EFEK KOMBINASI EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L) DAN DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) HIPERKOLESTEROLEMIA–DIABETES
THE EFFECT OF COMBINATION OF EXTRACT Phaseolus vulgaris L AND Syzygium polyanthum (Wight) Walp LEAF TO DECREASE BLOOD GLUCOSE LEVEL OF MALE WHITE RAT (Rattus norvegicus) HYPERCHOLESTEROLEMIC–DIABETIC
JURNAL ILMIAH
WIDARTO SUPARDI 11 13 105
PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI STIFA-PELITA MAS PALU 2016
1
Efek Kombinasi Ekstrak Buncis Dan Daun Salam Pada Tikus Hiperkolesterolemia-Diabetes 1
Widarto Supardi, 1Joni Tandi, 2Yuliet
ABSTRACT : Phaseolus vulgaris L (EB) and Syzygium polyanthum (Wight) Walp (ES) leaf are plants that contain chemicals like alkaloids, flavonoids, saponins, polyphenols and tannins which have anti-diabetic effects. Therefore, research has been done on the effect of the combination of extract (EB) and bay leaf (ES) to decrease blood glucose levels in diabetic hypercholesterolemic of male rats. The extraction method used was macerated by using ethanol 96%. This study used male rats of test animals as many as 35 which were divided into 7 groups. 1 as healthy control group given 0.5% CMC Na suspension, 2 as a control group given a suspension pain CMC Na 0,5%, given the suspension metformin group 3, group 4 given EB 400 mg/kg BW, group 5 given ES 400 mg/kg BW 6 group given a combination of 1 (EB 400 mg/kg BW and ES 400 mg/kg BW), given a combination of two groups of 7 (EB 200 mg/kg BW and ES 200 mg/kg BW). Hypercholesterolemic rat model of diabetes induction feed made with high cholesterol and STZ 30 mg/kg BW. Data were analyzed using one-way ANOVA test Duncan Post Hoc further at the level of 95%. Based on the results of the study show that the combination 2 an effective dose. Keywords: Phaseolus vulgaris L, Syzygium polyanthum (Wight) Walp, high-cholesterol feed, streptozotocin. ABSTRAK : Buncis dan daun salam adalah tanaman yang memiliki kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, dan tanin yang mempunyai efek antidiabetes. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian tentang pengaruh kombinasi ekstrak buncis (EB) dan daun salam (ES) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan hiperkolesterolemia diabetes. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih jantan sebanyak 35 ekor yang dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol sehat diberikan suspensi Na CMC 0,5%, kelompok 2 sebagai kontrol sakit diberikan suspensi Na CMC 0,5%, kelompok 3 diberikan suspensi metformin, kelompok 4 diberikan EB 400 mg/kg BB, kelompok 5 diberikan ES 400 mg/kg BB kelompok 6 diberikan kombinasi 1 (EB 400 mg/kg BB dan ES 400 mg/kg BB), kelompok 7 diberikan kombinasi 2 (EB 200 mg/kg BB dan ES 200 mg/kg BB). Model tikus hiperkolesterolemia diabetes dibuat dengan induksi pakan tinggi kolesterol dan STZ 30 mg/kg BB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one way ANOVA dilakukan uji lanjut Post Hoc Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi 2 merupakan dosis yang efektif. Kata kunci : Phaseolus vulgaris L, Syzygium polyanthum (Wight) Walp, pakan tinggi kolesterol, streptozotocin. 1
Prodi S1 Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu, Sulawesi Tengah Jurusan Farmasi, FMIPA,UNTAD, Palu, Sulawesi Tengah
[email protected] 2
2
atsiri
PENDAHULUAN Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi
akibat
urbanisasi
terkandung
dan
penyakit
degeneratif
di
dalam
Penelitian
ini
prevalensi
mengetahui
efek
disinyalir
menentukan
dosis
dan
Flavonoid daun
yang Salam
dapat menurunkan kadar glukosa darah(4).
kota-kota besar di Indonesia menjadi meningkatnya
euganol.
merupakan salah satuh senyawa yang
modernisasi terutaman masyarakat di
penyebab
dan
bertujuan kombinasi kombinasi
untuk dan ekstrak
menjadi penyebab utama kematian di
Buncis dan ekstrak daun Salam yang
Indonesia.
efektif menurunkan kadar glukosa darah
Penyakit
merupakan
degeneratif
penyakit
yang
dapat
pada tikus hiperkolesterolemia diabetes.
menyebabkan kematian bagi manusia,
METODE PENELITIAN
salah satunya diabetes melitus. Kondisi itu
Alat
mendorong masyarakat untuk mencari berbagai
macam
alternatif
Ayakan, Batang pengaduk, Blender,
untuk
Cawan porselin, Erlenmeyer, Gelas kimia,
pengobatan(1).
Gelas ukur, Glukometer, Glukotest strip
Diabetes penyakit penyakit
Melitus
kencing
(DM)
manis
yang
atau
test, Kandang hewan uji, Labu ukur,
merupakan
Maserator, Mortir dan Stamper, Penangas
ditandai
dengan
air, Pipet tetes, Rotary evaporator, Spuit
peningkatan kadar gula dalam darah
oral,
sebagai akibat adanya gangguan sistem
Timbangan analitik, Timbangan gram
metabolisme dalam tubuh, dimana organ
kasar,
pankreas
penampung ekstrak.
tidak
mampu
memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh(2).
Spuit
injeksi,
Wadah
Tabung
maserasi,
reaksi,
Wadah
Bahan
Buncis mengandung senyawa aktif
Air suling, Amoniak, Asam klorida
antara lain alkaloid, flavonoid, saponin,
pekat P, Asam klorida 2N, Asam sulfat,
tanin, polifenol, dan
Buncis, Daun Salam, Etanol 96%, Kertas
sitosterol
yang
saring, Kloroform, Larutan FeCl3 , Larutan
terkandung dalam ekstrak Buncis mampu
NaCl 10%, Lemak kambing, Kuning telur
merangsang pankreas untuk menghasilkan
bebek, Pereaksi Dragendorff, Pereaksi
insulin(3).
Lieberman-Burchard,Serbuk Magnesium
senyawa
dan
triterpenoid. β-
Daun aktif
stigmasterol
Salam antara
mengandung lain
alkaloid,
P,
flavonoid, saponin, tanin, polifen, minyak
Sodium
Metformin.
3
CMC,
Streptozotocin,
Pembuatan Ekstrak Buncis dan Daun
telur dengan putih telur. Pakan standar
Salam
digerus sampai halus lalu dicampurkan
Serbuk
simplisia
diekstraksi
dengan minyak kambing dan kuning telur.
dengan metode maserasi yaitu serbuk
Campuran
Buncis dan Daun Salam yang telah
dibentuk menjadi pelet. Jumlah komsumsi
diayak, ditimbang sebanyak 400 gram lalu
makanan
diekstraksikan
sebanyak 20 g/tikus dan diberikan selama
dengan
menggunakan
diaduk
setiap
pelarut etanol 96% dengan cara maserasi
4 minggu.
selama
Pembuatan
3
hari.
Ekstrak
disaring
menggunakan kertas saring didapat filtrat. rotavapor hingga kental
diperoleh
ekstrak
Larutan
menggunakan
Induksi
citrate-buffered
saline.
Dosis streptozotosin yakni 30 mg/kg BB.
Uji penapisan fitokimia Buncis dan meliputi
maksimum
Streptozotocin 0,32 gram, dilarutkan
dipekatkan diatas penangas air.
Salam
harinya
homogen,
Streptozotosin
Uji Penapisan Fitokimia
Dau
hingga
uji
Pemilihan Hewan Uji
alkaloid,
Tikus Wistar sebanyak 35 ekor
flavonoid, tanin, saponin, dan polifenol.
diadaptasikan selama 2 minggu. Hewan
Pembuatan Larutan Na CMC 0,5%
uji dibagi secara acak di dalam 7
Na CMC sebanyak 0,5 gram dalam
kelompok,
yaitu
kelompok
normal,
100 ml aquadest yang telah dipanskan.
kelompok kontrol negatif (-), kelompok
Pembuatan Suspensi Metformin
kontrol positif (+), 2 kelompok ekstrak
Ditimbang serbuk tablet metformin
tunggal, 2 kelompok perlakuan dengan
yang setara dengan 432 mg, disuspensi
kombinasi dosis yang berbeda,
dalam
masing-masing satu kelompok terdiri dari
Na CMC 0,5% hingga 100 ml
kemudian dikocok hingga homogen.
5 ekor hewan uji.
Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak
Pengolahan Data
Makanan
tinggi
yang
Data analisis hasil penurunan kadar
digunakan adalah pakan standar (80%),
glukosa darah tikus dianalisis dengan uji
lemak kambing (15%) dan kuning telur
one
bebek (5%). Pekan dibuat dengan cara :
kepercayaan 95%. Kemudian dilanjutkan
Memanaskan
dengan uji analisis Post Hoc Duncan.
lemak
lemak
dan
kambing
hingga
lemak kambing menjadi minyak, telur direbus hingga matang, dipisahkan kuning
4
way
ANOVA
dengan
taraf
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Buncis Dan Daun Salam Hasil Buncis Daun Salam Alkaloid Dragendrof + + Flavonoid Magnesium dan HCl + + Saponin Tes pembentukan busa + + Tanin FeCl3 + + Polifenol FeCl3 + + Ket : Positif (+) = terdeteksi adanya golongan senyawa yang diuji Senyawa Bioaktif
Pereaksi
Tabel 2. Rerata Selisih Kadar Glukosa Darah Tikus Hari ke-42 dan Hari ke-49 Rerata Selisi Penurunan Kadar Glukosa Darah (mg/dL) Hari ke-42 Hari ke-49 a Na CMC O,5% (Negatif) -57,6 ± 38,25 2,8 ± 45,93a Metformin (Positif) 113,4 ± 37,54b 147± 29,26b b Tunggal I Buncis 85 ± 30,41 143,2 ± 42,53b Tunggal II daun Salam 96,4 ± 61,10b 171,2 ± 42,13bc Kombinasi I 217,8 ± 138,22c 258,2 ± 121,40c Kombinasi II 164,2 ± 68,74bc 245,8 ± 75,69c Kelompok
Keterangan : Ket : t - 1 : selisih kadar glukosa darah setelah induksi dan setelah hari ke-42 (7 hari setelah perlakuan) t - 2 : selisih kadar glukosa darah setelah induksi dengan setelah hari ke-49 (14 hari setelah perlakuan) Abjad yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan Abjad yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan
Kadar Glukosa Darah (mg/dL)
300 250 200
Kontrol Negatif
150
Kontrol Positif
100
Buncis Daun Salam
50
Kombinasi I
0 -50 -100
Hari Ke-42 Hari Ke-49 Waktu Pengamatan (Hari)
Kombinasi II
Gambar 1 Profil Rerata Selisih Kadar Glukosa Darah 5
yang
PEMBAHASAN
terlibat
dalam
sintesis
(5)
Bahan uji yang digunakan dalam
triasilgliserol .
penelitian ini adalah Buncis (Phaseolus
Selanjutnya selama 7 hari diberikan
vulgaris L) dan daun Salam (Syzygium
streptozotocin dosis rendah 30 mg/kg BB
polyanthum (Wight) Walp)yang diperoleh
secara
dari daerah Palu Sulawesi Tengah dan dari
menembus sel β Langerhans karena aksi
UPT. Materia Medika Propinsi Jawa
streptozotocin
Timur. Pemastian jenis Buncis dan daun
oksigen reaktif yang mempunyai peran
Salam yang digunakan dilakukan dengan
tinggi dalam kerusakan sel β pankreas(6).
cara determinasi tanaman di UPT. Sumber
Kemudian diukur kadar glukosa darah.
Daya
Universitas
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
Tadulako. Hasil determinasi menunjukkan
kadar glukosa darah tikus diatas 200
bahwa Buncis dan daun Salam yang
mg/dL yaitu 244,8–372,8 mg/dL yang
digunakan adalah Buncis dengan spesies
menyatakan bahwa tikus telah mengalami
Phaseolus vulgaris L dan daun Salam
hiperglikemia. Pemberian pakan tinggi
dengan
kolesterol dihentikan selama 28 hari dan
Hayati
spesis
Sulawesi,
Syzygium
polyanthum
(Wight) Walp.
intraperitoneal
dengan
mampu
tujuan
membangkitkan
diganti dengan pemberian pakan standar.
Tikus yang di kehandaki adalah
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian
tikus dengan kadar glukosa darah yang
ekstrak Buncis dan ekstrak daun Daun
tinggi (hiperglikemia) kecuali kelompok 1
Salam, suspensi Na CMC 0,5%, dan
(kontrol normal). Untuk mendapatkan
suspensi
tikus
hiperglikemia,
perlakuan selama 14 hari dengan dua kali
diberi pakan tinggi kolesterol selama 28
pengukuran kadar glukosa darah yaitu hari
hari. Menurut
ke-42 dan hari ke-49.
dengan
keadaan
literatur
lemak
dapat
metformin
sesuai
kelompok
menyebabkan terjadinya diabetes melitus,
Pengujian statistik terhadap selisih
karena insulin merangsang lipogenesis
penurunan kadar glukosa darah kelompok
dalam jaringan lemak dan menyediakan
hewan uji pada hari ke-42 dilakukan
asetil-Koa dan NADPH yang dibutuhkan
dengan metode Anova satu arah (one way
untuk sintesis asam lemak, memelihara
Anova)
kadar enzim asetil-Koa karboksilase, yang
menggunakan satu variabel bebas yaitu
mengkatalisis konversi asetil-Koa menjadi
variasi dosis. Berdasarkan hasil Anova
malonil-Koa, dan menyediakan gliserol
satu
6
karena
arah
penelitian
ini
memperlihatkan
hanya
adanya
perbedaan
signifikan
dengan
hasil
terdapat
dalam
tunggal
kadar
2
efektif
glukosa
darah.
signifikan p = 0,000 (p <0,05). Pengujian
menurunkan
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan
Kelompok
untuk melihat perbedaan bermakna pada
signifikan
dengan
kontrol
positif
kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil
metformin
dimana
penurunan
kadar
uji lanjut Duncan melihat perbedaan
glukosa
darahnya
lebih
tinggi
bermakna pada kelompok perlakuan.
dibandingkan
kontrol
positif
kombinasi
dengan
1
berbeda
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa pada hari ke-42
kombinasi 1 memiliki efek yang lebih
kelompok kontrol nagatif yang diberikan
besar. Kelompok kombinasi 2 berbeda
Na CMC 0,5% berbeda signifikan dengan
tidak signifikan dengan kontrol positif
kelompok positif yang diberikan suspensi
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
kombinasi
2
kelompok kontrol negatif tidak dapat
sebanding
dengan
menurunkan kadar glukosa darah karena
metformin. Hal ini disebabkan karena
hanya diberikan pembawa suspensi Na
senyawa bioaktif yang terdapat dalam
CMC 0,5% yang bersifat netral dan tidak
kombinasi 2 efektif menurunkan kadar
mempengaruhi kadar glukosa darah pada
glukosa darah.
tikus. Kelompok tunggal 1 berbeda tidak signifikan
dengan
kontrol
memiliki
efek
kontrol
yang positif
Kadar glukosa darah hewan uji pada
positif
hari-42
berkisar
antara
138,4-208,6
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
mg/dL. Hal ini menunjukan kadar glukosa
tunggal 1 memiliki efek yang sebanding
darah belum mendekati kadar glukosa
dengan kontrol positif metformin. Hal ini
normal
disebabkan karena senyawa bioaktif yang
dilanjutkan hingga hari ke-49. Pengujian
terdapat
dalam
karena
itu
perlakuan
1
efektif
statistik terhadap selisih penurunan kadar
glukosa
darah.
glukosa darah kelompok hewan uji pada
tidak
hari ke-49 dilakukan dengan metode
positif
Anova satu arah (one way Anova) karena
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian ini hanya menggunakan hanya
tunggal 2 memiliki efek yang sebanding
satu variabel bebas yaitu variasi dosis.
dengan kontrol positif metformin. Hal ini
Berdasarkan
disebabkan karena senyawa bioaktif yang
memperlihatkan
menurunkan
tunggal
oleh
kadar
Kelompok
tunggal
signifikan
dengan
2
berbeda kontrol
7
hasil
Anova adanya
satu
arah
perbedaan
signifikan dengan hasil signifikan p =
bioaktif
0,000 (p <0,05). Pengujian dilanjutkan
kombinasi 1 lebih efektif menurunkan
dengan uji lanjut Duncan untuk melihat
kadar
perbedaan
kombinasi 2 berbeda signifikan dengan
bermakna
pada
kelompok
yang
terkandung
glukosa
darah.
positif
dalam
Kelompok
perlakuan . Berdasarkan hasil uji lanjut
kontrol
metformin
dimana
Duncan melihat perbedaan bermakna pada
penurunan kadar glukosa daranya lebih
kelompok perlakuan.
tinggi dibandingkan dengan kontrol positif
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan
metformin. Hal ini disebabkan karena
menunjukkan bahwa pada hari ke-49
senyawa bioaktif yang terdapat dalam
kelompok
kombinasi 2 lebih efektif menurunkan
tunggal
signifikan
1
dengan
berbeda kontrol
tidak positif
kadar glukosa darah.
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan
tunggal 1 memiliki efek yang sebanding
menunjukkan bahwa pada hari ke-42 dan
dengan kontrol positif metformin. Hal ini
hari
disebabkan karena senyawa bioaktif yang
mempunyai efek lebih efektif menurunkan
terdapat
dalam
kelompok
kombinasi
2
1
efektif
kadar glukosa darah. Hal ini disebabkan
glukosa
darah.
karena komponen senyawa bioaktif dalam
tidak
masing-masing tanaman Buncis dan daun
positif
Salam. Berdasarkan literatur, kandungan
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
kimia ekstrak Buncis dan daun Salam
tunggal 2 memiliki efek yang sebanding
yang dapat menurunkan kadar glukosa
dengan kontrol positif metformin. Hal ini
darah yaitu alkaloid, flavonoid, saponin,
disebabkan karena senyawa bioaktif yang
dan tanin. Senyawa Flavonoid dapat
terdapat
menurunkan
tunggal
ke-49
kadar
Kelompok
tunggal
signifikan
dengan
dalam
menurunkan
2
berbeda kontrol
tunggal
kadar
2
efektif
bersifat
glukosa
darah.
flavonoid
sebagai
antidiabetes
karena
berperan
sebagai
mampu
Kelompok kombinasi 1 berbeda signifikan
senyawa yang dapat menetralkan radikal
dengan kontrol positif metformin dimana
bebas,
penurunan kadar glukosa darahnya lebih
kerusakan
tinggi dibandingkan dengan kontrol positif
memproduksi
metformin. Hal ini menunjukkan bahwa
menurunkan glukosa darah dengan cara
kombinasi 1 memiliki efek yang lebih
menghambat absorbsi glukosa di usus,
besar. Hal ini disebabkan karena senyawa
meningkatkan
8
sehingga sel
beta
dapat
mencegah
pancreas
yang
insulin. Alkaloid dapat
transportasi
glukosa
didalam
darah,
merangsang
sintesis
2.
Kombinasi
glikogen
dan
menghambat
sintesis
(Phaseolus vulgaris L) 200 mg/kg
glukosa . Saponin dapat menurunkan
BB dan daun Salam (Syzygium
kadar
(7)
glukosa
ekstrak
Buncis
darah
dengan
cara
polyanthum (Wight) Walp) 200
aktivitas
enzim
alfa
mg/kg BB merupakan dosis yang
glukosidase, yaitu enzim yang terdapat
efektif untuk menurunkan kadar
dalam pencernaan yang bertanggung
glukosa darah.
menghambat
jawab terhadap pengubahan karbohidrat
SARAN
menjadi glukosa. Tanin juga mempunyai
Berdasarkan dari hasil penelitian
aktivitas hipoglikemik yang berfungsi
maka
disarankan
untuk
sebagai astrigens atau pengkhelat yang
selanjutnya sebagai berikut.
dapat mengerutkan membran epitel usus
1.
penelitian
Perlu diadakan penelitian pemisahan
halus sehingga mengurangi penyerapan
senyawa metabolit sekunder yang
sari makanan dan sebagai akibatnya
terpurifikasi dalam ekstrak Buncis
menghambat
(Phaseolus vulgaris L) dan daun
asupan
gula
dan
laju
peningkatan gula darah tidak terlalu
Salam
tinggi. Penurunan stres oksidatif secara
(Wight) Walp).
umum dapat mengurangi resistensi insulin dan
menghambat
kerusakan
sel
2.
β
(Syzygium
polyanthum
Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat gambaran histopatologi sel
pankreas, sehingga polifenol terindikasi
beta pulau langerhans
mampu menahan resiko penyakit diabetes
setelah pemberian ekstrak Buncis
melitus
(Phaseolus vulgaris L) dan daun
berkembang
menjadi
lebih
parah(8).
Salam
KESIMPULAN
(Wight) Walp).
Berdasarkan hasil penelitian maka
Kombinasi
1.
ekstrak
Buncis
(Phaseolus vulgaris L) dan daun Salam
(Syzygium
(Wight)
Walp)
antidiabetes
polyanthum
memiliki pada
polyanthum
DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa : 1.
(Syzygium
pankreas
efek 2.
tikus
hiperkolesterolmia-diabetes.
9
Widjanarko, Bambang, Simon. Prameswari, Meidiana, Okky. 2014. Uji Efek Eksrak Air Daun Pandan Wangi Terhadap Penurunan Glukosa Darah dan Ihstopatologi Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2. Hal. 17 Wiyono,Weny; Wullur, Adeanne; Makalalag, Wiraswasty, Indri; 2013. Uji Efek Daun Binahong (Anredera cordifolia steen.) Terhadap Glukosa
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Darah Pada Tikus Jantan Galur Wirtar ( Rattus norvegicus) yang Diinduksi Sukrosa. Jurnsal Ilmu Farmasi – UNSRAT. Vol. 2 No.01. Hal. 9 Kurniawati, Desy; Sutrisna; Wahyuni, Sari, Arifah. 2012. Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah Oleh Ekstrak Etanol 70% Daun Buncis ( Phaseolus vulgaris ) pada Kelinci Jantan yang dibebani Glukosa. Biomedika Universitas Muhammadiya Surakarta. Vol. 4 No. 1. Hal. 1, 2 Putri, Cempaka, Sukar, Ketut, Desak; Hermanto, Bambang; Wardani, Tjitra. 2014. Pengaruh Pemberian Infusum Daun Salam (Syzygium polyanthum) Terhadap Kadar Glukosa Darah (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Alloksan. Veterinaria Medika Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.Vol 7 No. 1. Hal. 8, 9 Wilson, G.L. and S.P. LeDoux. 1989. The role of chemical in the etiology of diabetes mellitus. J. Toxicol. Pathol. 17: Hal 357-362 Akhtar, Shoaib M., Amin M., & Yaquib, M., (1981). Effect of Momordica charantia on Blood Glucose Level of normal and Alloxan-Diabetic Rabbits. Planta Medica, Vol. 42, hal 205-212 Arjadi, Fitranto dan Susatyo, Priyo. 2010. Regenerasi Sel Pulau Langerhans Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Diabetes Yang Diberi Rebusan Daging Mahkota Dewa (Phaleria macrocarp (scheff.)Boerl.). Jurnal. Fakultas Kesehatan. Universitas Jendral Soedirman. Vol. 2 No. 2. Purwokerto. Hal 122-123 Ridwan. A., Astrian R.T., Barlian A., 2012. Pengukuran Efek Antidiabetes Polifenol (Polyphenol 60) Berdasarkan Kadar Glukosa Darah Dan Histologi Pankreas Mencit (Mus musculus L.) S. W. Jantan Yang Dikondisikan Diabetes Melitus.Jurnal
Mate-Matika & Sains.Vol. 17.No. 2. Institute Teknologi Bandung. Hal: 82
10