KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWTkarena hanyadengan rahmat dan karunia-Nya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Banda Aceh Tahun 2015 telah selesai disusun. Laporan Kinerja ini berisi informasi tentang uraian pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta keberhasilan dan kegagalan KKP Kelas III Banda Aceh dalam mencapai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) selama satu tahun. Laporan Kinerja ini merupakan evaluasi kinerja KKP Kelas III Banda Aceh pada tahun 2015 yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam menyusun rencana kegiatan organisasi selanjutnya. Saran, kritik serta masukan-masukan sangat kami harapkan guna peningkatan kesempurnaan Laporan Kinerja KKP Kelas III Banda Aceh di tahun-tahun mendatang. Penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih disampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Laporan Kinerja KKP Kelas III Banda Aceh tahun 2015. Akhirnya, kami mengharapkan semoga Laporan Kinerja ini bermanfaat untuk semua pihak.
i
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh secara garis besar berisikan informasi tentang capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015. Penetapan kinerja 2015 mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan Rencana Aksi Program Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015-2019. Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan adanya peningkatan persentase pencapaian target dibandingkan hasil capaian kinerja tahun 2014. Persentase tingkat pencapaian target tahun 2015 sebesar 96,47% sedangkan tahun 2014 sebesar 89,55%. Sesuai dengan rencana kinerja 2015, selama periode ini Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh mempunyai sasaran menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular dan peningkatan kualitas lingkungan. Sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Acehtahun 2015, terdapat 13 (tigabelas) indikator kinerja. Sesuai dengan analisis atas capaian kinerja tahun 2015, dapat dirumuskan beberapa langkah penting strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan pertimbangan yaitu : 1. Penguatan system deteksi dini di setiap pintu masuk dan perluasan jejaring kerja, kemitraan dengan lintas sector dan lintas program. 2. Pemeriksaan secara cepat dan tepat sesuai dengan standar operasional prosedur dalam pencegahan penyebaran penyakit melalui alat angkut termasuk barang dan orang di dalam alat angkut tersebut. 3. Memberikan penyuluhan dan screening PTM secara terpadu di wilayah kerja pelabuhan dan Bandar udara. 4. Pengawasan
terhadapTempat-TempatUmum
yang
ada
di
lingkungan
pelabuhan/bandara yang sesuai dengan syarat kesehatan. 5. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kawasan sehat secara berkala di pelabuhan/bandara. 6. Menugaskan pegawai untuk mengikuti pelatihan baik teknis maupun non teknis. 7. Pemenuhan
sarana
dan
prasarana
pelabuhan/bandara.
ii
pendukung
pelayanan
kesehatan
DAFTAR ISI Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................................... Ringkasan Eksekutif............................................................................................... Daftar Isi ................................................................................................................ Daftar Tabel ........................................................................................................... DaftarGambar ........................................................................................................
i ii iii iv v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
BAB II PERENCANAAN KINERJA ........................................................................
7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...................................................................... A. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................................... B. Realisasi Anggaran …………………………………………………………………...
14 14 35
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
40
LAMPIRAN Penetapan Kinerja 2015 (Pernyataan dan Tabel) Matrik Pengukuran Kinerja 2015
iii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Pengukuran Kinerja Kegiatan KKP Kelas III Banda Aceh Tahun 2015........................................................................................
15
Tabel 3.2
Realisasi Anggaran KKP Kelas III Banda Aceh Tahun 2015................
35
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh .........................................................................
v
4
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil
analisis
terhadap
pengukuran
kinerja.
Dalam
rangka
meningkatkan
pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu disusun laporan kinerja pada setiap akhir tahun. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, maka Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Banda Aceh berkewajiban menyusun Laporan Kinerja Tahun 2015 yang bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian kinerja secara menyeluruh serta sebagai bentuk pertanggungjawaban tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Laporan Kinerja tahun 2015 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. b.
Maksud dan Tujuan Laporan Kinerja KKP Kelas III Banda Aceh tahun 2015 merupakan bentuk
pertanggungjawaban secara tertulis yang memberikan informasi kinerja yang terukur yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2015 yang harus dipertanggung jawabkan oleh Kepala KKP Kelas III Banda Aceh kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan selaku pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai yang akan menjadi upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
1
c.
Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
2348/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA, serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas, KKP menyelenggarakan fungsi : 1.
Pelaksanaan kekarantinaan;
2.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3.
Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara;
4.
Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali;
5.
Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia;
6.
Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional;
7.
Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8.
Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara;
9.
Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya; 11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara; 12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara;
2
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara; 14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan dan surveilans kesehatan pelabuhan; 15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara; 16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP. D. Struktur Organisasi Struktur Organisasi KKP Kelas III Banda Aceh terdiri dari : 1.
Subbagian Tata Usaha
2.
Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
3.
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
4.
Instalasi
5.
Wilayah Kerja
6.
Kelompok Jabatan Fungsional Bagan Struktur Organisasi KKP Kelas III Banda Aceh sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
2348/MENKES/PER/XI/2011
Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut :
3
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh KEPALA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN DAN KESEHATAN LINTAS WILAYAH
SEKSI PENGENDALIAN KARANTINA DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
INSTALASI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
WILAYAH KERJA
WILAYAH KERJA BANDARA SULTAN ISKANDAR MUDA
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT MALAHAYATI
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT ULEE LHEUE
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT LHOKNGA
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT MEULABOH
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT SINGKIL
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT LABUHAN HAJI
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT TAPAKTUAN
WILAYAH KERJA PELABUHAN LAUT SINABANG
4
E. Sistematika Penulisan Pada dasarnya Laporan Kinerja KKP Kelas III Banda Aceh tahun 2015 ini menjelaskan pencapaian kinerja KKP Kelas III Banda Aceh selama tahun 2015. Capaian kinerja tersebut dibandingkan juga dengan kinerja tahun sebelumnya sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Sistematika penyajian laporan kinerja KKP Kelas III Banda Aceh sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini disajikan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi KKP Kelas III Banda Aceh serta penjelasan umum organisasi. Bab II Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1.
Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2.
Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu;
3.
Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan;
4.
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
5.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
6.
Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
5
B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Bab IV Penutup Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
6
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai
antara
pimpinan
instansi
pemerintah/unit
kerja
yang
menerima
tanggungjawab dengan pihak yang memberi tanggungjawab. Dengan demikian, perjanjian kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Pernyataan perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut. Dalam hal atasan langsung tidak sependapat dengan target kinerja yang diajukan tersebut, maka pernyataan ini harus diperbaiki hingga kedua belah pihak sepakat atas materi dan target kinerja yang telah ditetapkan. Perjanjian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1.
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan matra dengan indikator : a. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon dengan target 65%; b. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan dengan target 65%;
2.
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang dengan indikator : a. Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan/bandar udara dengan target 60%;
7
b. Persentase pelabuhan/bandar udara yang melaksanakan pengendalian vektor terpadu dengan target 40%; 3.
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung dengan indikator : a. Persentase angka kasus HIV yang ditemukan di pelabuhan/bandar udara dengan target 45%;
4.
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular, dan meningkatnya pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular
dengan indikator : a. Persentase pelabuhan/bandar udara yang melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular secara terpadu dengan target 10%; b. Persentase
pelabuhan/bandar
udara
yang
melaksanakan
Sosialisasi
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan target 10%; 5.
Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan dengan indikator : a. Persentase sarana air bersih dipelabuhan/bandar udara yang dilakukan pengawasan dengan target 30%; b. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) di pelabuhan/bandar udara yang memenuhi syarat kesehatan dengan target 50%; c. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dipelabuhan/bandar udara yang memenuhi syarat kesehatan dengan target 8%; d. Jumlah tempat di pelabuhan/bandar udara yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat dengan target 346 tempat.
6.
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan indikator ; a. Persentase pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan target 35%; b. Persentase kantor induk & wilker yang ditingkatkan sarana/prasarananya untuk memenuhi standar dengan target 50%;
8
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2015, KKP Kelas III Banda Aceh melaksanakan 1 (satu) program/kegiatan utama dan 6 (enam) indikator kinerja kegiatan sebagai berikut : Program : Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kegiatan: 1.
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra. Indikator Kinerja Kegiatan: a.
Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon dengan target 65%.
b.
Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan dengan target 65%.
Output: 1)
Investigasi dan penanggulangan KLB dengan target 2015 adalah 1 kejadian.
2)
Certivicate of Pratique dengan target 2015 adalah 60 dokumen.
3)
Dokumen SSCC dengan target 2015 adalah 1 dokumen.
4)
Dokumen SSCEC dengan target 2015 adalah 70 dokumen.
5)
Dokumen rujukan orang sakit dengan target 2015 adalah 25 dokumen.
6)
GENDEC dengan target 2015 adalah 230 dokumen.
7)
Dokumen Sistem Kewaspadaan dini difasilitas pelayanan kesehatan dengan target 2015 adalah 84 dokumen.
8)
Pelayanan Kesehatan Haji Embarkasi Dalam Kota dengan target 2015 adalah 8 hari.
9)
Pelayanan Kesehatan Haji Debarkasi Dalam Kota dengan target 2015 adalah 8 hari.
10) Pelayanan Kesehatan Haji di Terminal Dalam Kota dengan target 2015 adalah 8 hari. 11) Penanganan Kesehatan pada situasi matra dengan target 2015 adalah 14 lokasi. 12) Provinsi yang melakukan Penguatan Kewaspadaan Dini KLB Penyakit dengan target 2015 adalah 1 provinsi.
9
13) Lokasi yang melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko Pada Kondisi Matra dengan target 2015 adalah 1 lokasi. 14) Pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan dengan target 2015 adalah 7 lokasi. 15) Bahan kesehatan dalam rangka pengawasan dan penerbitan dokumen kesehatan dengan target 2015 adalah 1 paket. 16) Lingkungan pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan terhadap faktor risiko KKM dengan target 2015 adalah 7 lokasi. 2.
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Indikator Kinerja Kegiatan : a.
Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan dan bandara dengan target 60%.
b.
Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan pengendalian vektor terpadu dengan target 40%.
Output : 1)
Luas Wilayah Bebas Vektor Pes dengan target 2015 adalah 4 hektar.
2)
Luas Wilayah Bebas Vektor DBD dengan target 2015 adalah 8 hektar.
3)
Luas Wilayah Bebas Vektor Malaria dengan target 2015 adalah 8 hektar.
4)
Luas Wilayah Bebas Vektor Diare dengan target 2015 adalah 8 hektar.
5)
Pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD dengan target 2015 adalah 2 laporan.
6)
Pengamatan faktor risiko dan sumber penular malaria dengan target 2015 adalah 7 laporan.
7)
Pengamatan vektor dan binatang pengganggu dengan target 2015 adalah 5 laporan.
3.
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Indikator Kinerja Kegiatan : a.
Persentase angka kasus HIV yang ditemukan di pelabuhan dan bandar udara dengan target 45%.
10
Output: 1)
Kab/kota yang melakukan sosialisasi dan advokasi demam tifoid dengan target 2015 adalah 2 kab/kota.
2)
Layanan HIV AIDS oleh KKP dengan target 2015 adalah 5 wilker.
3)
Pelaksanaan skrining TB melalui pengamatan cegah tangkal dengan target 2015 adalah 70 orang.
4)
Daerah dengan cakupan penemuan Pneumonia balita minimal 80% dengan target 2015 adalah 2 daerah.
4.
Pengendalian Penyakit Tidak Menular Indikator Kinerja Kegiatan: a.
Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan pengendalian PTM secara terpadu dengan target 10%.
b.
Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan target 10%.
Output: 1)
Peningkatan jumlah peraturan KTR di Kabupaten/Kota dengan target 2015 adalah 1 Kab/Kota.
2)
Monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus dengan target 2015 adalah 5 kelompok khusus.
3)
Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker Serviks dan payudara dengan target 2015 adalah 60 orang.
4)
Layanan Upaya Berhenti Merokok di Fasyankes Primer dengan target 2015 adalah 3 layanan.
5.
Penyehatan Lingkungan Indikator Kinerja Kegiatan: a.
Persentase sarana air bersih di pelabuhan/bandara yang dilakukan pengawasan dengan target 30%.
b.
Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) dipelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan dengan target 50%.
11
c. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan dengan target 8%. d. Jumlah pelabuhan dan bandar udara yang menyelenggarkan Tatanan Kawasan Sehat dengan target 346. Output: 1)
Rencana Aksi Bidang Penyehatan Kawasan dengan target 2015 adalah 3 dokumen.
2)
Rencana aksi bidang TTU dengan target 2015 adalah 1 dokumen.
3)
Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan dengan target 2015 adalah 12 unit.
4) Tenaga terlatih bidang penyehatan TPM dengan target 2015 adalah 120 orang. 5)
Sarana dan Prasarana di bidang penyehatan TPM dengan target 2015 adalah 7 unit,
6.
6)
Peta kualitas air minum dengan target 2015 adalah 6 dokumen.
7)
Peta kualitas TTU dengan target 2015 adalah 7 dokumen.
8)
Penerapan ADKL/ARKL sesuai standar dengan target 2015 adalah 7 unit.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Indikator Kinerja Kegiatan: a.
Persentase pengembangan SDM dengan target 35%.
b.
Persentase kantor induk/wilker yang ditingkatkan sarana/prasarananya untuk memenuhi standar dengan target 50%.
Output: 1)
Dokumen perencanaan dan anggaran dengan target 2015 adalah 1 dokumen.
2)
Dokumen data dan informasi dengan target 2015 adalah 1 dokumen.
3)
Dokumen evaluasi dan pelaporan dengan target 2015 adalah 3 dokumen.
4)
Laporan keuangan dengan target 2015 adalah 12 laporan.
5)
Target dan pagu PNBP dengan target 2015 adalah 1 dokumen.
6)
Juklak pengelolaan APBN dengan target 2015 adalah 12 dokumen.
12
7)
Laporan aset Negara (BMN) dengan target 2015 adalah 4 dokumen.
8)
Layanan administrasi kepegawaian dengan target 2015 adalah 1 dokumen.
9)
Administrasi dan pembinaan hukum dan organisasi dengan target 2015 adalah 1 dokumen.
10) Analisis pengkajian pengembangan organisasi dan tata-laksana dengan target 2015 adalah 1 dokumen. 11) Dokumen penataan organisasi dengan target 2015 adalah 2 dokumen. 12) Layanan perkantoran dengan target 2015 adalah 12 bulan layanan. 13) Kendaraan bermotor dengan target 2015 adalah 1 unit. 14) Perangkat pengolah data dan komunikasi dengan target 2015 adalah 6 unit. 15) Peralatan dan fasilitas perkantoran dengan target 2015 adalah 16 unit.
13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi Capaian kinerja organisasi dilakukan dengan pengukuran kinerja yaitu kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dalam melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang seharusnya terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala (triwulan) dan tahunan. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja harus cukup menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh KKP Kelas III Banda Aceh dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2015. Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja KKP Kelas III Banda Aceh selama tahun 2015. Selain itu manfaat pengukuran kinerja untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan dan Penetapan Kinerja yang disusun setiap awal tahun. Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas III Banda Aceh Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar
14
setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh KKP Kelas III Banda Aceh dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu satu tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau Indikator Kinerja Kegiatan yang mengacu kepada Indikator Kinerja Utama Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah ditetapkan dengan hasil (outcome) “Menurunnya Penyakit
Menular,
Penyakit
Tidak
Menular
dan
Peningkatan
Kualitas
Lingkungan”. Sasaran yang akan dicapai pada masing-masing indikator kinerja kegiatan dan output adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan KKP Kelas III Banda Aceh Tahun 2015
Sasaran
Kegiatan/Indikator Kinerja Kegiatan/Output
Menurunnya
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina
penyakit menular,
dan Kesehatan Matra.
penyakit tidak
Indikator Kinerja Kegiatan :
menular dan
1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang
peningkatan kualitas lingkungan
Persentase
Target
Realisasi
2015
2015
1 kejadian
1 kejadian
100%
Pencapaian Target
direspon. 2. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan. Output: a.
Investigasi dan penanggulangan KLB.
b.
Certificate of Pratique.
c.
Dokumen SSCC.
60 dokumen
69 dokumen
115%
d.
Dokumen SSCEC.
1 dokumen
0 dokumen
0
e.
Dokumen rujukan orang sakit.
70 dokumen
75 dokumen
107,14%
f.
GENDEC.
25 dokumen
80 dokumen
320%
g.
Dokumen sistem kewaspadaan dini di fasilitas
230 dokumen
777 dokumen
337,82%
pelayanan.
84 dokumen
84 dokumen
100%
8 hari
8 hari
100%
h.
Pelayanan kesehatan haji embarkasi dalam kota.
15
i.
Pelayanan kesehatan haji debarkasi dalam kota.
j.
8 hari
100%
8 hari
8 hari
100%
14 lokasi
14 lokasi
100%
1 provinsi
1 provinsi
100%
1 lokasi
1 lokasi
100%
7 lokasi
8 lokasi
114,28%
1 paket
0 paket
0
7 lokasi
8 lokasi
114,28%
Pelayanan kesehatan haji di terminal dalam kota.
k.
Penanganan kesehatan pada situasi matra.
l.
Provinsi
yang
melakukan
penguatan
kewaspadaan dini KLB penyakit. m. Lokasi
yang
melaksanakan
pengendalian
faktor risiko pada kondisi matra. n.
8 hari
Pelabuhan/bandar
udara/PLBDN
yang
dilakukan pengawasan alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan. o.
Bahan kesehatan dalam rangka pengawasan dan penerbitan dokumen kesehatan.
p.
Lingkungan pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan terhadap faktor risiko KKM.
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Indikator Kinerja Kegiatan: 1.
Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area
(House
Index
<
1)
di
lingkungan
pelabuhan dan bandara. 2.
Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan pengendalian vektor terpadu
Output: a.
Luas Wilayah Bebas Vektor Pes.
b.
Luas Wilayah Bebas Vektor DBD.
4 hektar
4 hektar
100%
c.
Luas Wilayah Bebas Vektor Malaria.
8 hektar
8 hektar
100%
d.
Luas Wilayah Bebas Vektor Diare.
8 hektar
8 hektar
100%
e.
Pengamatan faktor risiko dan sumber penular
8 hektar
8 hektar
100%
DBD.
2 laporan
2 laporan
100%
Pengamatan faktor risiko dan sumber penular
7 laporan
7 laporan
100%
5 laporan
5 laporan
100%
f.
Malaria. g.
Pengamatan vektor dan binatang pengganggu.
16
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Indikator Kinerja Kegiatan: 1. Persentase angka kasus HIV yang ditemukan di pelabuhan dan bandar udara. Output: a.
Kab/kota yang melakukan sosialisasi dan
2 kab/kota
1 kab/kota
50%
advokasi demam tifoid. b.
Layanan HIV AIDS oleh KKP.
5 wilker
4 wilker
80%
c.
Pelayanan skrining TB melalui pengamatan
70 orang
65 orang
92,85%
2 daerah
2 daerah
100%
di
1 kab/kota
1 kab/kota
100%
Monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan
5 kelompok
5 kelompok
100%
Posbindu PTM pada kelompok masyarakat
khusus
khusus
60 orang
60 orang
100%
3 layanan
6 layanan
200%
cegah tangkal. d.
Daerah
dengan
cakupan
penemuan
pneumonia balita minimal 80%. Pengendalian Penyakit Tidak Menular Indikator Kinerja Kegiatan: 1.
Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan
pengendalian
PTM
secara
terpadu. 2.
Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Output: a.
Peningkatan
jumlah
peraturan
KTR
kabupaten/kota. b.
khusus. c.
Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker Serviks dan payudara.
d.
Layanan
Upaya
Berhenti
Merokok
di
bersih
di
Fasyankes Primer. Penyehatan Lingkungan Indikator Kinerja Kegiatan: 1. Persentase
sarana
pelabuhan/bandara
air yang
dilakukan
pengawasan. 2. Persentase Tempat-Tempat Umum(TTU) di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan.
17
3. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 4. Jumlah pelabuhan dan bandar udara yang menyelenggarakan Tatana Kawasan Sehat Output: a.
Rencana aksi bidang penyehatan kawasan.
3 dokumen
0
0
b.
Rencana aksi bidang TTU.
1 dokumen
3 dokumen
300%
c.
Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi
12 unit
12 unit
100%
120 orang
125 orang
104,16%
7 unit
1 unit
14,28%
syarat kesehatan. d.
Tenaga terlatih bidang penyehatan TPM.
e.
Sarana dan prasarana di bidang penyehatan
f.
Peta kualitas air minum.
6 dokumen
10 dokumen
166,66%
g.
Peta kualitas TTU.
7 dokumen
18 dokumen
257,14%
h.
Penerapan ADKL/ARKL sesuai standar.
7 unit
15 unit
214,28%
TPM
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Indikator Kinerja Kegiatan: 1.
Persentase pengembangan SDM.
2.
Persentase
kantor
induk/wilker
yang
ditingkatkan
sarana/prasarananya
untuk
memenuhi standar. Output: 1.
Dokumen perencanaan dan anggaran.
1 dokumen
1 dokumen
100%
2.
Dokumen data dan informasi.
1 dokumen
1 dokumen
100%
3.
Dokumen evaluasi dan pelaporan.
3 dokumen
3 dokumen
100%
4.
Laporan keuangan.
12 laporan
12 laporan
100%
5.
Target dan pagu PNBP.
1 dokumen
1 dokumen
100%
6.
Juklak pengelolaan APBN.
12 dokumen
12 dokumen
100%
7.
Laporan aset Negara (BMN).
4 dokumen
4 dokumen
100%
8.
Layanan administrasi kepegawaian.
1 dokumen
1 dokumen
100%
9.
Administrasi
dan
1 dokumen
1 dokumen
100%
10. Analisis pengkajian pengembangan organisasi
1 dokumen
1 dokumen
100%
2 dokumen
2 dokumen
100%
dan
pembinaan
hukum
organisasi. dan tata laksana. 11. Dokumen penataan organisasi
18
12. Layanan perkantoran.
12 bulan layanan
12 bulan layanan
100%
13. Kendaraan Bermotor.
1 unit
1 unit
100%
14. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi.
6 unit
6 unit
100%
15. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran.
16 unit
16 unit
100%
Analisis Pencapaian Kinerja 1. Kegiatan Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra, dengan indikator: a. Indikator: Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon. 1)
Pengertian Yaitu kegiatan untuk memantau perkembangan suatu penyakit dari waktu ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program dan mendorong program untuk melakukan respon cepat agar tidak terjadi KLB.
2)
Definisi Operasional Persentase kegiatan faktor
risiko
pengamatan terhadap distribusi dan faktor-
kejadian
pelabuhan/bandara
yang
yang
terjadi
memungkinkan
di
wilayah
kerja
terbangunnya
sikap
tanggap sehingga dapat dilakukan antisipasi seperlunya. 3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi kegiatan dengan target yang telah ditetapkan.
4)
Capaian Indikator: Investigasi dan penanggulangan KLB : 100% Dokumen sistem kewaspadaan dini di fasilitas pelayanan: 100%, Pelayanan kesehatan haji embarkasi dalam kota :100% Pelayanan kesehatan haji debarkasi dalam kota :100% Pelayanan
kesehatan
haji
di
terminal
dalam
kota:
100%,
Penanganan kesehatan pada situasi matra :100% Provinsi yang melakukan penguatan kewaspadaan dini KLB :100%, Lokasi yang melaksanakan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra : 100%, Lingkungan
pelabuhan/bandar
udara/PLBDN
pengawasan terhadap faktor risiko KKM: 114,28%
19
yang
dilakukan
Untuk mengetahui pencapaian indikator ini adalah dengan cara pengukuran
masing-masing
investigasi
dan
output
(keluaran)
penanggulangan
KLB,
kegiatan
dokumen
yaitu sistem
kewaspadaan dini di fasilitas pelayanan, pelayanan kesehatan embarkasi debarkasi haji dalam kota dan di terminal, penanganan kesehatan pada situasi matra, penguatan kewaspadaan dini KLB penyakit, pengendalian faktor risiko pada kondisi matra masingmasing mencapai 100%. Kegiatan pengawasan terhadap faktor risiko KKM mencapai 114, 28%. Hanya kegiatan pengadaan bahan kesehatan dalam rangka pengawasan dan penertiban dokumen kesehatan yang realisasi nol. Dengan demikian secara keseluruhan pencapaian target atas indikator tersebut sudah baik dengan melihat hasil rata-rata dari setiap keluaran yaitu 100%. Namun demikian perlu ditingkatkan cakupan kegiatan secara keselurahan untuk tahun yang akan datang sehingga dapat meningkatkan respon terhadap sinyal kewaspadaan dini. 5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan sinyal kewaspadaan dini yang direspon yaitu penguatan sistem deteksi dini di setiap pintu masuk dan perluasan jejaring kerja, kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program.
b. Indikator: Persentase Alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan. 1)
Pengertian Alat angkut yang diperiksa adalah pesawat udara dan kapal laut baik dari dalam ataupun luar negeri terutama dari daerah yang terjangkit sesuai dengan standar kekarantinaan.
2)
Definisi Operasional Persentase pemberian certificate of pratique, dokumen port health clearance, GENDEC, sertifikasi P3K, atau alat kesehatan kapal dan dokumen kesehatan pesawat.
3)
Rumus/Cara Perhitungan
20
Perbandingan antara realisasi pemberian certificate of pratique, dokumen port health clearance, GENDEC, sertifikasi P3K atau alat kesehatan kapal dan dokumen kesehatan pesawat dengan target yang telah ditetapkan. 4)
Capaian Indikator : Certificate of pratique :115% Dokumen SSCC :0 Dokumen SSCEC : 107,14% Dokumen rujukan orang sakit : 320% GENDEC : 337,82% Pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan : 114,28%. Bahan Kesehatan dalam rangka pengawasan dan penertiban dokumen kesehatan (paket): 0 %. Pencapaian indikator
ini adalah hasil keluaran dari kegiatan
certificate of pratique, dokumen SSCC, Dokumen SSCEC, dokumen rujukan orang sakit, GENDEC, pengawasan alat angkut sesuai standar kekarantinaan. Secara keseluruhan pencapaian target atas indikator tersebut sudah baik
hanya kegiatan SSCC yang
pencapaian target masih nol, ini karena izin Badan Usaha Swasta yang dapat melakukan kegiatan fumigasi kapal sudah tidak berlaku lagi, sehingga realisasinya nol. Rencana kegiatan akan diusulkan kembali di tahun mendatang dengan terus menjajaki BUS yang masih
berlaku
izin
untuk
melaksanakan
fumigasi.
Kegiatan
pengadaan bahan kesehatan dalam rangka pengawasan dan penertiban dokumen kesehatan tidak terlaksana disebabkan karena revisi DIPA ke 3 tanggal 29 Desember 2015, sehingga tidak cukup waktu untuk pelaksanaan pengadaan bahan. Namun demikian perlu ditingkatkan cakupan kegiatan secara keseluruhan untuk tahun yang akan datang sehingga alat angkut yang masuk ke wilayah kerja dapat diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan. 5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya
yang
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
pelaksanaan
kegiatan ini adalah melakukan pemeriksaan secara cepat dan tepat
21
sesuai dengan standar operasional prosedur dalam pencegahan penyebaran penyakit melalui alat angkut termasuk barang dan orang di dalam alat angkut tersebut. 2. Kegiatan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang a. Indikator: Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (house index = 0) dan buffer area (house indek < 1) di lingkungan pelabuhan dan bandara. 1)
Pengertian Yaitu kegiatan pengendalian vektor yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya penyakit menular bersumber binatang di lingkungan pelabuhan/bandara.
2)
Definisi Operasional Pengendalian vektor yang dilaksanakan untuk menekan populasi nyamuk, lalat, kecoa dan tikus yang merupakan faktor risiko penular penyakit di lingkungan pelabuhan/bandara.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi pengendalian nyamuk, luas wilayah bebas
vektor,
kasus
penyakit
menular
bersumber
binatang
dikendalikan di pelabuhan/bandara dengan target yang telah ditetapkan. 4)
Capaian Indikator: Luas wilayah bebas vektor Pes : 100% Luas wilayah bebas vektor DBD : 100% Luas wilayah bebas vektor Malaria : 100% Luas wilayah bebas vektor DIare : 100%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan luas wilayah bebas vektor Pes, DBD, Malaria, Diare. Secara umum pencapaian target sudah baik yaitu 100%. Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini, namum di tahun mendatang perlu diupayakan untuk dapat ditingkatkan dengan pengawasan dan pengendalian
vektor
penular
penyakit
sehingga
lingkungan
pelabuhan/bandara dapat terbebas dari vektor penular penyakit.
22
5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja kegiatan ini adalah pemberantasan dengan pengasapan, penyemprotan dengan bahan kimia dan mendorong peran serta masyarakat untuk mengendalikan nyamuk di tempat-tempat yang merupakan tempat perindukannya terutama rumah dan menjaga lingkungan tetap bersih serta sehat.
b. Indikator: Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan pengendalian vektor terpadu 1)
Pengertian Merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azas mempertimbangkan tingkat keberhasilannya.
2)
Definisi Operasional Kegiatan yang dilaksanakan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga wilayah kerja bebas dari vektor Pes, DBD, Malaria dan diare.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi luas wilayah yang dilaksananakan pengendalian vektor terpadu dengan target yang telah ditetapkan.
4)
Capaian Indikator : Pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD :100% Pengamatan faktor risiko dan sumber penular Malaria : 100% Pengamatan vektor dan binatang pengganggu : 100%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD, Malaria dan binatang pengganggu. Secara umum pencapaian target sudah baik yaitu 100% dan tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini. Namun demikian perlu ditingkatkan cakupan kegiatan secara keseluruhan untuk tahun yang akan datang sehingga kegiatan pengendalian vektor terpadu dapat dilaksanakan dengan metode yang tepat.
23
5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya
yang
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
pelaksanaan
kegiatan ini yaitu pengamatan faktor risiko dan pengendalian vektor terpadu dilaksanakan dengan jadwal serta ketersediaan alat dan bahan yang cukup. 3. Kegiatan Peningkatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung a. Indikator: Persentase angka kasus HIV yang ditemukan di pelabuhan dan bandar udara. 1)
Pengertian Yaitu angka kasus penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang akan dapat menimbulkan AIDS.
2)
Definisi Operasional Jumlah kasus yang ditemukan dari hasil pemeriksaan HIV positif di wilayah kerja pelabuhan dan bandar udara.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan jumlah kasus HIV positif dengan jumlah target yang ditetapkan.
4)
Capaian Indikator: Kab/kota yang melakukan sosialisasi dan advokasi demam tifoid :50% Layanan HIV AIDS oleh KKP : 80% Pelayanan skrining TB melalui pengamatan cegah tangkal : 92,85% Daerah dengan cakupan penemuan pneumonia balita minimal 80% :100%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan sosialisasi dan advokasi demam tifoid, layanan HIV AIDS, skrining TB melalui melalui
pengamatan
cegah
tangkal
dan
cakupan
penemuan
pneumonia balita. Kegiatan sosialisasi dan advokasi demam tifoid realisasi 50%, hanya terlaksana di satu wilker saja dari 2 wilker yang direncanakan karena adanya kebijakan efisiensi anggaran. Secara pencapaian target sudah baik tetapi untuk tahun mendatang masih perlu ditingkatkan lagi kegiatan pengendalian penyakit menular langsung di wilayah pelabuhan/bandara.
24
5)
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan adalah penyuluhan kepada masyarakat serta Anak Buah Kapal dan screening HIV di wilayah kerja pelabuhan/bandara. Untuk kegiatan yang tidak terlaksana karena efisiensi akan direncanakan kembali pada tahun yang akan datang.
4. Kegiatan Peningkatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular a. Persentase
pelabuhan
dan
bandar
udara
yang
melaksanakan
pengendalian PTM secara terpadu. 1)
Pengertian Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu pengendalian penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi yang dilaksanakan secara terpadu.
2)
Definisi Operasional Persentase
pelabuhan
dan
Bandar
udara
yang
melakukan
pembinaan, pencegahan dan penanggulangan PTM secara terpadu di wilayah kerja pelabuhan dan bandar udara. 3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan jumlah pengendalian PTM secara terpadu dengan jumlah target yang ditatapkan.
4)
Capaian Indikator: Monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus :100% Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker Serviks dan payudara : 100%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus dan deteksi dini kanker serviks dan payudara pada perempuan usia 30-50 tahun. Secara unum pencapaian target dari kegiatan ini sudah baik yaitu 100% dan tidak ada kendala dalam melaksanakan kegiatan ini. Untuk tahun mendatang perlu ditingkatkan pengawasan terhadap faktor risiko PTM dan deteksi dini terhadap penyakit kanker di wilayah pelabuhan/bandara.
25
5)
Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan pengendalian PTM secara
terpadu
dengan
memberikan
penyuluhan
PTM
dan
screening PTM secara terpadu di wilayah kerja pelabuhan dan bandar udara. b. Indikator: Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). 1)
Pengertian Yaitu ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan atau mempromosikan produk tembakau.
2)
Definisi Operasional Persentase pelabuhan dan bandar udara yang memiliki peraturan dalam melaksanakan KTR.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi pelaksanaan KTR dengan target yang telah ditetapkan.
4)
Capaian Indikator: Peningkatan jumlah peraturan KTR di kabupaten/kota :100% Layanan Upaya Berhenti Merokok di Fasyankes Prime : 200%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan peningkatan peraturan KTR dan layanan upaya berhenti merokok di fasyankes primer. Secara umum pencapaian target kegiatan sudah baik dan sudah melebihi dari target yang ditetapkan. Keadaan ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan pengawasan pelaksanaan kegiatan di lingkungan pelabuhan/bandara.
5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan adalah memberikan penyuluhan tentang KTR dan upaya berhenti merokok serta menempatkan standing banner di wilayah kerja pelabuhan/bandara.
26
5. Kegiatan Penyehatan Lingkungan a. Indikator: Pengawasan kualitas air bersih yang memenuhi syarat dipelabuhan/bandara. 1)
Pengertian Yaitu pelaksanaan pemeriksaan kualitas air bersih yang digunakan oleh masyarakat
yang
dibuktikan dengan sampel pengujian
kualitas air. 2)
Definisi Operasional Persentase pengawasan kualitas air bersih dan data informasi penyehatan air terhadap sumber air bersih yang digunakan di lingkungan pelabuhan/bandara.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi pengawasan air bersih dengan target yang telah ditetapkan.
4)
Capaian Indikator: Peta kualitas air minum : 166,66%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan peta kualitas air minum. Pencapaian target dari kegiatan ini sudah baik dan sudah melebihi target yatu 166,66%. Namun demikian perlu ditingkatkan cakupan kegiatan secara keselurahan untuk tahun yang akan datang, sehingga pengawasan kualitas air bersih yang memenuhi syarat kesehatan selalu terlaksana di lingkungan pelabuhan/bandara.
5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya
yang
dilaksanakan
adalah
peningkatan
pengawasan
terhadap sumber air bersih sehingga layak dikonsumsi masyarakat dan terhindar dari penularan penyakit melalui air yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Water Borne Desease). b. Indikator:
Persentase
Tempat-Tempat
Umum
Pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan 1)
Pengertian
27
(TTU)
di
Yaitu suatu tempat di mana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus. 2)
Definisi Operasional Presentase pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan sesuai standar di pelabuhan/bandara.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
4)
Capaian Indikator: Rencana aksi bidang TTU : 300% Peta kualitas TTU : 257,14% Penerapan ADKL/ARKL sesuai standar : 214,28%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan rencana aksi bidang TTU, peta kualitas TTU, dan penerapan ADKL/ARKL sesuai standar. Pencapaian target dari kegiatan ini sudah baik dan sudah melebihi target. Namun demikian perlu ditingkatkan cakupan kegiatan secara keseluruhan untuk tahun yang akan datang sehingga
TTU
yang
ada
di
lingkungan
pelabuhan/bandara
memenuhi syarat kesehatan. 5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan adalah pengawasan terhadap TempatTempat Umum yang ada di lingkungan pelabuhan/bandara yang sesuai dengan syarat kesehatan.
c. Indikator:
Persentase
Tempat
Pengelolaan
Makanan
(TPM)
di
pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 1) Pengertian Yaitu usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan, restoran, kantin dan makanan jajanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memenuhi syarat hygiene dan sanitasi.
28
2)
Definisi Operasional Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang dilakukan pengawasan mulai dari bahan, pengolahan sampai penyajiannya serta penjamah makanan sehingga memenuhi syarat kesehatan di lingkungan pelabuhan/bandara.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan dengan jumlah TPM yang ada di kawasan pelabuhan/bandara.
4)
Capaian Indikator: Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan :100% Tenaga terlatih bidang penyehatan TPM : 104,16% Sarana dan prasarana di bidang penyehatan TPM : 14,28%, Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan peta kualitas tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan, tenaga terlatih bidang penyehatan PTM dan sarana prasarana di bidang penyehatan PTM. Pencapaian target dari kegiatan ini sudah baik dan sudah melebihi 100%, untuk kegiatan sarana dan prasarana realisasinya 14,28%, karena kegiatan pengadaan
reagen
pemeriksaan
makanan
tidak
terlaksana
disebabkan tidak tersedianya produk dipasaran yang sesuai dengan alat yang sudah ada. Yang terlaksana hanya pengadaan 1 unit kulkas sampel makanan. Untuk itu perlu ditingkatkan kegiatan pengadaan barang dan jasa untuk tahun yang akan datang sehingga pengadaan sarana dan prasarana dapat terlaksana untuk mendukung kegiatan pengawasan TPM yang memenuhi syarat kesehatan di pelabuhan/bandara. 5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan adalah peningkatan pengawasan dan pemeriksaan melalui program promotif dan preventif sehingga makanan yang disajikan memenuhi syarat kesehatan dan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh makanan (Food Borne Desease)
29
d. Indikator: Jumlah pelabuhan dan bandar udara yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat. 1)
Pengertian Yaitu kondisi suatu kawasan yang bersih, nyaman dan sehat bagi pekerja dan masyarakat yang difasilitasi oleh sektor terkait dan disesuaikan dengan perencanaan wilayah.
2)
Definisi Operasional Kegiatan pembinaan dan pengawasan pelabuhan/bandara yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi kegiatan tatanan kawasan sehat dengan target yang ditetapkan. Kegiatan ini tidak terealisasi
4)
Capaian Indikator: Rencana aksi bidang penyehatan kawasan : 0. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari kegiatan rencana aksi bidang pengawasan kawasan yaitu nol. Hal ini disebabkan karena adanya revisi anggaran, sehingga anggaran yang tersisa hanya untuk pengadaan ATK, jadi kegiatan rapat tidak terlaksana untuk
membentuk
tim
forum
melaksanakan pemantauan
pelabuhan
sehat
yang
akan
terhadap kawasan pelabuhan yang
bersih dan sehat. Namun demikian perlu ditingkatkan untuk tahun yang akan datang dengan merencanakan kembali kegiatan tersebut sehingga dapat dilaksanakan tatanan kawasan sehat di lingkungan pelabuhan/bandara. 5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kawasan sehat secara berkala di pelabuhan/bandara. Merencanakan kembali kegiatan di tahun mendatang.
6. Kegiatan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Program di Pusat dan Daerah a. Indikator: Persentase pengembangan SDM 1)
Pengertian
30
Yaitu proses meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan pilihan
dalam
rangka
pencapaian
kinerja
untuk
melayani
masyarakat serta melakukan TUPOKSI sesuai dengan keahliannya. 2)
Definisi Operasional Persentase tenaga kesehatan yang terlatih yang meliputi tenaga terlatih bidang surveilans, imunisasi, karantina dan matra, bidang penyehatan lingkungan dan pengawasan kualitas higiene sanitasi pangan siap saji.
3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan antara realisasi pengembangan SDM dengan target yang ditentukan.
4)
Capaian Indikator: Dokumen perencanaan dan anggaran : 100% Dokumen data dan informasi : 100% Dokumen evaluasi dan pelaporan : 100% Laporan keuangan : 100% Target dan pagu PNBP : 100% Juklak pengelolaan APBN : 100% Laporan asset Negara (BMN) : 100% Layanan administrasi kepegawaian : 100% Administrasi dan pembinaan hukum dan organisasi : 100% Analisis pengkajian pengembangan organisasi dan tata laksana : 100%. Dokumen penataan organisasi : 100%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari beberapa kegiatan untuk pengembangan SDM dengan hasil rata-rata 100%. Secara umum pencapaian target sudah baik yaitu 100% dan tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini. Namun demikian perlu ditingkatkan cakupan kegiatan secara keseluruhan untuk tahun yang akan datang dalam mengikuti berbagai pelatihan sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
31
5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan dengan menugaskan pegawai untuk mengikuti pelatihan baik teknis maupun non teknis.
b. Indikator:
Persentase
kantor
induk/wilker
yang
ditingkatkan
sarana/prasarana untuk memenuhi standar. 1)
Pengertian Yaitu tersedianya peralatan dan perlengkapan kerja baik yang bergerak
maupun
tidak
bergerak
yang
digunakan
untuk
melaksanakan kegiatan rutin perkantoran. 2)
Definisi Operasional Persentase kegiatan meningkatkan sarana/prasarana perkantoran sehingga
memenuhi
standar
untuk
menunjang
pelaksanaan
TUPOKSI di induk/wilker. 3)
Rumus/Cara Perhitungan Perbandingan
antara
realisasi
peningkatan
sarana/prasarana
dengan target yang telah ditetapkan. 4)
Capaian Indikator: Layanan perkantoran :100% Kendaraan bermotor : 100% Perangkat pengolah data dan komunikasi : 100% Peralatan dan fasilitas perkantoran :100%. Pencapaian indikator ini adalah hasil keluaran dari beberapa kegiatan untuk meningkatkan sarana/prasarana dengan hasil ratarata 100%. Secara umum pencapaian target sudah baik yaitu 100% dan tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini. Namun demikian perlu ditingkatkan cakupan kegiatan secara keseluruhan untuk tahun yang akan datang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan sarana/prasarana sesuai dengan standar baik di kantor induk maupun di wilayah kerja.
5)
Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan Upaya yang dilaksanakan adalah pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan pelabuhan/bandara.
32
Secara umum dalam melaksanakan kebijakannya, KKP Kelas III Banda Aceh memiliki strategi, yaitu: 1.
Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Upaya pengembangan SDM ditempuh dengan cara : a. Mengusulkan penambahan tenaga yang dibutuhkan sesuai dengan standar ketenagaan dan kebutuhan di lapangan; b. Dengan menyertakan/mengirim petugas untuk mengikuti diklat, baik teknis maupun manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme pegawai agar mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi di lapangan dengan cepat dan tepat. Di samping itu juga perlu dilakukan pembinaan secara berkesinambungan dan berjenjang dari masing-masing pejabat di lingkungan KKP Kelas III Banda Aceh.
2.
Melengkapi Sarana dan Prasarana Guna menjamin keberhasilan dan kelancaran dalam operasional kegiatan, langkah yang akan dilaksanakan oleh KKP Kelas III Banda Aceh antara lain melengkapi sarana untuk keperluan rutin, keperluan teknis dan sarana penunjang di bidang ketata usahaan, pengendalian kekarantinaan, surveilans epidemiologi, pengendalian risiko lingkungan,
kesehatan lintas wilayah dan
pengendalian vektor. 3.
Memperbaiki Manajemen Program Manajemen program merupakan alat penting dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen program akan berjalan baik bila disusun secara terencana sesuai dengan kebutuhan. Langkah yang dilakukan dalam perbaikan manajemen program ini meliputi penyusunan rencana secara sistematis dan berkelanjutan yang dibagi berdasarkan skala waktu (jangka pendek, menegah dan panjang) dan bersifat bottom up. Selanjutnya untuk mengetahui dan menilai hasil kegiatan akan diadakan monitoring dan evaluasi secara berkala. Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan KKP Kelas III Banda Aceh menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan di wilayah kerja. Semua tugas dan fungsi dilaksanakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO).
4.
Meningkatkan Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi Dalam rangka mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi wabah melalui pelabuhan, maka penerapan surveilans
33
epidemiologi yang efektif perlu dilakukan. Penerapan sistem surveilans epidemiologi yang efektif akan sangat bermanfaat dalam melaksanakan sistem kewaspadaan dini dan upaya cegah tangkal terhadap penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi wabah. Hal ini dimungkinkan bila dilakukan oleh tenaga yang terampil dibidangnya dan didukung fasilitas yang memadai. Langkah yang akan dilakukan dalam mengefektifkan kegiatan surveilans epidemiologi adalah dengan melakukan pengamatan dan pengawasan, mengumpulkan data secara terus menerus serta melakukan analisis data. Hasil analisis tersebut dijadikan bahan rekomendasi dalam mengambil suatu kebijakan dan tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap objek yang berpotensi sebagai media transmisi penyakit atau masalah kesehatan di wilayah kerja. 5.
Meningkatkan Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah Peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan guna menjaga eksistensi KKP di masa yang akan datang, agar persepsi masyarakat tetap positif terhadap keberadaan KKP. Upaya pengendalian risiko lingkungan menjadi perhatian utama KKP Kelas III Banda Aceh mengingat angka kesakitan tertinggi di wilayah pelabuhan Banda Aceh disebabkan oleh penyakit yang berbasis lingkungan.
6.
Mengadakan Koordinasi, Kemitraan dan Jejaring Kerja Upaya untuk mempercepat pencapaian program akan dilakukan dengan mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor guna menyamakan persepsi dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang.
7.
Melaksanakan Promosi Kesehatan Untuk bisa dikenal dengan baik oleh masyarakat, maka KKP perlu melakukan promosi kesehatan. Promosi ini dilaksanakan melalui pembuatan brosur dan leaflet, mengadakan penyuluhan tentang kesehatan, pembuatan buletin yang berisi tentang masalah kesehatan dan perkembangan KKP.
8.
Memperkuat Instalasi Untuk mendukung tugas pokok, KKP Kelas III Banda Aceh perlu memperkuat instalasi yang sudah ada. Langkah yang dilakukan dalam memperkuat instalasi adalah dengan menambah peralatan dan bahan laboratorium (lingkungan,
34
makanan, minuman dan klinik) sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas. 9.
Penerapan Prosedur Kerja Sesuai SPO Pegawai KKP Kelas III Banda Aceh dalam bekerja senantiasa dituntut melaksanakan tugas dengan mengacu pada SPO dan dilaksanakan sesuai SPO dengan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh KKP kelas III Banda Aceh.
B. Realisasi Anggaran Realisasi anggaran tahun 2015 dari pagu anggaran Rp. 7.000.887.000,- yaitu sebesar Rp. 6.753.492.730,- atau 96,47%, dapat dilihat realisasi Program/Indikator Kinerja Kegiatan/Output pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Realisasi Anggaran KKP Kelas III Banda Aceh Tahun 2015
Sasaran Strategis
Kegiatan/Indikator Kinerja Kegiatan/Output
Alokasi
Persentase
Realisasi
Pencapaian 1.
Menurunnya penyakit
Program Pengendalian Penyakit dan
menular,
Penyehatan lingkungan
tidak
penyakit
menular
dan
7.000.887.000
6.753.492.730
96,47%
1.287.610.000
1.209.601.900
93,94%
a. Investigasi dan penanggulangan KLB.
43.320.000
40.723.000
94,01%
b. Certificate of Pratique.
21.465.000
18.516.000
86,26%
525.000
0
0,00%
21.420.000
13.500.000
63,03%
Pembinaan Surveilans, Imunisasi,
peningkatan kualitas
Karantina dan Kesehatan Matra.
lingkungan
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon. 2. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan. Output:
c. Dokumen SSCC. d. Dokumen SSCEC.
35
e. Dokumen rujukan orang sakit. f.
GENDEC.
g. Dokumen sistem kewaspadaan dini di
7.500.000
3.000.000
40,00%
53.386.000
52.636.000
98,60%
15.120.000
10.500.000
69,44%
184.800.000
181.440.000
98,18%
130.800.000
127.675.000
97,61%
81.600.000
72.000.000
88,24%
28.490.000
24.360.000
85,50%
32.280.000
32.280.000
100,00%
35.700.000
33.600.000
94,12%
361.209.000
341.593.200
94,57%
500.000
0
269.495.000
257.778.700
95,65%
265.691.000
227.746.450
85,72%
fasilitas pelayanan. h. Pelayanan kesehatan haji embarkasi dalam kota. i.
Pelayanan kesehatan haji debarkasi dalam kota.
j.
Pelayanan kesehatan haji di terminal dalam kota.
k.
Penanganan kesehatan pada situasi matra.
l.
Provinsi yang melakukan penguatan kewaspadaan dini KLB penyakit.
m. Lokasi
yang
melaksanakan
pengendalian faktor risiko pada kondisi matra. n. Pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan
pengawasan
sesuai
standar
alat
angkut
kekarantinaan
kesehatan. o. Bahan
kesehatan
dalam
rangka
0,0%
pengawasan dan penerbitan dokumen kesehatan. p. Lingkungan udara/PLBDN pengawasan
pelabuhan/bandar yang terhadap
dilakukan faktor
risiko
KKM.
Pengendalian Binatang
Penyakit
Bersumber
Indikator Kinerja Kegiatan: 1. Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index < 1) di lingkungan pelabuhan dan bandara.
36
2. Persentase pelabuhan dan bandar udara yang
melaksanakan
pengendalian
vektor
terpadu
Output: a. Luas Wilayah Bebas Vektor Pes.
83.537.000
76.068.400
91,06%
b. Luas Wilayah Bebas Vektor DBD.
38.297.000
34.547.930
90,21%
c.
25.312.000
16.042.300
63,38%
d. Luas Wilayah Bebas Vektor Diare.
12.256.000
6.860.900
55,98%
e. Pengamatan faktor risiko dan sumber
39.285.000
39.247.600
99,90%
18.420.000
16.417.120
89,13%
48.584.000
38.562.200
79,37%
64.479.000
45.934.300
71,24%
18.188.000
7.541.300
41,46%
24.411.000
20.506.000
84,00%
melalui
19.480.000
15.487.000
79,50%
d. Daerah dengan cakupan penemuan
2.400.000
2.400.000
100,00%
279.445.000
247.807.700
88,68%
Luas Wilayah Bebas Vektor Malaria.
penular DBD. f.
Pengamatan faktor risiko dan sumber penular Malaria.
g. Pengamatan
vektor
dan
binatang
pengganggu. Pengendalian Penyakit Menular Langsung Indikator Kinerja Kegiatan: 1. Persentase angka kasus HIV yang ditemukan di pelabuhan dan bandar udara. Output: a. Kab/kota yang melakukan sosialisasi dan advokasi demam tifoid. b. Layanan HIV AIDS oleh KKP. c.
Pelayanan
skrining
TB
pengamatan cegah tangkal. pneumonia balita minimal 80%. Pengendalian Penyakit Tidak Menular Indikator Kinerja Kegiatan: 1. Persentase udara
pelabuhan yang
dan
bandar
melaksanakan
pengendalian PTM secara terpadu. 2. Persentase
pelabuhan
dan
37
bandar
udara yang melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Output: a. Peningkatan jumlah peraturan KTR di
28.980.000
28.490.000
98,31%
132.985.000
124.458.700
93,59%
20.640.000
11.250.000
54,51%
96.840.000
83.609.000
86,34%
144.867.000
130.300.220
89,94%
3.000.000
0
0,00%
b. Rencana aksi bidang TTU.
5.419.000
4.636.000
85,55%
c. Tempat pengelolaan makanan yang
7.500.000
7.200.000
96,00%
37.440.000
32.906.000
87,89%
kabupaten/kota. b. Monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus. c. Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi
dini
kanker
Serviks
dan
payudara. d. Layanan Upaya Berhenti Merokok di Fasyankes Primer. Penyehatan Lingkungan Indikator Kinerja Kegiatan: 1. Persentase
sarana
pelabuhan/bandara
air
bersih
yang
di
dilakukan
pengawasan. 2. Persentase (TTU)
di
Tempat-Tempat
Umum
pelabuhan/bandara
yang
memenuhi syarat kesehatan. 3. Persentase
Tempat
Pengelolaan
Makanan (TPM) di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 4. Jumlah pelabuhan dan bandar udara yang
menyelenggarakan
Tatanan
Kawasan Sehat. Output: a. Rencana
aksi
bidang
penyehatan
kawasan.
memenuhi syarat kesehatan. d. Tenaga
terlatih
bidang
penyehatan
TPM.
38
e. Sarana
dan
prasarana
di
bidang
2.700.000
2.700.000
100,00%
8.920.000
7.809.000
87,54%
g. Peta kualitas TTU.
23.220.000
22.920.000
98,71%
h. Penerapan ADKL/ARKL sesuai standar.
56.668.000
52.129.220
91,99%
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
4.958.795.000
4.892.102.160
98,66%
95.810.000
95.723.100
99,91%
200.000
193.800
96,90%
3. Dokumen evaluasi dan pelaporan.
52.830.000
52.609.700
99,58%
4. Laporan keuangan.
15.980.000
15.850.500
99,19%
140.942.000
140.784.700
99,89%
6. Juklak pengelolaan APBN.
28.400.000
28.185.600
99,25%
7. Laporan aset Negara (BMN).
67.900.000
66.897.100
98,52%
8. Layanan administrasi kepegawaian.
55.900.000
55.741.900
99,72%
900.000
750.000
83,33%
11.870.000
11.835.600
99,71%
6.760.000
5.920.000
87,57%
12. Layanan perkantoran.
4.115.589.000
4.064.256.160
98,75%
13. Kendaraan Bermotor.
304.820.000
294.250.000
96,53%
30.019.000
30.019.000
100,00%
30.875.000
29.085.000
94,20%
penyehatan TPM f.
Peta kualitas air minum.
Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Indikator Kinerja Kegiatan: 1. Persentase pengembangan SDM. 2. Persentase kantor induk/wilker yang ditingkatkan sarana/prasarananya untuk memenuhi standar. Output: 1. Dokumen perencanaan dan anggaran. 2. Dokumen data dan informasi.
5. Target dan pagu PNBP.
9. Administrasi dan pembinaan hukum dan organisasi. 10. Analisis
pengkajian
pengembangan
organisasi dan tata laksana. 11. Dokumen penataan organisasi
14. Perangkat
Pengolah
Data
dan
Komunikasi. 15. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran.
39
BAB IV PENUTUP
Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya diukur berdasarkan tingkat penggunaan anggaran dan tingkat pencapaian kegiatan keluaran (output) kegiatan selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Secara umum, persentase tingkat pencapaian target Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh tahun 2015 sebesar 96,47%. Apabila dibandingkan dengan kinerja KKP Kelas III Banda Aceh pada tahun 2014 persentase pencapaian target sebesar 89,55%, menunjukkan adanya peningkatan persentase pencapaian target. Secara umum tidak ada kendala yang dihadapi dalam penyerapan anggaran tahun 2015, namun untuk meningkatkan capaian kinerja, perlu adanya dukungan dan peningkatan serta kerja keras dari semua pihak. Sehingga capaian kinerja yang masih terdapat kekurangan tersebut dapat diperbaiki dan segala kelemahan dapat disempurnakan untuk meningkatkan capaian kinerja. Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan capaian kinerja pada tahun berikutnya,
yaitu
tahun
2015,
diharapkan
para
Pelaksana
Program
lebih
mencurahkan konsentrasinya terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Prinsip sistem perencanaan yang sesuai, monev secara teratur, koordinasi rutin, jejaring kerja dengan lintas program dan lintas sektor perlu dipertahankan serta selalu mencari alternatif lain yang dapat menunjang upaya tersebut. Melalui upaya-upaya tersebut beserta pola pikir dan alur kerja organisasi yang efektif dan efisien, diharapkan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh akan semakin baik pada tahun-tahun berikutnya. Keberhasilan dalam pencapaian kinerja ini ditunjang oleh komitmen para pelaksana kegiatan dengan berpegang teguh pada prinsip sistem perencanaan yang sesuai, monev secara teratur, koordinasi dan jejaring kerja secara simultan dengan lintas program dan lintas sektor untuk memperkuat kemitraan.
40
PENGUKURAN KINERJA Unit Organisasi Tahun Anggaran
No (1) 1
: :
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh 2015
Sasaran Strategis (2)
Indikator Kinerja (3)
Target (4)
Realisasi (5)
% (6)
1 kejadian
1 kejadian
100%
b Certificate of Pratique.
60 dokumen
69 dokumen
115%
c Dokumen SSCC.
1 dokumen
0 dokumen
0%
d Dokumen SSCEC.
70 dokumen
75 dokumen
107,14%
e Dokumen rujukan orang sakit.
25 dokumen
80 dokumen
320%
f GENDEC.
230 dokumen
777 dokumen
337,82%
g Dokumen sistem kewaspadaan dini di fasilitas pelayanan.
84 dokumen
84 dokumen
100%
h Pelayanan kesehatan haji embarkasi dalam kota.
8 hari
8 hari
100%
i Pelayanan kesehatan haji debarkasi dalam kota.
8 hari
8 hari
100%
j Pelayanan kesehatan haji di terminal dalam kota.
8 hari
8 hari
100%
k Penanganan kesehatan pada situasi matra.
14 lokasi
14 lokasi
100%
l Provinsi yang melakukan penguatan kewaspadaan dini KLB penyakit.
1 provinsi
1 provinsi
100%
1 lokasi
1 lokasi
100%
7 lokasi
8 lokasi
114,28%
Menurunnya penyakit menular, penyakit
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
tidak menular dan peningkatan kualitas
Indikator Kinerja Kegiatan :
lingkungan
1 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon. 2 Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan.
Output : a Investigasi dan penanggulangan KLB.
m Lokasi yang melaksanakan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra n Pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan alat
No (1)
Sasaran Strategis (2)
Indikator Kinerja (3)
Target (4)
Realisasi (5)
% (6)
1 paket
0 paket
0%
7 lokasi
8 lokasi
114,28%
a Luas Wilayah Bebas Vektor Pes.
4 hektar
4 hektar
100%
b Luas Wilayah Bebas Vektor DBD.
8 hektar
8 hektar
100%
c Luas Wilayah Bebas Vektor Malaria.
8 hektar
8 hektar
100%
d Luas Wilayah Bebas Vektor Diare.
8 hektar
8 hektar
100%
e Pengamatan faktor risiko dan sumber penular DBD.
2 laporan
2 laporan
100%
f Pengamatan faktor risiko dan sumber penular Malaria.
7 laporan
7 laporan
100%
g Pengamatan vektor dan binatang pengganggu
5 laporan
5 laporan
100%
angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan. o Bahan kesehatan dalam rangka pengawasan dan penerbitan dokumen kesehatan. p Lingkungan pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan terhadap faktor risiko KKM. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Indikator Kinerka Kegiatan : 1 Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1 ) di lingkungan pelabuhan dan bandara. 2 Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan pengendalian vektor terpadu.
Output :
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Indikator Kinerja Kegiatan :
No (1)
Sasaran Strategis (2)
Indikator Kinerja (3)
Target (4)
Realisasi (5)
% (6)
2 kab/kota
1 kab/kota
50%
b Layanan HIV AIDS oleh KKP.
5 wilker
4 wilker
80%
c Pelayanan Skrining TB melalui pengamatan cegah tangkal.
70 orang
65 orang
92,85%
d Daerah dengan cakupan penemuan Pneumonia balita minimal 80%.
2 daerah
2 daerah
100%
a Peningkatan jumlah peraturan KTR di kabupaten/kota.
1 kab/kota
1 kab/kota
100%
b Monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan Posbindu PTM pada
5 kelompok
5 kelompok
100%
60 orang
60 orang
100%
3 layanan
6 layanan
200%
1 Persentase angka kasus HIV yang ditemukan di pelabuhan dan bandar udara.
Output : a Kab/kota yang melakukan sosialisasi dan advokasi demam tifoid.
Pengendalian Penyakit Tidak Menular Indikator Kinerja Kegiatan 1 Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan pengendalian PTM secara terpadu. 2 Persentase pelabuhan dan bandar udara yang melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Output :
kelompok masyarakat khusus. c Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker Serviks dan payudara. d Layanan Upaya Berhenti Merokok di fasyankes primer. Penyehatan Lingkungan Indikator Kinerja Kegiatan : 1 Persentase sarana air bersih di pelabuhan/bandara yang dilakukan
No (1)
Sasaran Strategis (2)
Indikator Kinerja (3)
Target (4)
Realisasi (5)
% (6)
a Rencana aksi bidang penyehatan kawasan.
3 dokumen
0 dokumen
0%
b Rencana aksi bidang TTU.
1 dokumen
3 dokumen
300%
12 unit
12 unit
100%
120 orang
125 orang
104,16%
7 unit
1 unit
14,28%
f Peta kualitas air minum.
6 dokumen
10 dokumen
166,66%
g Peta kualitas TTU.
7 dokumen
18 dokumen
257,14%
7 unit
15 unit
214,28%
pengawasan 2 Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 3 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di pelabuhan/ bandara yang memenuhi syarat kesehatan. 4 Jumlah pelabuhan dan bandar udara yang menyelenggarakan Tatanan Kawasan Sehat
Output :
c Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan. d Tenaga terlatih bidang penyehatan TPM. e Sarana dan prasarana di bidang penyehatan TPM.
h Penerapan ADKL/ARKL sesuai standar. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Indikator Kinerja Kegiatan 1 Persentase pengembangan SDM. 2 Persentase kantor induk/wilker yang ditingkatkan sarana/prasarananya untuk memenuhi standar.
Output :
No (1)
Sasaran Strategis (2)
Indikator Kinerja (3)
Target (4)
Realisasi (5)
% (6)
1 Dokumen perencanaan dan anggaran.
1 dokumen
1 dokumen
100%
2 Dokumen data dan informasi.
1 dokumen
1 dokumen
100%
3 Dokumen evaluasi dan pelaporan.
3 dokumen
3 dokumen
100%
4 Laporan keuangan.
12 laporan
12 laporan
100%
5 Target dan pagu PNBP.
1 dokumen
1 dokumen
100%
6 Juklak pengelolaan APBN.
12 dokumen
12 dokumen
100%
7 Laporan aset negara (BMN)
4 dokumen
4 dokumen
100%
8 Layanan administrasi kepegawaian.
1 dokumen
1 dokumen
100%
9 Administrasi dan pembinaan hukum dan organisasi.
1 dokumen
1 dokumen
100%
10 Analisis pengkajian pengembangan organisasi dan tata laksanan.
1 dokumen
1 dokumen
100%
11 Dokumen penataan organisasi.
2 dokumen
2 dokumen
100%
12 Layanan perkantoran.
12 bulan layanan 12 bulan layanan
100%
13 Kendaraan Bermotor.
1 unit
1 unit
100%
14 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi.
6 unit
6 unit
100%
15 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran.
16 unit
16 unit
100%
Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2015
: Rp. 7.000.887.000,-
Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2015
: Rp. 6.753.492.730,-