Edisi No. 011 Tahun I/II/2016
BERITA PAROKI Untuk Kalangan Sendiri
PAUS FRANSISKUS MENENTUKAN APA AGAR ORANG KATOLIK BISA MENERIMA INDULGENSI PADA TAHUN YUBILEUM INI ? Pertama,
indulgensi diberikan bagi mereka yang melakukan satu dari karya-karya belaskasih baik
yang ragawi maupun rohaniah. “Setiap kali seorang beriman melakukan secara pribadi satu atau lebih tindakan-tindakan (belaskasih) ini, ia pasti akan Indulgensi Yubileum.” Belaskasih ragawi dapat diungkapkan dengan memberi makan yang lapar, yang mana ini bisa juga dilakukan dengan: tidak membeli makanan yang berlebih-lebihan sehingga bila bisa demikian, maka selisihnya uangnya bisa disumbangkan pada yang membutuhkan, memberi minum yang haus, tidak memboroskan air, menyumbangkan makanan dan minuman; memberi penginapan pada gelandangan, yang mana ini dapat juga berupa: membantu renovasi rumah sesama yang tidak layak atau rusak berat, menyumbang tempatt idur atau kasur; mengunjungi yang sakit, yang mana ini dapat diperluas dengan: mendampingi dan mengurus yang sakit, mengunjungi yang tinggal di panti werdha, menyumbangkan dana untuk yang sakit namun lemah dalam mengupayakan pengobatan; mengunjungi tahanan, yang dapat dilakukan berbarengan dengan membuat atau terlibat dalam aktivitas sosial dan memberi kado natal; mengubur yang wafat, yang mana ini dapat pula disertai dengan memberi kartu pada yang berduka, mengunjungi yang berduka; memberi derma pada yang miskin, yang dalam bentuk-bentuk lain ini dapat diungkapkan dengan : tidak makan suatu makanan kesukaan supaya dapat memberikan uangnya melalui saluran sosial, membuat karya amal atau bergabung berpartisipasi di dalamnya, pada waktu tertentu tidak makan di restoran atau mengurangi frekuensinya, tetapi masak sendiri dan uangnya disumbangkan. Karya belaskasih spiritual dapat mencakup: menasihati orang yang mengalami keragu-raguan sehubungan dengan kebenaran suatu hal, dan ini dapat diperluas dengan: membawa sesama pada Yesus, sumber kebijaksanaan dan pusat hidup, mendampingi orang yang bergulat dengan persoalan; mengajari orang yang tidak tahu dengan maksud baik, yang mana ini dapat berbentuk: mengajar sesuatu yang baik dengan sukarela, mengajarkan iman atau agama ( misalnya dengan menjadi pendamping voluntir Bina Iman Anak atau Remaja Katolik ), mempelajari iman atau agama; menasihati pendosa, termasuk di sini: menunjukkan sikap tidak toleran pada dosa, meski tidak menolak pendosa, tidak menghakimi, tetapi membantu bertobat, ketika mengoreksi, tidak arogan tetapi melihat “balok di mata sendiri dulu” dengan prinsip “empat mata” terlebih dahulu; menghibur yang susah, yang mana ini dapat dilakukan dengan mendengarkan, membawakan makanan untuk susah itu, mengirimkan sms atau kartu baginya, mengampuni 1
kesalahan-kesalahan orang lain, tidak grundel, meminta maaf, meminta sakramen rekonsiliasi, mendoakan doa Kerahiman Ilahi, menanggung kesalahan orang lain dengan sabar dan menahan diri, termasuk dengan berdoa minta bisa sabar dan mendoakan Bapa Kami; mendoakan yang hidup dan mati, yang dapat diupayakan pula dengan: memintakan intensi misa untuk yang berpulang atau/dan mendoakannya secara pribadi, hadir dalam doa-doa kebangkitan atau peringatan arwah di lingkungan, wilayah, dll., secara pro aktif bertanya pada sesama bila mana ada yang minta didoakan dari ujud mereka sehubungan dengan itu. Kedua, karya-karya Indulgensi diberikan juga bagi yang selama Tahun Yubileum ini mampu melakukan suatu peziarahan kebasilika-basilika kepausan di Roma atau katedral keuskupan mereka atau gereja-gereja yang ditunjuk oleh uskup setempat “sebagai tanda keinginan mendalam akan pertobatan yang mendalam” dan di sana diminta untuk meminta sakramen rekonsiliasi, merayakan Ekaristi dengan suatu refleksi akan belaskasih, dengan pengungkapan pengakuan iman dan doa bagi ujud-ujud paus. Bagi yang sakit atau berusia lanjut yang tak mampu berjalan diberi kemungkinan penerimaan indulgensi: “Dengan menghidupi dengan iman dan pengharapan yang menggembirakan saat pencobaan ini, menerima Komuni atau menghadiri Perayaan Ekaristi dan doa bersama, bahkan melalui berbagai sarana komunikasi, akan menjadi bagi mereka sarana-sarana untuk memperoleh Indulgensi Yubileum.” Indulgensi juga dapat diperolehkan bagimereka yang telah meninggal dengan mendoakan mereka dan mengingat mereka dalam Perayaan Ekaristi dalam kesatuan misterius dengan Para Kudus supaya Bapa Berbelaskasih membebaskan mereka dari semua sisa dosa dan menerima mereka bersatu dengan-Nya. Indulgensi diberikan pada tahanan yang berdoa di kapelkapel yang tersedia bagi mereka dan/atau di kapel-kapel di rumah tahanan. Tentusaja, semua syarat yang disebutkan di atas harus didahului oleh penerimaan absolusi (pelepasan/penghapusan) terhadap dosa-dosa di dalam Sakramen Rekonsiliasi. Jangan lupa bahwa kesempatan untuk menerima indulgensi-indulgensi yang diberikan selama Tahun Yubileum ini adalah dari 8 Desember 2015 sampai dengan 20 November 2016.(ch)
REQUIESCAT IN PACE Robert Soesanto
Wilayah XIII
28 Januari 2016
Jakobus Fernando Lodewijck
Wilayah IX
31 Januari 2016
Martinus Heru Triharsono
Wilayah I
01 Pebruari 2016
Sr. Mudjiati MC
Wilayah IV
03 Pebruari 2016
2
Seputar Ekaristi
APAKAH PERAYAAN EKARISTI ITU ? (4) Ekaristi merupakan saat kita menyampaikan puji syukur pada Allah atas kurban diri di salib Kristus yang mengungkapkan cinta Allah. Akan tetapi, puji syukur ini kita lakukan sebagai Gereja melalui Kristus dan bersama Dia. Tuhan Yesus sendiri mengucap syukur pada Bapa tatkala mengadakan Perjamuan Malam Terakhir: “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’“ (Luk 22: 19); “ Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: " Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (1 Kor 11: 24). Kata “ekaristi” sendiri berasal dari Bahasa Latin “eucharistia” yang berarti ucapan syukur. (bersambung) (ch)
KUNJUNGAN ANAK-ANAK BIAK IMMACULATA & ANAK REKAT KE BIARA ST MARIA URSULIN (OSU) Biak
Immaculata yang masuk wilayah 9 St Petrus, Minggu tgl 17 Januari 2016, mengadakan kunjungan ke Biara St Maria Ursulin (OSU) di jalan Darmo 49 Surabaya. Anak-anak yang ikut berjumlah 40 anak mereka adalah anakanak Biak dan anak-anak Rekat. Anak-anak berangkat bersama-sama menuju Biara. Sesampai di Biara terlihat 6 para suster sudah menyambut dan menerima kedatangan anak-anak dengan senyum gembira. Acara diawali dengan lagu –lagu yang menjadikan anak-anak bersemangat dengan gerakan gerakkan yang lincah yang dipimpin oleh Sr Klaudi OSU. Lalu dilanjutkan dengan penjelasan dan mengenalkan tentang Biara Ursulin yang sudah lama berdiri, Biara ini tertua dari semua ordo, Biara yang ada di jalan Darmo ini bersama Sr Reta OSU Beliau menjelaskan bahwa menjadi Suster harus perempuan. Suster Biara adalah suatu panggilan suci dari Tuhan. Maka kita kalau terpanggil harus menjawabnya. Maka anak-anak diajak kebiara agar lebih mengenal bagaimana kehidupan para suster lebih dekat. Suster menjelaskan tentang apa biara Ursulin? Sekelompok religius perempuan yang berjalan mencari kepenuhan hidup dalam Yesus Kristus menurut semangat dan Kharisma Santa Angela Merici. Santa Angela Martir perawan yang meninggal karena mempertahankan iman dan kesuciannya. Maka Suster Ursulin memiliki kaul Ketaatan, Kemurnian dan kemiskinan. Setelah selesai menjelaskan anak anak diputarkan film tentang St Angela Merici. Di ursulin ini juga ada Suster awam PSA 3
KSA Ursulin sekulir, yaitu Wenny dan Olfa, yang tidak hidup dibiara tapi diluar biara seperti awam tapi mereka ini tetap membaktikan dan melayani dirinya di Ursulin dan menerima kaul sama dengan suster. Setelah itu dilanjutkan permaian mencari bintang dan ada beberapa pertanyaan yang harus dikerjakan sebelum kembali keaula. Permainan itu dibagi 3 kelompok kelas kecil, kelas menengah dan kelas Rekat yang setiap kelompok didampingi oleh 1 Suster, sambil bersama-sama berkeliling dan melihat lihat Biara, anak-anak juga diberi kesempatan untuk mengunjungi Suster yang lansia yaitu Sr Ima dan Sr Ruth dengan memberikan sekuntum bunga mawar merah pada Suster, anak-anak senang bisa menghiburnya, lalu anak-anak berfoto bersama suster lansia dikamarnya. Setelah berkeliling dan selesai permainan serta mengerjakan pertanyaan pertanyaan anak anak kembali keaula biara untuk acara selanjutnya yaitu tanya jawab oleh Sr Paula dan pembagian hadiah yang menang dalam permainan tadi. Tidak lupa kak Kharina sebagai koordinator memberikan hadiah kepada anak anak yang selama setahun rajin datang kesekolah minggu (BIAK). Adik adik semakin rajin datang untuk sekolah minggu yaa..yah kakak senang dengan kunjungan ke Biara ini bisa melihat anak anak yang aktif dan semangat mengikuti acara ini. Dengan langsung melihat kehidupan para suster,karena bisa menjadi teladan dan panutan hidup sederhana seperti mereka dan bisa jadi motivasi kita untuk hidup penuh dengan doa dan pasrah kepadaNya. Lalu suster berpesan dan menyampaikan rasa senangnya serta terimakasih untuk anak anak dan kakak pendamping atas kunjungannya ke Biara karena acara kunjungan seperti ini baik paling tidak untuk anak anak sejak dini dan khususnya para remaja kelak punya wawasan akan panggilan dan hidup membiara. Semangat kakak kakak pendamping dalam mendampingi anak anak ya..Setelah selesai pesan dan kesan semua berfoto bersama. (Lily-Galaxy)
Suplemen Berita Paroki, diterbitkan oleh Tim Komsos Paroki SMTB. Jl. Ngagel Madya 1 Surabaya 60284. 62 31 5036896 ext. 30. Email :
[email protected] Website : www.smtb.net Redaksi menerima tulisan dari umat terutama berita kegiatan lingkungan/wilayah/kelompok kristiani.
4
5