Laboratorium Multimedia

Praktikum Komputer Grafik [MODUL]

Genap 2013/2014 1/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

KONTRAK PRAKTIKUM Nama Mata Kuliah Kode Mata Praktikum SKS Mata Kuliah Prasyarat Dosen Penanggung Jawab Dosen Penyusun Modul Semester / Th Ajaran Hari Pertemuan / Jam Tempat Pertemuan

: Praktikum Komputer Grafik : TIF121 :1 :: Yonathan Ferry Hendrawan, S.T., M.I.T. : Yonathan Ferry Hendrawan, S.T., M.I.T. : Genap / 2013-2014 : Sesuai Jadwal Praktikum : Laboratorium Common Computing

Gambaran Umum : Praktikum ini merupakan bagian dari kuliah Komputer Grafik. Dalam praktikum ini, praktikan dikenalkan dengan beberapa aspek yang berkaitan dalam pemrograman API komputer grafik. Praktikum ini memuat beberapa modul yang berisi tentang struktur program OpenGL (Open Graphics Library): primitif drawing, kurva, transformasi, 3 dimensi, animasi, dan pencahayaan pada OpenGL. Modul-modul ini harus dapat dikuasai oleh mahasiswa sebagai dasar penguasaan Komputer Grafik.

Mahasiswa diharapkan dapat: •

Mampu membuat dan memanfaatkan output primitif.



Mampu membuat dan memanfaatkan kurva.



Mampu membuat dan memanfaatkan transformasi.



Mampu membuat obyek 3 dimensi.



Mampu membuat dan memanfaatkan input dan animasi.



Mampu membuat dan memanfaatkan pencahayaan pada OpenGL.

Tujuan Pembelajaran Praktikum Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan aplikasi komputer grafik menggunakan bahasa pemrograman OpenGL. Rumusan Kompetensi Dasar •

Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan sistem grafik pada komputer.



Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan berbagai teknik dan komponen komputer grafik.



2/55

Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan visualisasi obyek.

Laboratorium Digital dan Multimedia

Referensi • E. Angel, Interactive Computer Graphics: A Top-Down Approach Using OpenGL, Fourth Edition, Pearson Education Inc., 2006. • F. S. Hill, Jr, S. M. Kelley, Computer Graphics Using OpenGL, Third Edition, Pearson Education Inc., 2007. • http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Praktikum%20Grafika%2001%20 Rev%2002.pdf, diakses 18 Maret 2013 • http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Praktikum%20Grafika%2004%20 Rev%2002%20print.pdf, diakses 18 Maret 2013

3/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Modul 1 Primitif Drawing I. Tugas Pendahuluan 1. Jelaskan secara singkat sejarah OpenGL! 2. Sebutkan beberapa contoh software yang menggunakan OpenGL! 3. Apa guna glBegin() dan glEnd()? 4. Jelaskan apa itu vertex!

II. Pengantar Komputer grafik telah menunjukkan kemajuan yang pesat dari berbagai sisi: algoritma, software, dan hardware. Cakupannya juga telah meluas ke berbagai bidang: kedokteran, sains, engineering, bisnis, industri, seni, hiburan, iklan, dan lain-lain. Salah satu tools/library pembuatan aplikasi grafik adalah OpenGL (Open Graphics Library). OpenGL adalah suatu standar grafik yang menyediakan fungsi-fungsi low-level untuk pembuatan berbagai gambar pada komputer. Sebagai API (Application Programming Interface), OpenGL bersifat platformindependent/tidak tergantung pada piranti dan platform yang digunakan. Hal inilah yang membuat OpenGL dapat berjalan pada berbagai sistem operasi: Windows, UNIX, Mac, Android, dll. OpenGL pada awalnya didesain untuk digunakan oleh bahasa pemrograman C/C++, namun dalam perkembangannya OpenGL dapat juga digunakan oleh bahasa pemrograman yang lain seperti Java, Tcl, Ada, Visual Basic, Delphi, maupun Fortran. Primitif Drawing OpenGL memiliki beberapa obyek dasar yang disebut primitif. Gambar-gambar kompleks dibuat dari kombinasi obyek-obyek primitif ini. Primitif mudah digambar pada layar monitor karena menggunakan persamaan geometrik sederhana. Contoh primitif / grafik dasar adalah : •

Titik



Garis



Segitiga



Polygon

Perintah OpenGL OpenGL memiliki daftar fungsi yang banyak. Untuk saat ini, praktikan hanya perlu fokus pada beberapa perintah dasar yang tertera pada tabel berikut ini:

4/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Tabel 1.1 Perintah dasar OpenGL III. Program Berikut ini adalah program yang menggambar obyek primitif. void display(void) { /* bersihkan layar dari titik pixel yang masih ada */ glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f (1.0, 1.0, 0.0); /* gambar 5 titik di layar */ glBegin(GL_POINTS); glVertex3f (0.0, 0.0, 0.0); glVertex3f (0.0, 0.8, 0.0); glVertex3f (0.8, 0.0, 0.0); glVertex3f (0.0, -0.8, 0.0); glVertex3f (-0.8, 0.0, 0.0); glEnd(); glFlush (); } void kunci(unsigned char key, int x, int y) { switch (key) { /* aplikasi berhenti ketika tombol q ditekan */ case 27 : case 'q': exit(0); break; } glutPostRedisplay(); }

5/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

int main(int argc, char *argv[]) { glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutInitDisplayMode(GLUT_RGB | GLUT_SINGLE); glutCreateWindow("Primitif"); glutDisplayFunc(display); glutKeyboardFunc(kunci); glutMainLoop(); return 0; }

Program 1.1 Menggambar 5 titik

Program diatas jika dijalankan akan menampilkan 5 titik berwarna kuning pada latar belakang hitam. Posisi titik didefinisikan pada tiap pemanggilan glVertex3f. Ukuran window mengambil nilai default yang disediakan oleh OpenGL: (-1,-1) untuk titik kiri bawah dan (1, 1) untuk titik kanan atas.

Yang perlu diperhatikan di codeblocks, tiap kali user membuat project baru, library yang diperlukan harus ditambahkan.

IV. Percobaan 1. Gantilah sintak program yang berwarna merah bold untuk membuat berbagai macam primitive drawing. Lakukan pengamatan apa yang terjadi glBegin(GL_POINTS); glBegin(GL_LINE_STRIP); glBegin(GL_LINE_LOOP); glBegin(GL_LINES); glBegin(GL_TRIANGLES); glBegin(GL_TRIANGLE_FAN); glBegin(GL_TRIANGLE_STRIP); glBegin(GL_QUADS); glBegin(GL_QUAD_STRIP); glBegin(GL_POLYGON); 2. Lakukan penyisipan glColor3f (X, X, X); pada tiap vertex, kemudian amati lagi apa yang terjadi. 3. Lakukan pengaturan ketebalan titik dan garis dengan perintah glPointSize(x); dan glLineWidth(x); kemudian amati apa pengaruhnya terhadap titik dan garis. V. Tugas 1. Lakukan percobaan sesuai dengan perintah diatas. 2. Buat Checker board (papan catur) yang berukuran 2 x 2 cell (total ada 4 kotak) dan terdiri dari 2 warna berbeda! Warna terserah.

6/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

3. Buat 1 huruf vokal (A, E, I, O, U). Koordinasikan dengan asisten praktikum sehingga dalam 1 kelompok praktikum tidak ada yang mengerjakan huruf yang sama. 4. Ulang soal nomor 3 dan 4 menggunakan glRect().

7/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Modul 2 Kurva I.

Tugas Pendahuluan 1. Apa perbedaan antara GL_LINES, GL_LINE_STRIP, dan GL_LINE_LOOP? 2. Gambarkan dengan tangan grafik persamaan y = 2x + 1 ! 3. Gambarkan dengan tangan grafik persamaan y = (x-1)(x-2) ! 4. Gambarkan dengan tangan grafik persamaan y = 2sin(2x) !

II. Pengantar Menurut Wikipedia, kurva adalah garis yang tidak harus lurus. Contoh kurva: lintasan parabola, grafik sinus, grafik persamaan logaritma, dll. Menurut definisi ini, garis lurus dapat disebut juga sebagai kurva jenis khusus.

Mendefinisikan Kurva Menggunakan Persamaan Polynomial Polynomial adalah persamaan matematika dalam bentuk:

Dimana a0, a1, a2, … aL adalah koefisien/konstanta. Derajat sebuah persamaan polynomial ditentukan dari pangkat tertinggi dari variabel x.

Kurva Polynomial derajat 1 Persamaan polynomial derajat 1 disebut juga sebagai persaman linear. Jika digambar, persamaan linear menghasilkan garis lurus. Sebagai contoh, sebuah kurva yang memiliki representasi parametrik P(t) = a0 + a1t adalah sebuah garis lurus yang melewati titik a0 pada waktu t = 0, dan melewati titik a0 + a1 pada waktu t = 1. Dalam dunia 2 dimensi, P(t) terdiri dari dua persamaan: satu persamaan untuk sumbu x: x(t), dan satu persamaan untuk sumbu y: y(t). Dalam dunia 3 dimensi P(t) memiliki pula z(t). Berikut adalah program untuk memplot persamaan linear P(t) dimana: x(t) = -1 + 2t; y(t) = 0. void display(void) { /* bersihkan layar */ glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f (1.0, 1.0, 0.0); float t = 0.0; glBegin(GL_POINTS); for(t = -1.0; t<=1.0; t+=0.01){ /* x(t) = -1 + 2t; y(t) = 0 */

8/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glVertex3f (-1.0 + 2.0*t, 0.0, 0.0); } glEnd(); glFlush (); } void kunci(unsigned char key, int x, int y) { switch (key) { /* aplikasi berhenti ketika tombol q ditekan */ case 27 : case 'q': exit(0); break; } glutPostRedisplay(); } int main(int argc, char *argv[]) { glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutInitDisplayMode(GLUT_RGB | GLUT_SINGLE); glutCreateWindow("Primitif"); glutDisplayFunc(display); glutKeyboardFunc(kunci); glutMainLoop(); return 0; }

Program 2.1 Memplot persamaan linear

Program diatas akan menaruh titik-titik disepanjang persamaan P(t) dengan interval 0.01.

Kurva Polynomial derajat 2 Persamaan polynomial derajat 2 disebut juga persamaan kuadrat. Persamaan kuadrat menghasilkan grafik parabola. Berikut adalah program yang menggambar x(t) = -1 + 2t; y(t) = t2 – 0.5 atau y = x2 – 0.5 pada interval -1.0 sampai 1.0. void display(void) { /* bersihkan layar */ glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f (1.0, 1.0, 0.0); float t = 0.0; glBegin(GL_POINTS); for(t = -1.0; t<=1.0; t+=0.01){ /* x(t) = -1 + 2t; y(t) = 0 */ glVertex3f (t, -0.5+t*t, 0.0); }

9/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glEnd(); glFlush (); } void kunci(unsigned char key, int x, int y) { switch (key) { /* aplikasi berhenti ketika tombol q ditekan */ case 27 : case 'q': exit(0); break; } glutPostRedisplay(); } int main(int argc, char *argv[]) { glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutInitDisplayMode(GLUT_RGB | GLUT_SINGLE); glutCreateWindow("Primitif"); glutDisplayFunc(display); glutKeyboardFunc(kunci); glutMainLoop(); return 0; }

Program 2.2 Menggambar persamaan kuadrat Program diatas akan menampilkan kurva parabola sesuai persamaan y = x2 – 0.5 pada interval -1.0 sampai 1.0.

Kurva Polynomial derajat 3 atau lebih Persamaan polynomial derajat 3 atau lebih memiliki sifat dan implementasi yang mirip seperti persamaan polynomial derajat2, hanya saja grafiknya lebih kompleks. Berikut adalah program yang menggambar y = (x+4)(x+1)(x-1)(x-3)/14 + 0.5 void myinit() { glClearColor(0.0, 0.0, 0.0, 1.0); glColor3f(1.0, 0.0, 0.0); glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); gluOrtho2D(-10.0, 10.0, -10.0, 10.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); } void display(void) { /* bersihkan layar */ glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f (1.0, 1.0, 0.0);

10/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

float t = 0.0; //f(x) = 1/14 (x+4)(x+1)(x-1)(x-3) + 0.5 glBegin(GL_POINTS); for(t = -10.0; t<=10.0; t+=0.1){ glVertex3f (t, (t+4)*(t+1)*(t-1)*(t-3)/14 + 0.5, 0.0); } glEnd(); glBegin(GL_LINES); glVertex3f(-10.0,0.0,0.0); glVertex3f(10.0,0.0,0.0); glVertex3f(0.0,-10.0,0.0); glVertex3f(0.0,10.0,0.0); glEnd(); glFlush (); } void kunci(unsigned char key, int x, int y) { switch (key) { /* aplikasi berhenti ketika tombol q ditekan */ case 27 : case 'q': exit(0); break; } glutPostRedisplay(); } int main(int argc, char *argv[]) { glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutInitDisplayMode(GLUT_RGB | GLUT_SINGLE); glutCreateWindow("Primitif"); glutDisplayFunc(display); glutKeyboardFunc(kunci); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 2.3 Menggambar persamaan polynomial derajat 4 Program diatas akan menampilkan kurva polynomial derajat 4 sesuai persamaan y = 1/14 (x+4)(x+1)(x-1)(x-3) + 0.5 pada interval -10.0 sampai 10.0.

Kurva Trigonometri Kurva trigonometri adalah kurva yang dihasilkan dari fungsi-fungsi trigonometri: sinus, cosinus, dan tangen. Berikut adalah program yang menggambar grafik fungsi sinus. //Supaya bisa menggunakan fungsi sin(), program perlu include Math.h #include

11/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

void myinit() { glClearColor(0.0, 0.0, 0.0, 1.0); glColor3f(1.0, 0.0, 0.0); glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); gluOrtho2D(-1.0, 10.0, -2.0, 2.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); } void display(void) { /* bersihkan layar */ glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f (1.0, 1.0, 0.0); float x = 0.0; glBegin(GL_POINTS); //perhitungan sudut di openGL menggunakan radian, bukan derajat for(x=0.0; x<=6.28; x+=0.1) { glVertex2f(x,sin(x)); } glEnd(); glBegin(GL_LINES); glVertex3f(-10.0,0.0,0.0); glVertex3f(10.0,0.0,0.0); glVertex3f(0.0,-10.0,0.0); glVertex3f(0.0,10.0,0.0); glEnd(); glFlush (); } void kunci(unsigned char key, int x, int y) { switch (key) { /* aplikasi berhenti ketika tombol q ditekan */ case 27 : case 'q': exit(0); break; } glutPostRedisplay(); } int main(int argc, char *argv[]) { glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutInitDisplayMode(GLUT_RGB | GLUT_SINGLE); glutCreateWindow("Primitif"); glutDisplayFunc(display); glutKeyboardFunc(kunci); myinit(); glutMainLoop();

12/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

return 0; }

Program 2.4 Menggambar fungsi sinus.

III. Percobaan Berikut adalah yang harus dilakukan selama sesi lab: 1. Copy contoh-contoh program diatas, jalankan, dan amati output yang ditampilkan. 2. Ubah program 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4 dari GL_POINTS untuk menggambar kurva menjadi GL_LINES, GL_LINE_STRIP, dan GL_LINE_LOOP! Amati perubahan tampilan yang terjadi. Mana yang menurutmu sebaiknya digunakan dan sebaiknya dihindari dalam menggambar kurva? 3. Modifikasi program 2.4 dari fungsi sinus menjadi fungsi tangen. Selain menggunakan fungsi tangen di header file Math.h, coba gunakan juga formula tg() = sin()/cos().

IV. Tugas Selesaikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1.

Ubah persamaan linear pada program 2.1 menjadi x(t): 0.5 - t; y(t) = 1 + 2t.

2.

Ubah program 2.2 supaya bisa menampilkan plot seperti berikut:

Gambar yang dihasilkan tidak harus persis sama, tetapi harus dibuat semirip mungkin. Jangan gunakan teknik transformasi (modul 3), gunakan pendekatan persamaan matematis untuk menghasilkan gambar tersebut.

13/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

3.

Modifikasi program 2.3 untuk menampilkan fungsi berikut: f(x) = (x-3)(x-3)(x1)(x)(x+2)(x+2)(x+3) / 14. Sesuaikan ukuran proyeksi supaya kurva dapat terlihat jelas di dalam jendela program.

4.

Fungsi Cosinus memiliki bentuk baku sebagai berikut: y = A Cos(Bx + C) + D dimana: - A menentukan tinggi rendahnya grafik yang dihasilkan pada sumbu y - B menentukan berapa kali perulangan grafik dalam satu interval - C menentukan pergeseran sudut inputan sinus - D menentukan pegeseran grafik sinus pada sumbu y. Modifikasi program 2.4 supaya bisa mengakomodasi bentuk baku ini. Hint: buat variabel untuk A, B, C, dan D. Program tidak perlu mempunyai fasilitas menerima inputan ketika dijalankan. Sebagai contoh, berikut ini adalah gambar grafik cosinus dengan A = 3, B = 4, C = 0.5, D = 2.

14/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Modul 3 Transformasi Geometri I. Tugas Pendahuluan 1. Jelaskan dengan singkat apa yang disebut sebagai translasi, scaling, dan rotasi dalam transformasi geometri! 2. Gambarkan dengan tangan grafik transformasi titik (2, 3) yang ditranslasi sejauh (3, - 4)! 3. Gambarkan dengan tangan grafik transformasi titik (3, 3) yang dirotasi sejauh 90 derajat terhadap sumbu koordinat! 4. Gambarkan dengan tangan grafik transformasi titik (3, 2) yang di-scaling sebesar (2, 1.5) terhadap sumbu koordinat!

II. Pengantar Dalam matematika, transformasi adalah fungsi yang memetakan suatu set X ke set yang lain ataupun ke set X sendiri. Dalam dunia komputer grafik, set X (yang mengalami proses transformasi) biasanya berupa strukur geometri, sehingga disebut transformasi geometri. Terdapat banyak jenis operasi transformasi: translasi, refleksi, rotasi, scaling, shearing.

Berikut adalah perintah-perintah transformasi di OpenGL: a.

glTranslated(a, b, c): melakukan operasi translasi/pergeseran sejauh a pada sumbu x, sejauh b pada sumbu y, dan sejauh c pada sumbu z. Contoh: jika ingin menggeser obyek sejauh 4 pada sumbu x dan -3 pada sumbu y, maka perintahnya adalah: glTranslated(4.0, -3.0, 0.0).

b.

glScaled(d, e, f): melakukan penskalaan sebesar d pada sumbu x, sebesar e pada sumbu y, sebesar f pada sumbu z. Contoh: jika ingin memperbesar obyek pada sumbu x sebesar 2 kali dan memperkecil obyek menjadi seperempatnya, maka perintahnya adalah: glScaled(2.0, 0.25, 0.0).

c.

glRotated(alpha, i, j, k): melakukan rotasi sebesar alpha. Alpha ada dalam satuan derajat, bukan radian. I, j, dan k mewakili sumbu rotasi x, y, dan z. Set nilainya menjadi 1.0 pada sumbu yang diingikan. Contoh: jika ingin merotasi obyek sebesar 90 derajat pada sumbu x, maka perintahnya adalah: glRotated(90.0, 1, 0, 0).

Proses transformasi di OpenGL bersifat melekat: sekali sebuah perintah transformasi dieksekusi, perintah tersebut akan selalu dilakukan untuk semua perintah yang ada

15/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

dibawahnya. Contoh: jika pada program terdapat perintah glTranslated(10.0, 0.0, 0.0) pada baris ke 25, maka perintah-perintah glVertex pada baris ke 26 dan seterusnya akan selalu ditranslasi pada sumbu x sejauh 10.

Berikut contoh program translasi. void display() { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f(0.0,0.0,0.5); // Gambar kotak pertama di sudut kiri bawah glRecti(0,0, 10, 10); //translasi ke 20, 20 glTranslated(20.0, 20.0, 0); glRecti(0,0, 10, 10); glFlush(); } void myinit() { glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); gluOrtho2D(0.0,50.0,0.0,50.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glClearColor(1.0,1.0,1.0,1.0); glColor3f(0.0,0.0,0.0); } int main(int argc, char* argv[]) { glutInit(&argc,argv); glutInitDisplayMode(GLUT_SINGLE | GLUT_RGB); glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutCreateWindow("Transform"); glutDisplayFunc(display); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 3.1 Translasi glRecti adalah fungsi OpenGL untuk menggambar kotak 2 dimensi dengan memberi nilai pada parameter titik kiri bawah dan kanan atas.

Berikut contoh program Scaling. void display()

16/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

{ glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f(0.0,0.0,0.5); // Gambar kotak pertama di sudut kiri bawah glRecti(0,0, 10, 10); //Scaling kotak yang digambar di ke 20, 20 sebesar 1.5 kali glScaled(1.5, 1.5, 0.0); glRecti(20,20, 30, 30); glFlush(); } void myinit() { glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); gluOrtho2D(0.0,50.0,0.0,50.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glClearColor(1.0,1.0,1.0,1.0); glColor3f(0.0,0.0,0.0); } int main(int argc, char* argv[]) { glutInit(&argc,argv); glutInitDisplayMode(GLUT_SINGLE | GLUT_RGB); glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutCreateWindow("Transform"); glutDisplayFunc(display); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 3.2 Scaling Yang perlu diperhatikan disini adalah proses scaling dilakukan dari sumbu koordinat yang terletak di sudut kiri bawah jendela. Hal inilah yang menyebabkan tampilan pada program 3.2 diatas terlihat cenderung lebih ke kanan atas jendela.

Berikut adalah contoh program rotasi. void display() { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f(0.0,0.0,0.5); // Gambar kotak pertama di sudut kiri bawah glRecti(0,0, 10, 10); //rotasi kotak kedua sebesar 15 derajat terhadap sumbu koordinat(titik kiri bawah)

17/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glRotated(15, 0, 0, 1.0); glRecti(20,20, 30, 30); glFlush(); } void myinit() { glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); gluOrtho2D(0.0,50.0,0.0,50.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glClearColor(1.0,1.0,1.0,1.0); glColor3f(0.0,0.0,0.0); } int main(int argc, char* argv[]) { glutInit(&argc,argv); glutInitDisplayMode(GLUT_SINGLE | GLUT_RGB); glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutCreateWindow("Transform"); glutDisplayFunc(display); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 3.3 Rotasi Yang perlu diperhatikan dari program diatas adalah bahwa rotasi dilakukan terhadap titik koordinat yang terletak pada ujung kiri bawah jendela. Supaya rotasi terjadi pada titik tengah obyek, perlu dilakukan kombinasi perintah transformasi.

Kombinasi Transformasi Operasi-operasi transformasi yang berbeda dapat dikombinasikan. Contoh: jika ingin melakukan operasi-operasi berikut pada sebuah obyek: •

translasi sebesar (3, -4)



lalu rotasi sebesar 30° pada sumbu z



lalu skala sebesar (2, -1)



lalu translasi lagi sebesar (0, 1.5)



dan terakhir rotasi sebesar -30°

maka perintah-perintahnya adalah: glRotated(-30, 0, 0, 1); glTranslated(0.0, 1.5, 0.0); glScaled(2.0, -1.0, 0.0);

18/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glRotated(30.0, 0, 0, 1); glTranslated(3.0, 4.0, 0.0);

Yang perlu diperhatikan disini adalah urutan perintah. OpenGL melakukan perintah transformasi mulai dari yang paling bawah. Perlu diingat pula bahwa karena pada dasarnya operasi transformasi dilakukan dengan menggunakan operasi perkalian matrix yang tidak bersifat komutatif (AB ≠ BA), maka urutan operasi transformasi sangat berpengaruh.

Salah satu kegunaan kombinasi Transformasi adalah untuk melakukan rotasi pada obyek terhadap arbitrary point/titik apapun (bukan terhadap sumbu koordinat). Metode rotasi terhadap arbitrary point adalah pertama-tama mentranslasikan obyek untuk berhimpit dengan sumbu koordinat, diikuti dengan rotasi, dan terakhir men-translasikan kembali obyek pada posisinya semula.

Berikut adalah contoh program kombinasi transformasi. void display() { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f(0.0,0.0,0.5); // Gambar kotak pertama di sudut kiri bawah glRecti(0,0, 10, 10); //rotasi kotak kedua terhadap titik tengah kotak glTranslated(25.0, 25.0, 0); glRotated(45, 0, 0, 1.0); glTranslated(-25.0, -25.0, 0); glRecti(20, 20, 30, 30); glFlush(); } void myinit() { glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); gluOrtho2D(0.0,50.0,0.0,50.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glClearColor(1.0,1.0,1.0,1.0); glColor3f(0.0,0.0,0.0); } int main(int argc, char* argv[]) { glutInit(&argc,argv); glutInitDisplayMode(GLUT_SINGLE | GLUT_RGB);

19/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutCreateWindow("Transform"); glutDisplayFunc(display); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 3.4 Rotasi terhadap arbitrary point

Yang perlu pula diperhatikan di topik transformasi adalah Current Transformation Matrix (CTM). Perintah OpenGL yang berkatan dengan CTM ini adalah: glPushMatrix(), glPopMatrix(), dan glLoadIdentity(). •

glPushMatrix() menduplikasi CTM dan meletakkannya di bagian teratas stack



glPopMatrix() pop matrix teratas dari stack



glLoadIdentity() mengubah matrix teratas stack menjadi matrix identitas

Contoh: •

Inisialisasi stack glMatrixMode(GL_MODEL_VIEW); I

glLoadIdentity();



Scale by 2 glScaled(1.0, 2.0, 1.0);



S(2)

Rotate terhadap x by 90 derajat glRotated(90, 1, 0, 0);

S(2).R(90)

Push stack •

glPushMatrix();

S(2).R(90) copy

S(2).R(90)



Translate by a glTranslatef(a.x, a.y, a.z);

S(2).R(90)Tr(a) S(2).R(90)



Menggambar point pada layar glBegin(GL_POINTS);

20/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glVertex3f(1,1,1); glEnd();

S(2).R(90)Tr(a) S(2).R(90)

- proses perkalian matriksnya: S(2) * R(90) * Tr(a) * (1,1,1)



Pop off stack glPopMatrix();

S(2).R(90)

Stack transformasi ini berguna kalau kita ingin membuat hirarki transformasi. Contoh: kita hendak memodelkan tangan yang terdiri dari lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, jari-jari. Untuk keseluruhan tangan, transformasinya kita simpan di stack terbawah. Untuk lengan bawah, telapak tangan, dan jari-jari, transformasinya kita simpan di stack nomor 2 dari bawah. Untuk telapak tangan dan jari-jari, transformasinya kita simpan di stack nomor 3 dari bawah. Sedangkan untuk jari-jari, transformasinya kita simpan di stack teratas. Dengan demikian kita jadi lebih fleksibel untuk mentransformasi tiap bagian obyek.

Berikut adalah contoh program yang menggunakan glPushMatrix() dan glPopMatrix(). void display() { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f(0.0,0.0,1.0); glLoadIdentity(); glPointSize(6); //Point pertama glBegin(GL_POINTS); glVertex2f(15,15); glEnd(); glPushMatrix(); glScalef(2,1,1); //Point pertama yang di Scale glBegin(GL_POINTS); glVertex2f(15,15); glEnd(); //Point kedua yang sudah di Scale glColor3f(0.0,1.0,0.0); glBegin(GL_POINTS); glVertex2f(10,25); glEnd(); glPopMatrix(); //Point kedua tanpa Scale glBegin(GL_POINTS);

21/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glVertex2f(10,25); glEnd(); glRotatef(10, 0, 0, 1); //Point pertama dengan rotate glColor3f(1.0,0.0,0.0); glBegin(GL_POINTS); glVertex2f(15,15); glEnd(); glPushMatrix(); glTranslatef(5,0,0); //Point pertama dengan rotate dulu dan setelah itu di translate glBegin(GL_POINTS); glVertex2f(15,15); glEnd(); glFlush(); } void myinit() { glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); gluOrtho2D(0.0,50.0,0.0,50.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glClearColor(1.0,1.0,1.0,1.0); glColor3f(0.0,0.0,0.0); } int main(int argc, char* argv[]) { glutInit(&argc,argv); glutInitDisplayMode(GLUT_SINGLE | GLUT_RGB); glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutCreateWindow("Transform"); glutDisplayFunc(display); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 3.5 Contoh penggunaan glPushMatrix() dan glPopMatrix().

III. Percobaan 1. Untuk program 3.1, modifikasi parameter glTranslated, lalu amati perubahan tampilannya. Kombinasikan dengan memodifikasi parameter pada glRecti; amati perubahannya juga.

22/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

2. Untuk program 3.2, modifikasi parameter glScaled, lalu amati perubahan tampilannya. Kombinasikan dengan memodifikasi parameter pada glRecti; amati perubahannya juga. 3. Untuk program 3.3, modifikasi parameter glRotated, lalu amati perubahan tampilannya. Kombinasikan dengan memodifikasi parameter pada glRecti; amati perubahannya juga. 4. Untuk program 3.4, modifikasi parameter fungsi transformasi, lalu amati perubahan tampilannya. Amati juga efek urutan pemanggilan fungsi transformasi. 5. Berdasarkan program 3.4, buat sebuah program yang melakukan Scaling kotak kedua terhadap titik tengah kotak kedua, bukan terhadap titik pusat koordinat. 6. Untuk program 3.5, modifikasi transformasi dan push/pop matrix, lalu amati perubahan tampilannya. 7. Untuk program 3.5, hapus semua glPushMatrix() dan glPopMatrix, ganti dengan glLoadIdentity() sedemikian rupa sehingga tampilan program tetap sama. Posisi vertex-vertexnya harus tetap, sedangkan nilai transformasi boleh diubah.

IV. Tugas 1. Buat checker board (papan catur) miring sebagai berikut dengan menggunakan Transformasi.

23/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

2. Buat kotak berputar berikut menggunakan transformasi.

Gambar tidak perlu persis, asal cukup mirip.

3. Buat kotak berputar berikut menggunakan transformasi.

Gambar tidak harus persis, asal cukup mirip.

24/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

4. Buat variasi kotak berputar berikut menggunakan transformasi.

Gambar tidak harus persis, asal cukup mirip. 5. Buat variasi kotak berputar berikut menggunakan transformasi.

Gambar tidak harus persis, asal cukup mirip.

25/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Modul 4 Tiga Dimensi I. Tugas Pendahuluan 1. Apa beda 2 dimensi dan 3 dimensi? 2. Jelaskan apa itu proyeksi!

II. Pengantar Alam fisik dalam persepsi manusia adalah sebuah ruang yang berformat 3 dimensi. Benda-benda yang ada di dalamnya umum direpresentasikan menggunakan format 3 dimensi: panjang, lebar, dan tinggi. Dalam matematika, 3 dimensi ini biasa dinyatakan dalam sistem koordinat kartesian. Koordinat kartesian 3 dimensi memiliki 3 bidang yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Tiap bidang memiliki sumbu yang koordinat yang biasa disebut sumbu x, y, dan z.

3 dimensi di OpenGL OpenGL menggunakan matrix sebagai komponen dasar untuk menghasilkan tampilan pada layar. Semua matrix ini didefinisikan untuk dapat memproses operasi-operasi dalam 3 dimensi. Jika pada pelajaran-pelajaran sebelumnya obyek dibuat dalam 2 dimensi, sebenarnya obyek-obyek tersebut adalah obyek 3 dimensi. Hanya saja dimensi ketiga diabaikan. Termasuk didalam konsep ini adalah transformasi. Transformasi selalu dilakukan dalam format 3 dimensi.

Proyeksi Seringkali diperlukan untuk menggambarkan obyek 3 dimensi kedalam format 2 dimensi, contohnya: arsitek perlu menuangkan idenya tentang sebuah obyek bangunan 3 dimensi diatas kertas (2 dimensi). Contoh lain adalah penggambaran dunia OpenGL yang 3 dimensi ke layar monitor yang 2 dimensi. Perubahan format dari 3 dimensi menjadi 2 dimensi ini memerlukan proses/aturan khusus. Proses/aturan ini disebut proyeksi grafis.

Ada 2 jenis proyeksi: 1. Perspektif Cara mata manusia dan kamera menangkap gambar obyek sekelilingnya. Obyek yang jauh terlihat kecil, obyek yang dekat terlihat besar. 2 garis sejajar akan terlihat menyatu di kejauhan.

26/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

2. Parallel Garis proyeksi selalu sejajar baik di obyek 3 dimensi maupun di penggambaran 2 dimensinya. Jenis proyeksi ini digunakan oleh orang-orang teknik (Arsitek, teknik mesin, teknik sipil) dalam menggambar pekerjaannya.

Proyeksi di OpenGL Dalam OpenGL, diperlukan beberapa perubahan setting agar sebuah aplikasi dapat menampilkan obyek 3 dimensi. Jika pada aplikasi-aplikasi sebelumnya perintah proyeksi yang digunakan adalah gluOrtho2D(kiri, kanan, bawah, atas) untuk menampilkan obyek 2 dimensi, perintah yang sama harus diganti agar aplikasi dapat menampilkan obyek 3 dimensi: 1. Untuk proyeksi parallel, gunakan glOrtho(kiri, kanan, bawah, atas, dekat, jauh); 2. Untuk proyeksi perspektif, gunakan gluPerspective(fovy, aspek rasio, dekat, jauh);

Berikut contoh program yang menampilkan kotak 3 dimensi. void display(void) { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT|GL_DEPTH_BUFFER_BIT); glColor3f(1.0, 1.0, 1.0); glRotated(35,1,1,1); glutWireCube(2); glFlush(); } void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); glOrtho(-5.0, 5.0, -5.0, 5.0, -5.0, 5.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glShadeModel (GL_FLAT); glEnable(GL_DEPTH_TEST); } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode(GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); glutInitWindowSize(400, 400); glutInitWindowPosition(100, 100); glutCreateWindow("Kubus"); init(); glutDisplayFunc(display); glutMainLoop(); return 0; }

Program 4.1 Kubus 3 dimensi

27/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Perhatikan perbedaan program diatas dengan program-program sebelumnya: 1. Menggunakan glOrtho, bukan gluOrtho2D 2. Perintah glShadeModel diperlukan disini 3. Perintah glEnable(GL_DEPTH_TEST) diperlukan disini 4. Pada beberapa kondisi, diperlukan juga modifikasi: a. glutInitDisplayMode(GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); b. glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT);

Program diatas menggunakan perintah glutWireCube(ukuran) untuk membuat sebuah kubus 3 dimensi. Perintah ini adalah perintah bawaan dari glut. Perintah bawaan lain untuk membuat obyek 3 dimensi adalah: 1. glutWireTeapot(GLdouble size); 2. glutWireSphere(GLdouble radius, GLint slices, GLint stacks); 3. glutWireCone(GLdouble base, GLdouble height, GLint slices, GLint stacks); 4. glutWireTetrahedron(void); 5. glutWireOctahedron(void); Selain bentuk wireframe diatas, glut menyediakan juga obyek-obyek bawaan 3 dimensi dalam format solid dimana obyek ditampilkan dalam bentok penuh/solid. Format perintahnya sama seperti obyek glut wire diatas hanya tinggal mengganti kata Wire dengan kata Solid: 1. glutWireCube(GLdouble size)

glutSolidCube(GLdouble size);

2. glutWireTeapot(GLdouble size) 3. glutWireSphere(GLdouble

glutSolidTeapot(GLdouble size);

radius,

GLint

slices,

GLint

stacks)

glutSolidSphere(GLdouble radius, GLint slices, GLint stacks) 4. glutWireCone(GLdouble base, GLdouble height, GLint slices, GLint stacks) glutSolidCone(GLdouble base, GLdouble height, GLint slices, GLint stacks) 5. glutWireTetrahedron(void)

glutSolidTetrahedron(void)

6. glutWireOctahedron(void)

glutSolidOctahedron(void)

Jika dicoba, obyek-obyek ini tampak tidak jelas bentuknya di layar. Yang tampak hanyalah blok berwarna putih. Ini wajar. Di modul 6, pencahayaan yang benar akan menampilkan bentuk obyek-obyek ini dengan baik.

Ada kalanya obyek yang ingin dibuat/ditampilkan tidak tersedia dalam library bawaan glut. Untuk kasus seperti ini, programmer perlu membuat sendiri obyek tersebut. Di OpenGL, untuk membuat obyek 3 dimensi, salah satu caranya adalah dengan membuat tiap

28/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

sisi obyek dari polygon 2 dimensi. Berikut contoh program kubus 3 dimensi dimana tiap sisinya dibuat dari persegi 2 dimensi. void display() { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT| GL_DEPTH_BUFFER_BIT); glRotated(-35, 1,1,1); //depan glColor3f(0.0,0.0,1.0); glBegin(GL_POLYGON); glVertex3f(-1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, 1.0); glEnd(); //belakang glColor3f(0.0,1.0,0.0); glBegin(GL_POLYGON); glVertex3f(1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, -1.0); glEnd(); //kiri glColor3f(1.0,0.0,0.0); glBegin(GL_POLYGON); glVertex3f(-1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, -1.0); glEnd(); //kanan glColor3f(0.0,1.0,1.0); glBegin(GL_POLYGON); glVertex3f(1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, -1.0, 1.0); glEnd(); //bawah glColor3f(1.0,0.0,1.0); glBegin(GL_POLYGON); glVertex3f(1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, -1.0, -1.0); glEnd(); //atas glColor3f(1.0,1.0,0.0); glBegin(GL_POLYGON);

29/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glVertex3f(-1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, -1.0); glEnd(); glFlush(); } void myinit() { glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); glOrtho(-3.0,3.0,-3.0,3.0,-3.0,3.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glClearColor(0.0,0.0,0.0,1.0); glColor3f(0.0,0.0,0.0); glShadeModel(GL_FLAT); glEnable(GL_DEPTH_TEST); } int main(int argc, char* argv[]) { glutInit(&argc,argv); glutInitDisplayMode(GLUT_SINGLE | GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutCreateWindow("Kotak"); glutDisplayFunc(display); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 4.2 Kubus 3 dimensi yang dibangun dari 6 polygon

III. Percobaan 1. Untuk program 4.1, modifikasi parameter glRotated, lalu amati perubahan tampilannya. Kombinasikan dengan memodifikasi parameter pada glutSolidCube; amati perubahannya juga. 2. Untuk program 4.1, ganti glutWireCube dengan obyek-obyek 3 dimensi bawaan yang lain: baik sesama wire maupun solid. Modifikasi parameter glRotated, lalu amati perubahan tampilannya. 3. Kombinasikan dengan memodifikasi parameter pada masing-masing obyek. Amati perubahannya juga. 4. Untuk program 4.2, modifikasi parameter glRotated, lalu amati perubahan tampilannya. Kombinasikan dengan perintah transformasi yang lain; amati perubahannya juga.

30/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

IV. Tugas 1. Buat dua balok bersilang sebagai berikut dengan menggunakan glutWireCube.

Gambar tidak harus persis, asal cukup mirip 2. Buat dua balok bersilang sebagai berikut secara manual menggunakan kumpulan polygon.

31/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

3. Buat 7 obyek 3 dimensi yang dibahas di modul ini dalam satu tampilan. Ketujuh obyek tersebut diletakkan pada ujung-ujung dan titik pusat sumbu koordinat sebagai berikut:

32/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Modul 5 Input dan Animasi I. Tugas Pendahuluan 1. Apa yang dimaksud dengan callback function? 2. Apa yang dimaksud dengan komputasi interaktif? 3. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 4. Berikan penjelasan secara singkat sejarah animasi komputer!

II. Pengantar Input Yang dimaksud sebagai input di sini adalah fasilitas program untuk menerima sinyal dari perangkat input (keyboard dan mouse) ketika program dijalankan. Dengan fasilitas ini, program dan user dapat berinteraksi secara langsung (real-time), tanpa perlu melakukan kompilasi ulang tiap kali user ingin mengubah tampilan program. Di GLUT, mekanisme input dijalankan dalam konsep callback function. Di konsep ini, fungsi main memanggil fungsi input glut dan programmer harus mendefinisikan isi fungsi input tersebut. Berikut adalah program yang menerima input dari keyboard untuk merotasi 2 garis. static float rotAngle = 0.1; void init(void) { glClearColor(0.0,0.0, 0.2, 0.0); } void display(void) { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f (0.0, 1.0, 0.0); glPushMatrix(); glRotatef(-rotAngle, 0.0, 0.0, 0.1); glBegin (GL_LINES); glVertex2f (-0.5, 0.5); glVertex2f (0.5, -0.5); glEnd (); glPopMatrix(); glColor3f (0.0, 0.0, 1.0); glPushMatrix(); glRotatef(rotAngle, 0.0, 0.0, 0.1); glBegin (GL_LINES); glVertex2f (0.5, 0.5); glVertex2f (-0.5, -0.5);

33/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glEnd (); glPopMatrix(); glFlush(); } void reshape(int w, int h) { glViewport(0, 0, w, h); glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); if (w <= h) gluOrtho2D (-1.0, 1.0, -1.0*(GLfloat)h/(GLfloat)w, 1.0*(GLfloat)h/(GLfloat)w); else gluOrtho2D (-1.0*(GLfloat)w/(GLfloat)h, 1.0*(GLfloat)w/(GLfloat)h, -1.0, glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); }

1.0);

void keyboard(unsigned char key, int x, int y) { switch (key) { case 'r': case 'R': rotAngle += 20.; if (rotAngle >= 360.) rotAngle = 0.; glutPostRedisplay(); break; case 27: exit(0); break; default: break; } } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_SINGLE | GLUT_RGB); glutInitWindowSize (400, 400); glutCreateWindow (argv[0]); init(); glutReshapeFunc (reshape); glutKeyboardFunc (keyboard); glutDisplayFunc (display); glutMainLoop(); return 0; }

Program 5.1 Garis Silang berotasi oleh penekanan tombol keyboard Pada program diatas, tiap kali tombol ‘r’ atau ‘R’ ditekan, kedua garis akan berotasi terhadap titik pusatnya. Perhatikan bahwa untuk menerima input dari keyboard, diperlukan: 1. Perintah glutKeyboardFunc (keyboard);

34/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Inilah fungsi callback yang diletakkan di dalam main(). Keyboard() sendiri adalah fungsi tempat input diproses. Nama fungsi ini bisa diganti-ganti sesuai keinginan, misal: key(), inputKeyboard(), dll. 2. void keyboard(unsigned char key, int x, int y) adalah format baku fungsi yang dipanggil oleh fungsi callback. Variabel key ini berisi kode tombol keyboard yang ditekan oleh user.

Berikut ini adalah program yang menerima input dari keyboard untuk menggerakan simulasi lengan robot. static int shoulder = 0, elbow = 0; void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glShadeModel (GL_FLAT); } void display(void) { glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); glPushMatrix(); glTranslatef (-1.0, 0.0, 0.0); glRotatef ((GLfloat) shoulder, 0.0, 0.0, 1.0); glTranslatef (1.0, 0.0, 0.0); glPushMatrix(); glScalef (2.0, 0.4, 1.0); glutWireCube (1.0); glPopMatrix(); glTranslatef (1.0, 0.0, 0.0); glRotatef ((GLfloat) elbow, 0.0, 0.0, 1.0); glTranslatef (1.0, 0.0, 0.0); glPushMatrix(); glScalef (2.0, 0.4, 1.0); glutWireCube (1.0); glPopMatrix(); glPopMatrix(); glutSwapBuffers(); } void reshape (int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode (GL_PROJECTION); glLoadIdentity (); gluPerspective(65.0, (GLfloat) w/(GLfloat) h, 1.0, 20.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); glTranslatef (0.0, 0.0, -5.0); } void keyboard (unsigned char key, int x, int y) {

35/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

switch (key) { case 's': shoulder = (shoulder + 5) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 'S': shoulder = (shoulder - 5) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 'e': elbow = (elbow + 5) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 'E': elbow = (elbow - 5) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 27: exit(0); break; default: break; } } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_DOUBLE | GLUT_RGB); glutInitWindowSize (700, 600); glutInitWindowPosition (100, 100); glutCreateWindow (argv[0]); init (); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape); glutKeyboardFunc(keyboard); glutMainLoop(); return 0; } Program 5.2 Simulasi lengan robot Program diatas akan menggerakkan shoulder/lengan atas jika tombol ‘s’ atau ‘S’ ditekan; serta akan menggerakkan elbow/siku jika tombol ‘e’ atau ‘E’ ditekan.

Berikut ini adalah program yang menerima inputan dari keyboard untuk menggerakkan simulasi planet static int year = 0, day = 0; void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glShadeModel (GL_FLAT); }

36/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

void display(void) { glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); glColor3f (1.0, 1.0, 1.0); glPushMatrix(); glutWireSphere(1.0, 20, 16); /* gambar matahari */ glRotatef ((GLfloat) year, 0.0, 1.0, 0.0); glTranslatef (2.0, 0.0, 0.0); glRotatef ((GLfloat) day, 0.0, 1.0, 0.0); glutWireSphere(0.2, 10, 8); /* gambar planet kecil */ glPopMatrix(); glutSwapBuffers(); } void reshape (int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode (GL_PROJECTION); glLoadIdentity (); gluPerspective(60.0, (GLfloat) w/(GLfloat) h, 1.0, 20.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); gluLookAt (0.0, 0.0, 5.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 1.0, 0.0); } void keyboard (unsigned char key, int x, int y) { switch (key) { case 'd': day = (day + 10) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 'D': day = (day - 10) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 'y': year = (year + 5) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 'Y': year = (year - 5) % 360; glutPostRedisplay(); break; case 27: exit(0); break; default: break; } } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_DOUBLE | GLUT_RGB);

37/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glutInitWindowSize (500, 500); glutInitWindowPosition (100, 100); glutCreateWindow (argv[0]); init (); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape); glutKeyboardFunc(keyboard); glutMainLoop(); return 0; }

Program 5.3 Simulasi planet Program diatas akan menggerakkan planet berotasi terhadap sumbunya atas jika tombol ‘d’ atau ‘D’ ditekan; serta akan menggerakkan planet untuk berotasi terhadap matahari jika tombol ‘y’ atau ‘Y’ ditekan.

Animasi. Animasi adalah “Illusion Of Motion” yang dibuat dari image statis yang ditampilkan secara berurutan sehingga seolah-olah gambar-gambar diskontinyu tadi menjadi terlihat kontinyu. Animasi berkembang dari ditemukannya prinsip dasar dari karakter mata manusia yaitu: persistance of vision (pola penglihatan yang membekas). Paul Roget, Joseph Plateau dan Pierre Desvigenes, melalui peralatan optik yang mereka ciptakan, berhasil membuktikan bahwa mata manusia cenderung menangkap urutan gambar-gambar pada tenggang waktu tertentu sebagai suatu pola. Pada OpenGL, animasi dapat dibuat dengan memanfaatkan proses transformasi pada obyek yang dilakukan secara terus-menerus/berulang-ulang. Berikut adalah program yang memutar kotak yang ditrigger dan distop oleh penekanan tombol mouse. static GLfloat spin = 0.0; void display(void) { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glPushMatrix(); glRotatef(spin, 0.0, 0.0, 1.0); glColor3f(1.0, 1.0, 1.0); glRectf(-25.0, -25.0, 25.0, 25.0); glPopMatrix(); glutSwapBuffers(); } void spinDisplay(void) { spin = spin + 0.01; if (spin > 360.0) spin = spin - 360.0; glutPostRedisplay(); }

38/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glShadeModel (GL_FLAT); } void reshape(int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode(GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); glOrtho(-50.0, 50.0, -50.0, 50.0, -1.0, 1.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); } void mouse(int button, int state, int x, int y) { switch (button) { case GLUT_LEFT_BUTTON: if (state == GLUT_DOWN) glutIdleFunc(spinDisplay); break; case GLUT_MIDDLE_BUTTON: case GLUT_RIGHT_BUTTON: if (state == GLUT_DOWN) glutIdleFunc(NULL); break; default: break; } } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_DOUBLE | GLUT_RGB); glutInitWindowSize (400, 400); glutInitWindowPosition (100, 100); glutCreateWindow (argv[0]); init (); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape); glutMouseFunc(mouse); glutMainLoop(); return 0; }

Program 5.4 Persegi 2 dimensi berputar oleh penekanan tombol mouse Program diatas menggunakan double buffering untuk menampilkan animasinya. Mirip dengan input keyboard, program dengan kemampuan menerima input mouse memerlukan: 1. glutMouseFunc(mouse); sebagai fungsi callback-nya.

39/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

2. void mouse(int button, int state, int x, int y) yang berisi kode untuk memproses input dari mouse. Variabel button berfungsi untuk menyimpan informasi tombol mouse mana yang diklik. Sedangkan variabel x dan y berfungsi untuk menyimpan informasi posisi kursor pada layar.

III. Percobaan 1. Cobalah program-program diatas 2. Amati pada fungsi program inti 3. Amati pada fungsi masukan 4. Ubahlah program 5.1 supaya kedua garis yang muncul pada gambar menjadi bergerak searah jarum jam dengan sudut 90 derajat antara keduanya 5. Pada program 5.4 ubahlah program supaya kotak bergerak dan berhenti jika di tekan tombol keyboard “P” atau “p” 6. Pada program 5.3 coba ganti perintah glutWireSphere(1.0, 40, 16); dengan glutWireCube (1.0) dan glutWireSphere(0.2, 10, 8); dengan glutWireCube(0.2); 7. Pada program 5.3 buatlah garis lintasan planet yang mengelilingi matahari

IV. Tugas 1. Buatlah program untuk menampilkan gambar bintang segi 5 dengan warna yang dapat diubah dengan menggunakan tombol panah ↑ dan ↓ 2. Modifikasi program 5.4 supaya a. ketika tombol mouse kiri ditekan, kotak berotasi terhadap sumbu z (rotasi yang sekarang) b. ketika tombol mouse tengah ditekan, kotak berotasi terhadap sumbu y c. ketika tombol mouse kanan ditekan, kotak berotasi terhadap sumbu x d. start dan stop pergerakan dilakukan dengan menekan tombol ‘s’ atau ‘S’ 3. Modifikasi program 5.4 dengan mengganti kotak yang diputar dengan checkerboard yang menggunakan 3 warna selang seling sebesar 8 x 8 cell 4. Modifikasi program 5.4 supaya a. Ketika ditekan tombol ‘u’, ukuran kotak mengecil menjadi 0.75 ukuran semula b. Ketika ditekan tombol ‘U’, ukuran kotak membesar menjadi 1.5 ukuran semula c. Ketika ditekan tombol ‘k’, kecepatan putaran kotak jadi melambat setengah kali lipat dari kecepatan semula

40/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

d. Ketika ditekan tombol ‘K’, kecepatan putaran kotak jadi lebih cepat dua kali lipat dari kecepatan semula

41/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Modul 6 Pencahayaan pada OpenGL I. Tugas Pendahuluan 1. Jelaskan dengan singkat apa itu cahaya dan pengaruhnya terhadap penangkapan visual (visual perception)! 2. Jelaskan tentang sistem warna addition dan substraction! 3. OpenGL menggunakan sistem warna addition atau substraction? 4. Apa itu vektor normal? Apa pengaruhnya terhadap pemantulan cahaya pada obyek?

II. Pengantar Pencahayaan memegang peranan penting dalam proses penangkapan citra oleh perangkat optik. Tanpa ada cahaya, tidak ada citra yang dapat ditangkap. Dengan adanya cahaya yang cukup, detail obyek 3 dimensi jadi terlihat dengan jelas. Pada OpenGL, proses pemberian cahaya disebut juga dengan iluminasi. Sistem pencahayaan pada OpenGL merupakan pendekatan matematis terhadap sistem pencahayaan di dunia nyata. Cahaya lampu dalam OpenGL dipecah menjadi komponen merah, hijau, dan biru. Tiap sumber cahaya dapat diatur konsentrasi cahaya merah, hijau, dan biru yang dipancarkannya.

Model pencahayaan yang OpenGL mempunyai empat komponen utama: memancarkan (emissi), ambient, diffuse, dan specular. Semua komponen dihitung secara independen lalu hasilnya dijumlahkan. Hasil akhir penjumlahan inilah yang menjadi warna pada obyek.

Gambar 6.1. Contoh ambient, diffuse, dan specular

42/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Cahaya Ambient, Diffuse, dan Specular Pencahayaan ambient adalah cahaya latar belakang dan berasal dari segala arah. Cahaya ambient ini memiliki nilai yang lebih besar pada ruangan tertutup dibandingkan dengan ruangan terbuka. Meskipun kedua ruang tersebut memiliki sumber cahaya yang sama. Hal ini disebabkan karena pada ruang tertutup, cahaya yang memantul dari dinding membantu menerangi ruang. Cahaya diffuse adalah cahaya datang yang bersifat satu arah. Jika sebuah obyek terkena cahaya diffuse, sisi tersorot akan terlihat jelas/terang, sedangkan sisi di baliknya akan terlihat gelap. Mirip seperti cahaya diffuse, cahaya specular adalah cahaya datang datang dari arah tertentu; hanya saja pantulannya tidak tersebar rata ke segala arah. Pantulan ditentukan oleh jenis material obyek. Logam dan plastik mengkilap memiliki komponen specular tinggi. Sementara kapur dan karpet hampir tidak memilikinya. Specularity sering disebut juga sebagai shininess. Berikut adalah program yang menampilkan glutSolidTeapot dengan pencahayaan ambient saja. Tombol ‘1’ mengubah nilai warna yang diberikan oleh cahaya ambient. boolean amb = true; void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glColor3f(0.0, 0.0, 0.0); GLfloat ambient_light[] = { 0.9, 0.9, 0.9, 1.0 }; glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); glEnable(GL_LIGHTING); glEnable(GL_DEPTH_TEST); glShadeModel (GL_SMOOTH); } void display(void) { glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT); glutSolidTeapot(1); glFlush (); } void reshape (int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode (GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); if (w <= h) glOrtho (-1.5, 1.5, -1.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, 1.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, - 10.0, 10.0); else glOrtho (-1.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, 1.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, -1.5, 1.5, -10.0, 10.0);

43/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); } void mykey(unsigned char key, int mouseX, int mouseY){ if (key=='1'){ if (amb == true){ GLfloat ambient_light[] = { 0.3, 0.3, 0.3, 1.0 }; glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); amb = false; } else{ GLfloat ambient_light[] = { 0.9, 0.9, 0.9, 1.0 }; glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); amb = true; } display(); } } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_SINGLE | GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); glutInitWindowSize (500, 500); glutInitWindowPosition (100, 100); glutCreateWindow (argv[0]); init (); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape); glutKeyboardFunc(mykey); glutMainLoop(); return 0; }

Program 6.1 Teapot 3 dimensi dan cahaya ambient Berikut adalah contoh program yang menampilkan animasi teapot yang disorot 2 sumber cahaya: 1 sumber cahaya diffuse dan 1 sumber cahaya specular. Tombol ‘1’ dan ‘2’ digunakan untuk tombol on-off masing-masing sumber cahaya tersebut. boolean diff = true, spec = true; float theta = 0.0; void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glColor3f(0.0, 0.0, 0.0); GLfloat light_position_diff[] = { -1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat diffuse_light[] = { 0.0, 0.0, 1.0, 1.0 }; GLfloat light_position_spec[] = { 1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat specular_light[] = { 0.0, 1.0, 0.0, 1.0 }; glLightfv(GL_LIGHT0, GL_POSITION, light_position_diff); glLightfv(GL_LIGHT0, GL_DIFFUSE, diffuse_light); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_POSITION, light_position_spec); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_SPECULAR, specular_light);

44/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glEnable(GL_LIGHTING); glEnable(GL_DEPTH_TEST); glShadeModel (GL_SMOOTH); glEnable(GL_LIGHT0); glEnable(GL_LIGHT1); } void display(void) { glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT); glLoadIdentity(); glRotatef(theta, 0,1,0); glutSolidTeapot(1); glFlush (); } void reshape (int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode (GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); if (w <= h) glOrtho (-1.5, 1.5, -1.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, 1.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, - 10.0, 10.0); else glOrtho (-1.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, 1.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, -1.5, 1.5, -10.0, 10.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); } void mykey(unsigned char key, int mouseX, int mouseY){ if (key=='1'){ if (diff == true){ glDisable(GL_LIGHT0); diff = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT0); diff = true; } } if (key=='2'){ if (spec == true){ glDisable(GL_LIGHT1); spec = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT1); spec = true; } } display(); } void myIdle(){ theta +=0.1;

45/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

display(); } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_SINGLE | GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); glutInitWindowSize (500, 500); glutInitWindowPosition (100, 100); glutCreateWindow (argv[0]); init (); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape); glutKeyboardFunc(mykey); glutIdleFunc(myIdle); glutMainLoop(); return 0; }

Program 6.2 Teapot 3 dimensi dengan cahaya diffuse dan specular Pada program 6.2 diatas, cahaya specular tidak ditampilkan sebagaimana mestinya. Tidak tampak bagian yang mengkilat/shiny saat terkena cahaya specular dari sisi kanan layar. Hal ini karena obyek belum diatur materialnya. Material obyek juga dibedakan menjadi ambient, diffuse, dan specular. Masing-masingnya khusus merespon cahaya yang bersesuaian dengannya. Berikut adalah program lanjutan dari program 6.2 dimana obyek teapot diatur materialnya. boolean diff = true, spec = true; float theta = 0.0; void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glColor3f(0.0, 0.0, 0.0); GLfloat light_position_diff[] = { -1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat diffuse_light[] = { 0.0, 0.0, 1.0, 1.0 }; GLfloat light_position_spec[] = { 1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat specular_light[] = { 0.0, 1.0, 0.0, 1.0 }; glLightfv(GL_LIGHT0, GL_POSITION, light_position_diff); glLightfv(GL_LIGHT0, GL_DIFFUSE, diffuse_light); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_POSITION, light_position_spec); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_SPECULAR, specular_light); GLfloat mat_specular[] = { 0.7, 0.7, 0.7, 1.0 }; GLfloat mat_shininess[] = { 10.0 }; GLfloat mat_diffuse[] = { 0.7, 0.7, 0.7, 1.0 }; glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SPECULAR, mat_specular); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SHININESS, mat_shininess); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_DIFFUSE, mat_diffuse);

glEnable(GL_LIGHTING);

46/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glEnable(GL_DEPTH_TEST); glShadeModel (GL_SMOOTH); glEnable(GL_LIGHT0); glEnable(GL_LIGHT1); } void display(void) { glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT); glLoadIdentity(); glRotatef(theta, 0,1,0); glutSolidTeapot(1); glFlush (); } void reshape (int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode (GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); if (w <= h) glOrtho (-1.5, 1.5, -1.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, 1.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, - 10.0, 10.0); else glOrtho (-1.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, 1.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, -1.5, 1.5, -10.0, 10.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); } void mykey(unsigned char key, int mouseX, int mouseY){ if (key=='1'){ if (diff == true){ glDisable(GL_LIGHT0); diff = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT0); diff = true; } } if (key=='2'){ if (spec == true){ glDisable(GL_LIGHT1); spec = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT1); spec = true; } } display(); } void myIdle(){ theta +=0.1; display(); }

47/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_SINGLE | GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); glutInitWindowSize (500, 500); glutInitWindowPosition (100, 100); glutCreateWindow (argv[0]); init (); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape); glutKeyboardFunc(mykey); glutIdleFunc(myIdle); glutMainLoop(); return 0; }

Program 6.3 Teapot 3 dimensi dengan cahaya diffuse dan specular yang diatur materialnya Terlihat bagian yang mengkilat di sebelah kanan teapot saat tersorot cahaya specular. Secara default, ketika pencahayaan digunakan, warna dari glColor tidak digunakan. Warna obyek diambil dari glMaterial. Sebenarnya ada cara untuk tetap menggunakan informasi warna dari glColor dalam pencahayaan, hanya saja tidak dibahas di sini. Berikut adalah program yang menampilkan 2 obyek yang terkena cahaya ambient, diffuse, dan specular. boolean diff = true, spec = true, amb = true; float theta = 0.0; void init(void) { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glColor3f(0.0, 0.0, 0.0); GLfloat light_position_diff[] = { -1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat diffuse_light[] = { 0.0, 0.0, 1.0, 1.0 }; GLfloat light_position_spec[] = { 1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat specular_light[] = { 0.0, 1.0, 0.0, 1.0 }; GLfloat ambient_light[] = { 0.9, 0.9, 0.9, 1.0 }; glLightfv(GL_LIGHT0, GL_POSITION, light_position_diff); glLightfv(GL_LIGHT0, GL_DIFFUSE, diffuse_light); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_POSITION, light_position_spec); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_SPECULAR, specular_light); glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); glEnable(GL_LIGHTING); glEnable(GL_DEPTH_TEST); glShadeModel (GL_SMOOTH); glEnable(GL_LIGHT0); glEnable(GL_LIGHT1); }

48/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

void display(void) { glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT); glLoadIdentity(); GLfloat mat_specular[] = { 0.7, 0.7, 0.7, 1.0 }; GLfloat mat_shininess[] = { 10.0 }; GLfloat mat_diffuse[] = { 0.7, 0.7, 0.7, 1.0 }; glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SPECULAR, mat_specular); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SHININESS, mat_shininess); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_DIFFUSE, mat_diffuse); glRotatef(theta, 0,1,0); glTranslatef(1.0, 0.0, 0.0); glutSolidTeapot(0.5); glTranslatef(-2.0, 0.0, 0.0); GLfloat mat_specular_1[] = { 0.7, 0.1, 0.1, 1.0 }; GLfloat mat_shininess_1[] = { 10.0 }; GLfloat mat_diffuse_1[] = { 0.7, 0.1, 0.1, 1.0 }; glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SPECULAR, mat_specular_1); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SHININESS, mat_shininess_1); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_DIFFUSE, mat_diffuse_1); glutSolidIcosahedron(); glFlush (); } void reshape (int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode (GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); if (w <= h) glOrtho (-2.5, 2.5, -2.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, 2.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, - 10.0, 10.0); else glOrtho (-2.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, 2.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, -2.5, 2.5, -10.0, 10.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); } void mykey(unsigned char key, int mouseX, int mouseY){ if (key=='1'){ if (amb == true){ GLfloat ambient_light[] = { 0.3, 0.3, 0.3, 1.0 }; glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); amb = false; } else{ GLfloat ambient_light[] = { 0.9, 0.9, 0.9, 1.0 }; glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); amb = true; } }

49/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

if (key=='2'){ if (diff == true){ glDisable(GL_LIGHT0); diff = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT0); diff = true; } } if (key=='3'){ if (spec == true){ glDisable(GL_LIGHT1); spec = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT1); spec = true; } } display(); } void myIdle(){ theta +=0.1; display(); } int main(int argc, char** argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode (GLUT_SINGLE | GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); glutInitWindowSize (500, 500); glutInitWindowPosition (100, 100); glutCreateWindow (argv[0]); init (); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape); glutKeyboardFunc(mykey); glutIdleFunc(myIdle); glutMainLoop(); return 0; }

Program 6.4 Cahaya ambient, diffuse, dan specular pada 2 obyek Perhatikan pada program diatas, masing-masing obyek diatur memiliki material yang berbeda sehingga warna tampilannya juga berbeda. Contoh-contoh program diatas menggunakan glutSolid* sebagai obyeknya. Jika kita mau membangun sendiri obyek yang terkena cahaya, maka kita perlu memberikan informasi vektor normal ke OpenGL. Vektor normal adalah vektor yang menunjukkan arah tegak lurus terhadap suatu bidang/titik. Vektor ini diperlukan dalam proses perhitungan arah pantul cahaya setelah cahaya tersebut mengenai permukaan obyek.

50/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Berikut adalah contoh program yang menampilkan kubus dengan pencahayaan. Kubus dibuat secara manual dan diberi informasi vertex normalnya. boolean diff = true, spec = true, amb = true; float theta = 0.0; void display() { glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT| GL_DEPTH_BUFFER_BIT); glLoadIdentity(); glRotated(35, 1,1,1); GLfloat mat_specular[] = { 0.7, 0.7, 0.7, 1.0 }; GLfloat mat_shininess[] = { 10.0 }; GLfloat mat_diffuse[] = { 0.7, 0.7, 0.7, 1.0 }; glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SPECULAR, mat_specular); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_SHININESS, mat_shininess); glMaterialfv(GL_FRONT, GL_DIFFUSE, mat_diffuse); glRotatef(theta, 0,1,0); //depan glBegin(GL_POLYGON); glNormal3f(0.0,0.0,1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, 1.0); glEnd(); //belakang glBegin(GL_POLYGON); glNormal3f(0.0,0.0,-1.0); glVertex3f(1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, -1.0); glEnd(); //kiri glBegin(GL_POLYGON); glNormal3f(-1.0,0.0,0.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, -1.0); glEnd(); //kanan glBegin(GL_POLYGON); glNormal3f(1.0,0.0,0.0); glVertex3f(1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, 1.0);

51/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glVertex3f(1.0, -1.0, 1.0); glEnd(); //bawah glBegin(GL_POLYGON); glNormal3f(0.0,-1.0,0.0); glVertex3f(1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, 1.0); glVertex3f(-1.0, -1.0, -1.0); glVertex3f(1.0, -1.0, -1.0); glEnd(); //atas glBegin(GL_POLYGON); glNormal3f(0.0,1.0,0.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, 1.0); glVertex3f(1.0, 1.0, -1.0); glVertex3f(-1.0, 1.0, -1.0); glEnd(); glFlush(); } void reshape (int w, int h) { glViewport (0, 0, (GLsizei) w, (GLsizei) h); glMatrixMode (GL_PROJECTION); glLoadIdentity(); if (w <= h) glOrtho (-3.5, 3.5, -3.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, 3.5*(GLfloat)h/(GLfloat)w, - 10.0, 10.0); else glOrtho (-3.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, 3.5*(GLfloat)w/(GLfloat)h, -3.5, 3.5, -10.0, 10.0); glMatrixMode(GL_MODELVIEW); glLoadIdentity(); } void myinit() { glClearColor (0.0, 0.0, 0.0, 0.0); glColor3f(0.0, 0.0, 0.0); GLfloat light_position_diff[] = { -1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat diffuse_light[] = { 0.0, 0.0, 1.0, 1.0 }; GLfloat light_position_spec[] = { 1.0, 1.0, 1.0, 0.0 }; GLfloat specular_light[] = { 0.0, 1.0, 0.0, 1.0 }; GLfloat ambient_light[] = { 0.9, 0.9, 0.9, 1.0 }; glLightfv(GL_LIGHT0, GL_POSITION, light_position_diff); glLightfv(GL_LIGHT0, GL_DIFFUSE, diffuse_light); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_POSITION, light_position_spec); glLightfv(GL_LIGHT1, GL_SPECULAR, specular_light); glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); glEnable(GL_LIGHTING); glEnable(GL_DEPTH_TEST);

52/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glShadeModel (GL_SMOOTH); glEnable(GL_LIGHT0); glEnable(GL_LIGHT1); } void myIdle(){ theta +=0.03; display(); } void mykey(unsigned char key, int mouseX, int mouseY){ if (key=='1'){ if (amb == true){ GLfloat ambient_light[] = { 0.3, 0.3, 0.3, 1.0 }; glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); amb = false; } else{ GLfloat ambient_light[] = { 0.9, 0.9, 0.9, 1.0 }; glLightModelfv(GL_LIGHT_MODEL_AMBIENT,ambient_light); amb = true; } } if (key=='2'){ if (diff == true){ glDisable(GL_LIGHT0); diff = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT0); diff = true; } } if (key=='3'){ if (spec == true){ glDisable(GL_LIGHT1); spec = false; } else{ glEnable(GL_LIGHT1); spec = true; } } display(); } int main(int argc, char* argv[]) { glutInit(&argc,argv); glutInitDisplayMode(GLUT_SINGLE | GLUT_RGB | GLUT_DEPTH); glutInitWindowSize(400,400); glutInitWindowPosition(100,100); glutCreateWindow("Kotak"); glutDisplayFunc(display); glutReshapeFunc(reshape);

53/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

glutIdleFunc(myIdle); glutKeyboardFunc(mykey); myinit(); glutMainLoop(); return 0; }

Program 6.5 Pencahayaan pada kubus manual Untuk tiap glBegin(), program diatas memiliki satu perintah glNormal3f(). Perhatikan bahwa nilai vektor dari vertex-vertex normal tersebut selalu tegak lurus terhadap bidang/polygon-nya; dan tetap mengikuti kaidah tangan kanan. Perhatikan pula bahwa vektor normal selalu memiliki panjang vektor = 1 (ingat-ingat konsep panjang vektor dan normalisasi vektor). Jika bidang/polygon tidak sejajar sumbu koordinat, kita perlu menghitung secara manual vektor normal bidang tersebut. Detail cara perhitungannya tidak dijabarkan di sini. Jika

ingin

mendalami

lebih

lanjut,

bisa

baca

dan

pelajari

link

berikut:

http://www.lighthouse3d.com/opengl/terrain/index.php3?normals Model pemberian vertex normal seperti pada program diatas disebut sebagai perbidang. Untuk tiap bidang/polygon, kita hanya memberikan informasi vertex normal sekali. Selain cara per-bidang, cara lain pemberian vertex normal adalah per-vertex. Cara ini tidak dibahas di sini. Jadi, berikut adalah hal-hal yang diperlukan untuk menjalankan pencahayaan dalam OpenGL: 1. Untuk obyek yang dibuat secara manual, tentukan vektor normal untuk setiap bidang/vertex dari semua obyek. Vektor normal ini digunakan dalam perhitungan sudut pantulan oleh OpenGL. 2. Buat, pilih, dan atur posisi serta warna satu atau lebih sumber cahaya. 3. Tentukan sifat-sifat material untuk semua objek. III. Percobaan 1. Cobalah program-program diatas. Modifikasi nilai posisi dan nilai warna obyek dan sumber cahaya lalu amati perbedaannya. 2. Modifikasi program 6.4 dan 6.5 diatas dengan menambahkan sumber cahaya tambahan (GL_LIGHT3/4/5/6 dll)! 3. Modifikasi program 6.4 dan 6.5 diatas dengan menambahkan obyek tambahan!

IV. Tugas 1. Modifikasi program 6.5 yaitu dengan mengganti kotak dengan 3 digit NIM terakhir dalam bentuk 3 dimensi

54/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

2. Tambahkan hingga total 4 sumber cahaya (dengan posisi dan nilai komponen cahaya yang berbeda) untuk program hasil modifikasi pada nomor 1 diatas 3. Kombinasikan program hasil modifikasi nomor 2 diatas dengan tugas modul 5 nomor 2: NIM 3 dimensi akan bisa berputar pada sumbu x, y, atau z. 4. Kombinasikan program hasil modifikasi nomor 3 diatas dengan tugas modul 5 nomor 3: NIM 3 dimensi bisa diperbesar dan diperkecil, bisa juga dipercepat dan diperlambat gerak berputarnya.

55/55

Laboratorium Digital dan Multimedia

Modul Prak Komgraf 1314v3.pdf

dikenalkan dengan beberapa aspek yang berkaitan dalam pemrograman API komputer grafik. Praktikum ini memuat beberapa modul yang berisi tentang ...

1MB Sizes 3 Downloads 107 Views

Recommend Documents

PRAK. PEMROGRAMAN WEB - MODUL 10.pdf
Whoops! There was a problem loading this page. Retrying... PRAK. PEMROGRAMAN WEB - MODUL 10.pdf. PRAK. PEMROGRAMAN WEB - MODUL 10.pdf.

MODUL INTERJAR.pdf
dan saran sangat kami harapkan demi pengembangan modul ini di masa yang akan datang. Depok, 05 November 2013. Penyusun. Page 2 of 32 ...

MODUL AKIDAH.pdf
õbÔi ́mŠÌÏ. @ @. ÝØ×. ðõbî ŠÐ3⁄4 âìØy. Mbßý ÝØ× aìèi ðb ŠÏ kuaë. @ @ bäîi å×a Ö†îm æa... tbßü. @ @[ 88 Z28 òía —–ÔÛa ñ‰ì a... æbߊϊi a. Žéflèuflë@Č ü g@ ÙčÛbflç@đõ@ófl'

Modul CCNA.pdf
Modem, termasuk interface voice-grade, channel service units/digital service units. (CSU/DSU) yang melayani interface T1/E1, dan Terminal Adapter/Network ...

modul-blogspot.pdf
Karena kita membuat blog di blogspot, maka sebaiknya kita memiliki satu. alamat e-mail di gmail. Page 4 of 41. modul-blogspot.pdf. modul-blogspot.pdf. Open.

Modul CSS.PDF
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Modul CSS.PDF.

MODUL ORKOM.pdf
Memori berfungsi untuk menyimpan data dan program. Memori beraneka tipe. dari yang tercepat aksesnya sampai yang terlambat. Data Bus jalur-jalur ...

Modul Elektrodinamika.pdf
Di SMP, Anda pernah mempelajari konsep muatan listrik. Masih ingatkah. mengapa sebuah benda dapat bermuatan listrik? Dalam tinjauan mikroskopik,.

Modul Mikrotik.pdf
Herika Hayurani, M.Kom. Sri Puji Utami A., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA. FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI. UNIVERSITAS YARSI.

Modul Elektrodinamika.pdf
pompa sumber. energi. potensial rendah. (bak). elektron. Latief Foundation. 2 of 24. Page 3 of 25. Modul Elektrodinamika.pdf. Modul Elektrodinamika.pdf. Open.

Modul kelas XII.pdf
Mengetahui populer tentang. internet. • Mengetahui tentang kode etik. penulisan Email;. Page 3 of 44. Modul kelas XII.pdf. Modul kelas XII.pdf. Open. Extract.

MODUL PRAKTIKUM GIZI.pdf
karunia-Nya Modul Praktikum Analisis Bahan Makanan ini dapat kami susun. Modul praktikum ini disusun untuk memberikan gambaran dan panduan kepada.

Modul C++ Lengkap.pdf
Loading… Page 1. Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... Modul C++ Lengkap.pdf. Modul C++ Lengkap.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu.

modul-pemrograman-dasar.pdf
KD 3.6, 3.7, 4.6, 4.7 Operasi String dan Konversi Data. KD 3.8, 4.8, Pointer. KD 3.9, 3.10, 3.11, 3.12, 4.9, 4.10, 4.11, 4.12 Fungsi. KD 3.13, 3.14, 4.13, 4.14 ...

Modul - Email Marketing.pdf
Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. Modul - Email Marketing.pdf. Modul - Email Marketing.pdf. Open.

modul-pemrograman-dasar.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item.

Modul workshop linux.pdf
Page 3 of 60. Modul workshop linux.pdf. Modul workshop linux.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Modul workshop linux.pdf.

MODUL ALJABAR LINEAR.pdf
Praktikum Aljabar Linear. Menggunakan Maplesoft Maple. PRAKTIKUM 1. PENGENALAN MAPLE. MINGGU KE : 1. PERALATAN : LCD. SOFTWARE : MAPLE.

Modul Askep Stroke.pdf
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan olek karena trauma kapitis,. disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan ...

Modul pert4.pdf
isikan Laki-laki dan. perempuan. Listbox1 Items Klik tanda(...) isikan. ListBox. ScrollBar. Button ComboBox. Label Edit CheckBox Memo ListBox ScrollBar.

01 Modul Multimedia.pdf
Video system that can show 352×240 at 30 frames per second, 15-bit color. MPEG-1 hardware or software video playback. 4x CD-ROM drive using no more ...

Modul EDU3093.pdf
Page 3 of 132. Modul EDU3093.pdf. Modul EDU3093.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Modul EDU3093.pdf. Page 1 of 132.

Modul 3.pdf
... di Linux. dengan konsep runlevel. · cron.d, rincian proses yang dieksekusi dengan menggunakan jadwal(time. dependent process). Page 3 of 13. Modul 3.pdf.

modul spk AHP.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. modul spk AHP.