 15,4 C, 0 0 0 Polio 16,4 C, DPT, HB dan BCG 14,9 C serta Campak dan TT 14,8 C

8

Berdasarkan gambar diatas, ditemukan perbedaan yang mencolok antara thermometer dial/muller pemantau suhu yang ada di dalam lemari pendingin dengan thermometer yang di bawa oleh tim surveilans. Berdasarkan informasi yang di terima, bahwa alat pengontrol suhu tersebut belum pernah di kalibrasi. Vaksin dan logistik lainnya tersedia dan dalam jumlah yang cukup dan vaksin disusun berdasarkan susunan yang tepat dan rapi. g) Proses perjalanan vaksin dari Dinas Kesehatan ke Puskesmas C.Nawangsasi mencapai 15 menit dan dari Puskesmas ke posyandu waktu tempu 5 menit. h) Pemantauan Cold Chain di Puskesmas C.Nawangsasi, ruangan memiliki sirkulasi udara yang cukup, tidak mendapatkan sinar matahari langsung dengan pencahayaan 0,49 Luv, dengan 0 0 suhu ruangan 20 C, suhu pada tempat penyimpanan 8 C. kelembaban ruang penyimpanan 79%. i) Desa yang terjangkit campak mudah dijangkau dari fasilitas Puskesmas dan kepadatan penduduk termasuk ke dalam golongan sedang. Berdasarkan identifikasi oleh Puskesmas tidak ditemukan faktor sosial yang berpengaruh terhadap pelaksanaan imunisasi dan kondisi gizi masyarakat secara umum baik. VI. PEMBAHASAN Menurut WHO kasus penyakit dengan tanda-tanda dan gejala panas/demam disertai dengan batuk, pilek, mata merah dan kemerahan di tubuh berbentuk makulopopular merupakan kasus campak. Selanjutnya setelah satu minggu sampai satu bulan berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. Bila kasus menunjukkan hiperpigmentasi (kehitaman) perlu dilakukan anamnese dengan teliti dan bila pada masa akut terdapat gejala tersebut, maka kasus ini dinyatakan sebagai kasus campak klinis. Konfirmasi terhadap kasus campak yang demikian adalah dengan pemeriksaan serologis (IgM positif atau kenaikan titer antibody 4 kali) dan atau isolasi virus campak positif atau dengan kontak langsung (hubungan epidemiologi dalam waktu 1 – 2 minggu. Disamping itu diketahui bahwa penyakit campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam upaya menurunkan atau mendeteksi campak ditempuh kebijhakan yaitu ditemukan adanya 5 penderita dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut dan tempat yang bersamaan maka dianggap sebagai suatu Kejadian Luar Biasa (KLB) yang memerlukan penanganan sebagai suatu kasus kejadian luar biasa. Berdasarkan kumpulan gejala klinis yang dirasakan oleh tersangka kasus penyakit dengan gejala demam, rash, mata merah, Hiperpigmentasi dan batuk berigus. Namun demikian masih tersedia diagnosa banding seperti Rubella,DBD, Varicella, alergi/urtikaria dan milaria rubra/merah (keringat buntet). Kejadian Luar Biasa ini ini lebih banyak diderita oleh jenis kelamin perempuan dan golongan umur anak sekolah hal ini berkaitan dengan asumsi secara umum bahwa anak perempuan memiliki daya tahan tubuh yang lemah dibandingkan laki - laki. Hasil investigasi di lapangan, di ketahui bahwa kencendrungan campak berisiko sangat besar jika ditinjau dari masalah lingkungan dan perilaku dimana sebagian besar masyarakat memiliki kandang ternak yang berbatasan langsung dengan rumah penderita, lingkungan rumah yang kotor dan bau kotoran ternak, SPAL yangtidak memenuhi syarat kesehatan dan sistem ventilasi serta pencahayaan yang tidak baik. Gambaran kurva epidemik terlihat pola Kejadian Luar Biasa diperkirakan berasal dari satu penderita dan menyebar ke penderita lain melalui satu sumber perantara/waktu paparan bersamaan. Hal ini didasarkan pada ciri khas kurva epidemik. Dengan mengacu kepada pembuatan kurva epidemik berdasar interval waktu harian (1/8 masa inkubasi rata-rata) sehingga terdapat 1 kurva adalah yang menunjukkan kurva type propogate kemudian kurva yang terjadi pada puncak tanggal 18 November 2015, 25-26 November 2015. merupakan gambaran ciri penularan dari orang ke orang. Yang berlangsung kurang lebih dari tanggal 30 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 2 Desember 2015. Dengan mencermati hubungan epidemiologi, maka secara kronologis terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Puskesmas C. Nawangsasi dapat disimpulkan terjadi kemungkinan dari satu orang sebagai sumber penularan dan penularan terjadi di sekolah. Penderita pertama bertempat tinggal di Desa Nawangsasi.. Berdasarkan pengamatan langsung lingkungan rumah penderita kotor dan dinding rumah berbatasan langsung dengan kandang ternak, pencahayaan di dalam rumah juga tidak memenuhi syarat rumah sehat.

9

Dalam rangka memastikan bahwa kasus campak klinis dari C Nawangsasi tersebut adalah benar kasus campak pasti maka telah dikirimkan ke laboratorium sejumlah 10 spesimen darah untuk diperiksa sebagai penegakan diagnose Selanjutnya masih tetap diatasi dengan baik serta sudah tidak menyebar ke daerah lain serta tidak membahayakan bagi daerah sekitarnya. Berdasarkan investigasi sistem rantai dingin vaksin ditemukan ruang tempat penyimpanan vaksin tidak sesuai dengan standar, dimana ruang penyimpanan mendapatkan matahari langsung, 0 dengan suhu ruangan mencapai 38,5 C, kurangnya sirkulasi udara. Ditemukan juga thermometer dial yang belum pernah mendapatkan kalibrasi sejak pertama kali pemakaian, hal ini mempengaruhi kualitas pengukuran thermometer tersebut. Hal ini terlihat dengan adanya perbedaan suhu antara thermometer yang ada dengan pengukuran memakai thermometer BTKLPP Kelas 1 Palembang. 0 0 Suhu pada cold chain ditemukan pada kisaran 14 C – 16 C yang mana hal ini tidak sesuai 0 0 dengan standar suhu penyimpanan vaksin antara 2 C – 8 C. VII.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Telah terjadi Kejadian Luar Biasa Campak di wilayah kerja Puskesmas C Nawangsasi dengan adanya peningkatan kasus dari waktu ke waktu diawali minggu ke-31 tahun 2015. 2. Penularan virus campak diduga terjadi di sekolah 3. Dari seluruh penderita yang ditemukan (20 penderita) semua telah mendapatkan imunisasi 4. 10 spesimen darah penderita campak di Puskesmas C Nawangsasi dikirimkan ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. B. Saran-saran 1. Perlu melakukan perencanaan dan pelaksanaan ring vaksinasi campak kelompok umur kurang dari 5 tahun 2. Perlu adanya intervensi ring vaksinasi terutama daerah-daerah yang ada disekitar wilayah kejadian KLB campak jika cakupan imunisasi < 80% 3. Perlu lebih ditingkatkan sistem kewaspadaan dini sehingga seluruh kasus yang sifatnya dapat menimbulkan KLB atau wabah segera diketahui dan ditanggulangi. 4. Penyuluhan Kesehatan perlu lebih diintensifkan. 5. Monitoring adanya kasus-kasus baru serta follow up kemungkinan komplikasi campak lebih lanjut. 6. Agar puskesmas membuat dan mencermati laporan W2 tepat waktu sehingga kewaspadaan dini penyakit campak dapat berjalan. 7. Perlu di tingkatkan promosi kesehatan tentang rumah sehat 8. Perlu dilakukan kalibrasi pada termometer pemantau suhu lemari es 9. Perlu perbaikan ruangan penyimpanan vaksin sesuai dengan standar yang memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak mendapatkan pencahayaan langsung dari matahari

10

LAP INVESTIGASI Campak_Mura.pdf

lisan melalui telephone dari Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas, telah terjadi peningkatan. kasus campak dan diduga telah terjadi Kejadian Luar Biasa ...

2MB Sizes 3 Downloads 257 Views

Recommend Documents

Lap trinh PASCAL can ban.pdf
Ta coïthãøkhåíi âäüng Pascal tæì Windows hoàûc MS-DOS, chuyãøn âãún thæ muûc BP. hoàûc TP vaì chaûy táûp tin BP.EXE hay TURBO.EXE. Hai caïch khåíi ...

Petrova Elementary 2015 LAP Review.pdf
Si puedes definir. el odio o el amor. Amigo que desilusión. No todo es blanco,. O negro: es gris. Todo depende del matiz,. Busca y aprende a distinguir. La luna puede calentar. Whoops! There was a problem loading this page. Retrying... Petrova Eleme

LAP Annual Report 2013.pdf
LAPSNET Legal Aid Service Provider's Network. NBA Norwegian Bar Association. NGO Non Government Organization. NORAD Norwegian Development ...

Lap luan so sanh.pdf
Đã lụi hụi thắp được bó hương - Bàn cải lương hương ẩm. mà tự mình soi đường cho Xoa xoa mà ngư ngư tiều. tiều canh canh mục mục, ... Cách viết, hướng ...

MIENGTRON-KHUYECH TAN -LAP DAT.PDF
Try one of the apps below to open or edit this item. MIENGTRON-KHUYECH TAN -LAP DAT.PDF. MIENGTRON-KHUYECH TAN -LAP DAT.PDF. Open. Extract.

Cach lap dặt loadcell thanh.pdf
Sign in. Page. 1. /. 13. Loading… Page 1 of 13. Page 1 of 13. Page 2 of 13. Page 2 of 13. Page 3 of 13. Page 3 of 13. Cach lap dặt loadcell thanh.pdf. Cach lap ...

Lap Tring C can ban.pdf
Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Lap Tring C can ban.pdf. Lap Tring C can ban.pdf. Open. Extract.

ren-nghi-luc-de-lap-than.pdf
người ấy. Không khó, hễ các bạn muốn là được. Tất nhiên cũng phải biết cách muốn. Cuốn này sẽ chỉ các bạn cách muốn. Sài Gòn, ngày 15 tháng 4 năm 1955.

Tai lieu lap trinh plc S7-200_Full.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Tai lieu lap trinh plc S7-200_Full.pdf. Tai lieu lap trinh plc S7-200_Full.pdf. Open. Extract. Open with. Si

pdf-142\across-his-lap-bottom-bared-domination-submission ...
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. pdf-142\across-his-lap-bottom-bared-domination-submission-domestic-discipline-spanking-by-lola-starr.pdf.

SinhVienIT.Net---Giai thuat va Lap Trinh.pdf
The note, he said, went on to ex- plain that Hall had often fantasized. (Please turn to page II). Meet Sue Jung. An in-depth look at the makings and shakings .... Whoops! There was a problem loading this page. Retrying... SinhVienIT.Net---Giai thuat

lap suo np ujul 20163.pdf
55 021531167 YUNAHAR ADI SAPUTRA 22/08/2016 3 ADBI4211. 56 016778074 RIZKA FENI MERANTI 23/08/2016 1 SKOM4326. 57 021519342 SEVITA ...

Huong dan lap trinh HMI va PLC Mitsubishi [unlockplc.com].pdf ...
Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Huong dan lap trinh HMI va PLC Mitsubishi [unlockplc.com].pdf. Huong dan lap trinh HMI va PLC ...

2013-2 Hot Lap of Summit Point.pdf
Page 1 of 4. A Hot Lap of the Summit Point Circuit. c. 1996, 7, 8, 9, 2000; A.F.Cage Rev. 08/22/00. revised by C.Schanzle, P.Sharkitt, 2/2013. Summit Point is considered by many to be a true "driver's" track, with a unique combination of turns. and s

SOP Penysun Lap PP 39 Th 2006.pdf
FINAL SCHEDULE AS OF 07/24/17. Page 3 of 3. SOP Penysun Lap PP 39 Th 2006.pdf. SOP Penysun Lap PP 39 Th 2006.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In.

Watch Phar Lap (1983) Full Movie Online.pdf
Watch Phar Lap (1983) Full Movie Online.pdf. Watch Phar Lap (1983) Full Movie Online.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu.

Quy trinh lap rap may tho.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Main menu.