PETA GERAKAN LITERASI DIGITAL DI INDONESIA
KONFERENSI LITERASI DIGITAL Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) 12 September 2017
LATAR 1: HARI LITERASI INTERNASIONAL • 8 September 2017 • Tema : Literasi dalam Dunia Digital • UNESCO menyelenggarakan even global di Paris untuk melihat ketrampilan literasi seperti apa yang akan dielaborasi untuk mengarahkan masyarakat yang semakin terdigitalisasi serta mencari kebijakan program untuk bisa mengambil berbagai kesempatan yang ditawarkan dunia digital
BAGAIMANA DENGAN INDONESIA?
LATAR 2: MASYARAKAT DIGITAL DI INDONESIA • Pengguna internet di Indonesia 51,8% dari total jumlah penduduk: terbanyak di pulau jawa (65%), paling banyak mengakses media sosial (97,4%), facebook paling dominan (54%) (APJII 2016) • Meningkatnya jumlah pengguna internet tidak menjamin kedewasaan netizen dalam menggunakan internet • Problem: meluasnya informasi hoaks, cyberbullying, ujaran kebencian, pelanggaran privasi, pornography dan kekerasan, adiksi dan kecanduan dll
RENDAHNYA LITERASI DIGITAL DI INDONESIA?
• Kumpulan akademisi-peneliti-aktivis di berbagai universitas di Indonesia yang menaruh perhatian pada literasi digital di Indonesia • Memulai kegiatannya sejak Januari 2017 dengan melakukan penelitian gerakan literasi digital di Indonesia dalam kurun waktu april 2017 hingga 11 September • Penelitian bersifat kesukarelawan dan swadaya • Saat ini terdiri dari 56 peneliti dari 26 universitas di 9 kota di Indonesia (update dari Siaran Pers) • Fokus kegiatan 2017-2018: penelitian, konferensi, publikasi (artikel jurnal dan buku), berbagai ragam gerakan literasi digital
JAPELIDI
PENELITIAN & KONFERENSI • Pertanyaan: Bagaimana pemetaan gerakan literasi digital di Indonesia dilihat dari pelaku, ragam kegiatan, kelompok sasaran dan kemitraan • Metode: desk study dan case study • Lokasi Penelitian: Yogyakarta, Salatiga, Semarang, Surakarta, Malang, Bandung, Banjarmasin, Bali dan Jakarta (9 kota) • Coverage penelitian dari segi waktu: 2010 – per 11 September 2017 • Pengumpulan Data: April s.d. 11 September 2017 • Jumlah kegiatan literasi digital: 342 kegiatan terutama 2010-2017 (bervariasi sesuai fokus masing-masing kota) • Koordinator/host penelitian: Program S2 Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM • Koordinator/host konferensi: Prodi Ilmu Komunikasi UNY
Jumlah Prodi/Fak Terlibat per Kota
• 9 kota • 28 prodi/ fakultas • 26 Perguruan Tinggi
Jumlah Peneliti per Kota
• N = 56
Persentase Kegiatan Literasi Digital per Kota
• N =342 • Coverage 8 tahun (2010 – 2017)
TEMUAN 1: PELAKU • Secara keseluruhan, perguruan tinggi mendominasi pelaku kegiatan literasi digital, diikuti oleh Pemerintah, Komunitas, LSM, Sekolah, Korporasi, Media, Asosiasi profesi, dan Ormas. • Perguruan tinggi melakukan kegiatan literasi digital sebagian besar dalam bentuk dan dukungan dana pengabdian masyarakat
Pelaku Kegiatan Literasi Digital di 9 Kota
• N = 244 • Lain-lain mencakup asosiasi profesi, ormas, dll. • PT: kurikulum (formal dan informal)
Pelaku Kegiatan Literasi Digital per Cluster
Pelaku Kegiatan Paling Dominan di Tiap Kota
TEMUAN 2: RAGAM KEGIATAN • Sosialisasi atau ceramah paling banyak dilakukan selain workshop atau pelatihan, seminar atau diskusi, talkshow, penelitian, publikasi, kurikulum, alat bantu, kompetisi, unit anti hoaks, pendampingan dan kuliah umum • Beberapa universitas sudah memasukkan literasi media atau literasi digital menjadi mata kuliah resmi sebagai contoh Prodi s1 dan s2 Ilmu komunikasi UGM, Fikom Unisba, Prodi komunikasi UNY, dan prodi komunikasi UNRIYO. Sementara universitas lainnya memasukkan topik ini dalam mata kuliah lain
Ragam Kegiatan Literasi Digital
• N = 397 • Lain-lain: alat bantu, kompetisi, pendampi ngan, pembentu kan unit anti hoax
Ragam Kegiatan Literasi Digital - Kota
Ragam Kegiatan Dominan di Tiap Kota
TEMUAN 3: KELOMPOK SASARAN • Remaja dan pelajar (kaum muda) adalah sasaran utama, diikuti dengan mahasiswa, masyarakat umum, orangtua, tenaga pendidik (guru/dosen), peneliti dan lainnya (ormas, pelaku usaha, media, lsm) • Kaum muda menjadi kelompok sasaran paling utama karena (1) dianggap paling rentan dan (2) diharapkan menjadi agen perubahan untuk mengatasi berbagai problem masyarakat digital.
Kelompok Sasaran Kegiatan Literasi Digital
• N = 335 • Lain-lain: ormas, praktisi, LSM, media, pemerintah
Unit Kelompok Sasaran - Kota
Kelompok Sasaran di Tiap Kota
TEMUAN 4: MITRA • Selama ini kegiatan literasi media cenderung terkotak dan kurang sinergi baik antara institusi perguruan tinggi, pemerintah, sekolah, komunitas, korporasi, organisasi profesi maupun organisasi lainnya ataupun antar perguruan tinggi (oleh karena itu hadir Japelidi) • Namun begitu, kegiatan literasi digital yang sudah dilakukan oleh berbagai pihak telah berhasil menggaet kemitraan dengan berbagai pihak. Mitra terbanyak adalah sekolah, pemerintah, komunitas, dan media.
Mitra Kegiatan Literasi Digital
• N = 159 • Lain-lain: bimbel, panitia konferensi, ormas/ orsos.
Unit Mitra Terbanyak - Kota
Mitra Kegiatan Literasi Digital yang Paling Dominan di Setiap Kota
Kesimpulan Umum Tiap Kota (1) • Yogyakarta: pelaku dominan kegiatan literasi digital adalah PT, dengan ragam talk show, menarget sasaran masyarakat umum dan pelajar, serta bermitra dengan sekolah. • Salatiga: pelaku dominan kegiatan literasi digital adalah perguruan tinggi, dengan ragam sosialisasi dan ceramah, menarget sasaran remaja dengan mitra sekolah dan pemerintah. • Semarang: pelaku dominan adalah perguruan tinggi, dengan ragam seminar, menarget mahasiswa dengan mitra pemerintah. • Surakarta: pelaku dominan adalah komunitas, dengan ragam sosialisasi, menarget masyarakat umum, dengan kemitraan bersama sesama komunitas. • Malang: pelaku dominan adalah perguruan tinggi, dengan ragam sosialisasi, menarget mahasiswa, dengan kemitraan media.
Kesimpulan Umum Tiap Kota (2) • Bandung: pelaku kegiatan dominan adalah perguruan tinggi, dengan ragam sosialisasi, menarget pelajar/remaja, bermitra dengan LSM, komunitas, dan PT lain. • Banjarmasin: pelaku dominan adalah pemerintah, dengan ragam sosialisasi, menarget pelajar/remaja, bermitra dengan SKPD/instansi pemerintah lainnya. • Bali: pelaku dominan adalah PT dan pemerintah, dengan ragam kegiatan sosialisasi, menarget pelajar/remaja, bermitra dengan sekolah. • Jakarta: pelaku dominan adalah PT, dengan ragam kegiatan workshop, menarget orangtua, bermitra dengan pemerintah.
KESIMPULAN UMUM • Pelaku kegiatan literasi digital yang dominan adalah Perguruan Tinggi. • Ragam kegiatan yang paling banyak dilakukan adalah Sosialisasi/Ceramah/Penyuluhan. • Target sasaran paling banyak adalah pelajar/remaja. • Mitra yang paling dominan adalah sekolah. • Gerakan literasi digital di Indonesia bersifat sukarela, tidak terstruktur, insidental, sporadis, dan belum kontinu. • Sinergi antara pelaku belum terbentuk.
REKOMENDASI PENELITIAN • Perlu lebih banyak pelaku kegiatan literasi digital yang bukan berasal dari perguruan tinggi. • Perlu lebih banyak dieksplorasi ragam kegiatan literasi digital lainnya yang kreatif dan bersifat ‘empowerment’. • Perlu diperluas target sasaran literasi digital tidak hanya tertuju pada pelajar/remaja. • Kemitraan perlu dijalin lebih banyak lagi, terutama dengan pemerintah, media dan korporasi. • Penelitian JAPELIDI 2018: konseptualisasi literasi digital dan perspektif gerakan literasi digital.