Draft Seminar Kemajuan Mutakhir dan Peluang Pengembangan Radiologi Intervensi . ( Yogyakarta, 10 Maret 2015) )
Latar belakang Menurut kamus kesehatan Indonesia, radiologi intervensi http://kamuskesehatan.com/arti/radiologi/adalah spesialisasi dalam bidang radiologi yang menggunakan teknik seperti sinar- x, Ct scan, MRI scan dan teknik ultrasound untuk menempatkan kabel, tabung, atau instrumen lain di dalam tubuh pasien untuk mendiagnosa atau mengobati berbagai kondisi1. Dalam kepustakaan sering dikenal dengan teknik IR (intervention radiology) atau VIR (vascular intervention radiology), merupakan teknik invasif minimal dengan menggunakan penginderaan dalam (imaging) untuk diagnosis dan terapi berbagai kondisi kelainan dalam organ tubuh. Teknik intervensi ini berkembang sejak kira kira tiga puluh tahun yang lalu, yang dipelopori oleh ahli radiologi Charles Dotter, yang pernah memperoleh nominasi hadiah Nobel di tahun 19782. Penerapan radiologi intervensi dalam terapi bisa dilakukan untuk berbagai kondisi misalnya pada berbagai gangguan vaskuler, pada pengobatan kanker, pada pencegahan dan penanganan stroke ( iskhemik), gangguan ginjal, pada gangguan bawaan bayi dan sebagainya. Teknik DSA (digital substration angiography) adalah teknik flouroskopi yang digunakan pada radiologi intervensi untuk memperoleh gambaran visual arteria dalam jaringan padat atau jaringan lunak dengan menggunakan kontras media3. Namun demikian, penggunaan kontras media dalam radiologi intervensi semakin berkurang dan digantikan dengan teknik computed tomography angiography (CTA). Teknik radiologi intervensi telah diakui sebagai salah satu intervensi untuk meningkatkan hasil akhir terapi dengan menggunakan teknik invasive seminimal mungkin, dimana standard praktek juga telah dikembangkan di berbagai negara maju4. Penerapan radiologi intervensi di Indonesia dipelopori oleh Dr. Terawan Agus Putranto, ahli radiologi yang mengembangkan radiologi intervensi dan berbagai modifikasinya untuk mencegah dan menangani stroke iskhaemik. Kira kira sepuluh ribu pasien telah menjalani tindakan radiologi intervensi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gator Subroto, dan dipercaya telah meningkatkan hasil akhir (outcome). Namun demikian di lingkungan kedokteran di Indonesia, pencapaian ini belum bisa diterima secara ilmiah dan masih bersifat kontroversial 5. Kontroversi dan debat mengenai teknik teknik baru dalam bidang radiologi intervensi telah merambah ke ranah publik karena peran berbagai media sosial. Hal ini 1
http://kamuskesehatan.com/arti/radiologi-intervensi/
2
http://en.wikipedia.org/wiki/Interventional_radiology#History
3
http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_subtraction_angiography
4
http://www.nhsiq.nhs.uk/resource-search/publications/nhs-imp-best-practice-ir.aspx
5
http://health.liputan6.com/read/773609/februari-dokter-terawan-si-pencuci-otak-yang-kontroversial
bukan perkembangan yang sehat oleh karena akan merugikan masyarakat luas, maupun dapat mengganggu perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran di Indonesia. Sebagai perhimpunan alumni dimana Dr. Terawan menjalani pendidikan dokternya, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Kedokteran (KAGAMA Kedokteran), merasa terpanggil untuk ikut menjembatani debat profesi dan kontroversi yang berkepanjangan ini. Untuk itu KAGAMA Kedokteran menyelenggarakan Seminar Seminar Kemajuan Mutakhir dan Peluang Pengembangan Radiologi Intervensi. Diharapkan masalah masalah yang menjadi kontroversi tadi bisa dibahas secara ilmiah serta disepakati langkah langkah ke depan demi kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran di Indonesia dan manfaatnya untuk meningkatkan hasil akhir pelayanan medis bagi masyarakat yang membutuhkan. Tujuan seminar 1. Membahas kemajuan mutakhir dan peluang pengembangan teknologi intervensi radiologi di Indonesia, 2. Membahas evaluasi intervensi teknologi kedokteran, pandangan profesi & etika pengembangan dan penerapan radiologi intervensi di Indonesia. Manfaat Dengan seminar ini diharapkan diperoleh kejelasan mengenai pengembangan dan penerapan intervensi radiologi di Indonesia. Dengan demikian bisa mendorong pengembangan lebih lanjut, penyebarluasan, dan penerapannya dalam pelayanan kesehatan yang bisa meningkatkan hasil akhir pelayanan. Peserta (diperkirakan 200 orang)
Praktisi kedokteran Organisasi profesi Lembaga pendidikan kedokteran Unit pelayanan kesehatan/rumah sakit.
Akreditasi Akreditasi Ikatan Dokter Indonesia akan diupayakan Agenda
Kemajuan dalam pengembangan dan penerapan radiologi intervensi di Indonesia ( Dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) beserta tim ( 2 – 3 presentasi), Telaah kritis (critical appraisal) terapi intervensi radiologi ( Prof. Dr. Iwan Dwi Prahasto ), Intervensi radiologi dari sisi profesi radiologi (perwakilan ahli radiologi, Prof. Dr. Arif Faisal), Intervensi radiologi dari sisi profesi neurologi ( perwakilan ahli neurologi, Prof. Dr. Samekto Wibowo), Peluang pemanfaatan radiologi intervensi dalam onkologi ( Tim Onkologi FKUGM/RS Dr. Sardjito) Aspek etika pengembangan dan penerapan teknologi baru dalam pelayanan kesehatan ( Prof. Dr. Soenarto Satrowijoto).
Press
Akan diedarkan keterangan pers (press release tentang seminar) Perwakilan media cetak dan TV akan diundang Akan dilangsungkan konperensi pers pada saat seminar.
Kontribusi peserta & sponsor
Peserta diharapkan memberi kontribusi keikutsertaan Sebaiknya seminar tidak menerima sponsor langsung dari pabrik obat/teknologi kesehatan. Para produsen bisa memamerkan produk di ruangan sekitar seminar dengan membayar fee tertentu yang akan ditentukan oleh panitya.