Buletin Halal Corner Jogja
www.HCJogja.wordpress.com Edisi April 2014
@HCJogja
Khamr vs Alkohol Sekarang kita akan membahas tentang “Khamr dan Alkohol”, selama ini banyak di antara kita yang salah paham soal keduanya. Ada yang menganggap keduanya (khamr dan alkohol) adalah mutlak barang haram, eiitz, tapi tunggu dulu. Sebelumnya mungkin kita harus tahu terlebih dahulu tentang istilah-istilah alkohol itu sendiri. Alkohol ada 3 jenis : 1. Alkohol untuk senyawa kimia yang memiliki gugus fungsional -OH, dan senyawanya biasa diakhiri kata alkohol atau -nol. 2. Alkohol yang biasa digunakan untuk menyebut “etanol”. Seperti yang biasa kita temui dalam parfum, mouthwash, deodorant, kosmetik, dsb. 3. Alkohol untuk minuman keras. Minuman ini biasa disebut minuman beralkohol dan sifatnya memabukkan.
Halal Is My Way
Di dalam minuman yang beralkohol (alkohol beverage) maka terdapat unsur etanolnya, namun bukan keseluruhannya. Untuk istilah ke-3 (minuman beralkohol) jelas Haram, karena k a i d a h n ya , “ S e t i a p y a n g memabukkan adalah khamr. Setiap yang memabukkan pastilah Haram.” Lalu bagaimana dengan alkohol pada istilah pertama dan kedua. Apakah dihukumi sama?? Tentu tidak. Soal khamr, kita sepakat bahwa seluruhnya “HARAM”,sesuai dengan hadits, “ Semua yg memabukkan adalah haram, dan semua khamr adalah haram” (HR. Muslim) Lalu, Apakah semua minuman beralkohol mempunyai sifat “memabukkan” ??
Buletin Halal Corner
1
Ini adalah jawaban dari Ir. Muti Arintawati, MSi, auditor LPPOM MUI : “Minuman beralkohol tidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian” Pada tingkat kandungan 5-15% etanol dlm darah peminum akan mengalami kehilangan koordinasi, pada tingkat 15-20% etanol menyebabkan keracunan, pada tingkat 30-40% peminum hilang kesadaran dan pada tingkat yg lebih tinggi lagi yaitu 50% dpt menyebabkan kematian. Berdasarkan "Muzakarah Alkohol Dalam Minuman" di MUI pada tahun 1993, telah didefinisikan bahwa minuman beralkohol (alkoholic beverage) adalah minuman yang mengandung alkohol (etanol) yang dibuat secara fermentasi dari jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan nira, atau yang dibuat dengan cara distilasi hasil fermentasi yang termasuk di dalamnya adalah minuman keras klasifikasi A, B, dan C (Per. Menkes No. 86/ 1977). Anggur obat, anggur kolesom, arak obat, dan minuman sejenis yang mengandung alkohol
2
Buletin Halal Corner
dikategorikan sebagai minuman beralkohol (khamr). Apabila suatu minuman sudah dikategorikan sebagai minuman beralkohol (khamr), berapapun kadar alkoholnya, maka statusnya Haram bagi umat Islam. Hasil rapat Komisi Fatwa MUI tahun 2001 menyimpulkan bahwa minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol minimal 1 %. Banyak orang menyamakan minuman beralkohol dengan alkohol, sehingga sering yang diharamkan adalah alkoholnya. Padahal tidak ada orang yang akan sanggup meminum alkohol dalam bentuk murni, karena akan menyebabkan kematian. Namun perlu dipahami bersama bahwa menghukumi Alkohol haruslah melihat 'Illah (sebab pelarangan)-nya. Khamr diharamkan karena illah yang ada di dalamnya, yaitu karena “memabukkan”. Jika ‘illah tersebut hilang, maka pengharamannya pun hilang. Karena sesuai kaedah “al hukmu yaduuru ma'a illatihi wujudan wa 'adaman” (hukum itu ada dilihat dari ada atau tidak adanya illah). ‘Illah pengharaman khamr adalah memabukkan, dan illah ini berasal dari Al Qur'an, As Sunnah dan ijma' (kesepakatan ulama kaum muslimin)
Halal Is My Way
Sehingga tidaklah tepat jika dinyatakan bahwa illah diharamkannya khamr adalah karena “mengandung alkohol” di dalamnya. Seperti buah durian yang meskipun kadar alkoholnya bisa mencapai 4-8%, tetapi buah durian tidak bersifat memabukkan sehingga Halal untuk dimakan. Sebaliknya, meskipun tidak mengandung alkohol, ganja, opium, putaw, shabu-shabu, heroin, dll. adalah Haram. Psikotropika ini masuk dalam kelompok mukhadirot dan masih dalam batasan kategori Khamr. Sedangkan zat Alkohol sendiri adalah suci dan mensucikan. Dan ia merupakan zat yang sangat urgen dalam dunia farmasi dan pengobatan dalam kedokteran. Pengharamannya bisa menghalangi kaum muslimin untuk maju dalam bidang kimia, farmasi dan kedokteran. Jadi hukum asal etanol jika b er d i r i s en d i r i d an t i d ak bercampur dengan zat lain adalah Halal. Fatwa MUI No. 11 Tahun 2009 menyatakan bahwa etanol/alkohol yang bukan dari khamr adalah tidak najis. Sedangkan alkohol yang berasal dari khamr adalah najis.
Halal Is My Way
Etanol bisa berubah statusnya jadi haram jika ia menyatu dengan minuman yang haram seperti miras. Etanol ketika berada dalam miras, yang dihukumi adalah campuran mirasnya dan bukan etanolnya lagi. Alkohol (etanol) dan minuman beralkohol adalah 2 hal yang berbeda. Minuman beralkohol sudah pasti memabukkan dan diharamkan sedangkan alkohol tidak. Alkohol (etanol) adalah sebagaimana hukum zat pada asalnya yaitu halal. Dia bisa menjadi haram jika memang menimbulkan dampak negatif, memabukkan, dsb. Sekian sedikit pembahasan soal “Alkohol dan Khamr”, semoga mudah dipahami dan bermanfaat.
Be Smart, Get Halal with HALAL CORNER
Buletin Halal Corner 3
Halal Beauty Class CANTIK HALAL DAN SYAR’I BERSAMA HALAL CORNER Pembicara : Ust. Nanung Danar Dono, S.Pt.,MP, PhD * Dosen Peternakan UGM, Auditor LPPOM MUI, Divisi Dakwah MIUMI Yogyakarta
(dalam konfirmasi)
HTM Rp 100.000
Halal Beauty Class merupakan kegiatan diskusi segala hal tentang kosmetik halal, juga ada tutorial make up dan tutorial hijab.
Fasilitas : - GoodyBag Beauty Class by Wardah - Snack - Makan Siang Hijab Class by Annisa - Doorprize
Minggu
Griya Muslim Annisa 13 April 2014 Jl. Urip Sumoharjo 37A 08.30 - 15.30 Jogja Pendaftaran : 0818 0584 1102
Ketik : HBC(spasi)Nama(spasi)No.HP(spasi)Alamat Pembayaran No. Rek. Bank Syariah Mandiri 7035546458 a.n Arum Putri Amala Paling Lambat 12 April 2014
4
Buletin Halal Corner
Halal Is My Way