PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh: ANA NIM F04108003

PROGRAM STUDI PENDDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PMIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

0

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN

ANA NIM F04108003

Disetujui, Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. H. M. Rif’at NIP. 19610829 198803 1 001

Dr. Hamdani, M.Pd NIP. 19650208 199103 1 002

Mengetahui, Dekan FKIP

Ketua Jurusan P.MIPA

Dr. Aswandi NIP. 19580513 198603 1 002

Dr. Ahmad Yani. T NIP. 19660401 199102 1 001

1

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP Ana, Rif’at, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan email : [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Tekarang Kab.Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah one shot case study. Sampel penelitian ini adalah 28 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 25%. Ketercapaian tersebut tergolong rendah. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan motivasi belajar siswa tergolong tinggi dengan skor rata-rata yaitu 2,63. Kata kunci : Teori Bruner, Sapura, motivasi belajar Abstract: This research aims to determine mastery of learning result and learning motivation of students in addition and subtraction of integer in grade VII SMP Negeri 1 Tekarang Kab.Sambas West Borneo Province. The research method that used is a quasi-experimental and the research design that used is a one shot case study. The study sample is 28 students. The results of data analysis showed that the mastery learning students only reach 25% . It caused the student’s result that was applying with the Bruner’s Theory assisted Sapura card in addition and subtraction of integer not achieve mastery in the classical learning while learning motivation of student’s was high with the average score is 2.63. Keywords: Bruner’s Theory, Sapura, Learning Motivation

O

perasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebenarnya bukan sesuatu yang baru bagi siswa SMP, karena operasi hitung tersebut sudah pernah diajarkan waktu di Sekolah Dasar. Namun demikan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa SMP yang tidak menguasai kompetensi submateri tersebut. Hasil prariset peneliti di SMP Negeri 1 Tekarang 2

menunjukkan bahwa 89 % siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Selama ini pengajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SMP Negeri 1 Tekarang disajikan secara simbolik. Penyajian semacam ini tidak mudah dipahami oleh sebagian besar siswa. Oleh karena itu, untuk membantu siswa memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif siswa yang meliputi tahap enaktif, ikonik dan simbolik (Wiranataputra, 2007). Tahap penyajian enaktif yaitu penyajian yang dilakukan melalui tindakan, memiliki karakter manipulasi yang tinggi (Wiranataputra, 2007). Pada tahap ini, para siswa mempelajari matematika dengan menggunakan sesuatu yang “konkret” atau “nyata” yang berarti dapat diamati dengan panca indera (Shadiq dan Mustajab, 2011). Tahap penyajian ikonik yaitu penyajian yang dilakukan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang menggambarkan suatu konsep tetapi tidak mendefinisikannya (Wiranataputra, 2007). Pada tahap simbolik, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (Bistari, 2012). Teori tersebut lebih dikenal dengan teori Bruner. Bruner (dalam Bistari, 2012), berpendapat bahwa dalam proses belajar, anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda atau alat peraga. Jadi, untuk mendukung tahap pembelajaran Bruner, maka digunakanlah suatu media atau alat peraga yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Salah satunya adalah media kartu Sapura. Media kartu Sapura yakni media kartu berbentuk persegi dan persegi panjang yang digunakan sebagai perwakilan satuan, puluhan dan ratusan (Bistari, 2012). Penggunaan media kartu Sapura bertujuan untuk mempermudah pemahaman siswa tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penjumlahan artinya menggabungkan sejumlah kartu yang bertanda sama atau berbeda tanda sehingga diperoleh pasangan kartu bertanda positif dan kartu bertanda negatif. Kemudian, menuliskan sisa kartu yang tidak mendapatkan pasangan sebagai hasil akhir. Pengurangan artinya mengambil kartu yang perlu diambil, menambahkan kartu yang kurang dan yang akan diambil, kemudian menuliskan sisa kartu yang tidak mendapatkan pasangan sebagai hasil akhir. Media kartu Sapura termasuk ke dalam jenis media grafis karena media kartu Sapura memuat simbol positif dan negatif. Media kartu Sapura terbuat dari karton, spidol, lem dan perekat. Papan peragaannya terbuat dari triplek dan karpet. Kartu Sapura terdiri dari kartu bertanda positif yang berwarna kuning dan kartu bertanda negatif berwawna hijau. Masing-masing kartu yang bertanda positif dan negatif dibagi menjadi tiga kartu yaitu kartu satuan, puluhan dan ratusan. Kartu satuan, kartu puluhan dan kartu ratusan dibuat dengan ukuran yang berbeda-beda. Adapun ukuran masing-masing kartu secara berurutan yaitu 6 cm × 6 cm, 12 cm × 6 cm dan 12 cm × 12 cm. Dalam media ini, bilangan nol diperlihatkan oleh dua

3

buah kartu bertanda positif (berwarna kuning) dan negatif (berwarna hijau) yang nilainya sama. Media kartu Sapura berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang belum jelas sehingga pencapaian hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai melalui proses pembelajaran. Media kartu Sapura disajikan seperti gambar di bawah ini. +1

-1

Kartu satuan positif +10

Kartu satuan negatif

-10

Kartu puluhan positif

Kartu puluhan negatif

-100

+100 Kartu ratusan positif

Kartu ratusan negatif

Gambar Kartu Sapura Pembelajaran berbantuan media memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu, yaitu Yulianti (2012) yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran langsung berbantuan media kartu bertanda di kelas VII Paket B SKB Kota Pontianak dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Indikasi keberhasilan penelitian akan ditunjukkan dengan tuntasnya hasil belajar siswa secara klasikal yaitu apabila 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai 62% dari nilai maksimal (sesuai ketetapan di SMP Negeri 1 Tekarang) dan tingginya motivasi belajar siswa. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah one shot case study yang dapat digambarkan sebagai berikut.

4

Tabel 1 Rancangan Penelitian One Shot Case Study Kelas X

Perlakuan O

(Sugiyono, 2008) Populasi penelitian ini berjumlah 114 siswa dengan sampel penelitian adalah 28 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan guru dan peneliti. Pengambilan sampel dilihat berdasarkan rata-rata NEM siswa, kelas yang rata-rata NEM nya terendah akan menjadi sampel penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa tes tertulis (post-tes) berbentuk uraian dan teknik komunikasi tidak langsung berupa angket motivasi belajar. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan dan dua orang guru SMP Negeri 1 Tekarang dengan hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong sedang dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,54. Hasil post-tes dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑛 P(n) = 𝑁 x 100 %. Sedangkan, angket motivasi belajar siswa dianalisis menggunakan aturan skala likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket motivasi belajar ini berjumlah 26 pernyataan yang terdiri dari 19 pernyataan favorable dan 7 pernyataan unfavorable. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir . Tahap persiapan Langkah–langkah yang dlakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) Melakukan pra riset di SMP Negeri 1 Tekarang melalui wawancara kepada guru mata pelajaran matematika dan tes soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kepada siswa kelas VII C; (2) Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan media kartu Sapura; (3) Menyusun instrument penelitian yaitu kisi-kisi, soal posttes , kunci jawaban, rubrik penskoran dan angket motivasi belajar siswa; (4) Melakukan validasi RPP dan instrument penelitian; (6) Mengadakan uji coba soal posttes (7) Menganalisis data hasil uji coba; (7) Merevisi RPP dan instrument penelitian berdasarkan hasil validasi dan uji coba.

5

Tahap pelaksanaan: (1) Pengambilan sampel; (2) Memberikan perlakuan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura dalam setting pembelajaran langsung. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura dalam setting pembelajaran langsung adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan - Menyampaikan salam dan berdoa - Mengecek kehadiran siswa - Menginformasikan materi yang akan dipelajari  Fase 1: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa - Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai - Melakukan apersepsi dengan tanya jawab - Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar 2) Kegiatan inti  Fase 2 : Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan - Mendemonstrasikan kartu Sapura dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat - Memberikan penjelasan mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam bentuk gambar - Memberikan penjelasan mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam bentuk simbol. - Melakukan tanya jawab tentang apa yang belum jelas bagi siswa.  Fase 3 : Membimbing Pelatihan - Membagi siswa dalam kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 5 orang - Membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kartu Sapura kepada setiap kelompok - Meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam menjawab pertanyaan pada LKS - Mengamati kegiatan yang dilakukan setiap kelompok - Membantu siswa yang mengalami kesulitan  Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik - Menunjuk salah satu kelompok (secara acak) untuk menyajikan hasil diskusinya - Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi - Memberikan applause/pujian kepada kelompok yang sudah tampil - Menanggapi hasil diskusi siswa 3) Penutup  Fase 5 : Memberikan Kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan - Membimbing siswa membuat kesimpulan - Memberikan PR - Menutup pelajaran dengan salam 6

4) Memberikan posttes pada sampel penelitian 5) Menyebarkan angket motivasi pada sampel penelitian Tahap akhir a. Menganalisis data yang diperoleh dari posttes dan angket motivasi belajar. b. Mendeskripsikan hasil analisis data dan memberikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah c. Menyusun laporan penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu kelas VII di SMP Negeri 1 Tekarang. Melalui teknik pengambilan sampel yang digunakan, maka terpilihlah kelas VII B sebagai kelas sampel. Pada kelas sampel ini akan diberikan perlakuan berupa penerapan teori Bruner berbantuan kartu Sapura dalam setting pembelajaran langsung pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sampel penelitian berjumlah 29 siswa tetapi yang mengikuti pembelajaran sebanyak 28 siswa karena satu siswa telah keluar dari sekolah. Dari hasil penelitian ini diperoleh dua kelompok data, yaitu data post-tes dan data angket motivasi belajar siswa. Data dari hasil penelitian ini yaitu berupa hasil belajar siswa yang pengumpulan datanya menggunakan instrument berupa soal tes uraian sebanyak 16 soal yang terdiri dari 8 soal essay dan 8 soal isian singkat dengan skor antara 0 sampai 44. Hasil analisis post-tes dapat disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Deskripsi Hasil Analisis Post-tes Keterangan Jumlah Skor Rata-rata Skor Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas

Nilai 664 23.71 1509.1 53.90 81.82 22.73 7 25% 21 75%

7

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari maka diadakan post-tes dengan menggunakan soal berbentuk uraian yang telah disiapkan peneliti. Siswa dikatakan tuntas secara individu apabila seluruh siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 62, sedangkan siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila lebih dari atau sama dengan 85% siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 62. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa terdapat 7 siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 62 dan 21 siswa yang mendapat nilai kurang dari 62. Karena tidak seluruh siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 62, sehingga dapat dikatakan pembelajaran dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak tuntas secara individu. Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal, maka langkah selanjutnya adalah menghitung persentase jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 62. Menghitung persentasenya dengan rumus : 𝑛 P (n) = 𝑁 x 100 % 7

= 28 x 100 % = 25 % Keterangan : n = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 62 N = Jumlah siswa secara keseluruhan Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 62. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persentase ketuntasan hasil belajar 25 % (7 siswa yang tuntas secara individu) sehingga dapat dikatakan bahwa secara klasikal tidak mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan siswa yang tidak tuntas secara individu adalah sebanyak 21 siswa atau sebesar 75% dari 28 siswa. Untuk melihat motivasi belajar siswa setelah diterapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat maka diberikanlah angket dengan 26 pernyataan yang telah disiapkan peneliti. Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa terdapat 8 siswa dengan kategori motivasi sangat tinggi (ST), 17 siswa dengan kategori motivasi tinggi (T), dan 2 siswa dengan kategori motivasi sedang (S). Rata-rata yang diperoleh yaitu 2.63 dengan kategori motivasi tinggi (T) . Jadi, berdasarkan interval motivasi belajar siswa pada tabel 4.3 dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan motivasi belajar siswa setelah diterapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura tergolong tinggi (T). Angket digunakan untuk mengungkapkan motivasi belajar matematika siswa setelah pembelajaran dilakukan. Angket motivasi belajar ini berisi 26 pernyataan yang terdiri dari 19 pernyataan positif ( favorable) dan 7 pernyataan negatif

8

(unfavorable). Berdasarkan hasil perhitungan bobot pada angket motivasi belajar. Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa dapat disajikan pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Distribusi Frekuensi Motivasi Siswa Motivasi Sangat Rendah (SR) Rendah (R) Sedang (S) Tinggi (T) Sangat Tinggi (ST) Jumlah

Frekuensi 0 0 2 18 8 28

Persentase 0% 0% 7.1 % 64.3 % 28.6 % 100 %

Hasil analisis angket motivasi belajar siswa dapat disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Deskripsi Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Jumlah responden 28

Jumlah skor

Rata-rata

Motivasi

1917

2.63

Tinggi

Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Juli 2012 sampai dengan tanggal 6 Agustus 2012 pada kelas VII B di SMP Negeri 1 Tekarang. Kelas VII B ini diberikan perlakuan berupa penerapan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti mengenalkan media kartu Sapura terlebih dahulu kepada siswa di kelas VII B. Berdasarkan lembar pengamatan/observasi, semua tahap pembelajaran dapat terlaksana kecuali pada pertemuan pertama ada beberapa kegiatan pembelajaran yang tidak dapat terlaksana dikarenakan waktu yang terbatas. Untuk melihat hasil belajar siswa diberikanlah post-test sebanyak 16 soal yang terdiri dari 8 soal essay (nomor 1a,1b,1c dan 3a,3b,3c,3d,3e) dan 8 soal isian singkat (nomor 2a,2b,2c,2d dan 4a,4b,4c,4d). Soal essay ini bertujuan untuk melihat pemahaman siswa dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dengan bantuan media kartu Sapura (enaktif, ikonik, dan simbolik). Sedangkan soal isian singkat bertujuan untuk melihat pemahaman siswa dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat tanpa menggunakan media kartu Sapura (simbolik).

9

Siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila terdapat lebih dari atau sama dengan 85% siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 62 dari hasil post test yang diberikan pada akhir pembelajaran. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dari 28 siswa yang mengikuti tes terdapat 7 siswa yang tuntas (25%) dan 21 siswa yang tidak tuntas (75%). Hal ini menyebabkan pembelajaran dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak tuntas secara individu dan tidak tuntas secara klasikal. Berdasarkan pengolahan data angket motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika pada kelas sampel diperoleh hasil bahwa dari 28 siswa terdapat 8 siswa dengan kategori motivasi sangat tinggi (ST), 18 siswa dengan kategori motivasi tinggi (T), dan 2 siswa dengan kategori motivasi sedang (S). Pada tabel 4.4, diperoleh rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah 2,63. Berdasarkan interval motivasi belajar yang telah dibuat dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa tergolong tinggi. Tingginya motivasi belajar siswa ini kontradiksi dengan ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 25% tetapi motivasi belajar siswa tinggi. Seharusnya, makin tinggi motivasi makin tinggi pula hasil belajarnya dan sebaliknya, makin rendah motivasi maka hasil belajarnya juga rendah. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu, yaitu Mulyani (2006), Hamzah dan Ismail (2009). Berdasarkan pengamatan di lapangan diduga yang menyebabkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal belum terpenuhi karena penerapan teori Bruner berbantuan kartu Sapura kurang maksimal. Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama dan kedua, guru (peneliti) menggunakan media kartu Sapura yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi. Tetapi penggunaan media ini ternyata memakan waktu yang cukup lama sehingga pada pertemuan pertama ada kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana seperti meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya menanggapi hasil presentasi temannya dan membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Kegiatan diskusi pada pertemuan pertama ini dapat terlaksana tetapi tidak maksimal dikarenakan waktu yang terbatas. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran semuanya terlaksana tetapi belum maksimal. Hal ini dikarenakan waktu yang digunakan terbatas sehingga guru (peneliti) dalam menjelaskan materi masih terhitung cepat bagi siswa. Selain itu, kegiatan diskusi pada pertemuan kedua ini tidak berjalan dengan baik, hanya sebagian siswa dalam kelompok yang benar-benar mengerjakan LKS dan tidak semua soal yang ada di LKS dikerjakan oleh siswa, hanya soal isian singkat yang dikerjakan oleh siswa.

10

Kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana dan kegiatan pembelajaran yang tidak maksimal seperti yang telah diuraikan diatas dapat mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa, karena dalam proses kegiatan belajar dengan menerapkan teori Bruner, siswa diharapkan dapat mengotak-atik alat peraga yang digunakan dalam memahami suatu konsep. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Bistari, 2012), yang mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Tapi proses belajar di kelas hal tersebut tidak terlaksana dengan baik. Selain itu, penyampaian materi yang masih terhitung cepat bagi siswa menyebabkan banyak siswa tidak memahami materi yang disampaikan. Berdasarkan soal post-tes yang dibuat peneliti, terdapat 50% soal yang menuntut siswa untuk menggunakan media dalam menyelesaikan soal , sedangkan waktu yang tersedia terbatas sehingga banyak siswa yang tidak menjawab soal posttes. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dibuat peneliti tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran siswa SMP yang sudah mampu mengkomunikasikan gagasan secara simbolik. Karena terjadi kesalahan dalam merumuskan tujuan pembelajaran maka indikator soal serta bentuk soal yang dibuat peneliti juga tidak sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran matematika yang seharusnya dimiliki siswa SMP. Berdasarkan pengamatan dilapangan, di duga yang menyebabkan tingginya motivasi belajar siswa adalah penggunaan media kartu Sapura yang merupakan sesuatu hal yang baru dalam pembelajaran di kelas dibanding dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelumnya yang memang tidak pernah menggunakan media pembelajaran yang menunjang materi bilangan bulat khususnya pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Menurut pendapat Hamalik (dalam Arsyad, 2010), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, serta membangkitkan motivasi. Tetapi, tingginya motivasi siswa dalam belajar tidak memiliki dasar yang kuat karena peneliti hanya menggunakan angket dalam melihat motivasi belajar siswa dan angket tersebut diberikan setelah siswa mengerjakan soal post-tes dan waktunya juga cukup singkat sehingga diduga siswa tidak serius dalam mengisi angket tersebut. Tingginya motivasi belajar siswa ini kontradiksi dengan ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 25% tetapi motivasi belajar siswa tinggi. Seharusnya, semakin tinggi motivasi belajar siswa, semakin tinggi pula hasil belajarnya. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu, yaitu Mulyani (2006), Hamzah dan Ismail (2009). Adanya kontradiksi antara ketuntasan hasil belajar dengan motivasi belajar siswa terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, dikarenakan proses

11

kegiatan belajar di dalam kelas. Berdasarkan pengamatan di lapangan diduga yang menyebabkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal belum terpenuhi karena penerapan teori Bruner berbantuan kartu Sapura kurang maksimal. Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama dan kedua, guru (peneliti) menggunakan media kartu Sapura yang bertujuan untuk membantu siswa memahami materi. Tetapi, penggunaan media ini ternyata memakan waktu yang cukup lama, sehingga pada pertemuan pertama ada kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana, seperti meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya menanggapi hasil presentasi temannya dan membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Kegiatan diskusi pada pertemuan pertama ini dapat terlaksana, tetapi tidak maksimal dikarenakan waktu yang terbatas. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran semuanya terlaksana tetapi belum maksimal. Hal ini dikarenakan waktu yang digunakan terbatas, sehingga guru (peneliti) dalam menjelaskan materi masih terhitung cepat bagi siswa. Selain itu, kegiatan diskusi pada pertemuan kedua ini tidak berjalan dengan baik, hanya sebagian siswa dalam kelompok yang benar-benar mengerjakan LKS dan tidak semua soal yang ada di LKS dikerjakan oleh siswa, hanya soal isian singkat yang dikerjakan oleh siswa. Kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana dan kegiatan pembelajaran yang tidak maksimal seperti yang telah diuraikan diatas dapat mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa, karena dalam proses kegiatan belajar dengan menerapkan teori Bruner, siswa diharapkan dapat mengotak-atik alat peraga yang digunakan dalam memahami suatu konsep. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Bistari, 2012), yang mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Tetapi, dalam proses kegiatan belajar di kelas hal tersebut tidak terlaksana dengan baik. Selain itu, penyampaian materi yang masih terhitung cepat bagi siswa menyebabkan banyak siswa tidak memahami materi yang disampaikan. Kedua, perencanaan yang salah. Berdasarkan soal post-tes yang dibuat peneliti, terdapat 50% soal yang menuntut siswa untuk menggunakan media dalam menyelesaikan soal, sedangkan waktu yang tersedia terbatas, sehingga banyak siswa yang tidak menjawab soal post-tes. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dibuat peneliti tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran siswa SMP yang sudah mampu mengkomunikasikan gagasan secara simbolik. Karena terjadi kesalahan dalam merumuskan tujuan pembelajaran, maka indikator soal serta bentuk soal yang dibuat peneliti juga tidak sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran matematika yang seharusnya dimiliki siswa SMP.

12

Ketiga, alat yang digunakan mengukur motivasi itu sendiri. Berdasarkan pengamatan dilapangan, diduga yang menyebabkan tingginya motivasi belajar siswa adalah penggunaan media kartu Sapura yang merupakan sesuatu hal yang baru dalam pembelajaran di kelas dibanding dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelumnya yang memang tidak pernah menggunakan media pembelajaran yang menunjang materi bilangan bulat khususnya pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Menurut pendapat Hamalik (dalam Arsyad, 2010), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, serta membangkitkan motivasi. Tetapi, tingginya motivasi siswa dalam belajar tidak memiliki dasar yang kuat karena peneliti hanya menggunakan angket dalam melihat motivasi belajar siswa dan angket tersebut diberikan setelah siswa mengerjakan soal post-tes dan waktunya juga cukup singkat sehingga diduga siswa tidak serius dalam mengisi angket tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 25%. Motivasi belajar siswa setelah menerapkan teori Bruner berbantuan kartu Sapura pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tergolong tinggi dengan skor rata-rata yaitu 2,63. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) penelitian ini sebaiknya tidak dilaksanakan pada bulan ramadhan karena memerlukan waktu yang cukup lama, (2) untuk mengukur tingkat motivasi siswa sebaiknya tidak hanya menggunakan angket tetapi disertai dengan lembar observasi, (3) guru sebaiknya menggunakan media dalam mengajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar serta dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan, dan (4) bagi peneliti yang ingin mengkaji penelitian ini lebih lanjut, sebaiknya memperhatikan kelemahan-kelamahan dalam penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers Bistari. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Pontianak : FKIP UNTAN

13

Hamzah, Moh dan Ismail. 2009. Pengaruh Lingkungan dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Kejar Paket C PKBM Sultan Agung Kesambi Kota Cirebon. EduMa. (Online), Vol. 1, No. 2, 101 – 112, (http://edumajournal.files.wordpress.com, diakses 11 Desember 2012) Mulyani. 2006. Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi Berprestasi, dan Kebiasaan Belajar Matematika Siswa Semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri 6 Kota Bengkulu, (Online), (http://arimath.weebly.com , diakses 11 Desember 2012) Shadiq, Fajar dan Mustajab, Nur Amini. 2011. Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta : PPPPTK MATEMATIKA. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta Wiranataputra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka Yulianti, Seselia. 2012. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Media Kartu Bertanda di Kelas VII Paket B SKB Kota Pontianak. Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak: FKIP UNTAN PONTIANAK

14

07-Contoh Artikel Mhs -Jurnal Elektronik.pdf

The results of data analysis showed that the mastery learning. students only reach 25% . It caused the student's result that was applying. with the Bruner's Theory ...

912KB Sizes 2 Downloads 190 Views

Recommend Documents

06-Aturan Penulis Bg Mhs-Jurnal Elektronik.pdf
Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Sistematika artikel hasil. penelitian adalah judul, nama penulis, abstrak disertai kata kunci,. pendahuluan ...

Artikel 08 - Cuka.pdf
Pertanyaannya jenis Cuka apa yg. dikatakan Halal atau Haram? # Halal. # Haram. Cuka. By Aisha Maharani. Page 1. Artikel 08 - Cuka.pdf. Artikel 08 - Cuka.pdf.

Artikel Pythagoras.pdf
Sign in. Loading… Page 1. Whoops! There was a problem loading more pages. Artikel Pythagoras.pdf. Artikel Pythagoras.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In.

Artikel Template.pdf
yang dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit di. bawah kepemimpinan Abu Bakar.” "Saya tidak akan mengabaikan bahwa itu bisa. saja menjadi salinan naskah kuno ...

Artikel Salundik.pdf
Friendster.com/2008/09/ped. Adapun ciri-ciri yang paling. menonjol dari ... November 2015 3 Ibid. Page 3 of 11. Artikel Salundik.pdf. Artikel Salundik.pdf. Open.

MHS Science Olympiad.pdf
MHS Science Olympiad.pdf. MHS Science Olympiad.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying MHS Science Olympiad.pdf. Page 1 of 2.

MHS Profile A.pdf
Northcentral Tech College Dual-Credit Courses: Introduction to Animal Science, Introduction to Business, College Algebra with Applications, Intermediate Algebra with. Applications, Introduction to Psychology, Body Structure and Function, Medical Term

Artikel Prosiding Prihono.pdf
Page 1 of 11. Page 1 of 11. Page 2 of 11. Proseding Seminar Nasional Teknik Industri. 3 November 2016. Copyright@2016 TI-UPN JATIM. 15. PENGEMBANGAN MODEL QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT. BERBASIS FUZZY KANO UNTUK JASA LAYANAN. TRANSPORTASI UMUM BAGI PEN

artikel Rotterdam 3D.pdf
worden, zoals bijvoorbeeld een BIM-server voor de opslag en ontsluiting van BIM-gege- vens of een Linked Data voorziening voor de integratie van externe ...

MHS Conference Map.pdf
There was a problem previewing this document. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item.

jurnal rosmiarti.pdf
No preview available. Retrying... Download. Connect more apps... Try one of the apps below to open or edit this item. jurnal rosmiarti.pdf. jurnal rosmiarti.pdf.Missing:

Jurnal Konflik.pdf
En este estudio se propone un cuestionario breve en lengua española para medir conflicto. trabajo – familia, que tiene en cuenta las dos direcciones ...

Jurnal Yuliani.pdf
Email : [email protected]. Berkala Teknik diterbitkan 2 (dua) kali setahun pada bulan Maret dan September. Redaksi menerima artikel dalam bidang ...

jurnal filsafat.pdf
(1820-1903 M), dan Roger Bacon (1214-1294 M). 4. RASIONALISME. Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasar rasio, ide-ide yang masuk. akal.

jurnal konduktometri.pdf
which coupled with PVC pipe as a host. For conductancy measurements, such electrode has been. connected with current source and electrical multimeter.

Jurnal database.pdf
Management System (DBMS), perangkat. keras komputer, media ... System definition. Cakupan dari sistem ... internal, membuat file basis data. kosong dan ...

jurnal bisma.pdf
Keywords: liquidity risk, risk management, stress testing, contingencyfunding pran -. I. PINDAHULUAN. Sebagai lembaga intermediasi keuangan,. f:?i*1n menghadapi berbagai ,t.ito u*f,u yoog. oapat. ,menyebabkan potensi kerugian apabila. nsrKo tersebut

TEMPLATE ARTIKEL BIBLIOTIKA NEW.pdf
Page 1 of 3. BIBLIOTIKA. Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi. Vol (by editor) No (by editor) - Bulan (by editor) Tahun (by editor). JUDUL. (Memberikan ...

Jurnal Psikologi.pdf
Biodata Penulis 159. Page 1 of 1. Jurnal Psikologi.pdf. Jurnal Psikologi.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In. Main menu. Displaying Jurnal Psikologi.pdf.

JURNAL INTERNASIONAL.pdf
12 students, teachers, and educational administrators, still need deeper understanding of. the new technology's application in K-12 education. In addition, this ...

jurnal softskill.pdf
Penulis menganalsis ketiga situs internet tersebut dengan alat penganalisa situs. internet, yaitu Similarweb dan Alexa. Penulis menggunakan dua alat analisa ...

Jurnal Akhwat.pdf
Page 3 of 106. 2 Akhwat. Versi E-Book Gratis. Daftar Isi Daftar Isi. Ibroh. 'Amrah bintu 'Abdirrahman. Hafshah bintu Sirin. Amanah menjaga 'Iffah. Konsultasi.

MHS Lunch Menu - Sept.pdf
Whoops! There was a problem loading more pages. Retrying... MHS Lunch Menu - Sept.pdf. MHS Lunch Menu - Sept.pdf. Open. Extract. Open with. Sign In.

MHS-5200A-Function-Signal-Generator.pdf
Page 2 of 25. 1. Unpacking. When you get a new MHS-5200A Series dual-channel DDS signal generator, it. is recommended that you follow these steps to ...