Forum Group Discussion Narasumber
: Sabarita Ellyanti, S.Pd.
Pendidikan
: IKIP Negeri Medan (UNIMED)
Profesi
: Guru SMAN 1 Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis
Tema
: Inovasi Pendidikan
Tempat
: Via Telepon
Waktu
: Minggu, 11 Juni 2017
HASIL WAWANCARA Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan guru di SMAN I Siak kecil, ibuk Sabarita Ellyanti mengenai inovasi pendikan matematika terdapat beberapa hal yang bisa diambil, yaitu pembelajaran matematika yang dilakukan ibuk Sabarita dikelas beserta trik-trik yang dilakukan saat mengajar. Ibuk Sabarita juga mengemukakan inovasi pendidikan matematika yang diharapkannya serta kebutuhan bagi guru-guru matematika didalam mengajar. Pembelajaran matematika yang dilakukan ibuk Sabarita dikelas adalah biasanya dilakukan dengan memberikan materi singkat yang beliau jelaskan. Setelah materi diberikan, ibuk Sabarita memberikan soal-soal yang dikerjakan siswa secara berkelompok. Didalam kelompok itulah siswa berdiskusi mengenai soal yang diberikan. Selanjutnya Ibuk Sabarita memberikan soal kuis sebagai penilaian dan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswanya. Didalam pembelajaran dikelas, Buk Sabarita menemukan bahwa siswa-siswanya tidak merasa bosan dengan pelajaran matematika. Ia mengatakan bahwa siswanya sering tidak sadar bahwa jam pelajaran matematika sudah habis dan waktu belajar matematika dikelas terasa kurang. Ini menunjukkan bahwa siswa-siswi yang diajarkannya memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran matematika.
Tingginya keinginan siswa dalam mempelajari matematika tidak terlepas dari kiat-kiat ataupun trik-trik mengajar yang dilakukan oleh guru. Misalnya, Ibuk Sabarita disaat mengajar sering membuat kelompok diskusi untuk membahas soal-soal. Pemilihan anggota kelompok dilakukan secara heterogen. Dikelompok itulah siswa saling berdiskusi, siswa yang sudah paham diberi kewajiban untuk menjelaskan kepada anggota kelompoknya yang belum paham. Dengan cara ini, siswa bisa memahami pelajaran lebih santai karena dijelaskan sendiri oleh temannya. Selanjutnya, setelah semua anggota kelompok paham barulah diberikan soal-soal kuis yang berkaitan dengan materi. Jika dilihat cara Ibuk Sabarita mengajar, dia sering menggunakan metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions). Banyak hal yang ditemukan oleh Buk Sabarita selama pembelajaran matematika. Salah satunya ialah hal positif dari pembelajaran matematika itu sendiri. Menurutnya, pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang mengangkat kehidupan sehari-hari. Sehingga disaat dia mengajar, langkah awal yang dialakukan adalah memanggil kehidupan siswa untuk masuk kedalam dunia matematika. Selain itu, matematika menurutnya ialah ilmu yang melatih pola pikir untuk bisa menganalisa permasalahan-permasalahan. Sehingga kita bisa terlatih untuk menganalilsa setiap masalah, termasuk masalah kehidupan serta membuat kita tidak berputus asa dan tidak mudah terprovokasi. Disamping hal-hal positif yang dirasakan oleh Buk Sabarita, ternyata ia juga menemukan suatu masalah didalam pembelajaran matematika terutama pada siswa yang diajarkannya. Ia mengharapkan agar terbentuk inovasi untuk tidak lagi membiasakan siswa menggunakan alat bantu hitung disaat pelajaran matematika, terutama dalam perhitungan yang sederhana. Masalah yang ia temui adalah kurangnya kemampuan berhitung dari siswanya. Ia mengatakan bahwa siswa SMA yang dia ajar masih sulit untuk melakukan perhitungan sederhana, ini karena siswa lebih suka menggunakan alat bantu didalam perhitungan. Jadi, Buk Sabarita mengharapkan mulai saat ini jangan membiasakan anak-anak untuk menggunakan alat bantu hitung didalam pembelajaran matematika. Penggunaan alat bantu hitung memang mempercepat perhitungan. Namun, menurut saya kebiasaan menggunakan alat bantu bisa membuat siswa malas dan kemampuan berhitung siswa menurun. Seperti yang kita ketahui, perhitungan merupakan salah satu hal yang paling dominan dalam matematika. Jika kemampuan berhitung rendah, otomatis pembelajaran matematika sangat tergangu.
Baik atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung, tidak terlepas dari sosok seorang guru. Menurut Ibuk Sabarita, guru yang baik itu adalah guru yang menyadari bahwa tidak ada siswa yang bodoh. Tugas guru adalah menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada siswa, kerana setiap siswa memiliki potensi kelebihan masing-masing. Guru juga tidak boleh menyalahkan lingkungan serta siswa yang tidak paham terhadap materi yang diberikan. Sebagai guru yang professional, perlu mengintropeksi diri sendiri, karena bisa jadi ketidakpahaman siswa disebabkan oleh factor guru, misalnya cara mengajar guru ynag kurang tepat terhadap materi pelajaran. Untuk itu guru juga perlu menghadirkan inovasi-inovasi baru misalnya menggunakan pola mengajar yang beragam dan tepat dalam materi pembelajaran, sehingga siswa bisa lebih mudah memahami pelajaran. Selain itu, guru juga terus berupaya meningkatkan kompetensinya. Menurutnya, hal yang dibutuhkan oleh guru kedepannya ialah dengan meningkatkan kompetensi diri, serta penguasaan terhadap materi. penguasaan yang baik terhadap materi merupakan hal yang sangat penting dalam mengajar. Karena orang yang mengajar tentu harus memahami materi yang diajarkan. Penguasaan materi juga akan membuat seorang guru memiliki berbagi trik untuk menyampaikan pelajaran. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kompetensinya sehingga menjadi guru yang professional, misalnya dengan rajin membaca dan mengikuti berbagai acara pendidikan serta guru perlu berpikir positif terhadap pembelajaran. Jadi, didalam pembelajaran baik siswa, guru, sistem dan cara mengajar memiliki kontribusi dalam suksesnya pembelajaran. Semua komponen itu harus berjalan dengan baik sehingga menghasilkan pembelajaran yang baik pula.