PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI Fakultas Pertanian Universitas Jember Semester Genap Tahun Akademik 2013/2014
≈ daya guna, yaitu menggunakan sumberdaya secara minimum guna mencapai hasil yang optimum. ≈ ekologi, adalah ilmu yang mempelajari hubungan struktur dan fungsi komponen-komponen ekosistem.
≈ peningkatan efisiensi melalui perbaikan dan peningkatan fungsi lingkungan.
peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya melalui peningkatan fungsi ekologi suatu kawasan pertanian.
Meningkatnya Hilangnya ketergantungan keragaman terhadap bahan Ketahanan genetik bakar Fosil Hama dan Penyakit
abad 21
Degradasi Lingkungan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm (5-16 Juni 1972)
KTT Bumi di Rio de Janeiro (Konvensi Perubahan Iklim (3-14 Juni 1992)
pertama kali konsep ekoefisiensi diperkenalkan oleh World Business Council for Sustainable Development
Stephan Schmidheiny (Pengusaha Swiss)
Pada KTT Bumi 1992, Stephan Schmidheiny ditunjuk menjadi ketua penasehat bidang bisnis dan industri pada United Nations Conference on Environment and Development (UNCED).
Tahun 1995, WBCSD berdiri dan merupakan asosiasi CEO (chief executive officer) dari sekitar 200 perusahaan yang terlibat secara khusus dengan kegiatan bisnis dan pembangunan berkelanjutan.
Konsepnya:
menciptakan lebih banyak barang dan jasa dengan menggunakan sumberdaya yang lebih sedikit serta meminimalisasi potensi keluarnya limbah
Paradigma Pengelolaan Limbah
BERUBAH
(goodhouse keeping)
Pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992, FAO mendefiniskan pembangunan dan pertanian berkelanjutan sebagai berikut:
1. Pembangunan berkelanjutan adalah pengelolaan dan konservasi sumberdaya alam berdasarkan dan berorientasi pada perubahan teknologi dan kelembagaan sedemikian rupa untuk memastikan pencapaian dan kepuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan untuk generasi sekarang dan masa mendatang.
Pembangunan berkelanjutan tersebut (di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan) melestarikan tanah, air, sumbedaya genetik tanaman dan hewan, yang tidak merusak secara lingkungan, secara teknis tepat, secara ekonomis dan sosial dapat diterima.
Sedangkan pertanian berkelanjutan dan/atau lebih khusus pembangunan perdesaan sebagai suatu proses yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Menjamin kebutuhan gizi dasar generasi sekarang dan mendatang, secara kualitatif maupun kuantitaif, disamping menyediakan sejumlah produk pertanian lain. 2. Menyediakan lapangan kerja jangka panjang, pendapatan yang cukup, serta kehidupan dan kondisi kerja yang layak untuk semua yang terlibat dalam produksi pertanian. 3. Menjaga, dan apabila mungkin, meningkatkan kapasitas produktif seluruh sumberdaya alam secara mendasar dan kapasitas regeneratif sumberdaya terbaharukan, tanpa menganggu fungsi siklus ekologi dasar dan keseimbangan alam, merusak atribut sosio-budaya masyarakat perdesaan atau menyebabkan pencemaran lingkungan, dan 4. Mengurangi kerentanan sektor pertanian yang disebabkan oleh faktor alam dan sosio-ekonomi dan risiko lain, dan memperkuat kemandirian.
terkait dengan
perlindungan kepentingan generasi mendatang
menyatakan:
Pembangunan berkelanjutan tidak mungkin tercapai tanpa menerapkan pertanian berkelanjutan
Konsep Pertanian Berkelanjutan, harus memperhatikan:
Konsep ini yang dijadikan indikator untuk pertanian berkelanjutan
Viable
(dapat berjalan terus)
Sustainable
Bearable
(dapat ditahan)
artinya produksi pertanian tidak hanya diEvaluasi dari sisi TEKNIS saja tetapi juga terkait dengan dimensi: 1. SOSIAL-BUDAYA; 2. SOSIAL EKONOMI;
Equitable
(setimpal/bijaksana)
3. EKOLOGI; dan 4. (POLITIK + ESTETIKA)
dalam praktek budidaya tanaman ekoefisiensi diartikan sebagai semua bentuk pengelolaan sumberdaya alam harus dilakukan dengan cara meminimalkan resiko kerusakan sumberdaya alam tersebut. Budidaya Pertanian TANPA Ekoefisiensi
Lahan Rusak
Stok Pangan kurang
Budidaya Pertanian DENGAN Ekoefisiensi
Gagal Panen
Air Langka
Petani Makmur dan Sumberdaya Lestari
manfaat Ekoefisiensi 1. Mengurangi biaya usahatani melalui penggunaan benih/bibit, pupuk, air, pestisida, dan/atau energi yang lebih efisien; 2. Mengurangi risiko dengan meninggalkan zat beracun; 3. Meningkatkan pendapatan petani melalui pengembangan produk inovatif dan mempunyai peluang pasar yang besar; 4. Meningkatkan citra produk pertanian melalui promosi tentang kekhasan geografis tempat tumbuh; 5. Meningkatkan produktivitas lahan melalui keselarasan antara nilai ekonomi dan ekologi; 6. Meningkatkan kinerja lingkungan melalui peningkatan, pemulihan dan penggunaan kembali “limbah” pertanian.