B{JPA,.Ttr
LAHAT LATIAT .TA}rtrI,{ 20tr I
PT]R.AT TIRAN It{J PATT
l\0Mot{. t 4?
:ruNT,A.NG RANCANA AKSI DAER,AT{ PENYEDIA.,\N AIR MINUI,I DAN PENYAT{ATAN LINGKUNGAN (RAD AMPI,) KABIJPATtr]N T,AHAT
TAHUN 20tl *
2CI15
tsUPA'II X,.AF{AT Menimbang
llarh*'a untuk meiaksanakan Instruksi Presiden hlomoa- 3 Tahun 2010
tentang Program Pernbangunan yang Berkeadilan dan Peratiiran Gubernur l.Jonior 59llldl'Tsffiappeda Tahr"tn 20l
l tentang Rencana
Aksi llaerah Percepauln Fencapaian 'fujuan Fembangunan Milenium (RA[']-MDGs) Frovinsi Sumatera Selatan perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Rencana aksi daerah Penyediaan Air Minurn
dan
Penyehatan l,ingkungan Kabupaten I-ahat.
Tahun 201 t-2015 untuk rnendukung percepatan pencapaian Tuiuan pembanguna.n millennium, khususnya target 7C sektor: air rninum dan sanitasi;
Mengingat
1.
Lrnclang-undang Nomor Daerah Tingkat
28 Tahun 1959 tentang Fembentukan
ll dan Kotapraja
di Sumatera Selatan (Lembaran
Negara RI Tahun 1959 Nomor 7-3, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor
2.
I
1821);
tJndang-undang Nornor 7 Ta.hun ?004 tentang Surnber Daya Air
(Lernbaran Negara
R{
Lembaran Negara
Nomor 4377)"
[Jndang-r.rndang
R.tr
l ahun 2004 Nomor 32:
Tambahan
No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara R"[ Tahun 2AA4 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Rtr Nornor 4437), sebagaimana telah cliubah den,gan Undang'undang
R.tr
Nomor I2 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nornor 59, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4538); Undang-undang
No 25 Tahun 20A9 Entang
Pelayanan Publik
(Lembaran Negara
RI
Tahun 2009 Notnor 112, Tambahan
Lenrbaran Negara Ri Nomor 5038):
I'eraturan Pemerintah Nomor Pengembangan Sistem Penyediaan
R[
16 lahun 2005
Air Minr.rm
tentang
(tr-embaran Negara
T'ahun 2005 ]{omor 33; Tambahan L,etnbaran Negara RI
Ncrrnor 4490);
Peraturan Pemerintah
6.
No 38 Tahun 2A07 &ntang
Pembagian
l]rursan Femerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah prcvinsi, dan Pernerintahan Daerah Kabupaten/I(ota (I-embaran Negara R[ T'ahun 2007 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara
R[ Nomor
4737),
Peraturan Pernerintah no
7.
I Tahun 2008 tentang Tahapa.n '[ataCara
Peng;rusa.n, pengerrdaliati dan evaluasi pelaksanaan Rencana Fembangunan Daerah (I-embaran Negara
lll
21; 1'ambahan Lembaran Negara RI Nomor o d.
Peraturan Menteri Fekeriaan tlmum
Tahun 2008 Nomor
9fi);
No 1B/PRTlml2007 tentang
penyelenggaraan Fengembangan Sistem penyediaan
Air
minr-rm
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Talrapan Pelaksanaan tata Cara Peratiran Femerintah Nomor
8
Tahun 2008 Penyusunan, Ilengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan R.encana Fembangunan l)aerah; 10.
Feraturan Menteri Fekerjaan Umum
No 14/PRTlntl}}ll
tentang
Standart Pelayanan IV{inimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Rtiang; 11,
Surat tsdaran Menteri Ferencanaan Fembangunan Nasionai No 044,&,{.PpNf
l1Il20l0 tentang I}edoman Penyusunan Rencana Aksi
Daerah percepatan Pencapaian lfarget milillenniurn Development goals (RAD-MDGs) 12.
Peraturan Daerali kabupaten l-ahat Nomor
l4
l'aLrun 2008 tantang
Rencana Pembangunan JangkaMenengah I)aerah Kabupaten Lahat; 13
Peraturan Daerah Kabupaten I-ahal Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pemtrentukan Organisasi dan Tata Kerja L,entbaga Teknis Daerah l(abupaten Lahat;
MEtrI{,ITUSKAN Menetapkan
:
RENCANA A.KSI DAIIRAH PENYEDIAAN AIR MINIA'{ DAN PE
NYEI{ATA.N LINGKUNG.A.N
K AB UP
ATEN LA T{ A'I: 20 I 1 "20 1 5
EAB I KETT]NTUAN IIN{UM
I
Pnsal
f)alam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan
1. 2.
.
Daerair adalah l(abupaten La.hat Rencana Aksi lJaerah Penyediaan Air Minurn dan Penyehatan l.ingkungan selanjutnya
disingkat dengan RA.l) AVIPI- adalah dokumen operasionaiisasi kebiiakan daerah jangka menengah dalam pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi yang menerapkan pendekatan berbasis masyarakat dan pendekatan kelembagaan dalam rangka mendukung
percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan lVlillennium, khususnya pada target 7C
perihal proporsi penduduk dengan akses terhadap air minum dan sanitasi layak dan berkelanjutan pada 2015; a
.).
Sumber
air minum yang layak meliputi air minum perpipaan dan air minum
non
pelpipaan tedindung yang trerasai dari sumber air berkualitas clan berjarak sama dengan
atau lebih clari
l0
meter dari tempat pembuangan kotoran dan/atau terlindung dari
kontaminasi lainnya. Sumtrer air minr.rm layak meliputi air lecleng, keran untum, sumur bor atau pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung, sefta air hujan Sumber air minum tak layak didefinisikan sebagai sumber air
sumber
,
di mana jarak antara
air dan tempat pembuangan kotoran ktrrang dari 10 meter
danlatau tidak
terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber tersebut antara lain mencakup sumur galian yang tak terlindung, mata air tak terlinclung, air yang rliangkut dengan tangki/dnrm kecil, dan air permukaan dari sungai, danau, kolam, dan saluran irigasi/drainase;
Fasilitasi sanitasi )'an$ layak didefinisikan sebagai sarana yang amaq higienis, dan nyaman yang dapat rnenjauhkan penggllna dan iingkungan di sekitarnya dari kontak dengan kotoran manusia;
Fasilitasi sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa, toilet guylrr (Flush
toilet) yang terhubung dengan systern pipa saluran pembuangan atau tangki
septic,
termasuk jarnban cemplung (pit latrine) terlindung dengan segel slab dan ventilasi, serla
toilet kompos; Fasilitasi sanitasi yang tidak layak antara lain melipr"rti toilet yang mengalir keselokan, saluran terbuka, sungai, atar-l lapangan terbuka, jamban cemplung tanpa segel slab, wadah
ember, dan toilet gantung; 8.
Pendekatan berbasis rnasyarakat adalah pendekatan yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penentu dalam penyelenggaraan pelayanan melaiui proses pemberdayaan dan parlisipasi aktif masyarakat;
9.
Pendekatan berbasis lernhaga adalah pendekatan penyelenggaraan pelayanan melalui Dinas, Badan, Perusahaan Daerah dan
tr
embaga swasta;
10. Indikator Tujuan Pembangunan Milenium untuk
peningkatan akses air minum adalah
proporsi rumah tangga dengan akses berkelaniutan terhadap sumber air minum layak,
perkotaan dan perdesaan; 11.
Indikator Tujuan Pemtrangunan Milenium untuk peningkatan akses sanitasi adalah proporsi rurnah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak perkotaau darr perdesaan,
12
$tandar Pelal'3p6n ]Vfinima.l yang selanjutnya disingi
13.
Inclikator SPM bidang air minum adalah tersedianya akses air rninurn yang anlan melaui Sistem Penyediaan
Air N4inum dengan jaringan perpipaan dan
bukan iaringan perpipaan
terlindungi dengan kebr"rtuhan pokok minirnal 60 Iiter/orang/ha.ri; T4,
Indikator SPM bidang sanitasi adalah tersedianya systern air limbah setempat yang memadai dengan target SPM
60 %
dan tersedianya system
air limbah skala
komunitas/kawasan/kota dengan target SPM 5%;
15. Kineria adalah
keluaran /hasii dari kegiatarVprogram yang dicapai sehubungan dengan
penggunaan an-qgaran dengan kuantitas dan kualitas yang ten"rkur;
t6.
Indikator kinerja acJalah aiat ukur spesifik secara kuantitatif danlatau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil rnanfaat dan iatau dampak yang menggamba.rkan
tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan; 17.
Isu strategis adalah permasalahan utama dan tantangan utama Yang dinilai paling prioritas untuk clitangani selama periode perencanaan karena dampaknya yang signifikan
bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah danlatau panjang dan menentukan tuiuan pembangunan; 18.
Arah kebijakan adalah pedornan tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk untuk rnencapai tujuan dan sasaran pembangunan;
19
Strategi adalah langka-langka mendasar/jitu berisikan prograin-program indikatif untuk rnencapai tujuan dan sasaratt pembangunan;
20. Program aclalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat ya.ng dikoordinasikan oleh pemerintah daerah
nnflrk mencapai sasaran dan tujuan pembangun an daerah',
2r.
I(egiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPI) sebagai bagian dari pencapaian sasaran ten"lkur pada suatu program clan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya
marrusia) barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebr"rt sebagai masukan
(
input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa; 22.
Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari beberapa instansi/pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang saiing berhubungan denan tujuan untuk menghindari kesimpangsiuran dan duplikasi;
LJ.
Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkernbangan pelaksanaan rencana
I I
'
O*.bangunan mengiclentifikasi seila mengantisipasi pennasalalran yarlg timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini murrgkin;
24.
Evaluasi adalah rangkaian ke-eiatan mernbandingkan realisasi masukan (inpr,rt) keluaratt (output) dan hasil (outcome) teriradap rencana dan standar;
25. AMPI- adalair singkatan dari Air Minum dan Penyehatan Lingkungan; 26. APBD adalah singkatan dari Anggariln Pendapatan dan tselanja Daerah; 27. PAMSIMAS adalah singkatan dari Penyediaan Air Minlrm dan Sanitasi
berbasis
Masyarakat,
28.
SI(PD adalair singkatan elari sa.tuan Kerja Perangkat Daerah.
EAB [T FERAN, ITUNGSX OAhr KFlDtJIltlKr\N R.AD AMI'L KABIIPATEN I,AI{AT 201 1-201 5
Pnsal 2
RAD
*
AMPL Kabupaten l,ahat
2CI11-2015 berperan sebagai rencana i:engembangan kapasitas
claerah untuk perluasan program pelayanan
air minum dan
pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat selama 201
penyehatan linglnrngan serta
I
sampai dengan 2015 dalam
rangka mendukung percepatan pencapaian Tuiuan Pernbangunan Millennium. Fasal 3
RAD-AN4PL Kabupaten Lahat 2011-2015 berfungsi sebagai
1.
;
Instrumen kebijakan pen-eembangan pelayanan air minum dan sanitasi daerah jangka menengah;
2.
Rqncana peningkatan kinerja pelayanan
air minum dan sanitasi yang menerapkan
pendekatan PAMSIN,IA S dan pendekatan kelembagaan
3.
;
Media Internalisasi prograin /kegiata.n dengan pendekatan PAMSIh{AS ke
dalarn
program lkegiatan SKPD yang menangani bidang AMP{,;
4.
Acuan pengalokasian anggaran APBD bagi program-program peningkatan kinerja pelayanan AMPL;
5.
Acuan jumlah desa replikasi program PAMSIMAS minirnal untuk 2012 d,an 2013 Pasal 4
RAD -AMPL Kabupaten Laha,t 2011-2015 yang disusun berdasarkan RPJMD kabupaten Lahat untuk rnendukung percepatan pencapaian Trijuan Fembangunan millennium 2015 dan target SPM bidang air minum dan sanitasi 2Al4 menjadi dokumen yang harus digunakan dalam penyusunan RKPD, Renja SKPD dan APBD Kabupaten Laha.t sanpai dengan 2A15.
EAR
III
PEI,AKSANAANI R,AD AIVIPI, K,{BUPATEN T,A}TAT 2O11.2015 Pasnl 5 Pelaksanaan
RAD AMPL Kabupaten Labat 2AU-2A$ adalah melalui RKPD, Renja SKPD, APBD
Kabupaten Lahat serta dapat melalui integrasi
RAD AMPL Kabupaten [,ahat ke
dalam
program/kegiatan pemerintah Frovinsi, Fernerintah Pusat dunia usaha clan masyarakat.
Fnsal 6
Dalarn hal pelaksanaan [,tAD AM['I, Kabupaten L.ahat 201l:*2A15 dengan dana
di luar APRD
Kabupaten l,ahat maka pelaksanaan program/kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Bappeda dan SKPD teknis terkait.
Fasal 7 Pendanaan pelaksanaan
RAII AMPL Kabupaten l.ahat
2011-2A15 terbuka bagi sumber-sumber
pendanaan diluar APBD dan AFFIN" clengan tetap berpecloman pada mekanisme yang disepakati anlaraPemerintah Daerah Kabupaten Lahat dengan pihak penyandang dana. Fnsatr
l.
Pelaksanaan
E
RAD AMPL l(abupaten Lahat 20n-2A15 tetap hanrs memperhatikan
hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan taliun setrelumnya. 2.
Dalam hal pelaksanaan RAD
-
AMPL terjadi perubahan capaian
sasaran tahunan
tetap tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir 2015, riaka perubahan sasaran dimuat dalam RI(PD dan Renja SKPD berdasarkan laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
I{AD AMPL.
tsAB IV PEMANT/d{JA,N DAN trVAI.,TIA.SI R.A.D AMPT" KAEUPATEN tr,AHAT 2OLT.2OI5 Fasnl 9
1. 2. 3.
Pemantauan pelaksanaan
RAD AMPL dilalcukan minimal 2kali dalam setahun;
Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan pada setiap akhir tahun pelaksanaan;
Hasil Pernantauan dan evaluasi RAD AN{PL menjadi balran penyusunan kebijakan AMPL tahun berikutnya dam merupakan informasi;
4.
I(epala SI{PD Kabupaten /kota urelakukan pemantauan dan evaluasi program/kegiatan
RAD-AMPL yang menjadi tanggung jawab SKPD masing-masing;
5, Dalarn hal hasil
pemantauan
ketidaksesuaian/penyimpangan
dan evaluasi
menunjulckan adanya
ha.sil, kepala SKPD melakukan
tindakan
perbaikan/penyempurnaan;
6.
Kepala SI(PD melalui Tim Teknis pen),,usunan RAD A.MPL menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi kepada kepala Bappeda;
7.
Masyarakat berhak menyampaikan pendapat dan masukan kepada Pemerintah Daerah
penyetatan lingkungan daerah; It
&{asyarakat berhak memperoleh informasi tentang hasil tindak lanjut pendapat dan
R
masukannya tersebut; l
Kepala Bappeda Kabupaten melakukan evah-rasi terliadap laporan hasil pemantauan
Y.
dan evaluasi yang
teial dioiah TIM Teknis
Penyusuttan RAD Afo{PL;
Daiam hal evaluasi da-ri hasil pemantauan ditemukan adanya langkah-langkah
10
penyempurnaan, untuk ditindaklanjuti oieh kepala SKFD;
Kepala SKPD manyampaikan hasil tindak ianjut perbaikanlpenyempurnaan kepada
11
kepala tsappecia;
t2.
Kepala Bappecla rnelaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Bupati.
BAB V
KSTENTUAN PENUTUP Pasal 10
Dakumen RAD AMPL Kabupaten Lahat 2011-2015 sebagaimana lampiran
I
merupakan bagian
yang fidatr< teryisahkan dari peraturan Bupati Lahat ini.
Pasal
1.1
Peraturan Bupati Lahat ini rnulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Lahat Pacla
Tanggal 3D Desember 2011
ASWARI RTVA'I
Diundargkas.di Lahat Pada tanggal 30 Desember ?011 SEKRETARIS DAER.AH KABT]FATEN LAHAT
:s1{ EDDY CHAlRIL ISWAN BEP.TTA DAERAH KABUPATEN
LAHAT TAHT]IV 2OI 1 NOMOR
. 4?